Anda di halaman 1dari 24

CHAPTER 24

Memahami Fraktur dan Dislokasi

MEMAHAMI SEBUAH FRAKTUR AKUT


 Radiograf dari tulang yang patah menarik banyak perhatian. Fraktur adalah
pembelajaran favorit pada ilmu radiologi, mungkin karena seringnya dan langsung
dapat terlihat fraktur tersebut. Pada bagian ini, kami akan memberikan cara
bagaimana memahami sebuah fraktur, menggambarkannya, dan terhindar dari
kelalaian.
 Sebuah fraktur, digambarkan sebagai sebuah gangguan pada suatu kontinuitas baik
semua atau sebagian dari korteks tulang.
 Jika melalui dan menembus korteks tulang, disebut fraktur komplit.
 Jika hanya sebagian dari kortex yang patah, itu disebut inkomplit. Fraktur
inkomplit cenderung terjadi pada tulang yang lebih “lunak” daripada normal,
seperti tulang pada anak-anak atau pada dewasa dengan penyakit pelunakan
tulang seperti pada penyakit Paget. (lihat Chapter 23)
 Contoh dari fraktur inkomplit pada anak-anak adalah fraktur greenstick,
dimana melibatkan hanya satu bagian pada korteks, dan fraktur torus
(fraktur buckle) yang menunjukkan kompresi pada korteks. (gambar 24-1)
 Garis fraktur jika dilihat pada bidang yang benar, akan terlihat lebih “hitam”
(lebih lucent) daripada garis yang lain, biasanya ditemukan pada tulang,
seperti kanal nutrient. (Lihat gambar 24-2, A)
 Mungkin akan ada dikontinuitas yang kasar pada kortex, seringkali
dihubungkan dengan angulasi akut pada kontur normal dan halus pada
tulang. (Lihat gambar 24-2, B)

Gambaran radiologis pada fraktur akut (Box 24-1; Gambar 24-2)

Box 24-1 KARAKTERISTIK DARI FRAKTUR AKUT


Gangguan yang kasar pada bagian dari kortex
Perubahan akut di kontur halus pada tulang normal
Garis fraktur hitam dan linear
Saat garis fraktur mengubah arahnya, mereka cenderung
berangulasi tajam
Fragmen fraktur bergerigi dan tidak berlapir luar
Gambar 24-1 Fraktur Greenstick dan buckle (torus). Fraktur inkomplit adalah fraktur yang melibatkan
hanya satu bagian dari korteks. Mereka cenderung muncul pada tulang yang “lebih lunak” daripada
normal, seperti pada tulang anak-anak (diatas) atau pada dewasa seperti pada penyakit Paget. A, ini
adalah fraktur greenstick, yang melibatkan hanya satu bagian pada (ditunjukkan oleh panah putih
putus-putus) daripada keseluruhan korteks (panah putih). B, ini ada fraktur buckle, dimana ada lekukan
pada korteks. (panah hitam).

Gambar 24-2 Kanal nutrient vs fraktur. Garis fraktur, saat dilihat pada pandangan yang benar, cenderung lebih
hitam (lebih lucent) daripada garis lain yang terlihat pada tulang, seperti kanal nutrient. A, ini adalah kanal nutrient
(panah putih), dimana fraktur nyata terlihat pada pasien B, (panah hitam putus-putus). Lihat bagaimana kanal
nutrient memiliki margin scientific (lebih putih) dan ditegaskan ada pada kortex, dimana bukan kasus dengan garis
fraktur yang lebih gelap dan transvers pada korteks dan kavitas medular. Ujung-ujungnya fraktur cenderung
bergerigi dan kasar.
Tabel 24-1 MEMBEDAKAN FRAKTUR, TULANG KECIL DAN SESAMOID
Fraktur Akut Sesamoid dan Tulang Kecil
Tambahan
Kortkes yang tiba-tiba terganggu Ya Tidak
Simetrikal bilateral Hampir tidak pernah Hampir selalu
“Garis fraktur” Tidak tajam, bergerigi Halus
Fragmen tulang ada kortex yang Tidak Ya
menyeliputinya

*Fraktur yang tidak terobati dan lama tidak akan simetris bilateral

 Garis fraktur cenderung lebih lurus dalam perjalanan mereka namun lebih akut
dalam angulasi mereka, daripada yang alami menunjukkan garis (seperti lempeng
epifisis) (Gambar 24-3).
 Ujung fraktur cenderung bergerigi dan kasar.

Perangkap—sesamoid, tambahan tulang kecil, dan fraktur yang tidak diobati.


(Tabel 24-1; Gambar 24-4)

 Sesamoid adalah tulang yang terbentuk pada tendon dan melewati sendi. Pattela
adalah tulang sesamoid paling besar dan paling banyak diketahui.
 Tambahan tulang kecil (ossicles) adalah tambahan pusat osifikasi epifisieal atau
apofiseal yang tidak menyatu dengan tulang empunya.

Gambar 24-3 Fraktur vs lempeng epifisis.


Garis fraktur (panah hitam) cenderung lebih
lurus pada perjlanannya dan lebih akut pada
angulasinya dibanding garis yang muncul
setcara natural, seperti pada lempeng epifisis
pada humerus proksimal (panah putih).
Karena atas dari metafisis mempunyai
lembah dan bukit yang iregular, lempeng
epifisis mempunyai arah yang bergelombang
yang bisa terlihat pada tangent, baik pada
tepi anterior dan posterior pada humeral
head. Ini memberikan gamabran yang rancu
jka terdapat lebih dari satu lempeng epifisis
Gambar 24-2 Kerancuan pada diagnosis fraktur. A, Fragmen fraktur yang lama dan tidak diobati
(panah putih). B, sesamoid (tulang yang terbentuk pada tendon dan melewati persendian (panah
putih). C, ossicle tambahan (pusat osifikasi epifiseal dan apofiseal yang tidak menyatu pada tulang
empunya, seperti tulang trigonum; panah putih). Contoh ini seringkali bisa terlihat seperti fraktur akut.
Tidak seperti fraktur, tulang kecil ini terlapis luar. (misal adanya garis putih yang menyeliputi fragmen
tulang secara komplit, dan ujungnya biasanya halus. Sesamoid dan ossicle tambahan biasanya sitetris
bilateral.

 Fragmen fraktur yang lama dan tidak diobati seringkali bisa seperti fraktur akut
(lihat Gambar 24-4, A)
 Tidak seperti fraktur, tulang kecil ini berlapis luar (seperti pada garis putih yang
menyelimuti fragmen tulang secara komplit) dan ujungnya biasanya halus
 Pada kasus sesamoid dan ossicle tambahan, mereka biasanya simetris bilateral, jadi
gambaran pada ekstremitas lawannya biasanya akan memperlihatkan letak tulang
yang sama. Mereka juga muncul tempat yang secara anatomi dapat terprediksi.
 Hampir paling sering sesamoid muncul pada ibu jari, dan lutut posterolateral
(fabella), dan jempol kaki. (lihat Gambar 24-4. B)
 Ossicle tambahan sangat sering pada kaki (lihat Gambar 24-4.C)

MEMAHAMI DISLOKASI DAN SUBLUKSASI


 Pada dislokasi, tulang semula membentuk pada 2 komponen pada sendi yang tidak
lagi menjadi aposisi satu sama lain. Dislokasi hanya pada persendian. (Gambar 24-5,
A)
 Pada subluksasi, tulang yang semula membentuk 2 komponen sendi jadi kontak
parsial dengan satu sama lain. Subluksasi juga hanya ada pada persendian (lihat
Gambar 24-5, B)
 Beberapa karakteristik dari dislokasi pada bahu dan panggul dijelaskan pada Tabel
24-2.
MENGGAMBARKAN FRAKTUR
 Ada beberapa kamus dalam menggambarkan sebuah fraktur untuk memfasilitasi
deskripsi yang dapat dipahami dan meastikan komunikasi yang akurat
 Fraktur biasanya digambarkan menggunakan 4 parameter (Tabel 24-3)
 Jumlah fragmen
 Arah dari garis fraktur
 Hubungan antara masing-masing fragmen
 Apakah fraktur berhubungan dengan dunia luar

TABEL 24-2 DISLOKASI PADA BAHU DAN PANGGUL


BAHU PANGGUL
Yang paling sering anterior dan subcoranoid Yang paling sering posterior dan superior
Disebabkan oleh kombinasi dari abduksi, Sering disebabkan karena lutut yang
external rotasi, dan ekstensi menabrak dashboard, gaya yang disalurkan
ke panggul
Berhubungan dengan fraktur humeral head Berhubungan dengan fraktur posterior dari
(deformitas Hill-Sachs) dan glenoid (Bankart rim acetabulum
fraktur)

TABEL 24-3 CARA MENGGAMBARKAN FRAKTUR


Parameter Terminogi yang digunakan
Jumlah fragmen fraktur Simpel atau comminuted
Arah garis fraktur Transverse, oblique (diagonal), spiral
Hubungan antara satu fragmen dengan Displacement, angulasi, memendek
yang lain (shortening), dan rotasi
Terpapar dunia luar Tertutup atau terbuka (gabungan)

BAGAIMANA MENGGAMBARKAN FRAKTUR—DENGAN JUMLAH FRAGMENT


FRAKTUR
 Jika fraktur menghasilkan 2 fragmen, disebut sebagai fraktur simpel
 Jika fraktur menghasilkan lebih dari 2 fragmen, disebut sebagai fraktur
comminuted. Beberapa fraktur comminuted mempunyai beberapa nama spesial
(Gambar 24-6)
 Fraktur segmental adalah fraktur comminuted yang sebagian poros ada
sebagai fragmen isolasi (lihat gambar 24-6, A)
 Fragmen butterfly adalah fraktur comminuted yang fragment centralnya
memiliki bentuk triangular (lihat gambar 24-6, B)
TABEL 24-4 ARAH GARIS FRAKTUR DAN MEKANISME INJURI
Arah Garis Fraktur Mekanisme
Transverse Kuat gaya secara tegak lurus terhadap
sumbu tulang yang panjang, fraktur terjadi
di lokasi dimana kuat gaya tersebut
Diagonal (dikenal juga sebagai obliq) Kuat gaya diterapkan di sepanjang sumbu
tulang yang panjang; fraktur terjadi di
sepanjang poros
Spiral Injuri yang terpuntir atau terputar

Gambar 24-5 Dislokasi dan Subluksasi. A, pada dislokasi, biasanya tulang terbagi pada 2 komponen dari
persendian interphalangeal yang tidak lagi aposisi dengan satu sama lain (panah putih). Phalangx
terminal terdislokasi ke lateral. B, pada subluksasi, tulang biasanya membentuk 2 komponen fragmen
yang sendinya masih berhubungan satu sama lain. Humeral head (H) tersubluksasi ke inferior (panah
putih) pada glenoid (G) karena hematoma yang besar pada persendian sekunder ke fraktur dari surgical
neck dari humerus (panah hitam). Hematoma itu sendiri tidak terlihat dengan radiologi konvensional.

Gambar 24-6 Fraktur segmental dan fraktur butterfly. Terdapat 2 fraktur comminuted. A, Terdapat
fraktur segmental dimana sebagian poros ada yang sebagai fragmen yang terisolasi. Perhatikan fibula
memiliki sebuah segment tengah (S) dan 2 fragmen tambahan, satu pada masing-masing sisi (panah
putih). B, fragmen butterfly adalah fraktur comminuted dimana fragmen tengahnya memiliki bentuk
triangular (panah putih putus-putus)
Gambar 24-7 Garis fraktur transverse, diagonal, dan spiral. A, sebuah fraktur transverse (panah putih), garis
fraktur nya tegak lurus terhadap axis tulang. B, fraktur diagonal atau oblique (panah hitam) adalah
orientasinya diagonal yang berhubungan dengan sepanjang axis tulang. C, fraktur spiral (panah putih)
biasanya disebabkan oleh injuri yang terpuntir atau berputar.

BAGAIMANA FRAKTUR DIGAMBARKAN – DENGAN PETUNJUK GARIS


FRAKTUR (Tabel 24-4)
 Pada fraktur transverse, garis fraktur tegak lurus terhadap sepanjang axis tulang.
Fraktur transverse disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya tegak lurus dengan
poros. (Gambar 24-7,A)
 Pada fraktur diagonal atau fraktur oblique, garis fraktur adalah orientasinya
diagonal yang berhubungan dengan sepanjang axis tulang. Diagonal atau fraktur
oblique disebabkan sebuah gaya yang terapkan pada arah yang sama sepanjang axis
tulang yang terkena (lihat Gambar 24-7, B)
 Dengan fraktur spiral gaya memutar atau memuntir menghasilkan fraktur yang mirip
dengan yang disebabkan menanam kaki di lubang saat berlari, fraktur spiral biasanya
tidak stabil dan seringkali berhubungan dengan ijuri pada soft tissue, seperti robek
ligamen atau tendon (lihat Gambar 24-7, C)
BAGAIMANA MENGGAMBARKAN FRAKTUR – HUBUNGANNYA SATU DENGAN
YANG LAIN FRAGMEN FRAKTUR

Dengan perjanjian, abnormalitas dari posisi fragmen tulang sekunder karena fraktur
menjelaskan hubungan antara fraktur fragmen distal dan fragmen proksimal. Gambaran
ini berdasarkan dengan posisi dari fragmen distal yang secara normal diasumsikan memiliki
tulang yang belum patah.
 Terdapat 4 parameter besar yang paling sering dipakai dalam menggambarkan
hubungan fragmen fraktur. Beberapa fraktur memperlihatkan lebih dari satu
abnormalitas posisi. 4 parameter tersebut adalah :
 Displacement
 Angulation
 Shortening
 Rotation
 Dispalcement menunjukkan jumlah fragmen distal yang diimbangi, depan ke
belakang atau sisi ke sisi, dari fragmen proksimal. (Gambar 24-8). Dispalcement
paling sering ditunjukkan dengan aturan persen (misal fragmen distal terjadi
perpindahan sebesar 50% dari jarak porosnya) atau dengan fraksi (misal fragmen
distal berpidah setengah dari jarak fragmen proksimal) (lihat Gambar 24-8, A)
 Angulation menggambarkan sudut antara fragmen distal dan proksimal sebagai
derajat fungsi dimana fragmen distal terdeviasi dari posisi yang seharusnya pada
posisi normal. Angulasi menggambarkan derajat dan posisi (misal fragmen distal
terangulasi sebesar 15o ke anterior berhububgan dengan fragmen proksimal) (lihat
Gambar 24-8, B)
 Shortening atau pemendekan menunjukkan berapa banyak, jika ada, overlap pada
akhir dari fragmen fraktur, dimana mengartikan seberapa makin pendeknya tulang
yang patah tersebut dibanding jika tulang tersebut tidak patah (lihat Gambar 24-8, C)
 Istilah yang berlawanan dari shortening atau pemendekan adalah distraction,
dimana lebih menjelaskan ke jarak antar fragmen tulang yang terpisah satu
sama lain (lihat Gambar 24-8, D)
 Shortening (overlap) atau distraction (pemanjangan) biasanya menunjukkan
berapa centimeter (misal terdapat pemendekan sebesar 2 cm fragmen
fraktur)
 Rotation (rotasi) adalah posisi fraktur yang tidak biasa yang selalu melibatkan tulang
panjang, seperti femur dan humerus. Rotasi menunjukkan letak dari persendian di
satu ujung tulang yang patah relatif terhadap orientasi sendi di ujung yang lain dari
tulang yang sama.
 Contohnya, biasanya saat sendi panggul tertuju kedepan, lutut juga
mengikuti tertuju kedepan. Jika terdapat rotasi pada poros femur, sendi
panggul bisa tertuju kedepan, dimana lutut dapat mengarah ke arah lain
(Gambar 24-9). Untuk terjadinya rotasi, baik fraktur persendian diatas dan
dibawahnya harus daoat terlihat, disarankan pada radiograf yang sama.

BAGAIMANA MENGGAMBAR FRAKTUR—HUBUNGANNYA DENGAN FRAKTUR


DAN SUASANANYA
 Fraktur tertutup lebih sering terjadi, dimana tidak ada hubungan antara fragmen
fraktur dengan dunia luar
 Pada fraktur terbuka atau compound, terdapat komunikasi atau hubungan antara
fraktur dengan dunia luar; dimana fragmen fraktur masuk ke dalam kulit (Gambar
24-10). Fraktur compound memiliki implikasi berdasarkan cara bagaimana mereka
disembuhkan untuk mencegah komplikasi ostemomyelitis. Baik fraktur tersebut
terbuka atau tidak, yang paling baik adalah mendiagnosis secara klinis.

Gambar 24-8 Parameter fraktur. Pedoman fragmen fraktur dijelaskan dalam 4 parameter ini. A,
Displacement menggambarkan jumlah dimana fragmen distal (panah putih) yang mengimbangi, depan
ke belakang and sisi sama sisi, dari fragmen proksimal (panah hitam). B, Angulasi menggambarkan
sudut diantara fragmen distal dan proksimal (panah hitam putus-putus) sebagai guna derajat dimana
fragmen distal terdiviasi dari normal posisinya (panah putih). C, shortening menggambarkan berapa
banyak, jika ada, tumpang tindih terjadi di akhir, dari fragmen fraktur (panah putih dan hitam).
Sebaliknya kebalikan dari shortening adalah distraction (D), dimana mengacu pada jarak dari fragmen
tulang yang dipisahkan satu sama lain (dua panah putih yang menunjukkan tarikan pada tendon di
fragmen fraktur patella; panah hitam menunjuk ke gangguan fraktur).
Gambar 24-9 Rotasi. Posisi fraktur yang tidak biasa, hampir
selalu melibatkan tulang panjang, dimana menggambarkan
pedoman dari persendian dimana satu ujung tulang fraktur
berhubungan dengan ujung tulang yang patah. Menilai rotasi,
baik sendi diatasnya atau dibawahnya harus dapat terlihat, lebih
baik pada radiograf yang sama. Pada pasien ini, proksimal tibia
(panah hitam) berorientasi pada pandangan depan, distal tibia
dan ankle (panah putih) diputar dan berorientasi lateral.
Gambar 24-10 Fraktur terbuka (compound), 5th
metacarpal. Kebanyakan fraktur tertutup, dimana
tidak ada komunikasi antara fragmen fraktur dan
dunia luar. Fraktur terbuka atau compound (panah
hitam) memiliki hubungan antara patahannya
dengan dunia luar (panah putih). Baik fraktur
terbuka atau tertutup, paling baik
mengevaluasinya secara klinis. Tatalaksana untuk
fraktur compound harus memikirkan kemunkinan
infeksi yang tinggi, dimana bisa terjadi pada injuri
ini.

Gambar 24-11 Fraktur avulsi, ASIS, dan lesser


trochanter. Fraktur avulsi adalah fraktur yang sering
dimana fragment avulsi terdorong dari tulang
empunya oleh karena kontraksi dari tendon atau
ligamen. Ini sering pada individu muda yang
berkecimpung pada atletik. Terdapat avulsi pada
anterior superior illiac spine (ASIS) (panah putih),
dimana adalah insersi dari musculus sartorius. Tidak
ada avulsi pada lesser trochanter, dimana insersi
musculus ilipsoas (garis putih putus-putus). Pasien
berpatisipasi pada peristiwa lapangan seminggu
sebelum kejadian ini.

TABEL 24-5 FRAKTUR AVULSI YANG SERING DI SEKITAR PELVIS


FRAGMEN YANG TERAVULSI OTOT YANG MENGINSERSI PADA FRAGMEN TERSEBUT
Spina iliaca anterior superior Musculus sartorius
Spina iliaca anterior inferior Musculus rectus femoris
Tuberositas ischial Musculus hamstring
Lesser trochanter dari femur Musculus illiopsoas
 Muncul pada lokasi yang terprediksi karena tendon yang menempel pada tulang
yang diketahui (Tabel 24-5) dan fragmennya biasanya kecil
 Seringkali sembuh sebagai callus, yang bisa dikira sebagai tumor tulang (Gambar 24-
12)

Gambar 24-12 Proses penyembuhan pada


fraktur avulsi tuberositas ischial. Fraktur avulsi
perlvis muncul pada lokasi anatomis yang bisa
diprediksi (tendon menempel pada lokasi yang
diketahui), dan biasanya fragmen kecil.
Seringkali mereka sembuh dengan membentuk
callus yang dapat dikira tumor tulang. Terdapat
fraktur yang sembuh (panah hitam) dari
tuberositas ischial karena kontraksi dari
musculus hamstring. Terdapat callus yang besar
(panah putih).

Salter-Harris Fraktur—Fraktur Lempeng Epifisis pada Anak-anak


 Fraktur Salter-Harris didiskusikan pada Chapter 28

Perlakuan Kejam pada Anak


 Perlakuan kejam pada anak didiskusikan pada Chapter 28

FRAKTUR AKIBAT STRESS


 Fraktur akibat stress muncul dari hasil banyak sekali mikrofraktur pada tulang
karena stretching dan gaya tekan yang berulang

Walaupun radiograf konvensional merupakan studi yang di dapat pertama kali,


mereka awalnya mungkin terlihat normal pada 85% fraktur, jadi seringkali pada saat
pertama pasien mengeluhkan nyeri dengan menunjukkan radiografi yang normal

 Fraktur mungkin tidak dapat terdiagnosis sampe formasi tulang periosteal muncul,
dalam kasus ini penyembuhan dari fraktur akibat stress pada tulang cancellous,
penampakan zona sklerosis tipis dan padat di rongga meduler (Gambar 24-13)
 Scan tulang radionucleid biasanya akan positif awalnya pada radiologi konvensional
dalam 6 hingga 72 jam setelah injuri
 Beberapa lokasi lesi yang sering pada fraktur akibat stress adalah tulang panjang
seperti proximal femur atau prximal tibia, calcaneus, 2nd dan 3rd metatarsal (fraktur
march)

Gambar 24-13 Fraktur stress, 2 pandangan frontal diambil 5 minggu terpisah. A, walaupun radiograf
konvensial merupakan pilihan utama, mereka mungkin akan terlihat normal pada 85% kasus stress
fraktur, sehingga pasien sering mengeluhkan nyeri pada gambaran radiografi yang normal, seperti
yang pada pasien ini yang baru datang setelah 1 hari nyeri. B, fraktur mungkin tidak terdiagnosis
sampai pembentukan tulang periosteal (panah putih), atau dalam kasus ini proses healing pada stress
fracture dari tulang cancellous, penampakan zona sklerosis tipis dan padat di rongga meduler (panah
hitam). Foto ini diambil 5 minggu setelah yang pertama.

EPONIM FRAKTUR YANG UMUM


 Hampir semua eponim fraktur adalah tipe fraktur
 Kita akan fokus pada 5 eponim yang paling umum
 Fraktur Colles adalah fraktur distal radius yang disertai dengan angulasi dari fragmen
distal radius disebabkan jatuh saat tangan dengan posisi yang diulurkan (biasanya
disingkat dengan FOOSH). Seringkali dihubungkan dengan fraktur ulnar styloid
(Gambar 24-14)
 Fraktur Smith ialah fraktur distal radius dengan angulasi palmar dari fragmen distal
radius (Fraktur Colles kebalikan). Ini dikarenakan jatuh pada belakang dari tangan
yang sedang fleksi (Gambar 24-15)
 Fraktur Jones adalah fraktur transverse dari metatarsal 5th sekitar 1 hingga 2 cm dari
dasarnya dikarenakan plantar fleksi dari kaki dan inversi pada ankle. Fraktur Jones
mungkin membutuhkan waktu yang lama lebih dari fraktur avulsi pada basal
metatarsal 5th. (Gambar 24-16)
 Fraktur Boxer adalah fraktur pada leher dari metacarpal ke 5 th (jari kelingking)
dengan angulasi palmar pada fragmen distal. Seringkali metacarpal 4 th terlibat. Ini
paling sering hasil dari menonjok seseorang ke dinding (Gambar 24-17)
 Fraktur March adalah tipe stress fracture disebabkan karena mikrofraktur yang
berulang pada kaki dari trauma (seperti berbaris) dan paling sering terjadi pada
metatarsal 2nd dan 3rd .

Gambar 24-14 Fraktur Colles, pandagan frontal (A) dan lateral (B). Fraktur Colles adalah fraktur distal
radius (panah putih) dengan angulasi dorsal dari fragmen distal radius (panah hitam) disebabkan karena
jatuh dengan tangan posisi diulurkan (sering disingkat dengan FOOSH). Sering dihubungkan dengan
fraktur ulnar styloid (panah putih terputus)

Gambar 24-15 Fraktur Smith. Fraktur Smith adalah fraktur distal radius
(panah putih) dengan angulasi palmar dari fragmen fraktur distal radial
(garis sudut hitam), kebalikan dari fraktur Colles. Ini disebabkan jatuh di
belakang tangan yang fleksi.
Gambar 24-16 Fraktur Jones, basal
metatarsal ke 5th. Fraktur Jones fraktur
transverse dari basal metatarsal ke 5th (panah
putih). Ini muncul sekitar 1 hingga 2 cm dari
tuberositas metatarsal ke 5th (panah hitam)
dan seringkali membutuhkan penyembuhan
waktu lebih lama daripada fraktur avulsi
tuberositas. Ini dikarenakan flexi kaki inversi
ankle.

Gambar 24-17 Fraktur Boxer. Fraktur


Boxer adalah fraktur leher metacarpal ke
5th dengan angulasi palmar dari distal
fragmen fraktur (panah hitam). Paling
sering sebagai hasil dari menonjok orang.
Disamping namanya, ini bukan fraktur
yang pada umumnya kelanjutan dari boxer
profesional, yang 2nd dan 3rd
metacarpalnya menanggung beban gaya.

BEBERAPA HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN SALAH TANGKAP ANTARA


FRAKTUR DAN DISLOKASI
 Lihat secara hati-hati saat mengevaluasi kemungkinan fraktur, lalu liat dua hingga
tiga kali
 Fraktur scaphoid (sering)
 Fraktur scaphoid (navicular) secara klinis disangka ada jika ada kelembutan
pada kotak anatomik mati setelah jatuh dengan tangan terulur. Lihat pada
gambaran radiolusen seperti batang rambut pada sudut spesial scaphoid
(Gambar 24-18). Fraktur menyebrangi pergelangan scaphoid dapat
menyebabkan nekrosis avaskular dari pangkal proksimal tulang
 Karena adanya kekhasan dalam vaskularisasi, fraktur yang melewati
bagian tengah (pinggang) dari tulang scaphoid di pergelangan tangan
akan mengganggu peredaran darah dari pangkal proksimal,
sedangkan sisa tulang pergelangan tangan terus menjalani proses
pergantian tulang. Hasilnya adalah penampakan yang relatif
densitasnya meningkat dan bagian yang terdevaskularisasi dibanding
dengan sisa tulang lainnya (Gambar 24-19)
 Fraktur Buckle dari radius dan atau ulna pada anak-anak (sering)
 Terdapat fraktur yang umum pada anak-anak. Lihat pada akut dan angulasi
kortex yang tiba-tiba, khususnya dekat pergelangan tangan (lihat Gambar 24-
1). Ini adalah fraktur yang terdampak dan biasanya sembuh dengan cepat
tanpa deformitas.
 Fraktur radial head (sering)
 Fraktur kepala radius adalah fraktur siku yang paling sering terjadi pada
dewasa. Perhatikan lemak cresentic dan lucency sepanjang posterior dari
distal humerus diproduksi dari intracapsular yang biasanya tidak terlihat,
lemak ekstrasinovial yang terangkat dari tulang yang bengkak dari kapsul
sendi, hasil dari hematrhosis traumatic—sign posterior fat-pad (Gambar 24-
20)
 Fraktur supracondylar pada distal humerus pada anak (sering)
 Fraktur ini merupakan fraktur siku yang paling sering pada anak. Kebanyakan
dari fraktur ini menghasilkan dispalcement posterior dari distal humerus
 Pada film sebenarnya, garis anterior humeral (garis yang tergambar
tangential terhadap kortex anterior humerus) yang membagi dua antara
pusat osfikasi ketiga tengah dari capitellum. Pada fraktur supracondylar, garis
ini lewat anterior dari lokasi normalnya (Gambar 24-21)
 Dislokasi posterior dari bahu (jarang)
 Humeral head pasti pada internal rotasi dan terlihat seperti bolam lampu
pada bahu. Lihat pada pandangan axillar atau Y untuk melihat jika kepala
masih tetap berada dalam fossa glenoid. Pada pandangan Y (pandangan
oblique dari bahu), kepala akan erada lateral dari glenoid pada dislokasi
posterior. (Gambar 24-22)
 Fraktur pangul pada orang tua (sering)
 Fraktur panggul sering dihubungkan dengan osteoporosis. Radiograf
konvensional dari leher femoral harus dilakukan pada keadaan kaki pasien
internal rotasi sehingga dapat terlihat leher dalam profil. Lihat pada angulasi
kortex atau zona dengan peningkatan densitas mengindikasi adanya impaksi
(Gambar 24-23)
Gambar 24-18 Fraktur Scaphoid. Fraktur schapoid
sering terjadi. Dicurigai secara klinis jika ada
kelembutan pada kota anatomic mati pada tangan yang
jatuh secara terulur. Lihat pada gambaran radiolusen
seperti batang rambut pada sudut spesial scaphoid
(panah putih). Fraktur yang melewati pinggang dari
schapoid dapat menyebabkan nekrosis avaskular pada
pangkal proksimal tulang tersebut.

