PENDAHULUAN
adalah ransum (nutrien), tata laksana (manajemen) dan bibit. Salah satu penyebab
yang kurang efisien. Efisiensi pakan yang tinggi dapat tercapai apabila saluran
pencernaan berada dalam kondisi yang optimal untuk mencerna dan menyerap zat
tanpa berpengaruh buruk terhadap produktivitas. Salah satu cara yang dapat
protein pada unggas, yakni dengan pemanfaatan tepung buah mengkudu sebagai
feed additif.
Mengkudu atau Noni (Morinda citrifolia) merupakan tumbuhan asli
Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat yaitu pada umur 1,5-2 tahun sudah
tahun tanpa mengenal musim. Buah mengkudu merupakan salah satu sumber feed
additif yang mempunyai potensi baik dan merupakan tanaman obat yang potensial
senyawa biologis aktif yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Zat-zat aktif utama
berperan dalam membantu usus dalam proses penyerapan zat gizi, mempercepat
pertumbuhan jaringan karena adanya zat anti oksidan. Senyawa lain yang
ditemukan dalam buah mengkudu adalah terpenoid untuk pemulihan sel tubuh, zat
anti bakteri, scopeletin sebagai anti peradangan dan anti alergi dan asam askorbat
Senyawa berperan dalam membantu usus dalam proses penyerapan zat gizi
penyerapan zat-zat gizi maka akan lebih banyak zat gizi yang dapat dimanfaatkan
energi metabolis ini ada yang terkoreksi terhadap retensi nitrogen yaitu jumlah
nitrogen yang dapat disimpan oleh tubuh, karena kemampuan ternak dalam
memanfaatkan nitrogen sangat bervariasi. Retensi nitrogen sendiri merupakan
energi metabolis dan retensi nitrogen ransum yang menggunakan tepung buah
citrifolia) dalam ransum terhadap energi metabolis dan retensi nitrogen pada
citrifolia) dalam ransum terhadap energi metabolis dan retensi nitrogen pada
dalam ransum yang menghasilkan nilai energi metabolis dan retensi nitrogen
energi metabolis dan retensi nitrogen pada puyuh periode produksi. Penelitian ini
juga dalam upaya eksploransi feed additif ransum unggas, khususnya ternak
penting, yaitu bibit, pakan dan manajemen. Usaha peternakan puyuh petelur,
pakan merupakan komponen biaya yang besar dari total biaya produksi yaitu
mencapai 70 %. Selain itu pakan juga merupakan salah satu faktor penting dalam
melalui perbaikan kualitas pakan dan efisiensi penggunaan pakan perlu dilakukan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian suatu bahan
imbuhan atau feed additif. Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan
tanaman obat dikarenakan adanya dugaan bahwa mengkudu mengandung zat aktif
dalam tubuh yang menetralisir radikal bebas, yang menyerang terutama lemak
mempunyai metionin dan lisin rendah. Selain itu asam-asam menjadi residan
pengaruh yang relatif kecil terhadap keseimbangan nitrogen karena pakan yang
keseimbangan protein menjadi positif. Selain itu pola asam-asam amino dalam
87,10% bakan kering, 9,02% protein kasar dan 4382 kkal/kg energi gross, akan
tetapi serat kasar yang dikandungnya juga cukup tinggi yaitu 24,99%. Unggas
tidak dapat mencerna serat kasar secara sempurna karena unggas tidak mampu
karena itu, penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum harus tepat
kandungan energi metabolis atau erat hubungannya dengan keperluan energi dari
dikonsumsi, dan pada ternak unggas berkaitan erat dengan keberadaan daya
tampung crop atau tembolok. Penggunaan tepung buah mengkudu sampai tingkat
4 g per kg ransum tidak menimbulkan efek negatif. Hal ini dikarenakan bahwa
tepung buah mengkudu adalah salah satu bahan feed additif yang dapat direspon
protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan komponen enzim serta senyawa-
mengungkapkan bahwa dalam tepung buah mengkudu banyak terdapat zat aktif
tercapainya bobot hidup ayam yang cukup baik, dan ditampakkan dalam
persentase bobot karkas. Hasil penelitian Endang dkk. (2007) memberikan suatu
dibandingkan dengan ransum kontrol pada ayam broiler (Bintang dkk., 2007).
Penggunaan ransum oleh bioaktif ampas mengkudu sebanyak 5 g/kg pada ayam
petelur meningkat dalam aspek produksi dan bobot telur. Hal ini disebabkan
(Bintang, 2008).
7
tingkat keseimbangan nitrogen. Hal ini berarti semua bahan pakan yang diberikan
amino esensial yang tertahan dalam tubuh untuk dimanfaatkan kembali oleh tubuh
tepung buah mengkudu (Morinda citrofilia) dalam ransum pada tingkat 0,5%
menghasilkan nilai energi metabolis dan retensi nitrogen tertinggi pada puyuh
periode produksi.
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret – April