Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PROMOSI KESEHATAN PADA MASA MENOPAUSE

Disampaikan Pada Penyuluhan Kesehatan


Di Puskesmas Nanggalo Padang

Oleh :

Fajri Marcelino

173110242

1.C

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2018
SATUAN  ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Menopause

Waktu Pertemuan : 60 menit

Tanggal : 08 Agustus 2018

Tempat : Puskesmas Nanggalo Padang

Sasaran : Pengunjung Puskesmas

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Presentator : Fajri Marcelino

TUJUAN

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan penjelasan tentang menopause peserta

dapat memahami pengertian dan pemahaman mengenai

menopause termasuk gejala yang menyertai,dan cara

menghadapi menopause.

2.   TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan penjelasan tentang menopause peserta

dapat :

a. Menjelaskan pengertian menopause

b. Menjelaskan tahap tahap menopause

c. Memahami gejala yang menyertai menopause

d. Memahami cara menghadapi menopause

e. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi saat

menopause

 
3. SUB POKOK BAHASAN

a. Pengertian menopause

b. Tahap menopause ( pre-peri-menopause)

c. Gejala menopause

d. Cara menghadapi menopause

e. Perubahan yang terjadi saat menopause

KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN

 Mengucapkan  Menjawab

salam  Mendegarkan

 Memperkenalkan  Mengemukakan

diri pendapat

 Apersepsi  Mendengarkan

 Menjelaskan tujuan dan

penyuluhan memperhatikan
2. 15 KEGIATAN INTI

menit  Menjelaskan  Memperhatikan


tentang pengertian
 Memperhatikan
menopause
 Menjelaskan  Memperhatikan
tentang tahap
 Memperhatikan
menopause ( pre-
peri- menopause)  Memperhatikan
 Menjelaskan
 Memperhatikan
tentang gejala
menopause  Memperhatikan
 Menjelaskan
 Mengajukan
tentang cara
menghadapi pertanyaan
menopause
 Mengemukakan
 Menjelaskan pendapat
tentang perubahan
yang terjadi saat
menopause  Mendengarkan
 Memberi
kesempatan
peserta bertanya.
 Memberi
kesempatan kepada
peserta lain untuk
menjawab

 Memberikan
reinforcement
positif
3. 5 menit PENUTUP

 Bersama peserta  Bersama-sama

menyimpulkan menyimpulkan

materi yang telah  Menjawab

disampaikan pertanyaan

 Mengevaluasi

tentang Menopause

dan berbagai

perubahan yang

terjadi dengan  Memperhatikan

mengajukan dan

pertanyaan mendengarkan

 Melakukan  Menjawab

terminasi salam

 Mengucapkan

salam untuk

menutup pertemuan

METODE
1. Ceramah

2. Tanya jawab

MEDIA/ALAT BANTU

1. Leaflet

2. Power point

PROMOSI KESEHATAN PADA MASA MENOPAUSE


I. Pendahuluan

Peristiwa Menopause sangat alamiah dan normal terjadi

pada seorang wanita, dimana banyak keluhan yang dirasakan

namun biasanya hanya ditanggapi sebagai proses menua atau

disangka penyakit lain, sehingga tidak mendapat pengobatan

yang sesuai. Menopause adalah haid terakhir yang dialami

oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia 50 tahunan.

Wanita dikatakan menopause bila tidak mendapat haid lagi

sejak 1 tahun terakhir. Proses ini diawali dengan gangguan

siklus haid atau akhirnya hilang sama sekali.Oleh karena itu

pengetahuan mengenai menopause sangat dibutuhkan oleh

setiap wanita khususnya yang akan menghadapi usia senja

agar tercapai kehidupan yang tetap sehat dan berkualitas.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan. Skiner (1938) seorang ahli

psikologi,merumuskan bahwa perilaku merupakan respons

atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari

luar.Pada wanita menopause perubahan perilaku tersebut

ditandai dengan adanya perubahan psikologis dan emosional.

Untuk mengatasi perubahan tersebut maka bidan diharapkan

dapat memberikan stimulus berupa pendekatan yamg

dilakukan melalui penyuluhan kepada para wanita.

Pendekatan yang dilakukan tersebut diharapkan dapat

merubah pola pikir sebagian wanita terhadap menopause.

Oleh karena itu perilaku dapat terjadi melalui proses adanya

stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme

tersebut merespon.
II. MENOPAUSE

A. PENGERTIAN

Menurut arti katanya, menopause berasal dari kata

“men” berarti bulan, “pause, pausis, paudo” berarti periode

atau tanda berhenti, sehingga menopause diartikan sebagai

berhentinya secara definitif menstruasi. Menopause adalah

suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan

berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi.

Pada masa inilah terjadilah perdarahan rahim yang

terakhir yang masih dikendalikan oleh hormon ovarium.

Pramenopause adalah masa sebelum terjadinya

menopause, biasanya sekitar 4 sampai 5 tahun

sebelumnya. Pada saat ini biasanya telah didapatkan pola

haid yang tidak teratur dan keluhan klimakterik yang

lain.Pasca-menopause adalah masa 3 sampai 5 tahun

setelah terjadinya menopause.Ooforepause adalah saat

ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya.


Sebenarnya ada 2 macam menopause yaitu

menopause yang fisiologis dan menopause buatan. Pada

menopause yang fisiologis maka terjadi kemunduran fungsi

hormonal ovarium karena sebab-sebab yang fisiologis

sedangkan menopause buatan terjadi karena campur

tangan dari luar seperti radiasi, pasca operasi, obat-obatan

dll. Menopause terjadi karena gangguan dalam proses

hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hal ini disebabkan karena

menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan

gonadotropin dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan

menyebabkan gangguan dalam produksi hormon ovarium

yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme

umpan balik pada poros diatasnya.Yang pertama-tama

mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum.

Turunnya produksi steroid ovarium terutama

estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di

hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas

gonadotropin (Gonadotropin Releasing Hormon = GnRh).

Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan


hormone gonadotropin dengan FSH (Follicle Stimulating

Hormone) mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari LH

(Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi

petunjuk yang baik untuk menentukan apakah seorang

wanita berada dalam proses menopause. Peninggian kadar

hormone gonadotropin ini akan terus meningkat dan

mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause dan

kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap

sampai masa senium dengan kadar yang lebih tinggi dari

masa reproduksi.

Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50

tahun, sedangkan menopause yang terjadi sebelum usia 40

tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini

(menopause praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini

dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit, obat-

obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan

pada hormone steroid ovarium maka dapat kita kenali

beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone

yang merupakan produk utama korpus luteum mengalami

gangguan pertama kali, sedangkan estrogen mula-mula akan


tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun. Estrogen juga

dapat dihasilkan oleh organ-organ ekstragenital seperti

kelenjar adrenal. Hormone androgen juga mengalami

penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang dihasilkan

oleh ovarium maupun oleh kelenjar adrenal.

B. TAHAP-TAHAP MENOPAUSE

1. Pra Menopause

Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimak

terium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause

antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid

yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.

2. Peri Menopause

Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa

menopause.Gejala-gejala yang timbul pada fase peri

menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur,dan

siklus haid yang panjang.Menopause Haid di alami terakhir

akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.Menurut

Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause

antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur,

siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan

vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir,

sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan

kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

C. TANDA DAN GEJALA MENOPAUSE


1. Menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, yang

datang lebih lambat atau lebih awal.

2. Darah haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat

sedikit.

3. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris, yang berupa

penyempitan atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah.

4. Merasa pusing, disertai sakit kepala terus menerus.

5. Keringat berlebih, yaitu berkeringat yang tidak ada henti-

hentinya.

6. Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit syaraf dan lain-lain.

7. Rasa gelisah, mudah tersinggung, ketegangan dan

kecemasan, termasuk perasaan tertekan, sedih, malas,

emosi yang meluap, mudah marah, merasa tidak berdaya

dan mudah menangis.

8. Osteoporosis (pengeroposan tulang). Pruritis, merupakan

istilah kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah

vulva atau alat kelamin.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI SAAT MENOPAUSE


Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi Pada

dasarnya terjadi atrofi pada seluruh alat reproduksi pada masa

menopause. Lipatan mukosa pada tuba Fallopii ,Makin lama

makin tipis dan akhirnya menghilang. Uterus akan makin lama

makin kecil dan endometriumnya atrofik. Serviks akan

mengkerut dan dikelilingi oleh dinding vagina, kanalis

servikalis akan menjadi sempit dan pendek, sumbatan pada

kanalis ini dapat menyebabkan piometra. Perbandingan

ukuran serviks-fundus dapat kembali seperti masa adolesen.

Elastisitas vagina berkurang, rugae menghilang, dinding

vagina menipis, sehingga mudah mengalami laserasi dan

iritasi. Glikogen berkurang, pertumbuhan Basil Doderlein

terhambat dan akibatnya pH meningkat dan ini akan

memudahkan terjadinya uretritis dan terbentuknya karunkula.

Terjadinya atrofi pada jaringan dasar panggul dan

membawa akibat hilangnya tonus dan elastisitas daerah ini

dan diikuti dengan prolapsus uterovaginal. Atrofi pada

perinium dan anus akan mengakibatkan inkotinensia alvi yang

ringan. Pada vesika urinaria hilangnya fungsi otot spingter dan

detrusor akan mengakibatkan ”stres incontinence”. Pada


payudara akan terjadi peningkatan lemak subkutan dan terjadi

ketakteraturan bentuk dan dilatasi kistik dari lobulus

mammae dalam masa premenopause. Pada masa pasca-

menopause lemak subkutan berkurang, lobulus menghilang,

stroma jaringan ikat menebal, puting susu mengecil dan

kehilangan daya erektilnya, pigmentasi berkurang dan

akhirnya payudara menjadi kecil, datar dan kendor.

Perubahan diluar sistem reproduksi Kenaikan berat badan

ringan didapatkan pada kira-kira 30% wanita yang mencapai

masa klimakterik. Penyebaran lemak ini terutama didapatkan

pada daerah tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan

atas. Penurunan estrogen dikatakan menurunkan aktifitas dan

metabolisme umum sehingga intake makanan yang sama akan

menimbulkan penimbunan lemak yang bertambah.

Penurunan kadar estrogen akan mengakibatkan peninggian

kadar kolesterol dan hal ini membawa resiko aterosklerosis

yang lebih besar. Pada fungsi ovarium yang masih baik, hampir

tidak didapatkan aterosklerosis. Penyakit jantung koroner dan

infark miokard terjadi 1-20 kali lebih sering pada wanita masa

klimakterium. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningginya

angka aterosklerosis dan hipertensi. Terdapat peninggian

tekanan darah yang terutama pada tekanan darah diastolik.

Dua pertiga dari penderita hipertensi esensial adalah wanita

berusia 45-70 tahun, dengan sebagian besarnya memulai

penyakitnya pada masa klimakterium ini. Setiap serangan

gejolak panas yang terjadi disertai dengan peningkatan

tekanan darah diastolik dan sisitolik. 85% wanita mengalami

osteoporosis, kebanyakan terjadi 10 tahun setelah


menopause. Angka kejadiannya 2 kali lebih sering daripada

pria usia yang sama. Pemberian estrogen dikatakan dapat

menghindarkan terjadinya osteoporosis dan akibat ikutannya.

Estrogen terutama bekerja pada proses eksresi kalsium

diusus dan ginjal.

Akan juga timbul gejala defeminisasi dan maskulinisasi

yang disebabkan berkurangnya estrogen dan efek

antiandrogennya. Sebagian memang menunjukkan hiperfungsi

parsial dari kelenjar adrenal dengan meningkatnya kadar 17-

ketosteroid.

E. CARA MENGATASI SAAT TERJADI MENOPAUSE

Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami

menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang

bersifat mengganti hormon estrogen.

1. Pemberian obat dengan hormone estrogen ini digunakan

untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran.

2. Berolah raga secara teratur: Olah raga selain membantu

mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula

meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga

seperti jalan kaki, jogging, meditasi dan yoga.

3. Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak makan

sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam

makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme

tubuh.

4. Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar

5. Komunikasikan masalah dengan suami, berbagai

perubahan maupun gangguan fisik-psikis-sosial yang

dirasakan perlu diketahui suami.


6. ;Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat

memperlambat penyerapan kalsium.

7. Menghindari rokok;Merokok dapat menyebabkan terjadinya

menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena

osteoporosis.

8. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial.

9. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya

hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti.

10. Mengurangi stress. berlatihlah secara teratur cara

untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat

membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan

gejala yang dialami pada periode peralihan

11. Mengatur pola makan sehat dengan ( rendah

lemak /kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E dan cukup

serat)

12. Mengkonsumsi makanan yang mengandung

fitoestrogen :

 Isiflavon : terdapat pada kacang-kacangan

 Lignan : terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran

 Caumestran : terdapat pada daun semanggi

13. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah

dan tidak berlebihan.

14. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan

vitamin D

15. Masalah Seksualitas Pendapat bahwa hubungan seks

tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium.

Pendapat ini tidak benar, hubungan seks tetep dapat

dilakukan meskipun usia telah lanjut. Klimakterium

hanyalah akhir dari kesuburan wanita.


Hormonal. Selama fase perimenopause, beberapa dokter

menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk

mengurangi gejala yang terjadi.Ketika masuk ke dalam fase

menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu

maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan

hormon estrogen dan progesterone bila masih memiliki rahim

atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim.Terapi

hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa

menopause dan mencegah keroposnya tulang. “Sayangnya,

hanya sedikit perempuan di Asia yang menjalani pengobatan

efektif untuk menopause,” aku Profesor Dr Med Ali Baziad,

SpOG(K) dalam acara media edukasi bertema “Terapi Sulih

Hormon Meringankan Gejala Menopause, Tingkatkan Kualitas

Hidup” di Jakarta, Kamis lalu.

Wanita paska menopause yang mengkonsumsi estrogen

tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker

endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya

pemakaian estrogen.Jika terjadi perdarahan abnormal dari

vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi

progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi

resiko terjadinya kanker endometrium

Sebelum mencoba Terapi Sulih Hormon, masih banyak

terapi alternatif lain yang dapat Anda lakukan untuk membantu

mengurangi gejala pra-menopause. Gaya hidup sehat dengan

diet, tidak merokok, berolah-raga dengan teratur, minum air

putih, istirahat / tidur yang teratur (± 8 jam per hari), tehnik

relaksasi misalnya yoga meditasi, konsumsi vitamin terutama

vitamin E, C, D, Asam folat, Seng dan selenium serta suplemen


dari tumbuh-tumbuhan, seperti kacang kedelai. Dan yang paling

penting adalah selalu berfikir positif sehingga dapat lebih

menghargai diri sendiri dan dapat lebih menikmati indahnya

dunia walaupun Anda dalam masa pra-menopause

EVALUASI

PERTANYAAN ESSAY :
1. Sebutkan apa yg dimaksud dengan masa menopause ?

2. Sebutkan apa tanda dan gejala menopause ?

3. Sebutkan tahapan – tahapan masa menopause ?

4. Sebutkan perubahan yg terjadi ketika masa

menopause ?

5. Sebutkan hal – hal yg bisa dilakukan saat menopause?

PERTANYAAN OBJEKTIF :

1. Pada usia berapakah seorang wanita mengalami

menopause ?

a. 17 tahun c. 12 tahun

b. 25 tahun d. >50 tahun

2. Dibawah ini ciri-ciri dari menopause,  kecuali

a.       Hot Flushet


b.      Kekeringan  vagina
c.       Perubahan pada kulit
d.      Pengeluaran cairan vagina yang berlebih
3. kapan seorang wanita dikatakan telah mengalami
menopause?
a. Siklus menstruasi telah berhenti selama selama 12
bulan
b.Siklus menstruasi telah berhenti selama selama  2
minggu
c. Siklus menstruasi telah berhenti selama selama 5
bulan
d.Siklus menstruasi telah berhenti selama selama 1
bulan

4. Apa yg dimaksud dengan fase pra menopause ?


a. Fase peralihan antara masa menopause dan
klimakterium
b. Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium
c. Fase antara usia 45 tahun dan berhentinya
menstruasi
d. Fare peralihan antara berhentinya menstruasi dan
klimakterium
5. Apa yg dimaksud dengan pasca menopause ?

a. Masa berhentinya menstruasi secara permanen yang


diikuti gejala-gejala yang terkadang membuat wanita

merasa cemas

b. Masa klimakterium yang terjadi sebelum menopause

c. Masa setelah menstruasi  ,Sampai gejala hilang atau


sampai akhir kehidupan

d. Masa setelah usia 40 tahun

6. dibawah ini adalah tanda masa klimakterium kecuali…


a. Pra menopause c. Pasca menopause
b. Menopause d. Pra senium
7. Menopause dapat ditekan dengan cara …
a. olahraga c. berhenti
merokok
b. banyak minum air putih d. terapi estrogen
pengganti

8. Gangguan apa yang terjadi saat klimakterium …


a. fasomotorik c. psikis
b. somatic d. semua benar

9. dibawah ini yang termasuk gejala menopause kecuali…


a. Kotoran haid yang keluar banyak c. Kering pada
vagina
b. Menurunnya kesuburan d. Mens tidak
teratur
10. Ada berapa tahapan masa menopause …
a. 3 c. 2
b. 4 d. 5

DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo notoatmojo. Promosi kesehatan & ilmu perilaku. 2007.

Jakarta:Rineka cipta

Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan bagi wanita. PT Prestasi

Pustakaraya. Jakarta.

Baziad, A. 2003. Monopause dan Andropause. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Jakarta

Glasier A dan Gebbie A. 2006. Keluarga Berencana  dan


Kesehatan Reproduksi (edisi 4). Cetakan pertama. Jakarta :ECG.
Takesihaeng J. 2000. Hidup sehat bagi wanita.Jakarta:Gramedia.

Thompson B. 2003. The Psyche of Estrogen Part I; Estrogen and

Mood. 

Anda mungkin juga menyukai