Anda di halaman 1dari 17

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA

OLEH:
KELOMPOK III
WA ODE FAIYA (G2I1 19 022)
NURMIN (G2I1 19 026)
FUJI ASTUTI (G2I1 19 020)
KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2020
CONTOH KASUS:
Pada model pertama ini, variabel bebas terdiri lebih dari satu variabel dan variabel
tergantungnya (terikat) hanya satu. Contoh kasus dalam model ini ialah kita ingin mengukur
besarnya pengaruh tiga variabel bebas, yaitu Kecerdasan intelektual, Kecerdasan
emosional dan kecerdasan Spiritual terhadap sikap etis mahasiswa pendidikan
matematika. Model diagram jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :

X1 Kecerdasan intelektual

X2 Kecerdasan emosional Y1 Sikap etis

X3 Kecerdasan spiritual

A. Masalah

Masalah dalam kasus ini ialah :

1. Berapa besar pengaruh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan


kecerdasan spiritual secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap variabel sikap etis
mahasiswa pendidikan matematika?
2. Berapa besar pengaruh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual secara gabungan (bersama-sama) terhadap variabel sikap etis
mahasiswa pendidikan matematika?
B. Data

Data terlihat sebagai berikut:

Kecerdasan Kecerdasan Kecerdasan


No. Sikap Etis (Y)
Intelektual (X1) Emosional (X2) Spritual (X3)

1 21 24 30 48

2 26 31 37 43

3 21 25 29 55

4 26 28 34 59

5 23 29 29 62

6 26 27 30 62

7 26 30 34 67

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 2


8 30 34 29 54

9 22 27 30 32

10 24 27 29 49

11 30 28 34 58

12 22 27 29 60

13 23 27 37 50

14 30 28 33 54

15 25 28 29 56

16 28 29 36 67

17 25 27 32 44

18 32 38 30 59

19 25 26 28 42

20 23 26 31 58

21 25 28 29 42

22 26 26 31 45

23 27 30 29 49

24 26 31 35 67

25 24 26 29 30

26 30 31 38 54

27 24 27 29 53

28 25 28 37 50

29 22 26 30 58

30 22 27 31 45

31 26 30 29 43

32 28 32 35 47

33 29 34 30 57

34 28 29 29 70

35 31 32 35 61

36 33 31 35 68

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 3


37 29 29 29 60

38 25 30 29 53

39 31 34 37 39

40 28 32 30 58

41 27 26 35 48

42 27 28 28 59

43 28 31 31 49

44 25 30 29 48

45 31 31 32 70

46 28 33 28 55

47 31 28 30 53

48 21 27 29 49

49 26 28 28 49

50 27 27 28 70

51 27 30 28 53

52 28 29 28 31

53 30 30 28 46

54 27 29 29 59

55 31 30 30 51

56 27 30 34 51

57 28 26 30 53

58 28 28 29 38

59 30 29 29 56

60 30 28 29 49

61 25 32 34 36

62 29 29 30 46

63 33 27 29 56

64 27 29 30 50

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 4


65 25 28 29 56

66 32 33 33 62

67 26 32 29 39

68 26 30 36 70

69 27 26 29 37

70 26 30 32 54

71 27 27 37 60

72 31 28 29 68

73 27 30 29 45

74 26 29 29 56

75 22 29 29 40

76 24 30 27 35

77 27 33 31 51

78 25 28 30 64

79 26 27 29 58

80 28 31 29 44

81 27 30 29 60

82 26 31 33 65

83 27 27 29 22

84 29 30 29 56

85 30 33 34 69

86 32 35 37 49

87 25 28 30 38

88 28 30 29 46

89 31 30 36 70

90 28 30 31 49

91 32 40 40 63

92 30 27 29 45

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 5


93 25 27 29 51

94 31 31 36 59

95 26 28 29 49

96 28 29 29 58

97 26 26 29 61

98 25 28 29 48

99 33 31 35 68

100 29 29 29 60

101 25 30 29 53

102 31 34 37 39

103 28 32 30 58

104 23 26 30 56

105 30 31 36 43

106 25 26 28 57

107 29 31 34 54

108 25 29 29 60

109 25 28 30 38

110 28 30 29 46

111 33 30 33 61

112 24 27 29 60

113 26 27 29 56

114 28 29 29 43

115 31 27 31 54

116 31 32 35 52

117 28 33 35 70

118 27 26 29 33

119 26 30 29 43

120 28 32 35 47

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 6


121 29 34 30 57

122 28 29 29 70

123 31 32 35 61

124 27 26 35 48

125 27 28 29 59

126 28 31 32 49

127 25 30 29 48

128 31 31 32 70

129 27 30 28 53

130 28 29 28 31

131 30 30 28 46

132 27 29 28 59

133 31 30 29 51

134 25 32 33 36

135 29 29 29 46

136 33 27 28 56

137 27 29 29 50

138 25 28 28 56

139 27 27 36 60

140 31 28 28 68

141 27 30 28 45

142 26 29 29 56

143 22 29 29 40

144 27 30 29 60

145 26 31 33 65

146 27 27 29 22

147 27 30 29 60

148 26 31 33 65

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 7


C. Penyelesaian

Kasus tersebut dapat diselesaikan dengan tahapan sebagai berikut :

TAHAP I

Menentukan model diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan variabel seperti tahap
di bawah ini :
X1 Kecerdasan intelektual e

X2 Kecerdasan emosional Y1 Sikap etis

X3 Kecerdasan spiritual

Diagram jalur tersebut terdiri atas satu persamaan struktural dengan hanya satu substruktural,
yaitu X1, X2, dan X3 disebut sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen
dengan persamaan struktural sebagai berikut :

Y =PY X 1 + PY X 2+ PY X 3 +∈

Keterangan :

 Kecerdasan intelektual merupakan variabel bebas pertama dan diberi simbol X1


 Kecerdasan emosional merupakan variabel bebas kedua dan diberi simbol X2
 Kecerdasan spiritual merupakan variabel bebas ketiga dan diberi simbol X3
 Sikap Etis merupakan variabel tergantung (terikat) dan diberi simbol Y

Tahap II

X1 Kecerdasan intelektual PYX1 e

rX1X2
PYX2
X2 Kecerdasan emosional Y1 Sikap etis
rX1X3
rRx2X3 PYX3
X3 Kecerdasan spiritual

Keterangan :

 X1 sebagai variabel bebas Kecerdasan intelektual


 X2 sebagai variabel bebas Kecerdasan emosional

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 8


 X3 sebagai variabel bebas Kecerdasan spiritual
 Y sebagai variabel tergantung (terikat)

Diagram jalur tersebut terdiri atas satu persamaan struktural dengan hanya satu substruktural,
yaitu X1, X2, dan X3 disebut sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen
dengan persamaan struktural sebagai berikut :

Y =PY X 1 + PY X 2+ PY X 3 +∈

TAHAP III

Membuat desain variabel, memasukkan data dan menganalisanya. Membuat desain variabel:
Desain variabel dibuat dengan cara memilih sub menu bagian bawah kiri pada perintah:
Variable View. Setelah perintah tersebut kita klik, muncul tabel yang akan kita isi dengan
desain variabel sebagai berikut :

Name Type Width Decimal Label Values Missing Column Align Measure
Intelektual Numeric 8 2 Intelektua None None 8 R Scale
l
Emosional Numeric 8 2 Emosiona None None 8 R Scale
l
Spritual Numeric 8 2 Spritual None None 8 R Scale
SikapEtis Numeric 8 2 Sikap etis None None 8 R Scale

Memasukkan data: kalau pembuatan desain variabel sudah selesai maka kita akan lanjutkan
dengan memasukkan data dengan menekan (klik) pada perintah: Data View. Dengan
demikian, tampilan akan terlihat sebagai berikut :

No Intelektual Emosional Spritual Sikap Etis


1        
         
148        

Masukkan data diatas sesuai dengan variabel masing-masing sebanyak 30 data mulai nomor 1
sampai 148 dengan mengisikan dari baris atas ke bawah.

Melakukan analisis: analisis dengan menggunakan SPSS dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut :

Pertama, menghitung persamaan regresinya:

 Klik analyze
 Pilih Regression
 Pilih Linier
 Pada kolom dependen masukkan variabel Sikap etis
 Pada kolom independen masukkan variabel Intelektual, Emosional dan Spritual

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 9


 Method: Enter
 Klik OK.

Kedua, menghitung korelasi antara variabel Intelektual, Emosional, Spritual dan Sikap etis:

 Klik Analyze
 Pilih Correlate
 Pilih Bivariate
 Masukkan ke kolom Variabel, variabel Intelektual, Emosional dan Spritual.
 Klik OK

Hasil Perhitungan (Output): ada dua macam hasil penghitungan (output), yaitu output regresi
dan output korelasi.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,292a ,085 ,066 9,84101

a. Predictors: (Constant), Spritual, Intelektual, Emosional

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1295,059 3 431,686 4,457 ,005b

Residual 13945,752 144 96,845

Total 15240,811 147

a. Dependent Variable: Sikap etis


b. Predictors: (Constant), Spritual, Intelektual, Emosional

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 15,629 11,501 1,359 ,176

Intelektual ,784 ,341 ,214 2,303 ,023

Emosional -,026 ,402 -,006 -,064 ,949

Spritual ,530 ,308 ,150 1,724 ,087

a. Dependent Variable: Sikap etis

Correlations

Intelektual Emosional Spritual Sikap etis


** **
Intelektual Pearson Correlation 1 ,500 ,292 ,254**

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 10


Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002

N 148 148 148 148


** **
Emosional Pearson Correlation ,500 1 ,392 ,160
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,053
N 148 148 148 148
** **
Spritual Pearson Correlation ,292 ,392 1 ,210*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,010
N 148 148 148 148
** *
Sikap etis Pearson Correlation ,254 ,160 ,210 1

Sig. (2-tailed) ,002 ,053 ,010

N 148 148 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

TAHAP IV

Penafsiran hasil penghitungan SPSS. Tahapan ini dibagi menjadi dua bagian, melakukan
analisis regresi dan analisis korelasi.

1. Analisis Regresi Kita akan menganalisis regresi dengan melihat pengaruh secara
gabungan dan secara parsial.
a. Melihat pengaruh Intelektual, Emosional dan Spritual secara gabungan
terhadap Sikap etis
Untuk melihat pengaruh Intelektual, Emosional dan Spritual secara gabungan
terhadap terhadap Sikap etis, akan kita lihat hasil penghitungan dalam model
summary, khususnya angka R square di bawah ini.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,292a ,085 ,066 9,84101

a. Predictors: (Constant), Spritual, Intelektual, Emosional

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,085. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat
pengaruh Intelektual, Emosional, dan Spritualsecara gabungan terhadap Sikap etis dengan
cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KD=r 2 x 100 %

KD=0,085 x 100 %

KD=8,5 %

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 11


Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Intelektual, Emosional, dan Spritual
secara gabungan terhadap Sikap etis adalah 8,5%. Adapun sisanya sebesar 91,5% (100% -
8,5%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas Sikap etis yang dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel Intelektual, Emosional, dan Spritua adalah
sebesar 8,5%, sedangkan pengaruh sebesar 91,5% disebabkan oleh variabel-variabel lain di
luar model ini. Untuk mengetahui apakah model regresi diatas sudah benar atau salah,
diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F sebagaimana tertera dalam tabel
di bawah ini.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1295,059 3 431,686 4,457 ,005b

Residual 13945,752 144 96,845

Total 15240,811 147

a. Dependent Variable: Sikap etis


b. Predictors: (Constant), Spritual, Intelektual, Emosional

Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan linier antara Intelektual, Emosional, dan Spritual dengan Sikap etis.
H1 : ada hubungan linier antara Intelektual, Emosional, dan Spritual dengan Sikap etis.

Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan membandingkan besarnya
angka F penelitian dengan F tabel. Cara kedua ialah dengan membandingkan angka taraf
signifikansi (sig) hasil penghitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%)

a) Menggunakan cara pertama atau membandingkan besarnya angka F penelitian


dengan F tabel
Pertama: menghitung F penelitian
F penelitian dari SPSS didapatkan sebesar 4,457
Kedua: menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator:
jumlah variabel – 1 atau 4 – 1 = 3; dan denumerator : jumlah kasus – 4 atau 148 – 4 =
144. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel sebesar 2,67.
Ketiga: menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Keempat: mengambil keputusan Dari hasil penghitungan didapatkan angka F
penelitian sebesar 4,457 > F tabel sebesar 2,67 sehingga H 0 ditolak dan H1 diterima
artinya ada hubungan linier antara intelektual, Emosional, dan Spritual dengan Sikap
etis . Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya
ialah intelektual, Emosional, dan Spritual secara gabungan mempengaruhi Sikap etis .
Besarnya pengaruh ialah 8,5%. Dan pengaruh sebesar 91,5 % disebabkan oleh
variabel-variabel lain di luar model ini.

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 12


b) Menggunakan cara kedua atau membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil
penghitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%).
Kriteria sebagai berikut :
Jika sig penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika sig penelitian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak \
Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,005< 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima artinya ada hubungan linier antara intelektual, Emosional, dan Spritual
dengan Sikap etis .

b. Pengaruh intelektual, Emosional, dan Spritual secara parsial terhadap Sikap


etis

Untuk melihat besarnya pengaruh intelektual, Emosional, dan Spritual secara parsial
terhadap Sikap etis , digunakan uji T, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh,
digunakan angka Beta atau Standardized Coefficients di bawah ini :

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 15,629 11,501 1,359 ,176

Intelektual ,784 ,341 ,214 2,303 ,023

Emosional -,026 ,402 -,006 -,064 ,949

Spritual ,530 ,308 ,150 1,724 ,087

a. Dependent Variable: Sikap etis

1) Hubungan antara intelektual dan Sikap etis


Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara intelektual dan Sikap etis , kita dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :
Pertama: menentukan hipotesis
H0 : tidak ada hubungan linier antara intelektual dengan Sikap etis.
H1 : ada hubungan linier antara intelektual dengan Sikap etis .
Kedua: menghitung besarnya angka t penelitian
Hasil penghitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 2,303.
Ketiga: menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK=n-2, atau 148
2=146. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,98.
Keempat: menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: mengambil keputusan

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 13


Didasarkan hasil penghitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 2,303>ttabel sebesar 1,98
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan linier antara intelektual dengan
Sikap etis. Besarnya pengaruh intelektual dengan sikap etis sebesar 0,214 atau 21,4 %.
2) Hubungan antara emosional dan sikap etis

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara emosional dan sikap etis, kita dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :

Pertama: menentukan hipotesis


H0 : tidak ada hubungan linier antara emosional dengan sikap etis.
H1 : ada hubungan linier antara emosional dengan sikap etis.
Kedua: menghitung besarnya angka t penelitian
Hasil penghitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar -0,064.
Ketiga: menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan berikut :
Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK=n-2, atau 148-
2=146. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,98.
Keempat: menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: mengambil keputusan Didasarkan hasil penghitungan diperoleh angka t penelitian
sebesar -0,064<ttabel sebesar -1,98 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada
hubungan linier antara emosional dengan sikap etis.
Besarnya pengaruh emosional dengan sikap etis sebesar -0,006 atau -0,6% dianggap tidak
signifikan. Hal ini sesuai dengan angka signifikan 0,949>0,05.
Catatan : jika angka t hitung dari hasil perhitungan diketemukan – (negatif) maka t tabel turut
menyesuaikan menjadi – (negatif). Perlu diketahui bahwa hasil positif atau negatif hanya
menunjukkan arah pengujian hipotesis dan linieritas bukan menunjukkan jumlah. Seandainya
pengujian dilakukan dengan kurva maka pengujian dilakukan di sebelah kanan jika hasilnya
+(positif) dan di sebelah kiri jika hasilnya –(negatif). Pengujian dengan kurva yang akan
menghasilkan keputusan yang sama terlihat seperti di bawah ini :

3) Hubungan antara spritual dan sikap etis


Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara spritual dan sikap etis, kita dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Pertama: menentukan hipotesis
H0 : tidak ada hubungan linier antara spritual dengan sikap etis.
H1 : ada hubungan linier antara spritual dengan sikap etis.

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 14


Kedua: menghitung besarnya angka t penelitian
Hasil penghitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 1,419.
Ketiga: menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan berikut : Taraf signifikansi 0,05
dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan: DK=n-2, atau 148-2 =146. Dari ketentuan
tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,98.
Keempat: menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kelima: mengambil keputusan Didasarkan hasil penghitungan diperoleh angka t penelitian
sebesar 1,724<ttabel sebesar 1,98 sehingga H 0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada
hubungan linier antara spritual dengan sikap etis. Besarnya pengaruh spritual dengan sikap
etis sebesar 0,150 atau 15% dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan angka signifikan
0,087>0,05.

2. Analisis Korelasi Korelasi antara intelektual, emosional, spritual dan sikap etis
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Correlations

Intelektual Emosional Spritual Sikap etis

Intelektual Pearson Correlation 1 ,500** ,292** ,254**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002

N 148 148 148 148


** **
Emosional Pearson Correlation ,500 1 ,392 ,160
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,053
N 148 148 148 148
** **
Spritual Pearson Correlation ,292 ,392 1 ,210*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,010
N 148 148 148 148
Sikap etis Pearson Correlation ,254** ,160 ,210* 1

Sig. (2-tailed) ,002 ,053 ,010

N 148 148 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Korelasi antara intelektual dan emosional

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel intelektual dan


emosional sebesar 0,500. Untuk menafsir angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut :

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)


>0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
>0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat
>0,75 – 1 : Korelasi Sangat Kuat

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 15


Korelasi sebesar 0,500 mempunyai maksud hubungan antara variabel intelektual dan
emosional cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika intelektual
tinggi maka emosional juga tinggi. Korelasi dua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikansi sebesar 0,000 < 0,01.
Catatan: angka 0,01 digunakan karena hasil penghitungan SPSS memberikan angka
signifikansi sebesar 0,01 yang ditandai dengan dua bintang (**). Standar SPSS berada di
antara 0,01 sampai 0,05
b. Korelasi antara intelektual dan spritual

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel intelektual dan


spritual sebesar 0,292. Korelasi sebesar 0,292 mempunyai maksud hubungan antara variabel
intelektual dan emosional cukup kuat dan searah. Korelasi dua variabel bersifat signifikan
karena angka signifikansi sebesar 0,00<0,01. Catatan: angka 0,01 digunakan karena hasil
penghitungan SPSS memberikan angka signifikansi sebesar 0,01 yang ditandai dengan dua
bintang (**). Standar SPSS berada di antara 0,01 sampai 0,05

c. Korelasi antara emosional dan spritual


Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel emosional dan
spritual sebesar 0,392. Korelasi sebesar 0,392 mempunyai maksud hubungan antara variabel
emosional dan spritual cukup kuat dan searah. Korelasi dua variabel bersifat signifikan
karena angka signifikansi sebesar 0,00<0,01.
Catatan: angka 0,01 digunakan karena hasil penghitungan SPSS memberikan angka
signifikansi sebesar 0,01 yang ditandai dengan dua bintang (**). Standar SPSS berada di
antara 0,01 sampai 0,05
3. Diagram Jalur Diagram jalur dari persamaan struktural di atas adalah sebagai
berikut :

X1 Kecerdasan intelektual PYX1 e

rX1X2
PYX2
X2 Kecerdasan emosional Y1 Sikap etis
rX1X3
rRx2X3 PYX3
X3 Kecerdasan spiritual

Persamaan struktur untuk diagram jalur di atas sebagai berikut :

Y =0,214 X 1−0,006 X 2+ 0,150 X 3 +∈

D. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh variabel intelektual terhadap sikap etis sebesar 0,214 atau 21,4%.
2. Pengaruh variabel emosional terhadap sikap etis sebesar - 0,006 atau -0,6%.

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 16


3. Pengaruh variabel spritual terhadap sikap etis sebesar 0,150 atau 15%.
4. Pengaruh variabel intelektual, emosional, dan spritual secara gabungan terhadap
sikap etis sebesar 8,5 atau 8,5%.
5. Pengaruh variabel-variabel lain di luar model analisis jalur ini sebesar 0,915 atau
91,5%.
6. Korelasi antara variabel intelektual dan emosional sebesar 0,500.
7. Korelasi antara variabel intelektual dan spritual sebesar 0,292.
8. Korelasi antara variabel emosional dan spritual sebesar 0,392.

APLIKASI STATISTIK DALAM MATEMATIKA Page 17

Anda mungkin juga menyukai