Gambar 24-19 Avascular necrosis pada


proksimal tulang schapoid. Gambaran
close-up dari pergelangan tangan
menunjukkan pangkal proksimal pada
schapoid (panah hitam) yanng lebih
dense daripada pangkal distal (panah
putih). Terdapat fraktur pada pinggang
schapoid (panah putih putus-putus.
Karena pasokan pembuluh darah
schapoid (dari distal ke proksimal),
fraktur pada pergelangan tangan dapat
mengganggu aliran darah proksimal
saat sisa tulang pergelangan tangan,
memiliki suplai darah normal, menjadi
demineralisasi. Ini membuat kutub
proksimal skafoid tampak lebih rapat
dibandingkan tulang pergelangan
tangan lainnya.
Gambar 24-20 Fraktur radial head dengan efusi persendian, gambaran frontal (A) dan lateral (B). A, fraktur
head radial (panah hitam putus-putus) adalah fraktur siku tersering pada dewasa. B, Perhatikan lemak
cresentic dan lucency sepanjang posterior dari distal humerus diproduksi dari intracapsular yang biasanya
tidak terlihat, lemak ekstrasinovial yang terangkat dari tulang yang bengkak dari kapsul sendi, hasil dari
hemathrosis traumatic – positive posterior fat-pad sign. Hampir semua studi tulang akan mencakup
setidaknya dua pandangan pada sudut 90 ° satu sama lain yang disebut pandangan orthogonal. Banyak
protokol meminta dua pandangan oblik tambahan, yang memungkinkan Anda untuk memvisualisasikan
lebih banyak korteks di profil.

Gambar 24-21 Fraktur Supracondylar. Fraktur Supracondylar distal humerus adalah fraktur yang umum
pada anak, dan temuannya harus cermat. Kebanyakan pada fraktur ini menghasilkan displacement pada
capitellum posterior distal humerus. Pada foto asli, garis humeral anterior (garus yang tergambar
tangential dari koretex humeral anterior dan pada foto ini terlihat hitam) dia harus membagi dua bagian
tengah capitellum (panah putih). Ketika ada fraktur supracondylar, garis ini akan melewati lebih
anterior, seperti yang terjadi di sini. Ada tanda lemak posterior positif (panah hitam).
Gambar 24-23 Fraktur impaksi subcapital panggul.
Fraktur panggul biasanya sering terjadi pada orang
tua dan sering dihubungkan dengan osteoporosis.
Lihat pada angulasi kortex (panah putih) atau zona
dengan peningkatan densitas (panah hitam)
mengindikasi adanya impaksi. Radiograf
konvensional dari leher femoral harus dilakukan
pada keadaan kaki pasien internal rotasi (seperti
yang terlihat disini) sehingga dapat terlihat leher
dalam profil. patah tulang pinggul bisa sangat halus
dan kadang-kadang membutuhkan pencitraan
tambahan seperti MRI atau pemindaian tulang
untuk diagnosis mereka.

Gambar 24-22 Dislokasi posterior pada bahu. Dislokasi posterior pada bahu jauh lebih jarang dari dislokasi
anterior, tapi lebih sulit untuk didiagnosis. Pada pandangan frontal (A), lihat pada humeral head (H), secara
terus menerus konstan menyerupai bohlam lampu, tidak peduli bagaimana pasien menggerakan lengan
bawahnya. Juga terdapat peningkatan jarak antara kepala dan glenoid (panah hitam), B, pada pandangan Y,
kepala (H) akan terletak dibawah acromion (A), struktur skapula posterior, tidak berada anterior dari prosesus
coracoid (C). G, Glenoid
 Seringkali fraktur panggul mungkin sangat halus dan memerlukan MRI atau
scan radionuclide tulang untuk diagnosis
 Perhatikan untuk tanda indirek yang mengindikasi kemungkinan adanya fraktur yang
mendasarinya (Tabel 24-6)

TABEL 24-6 TANDA INDIREK JIKA KEMUNGKINAN TERDAPAT FRAKTUR


Tanda Catatan
Bengkak jaringan lunak Biasanya diikuti suatu fraktur, tapi jika ada,
biasanya tidak langsung mengatakan
bahwa ada fraktur
Hilangnya garis-garis lemak normal Garis lemak pronator quadratus pada aspek
volar pergelangan tangan, contohnya,
dapat berpindah tempat dengan adanya
fraktur distal radius (lihat Gambar 24-24)
Efusi sendi Tanda positive posterior fat pada terlihat
pada aspek dorsal dari distal humerus dari
efusi sendi traumatik contohnya (Gambar
24-20, B)
Reaksi periosteal Kadang, fraktur yang sudah sembuh
menjadi manifestasi pertama jika terdapat
fraktur, terlebih pada stress fraktur pada
kaki

PENYEMBUHAN FRAKTUR
 Penyembuhan fraktur dipengaruhi oleh berbagai macam fraktur, termasuk
umur pasien, lokasi fraktur, posisi dari fragmen fraktur, derajat imobilisasi,
suplai darah ke lokasi fraktur (Tabel 24-7)
 Segera mengikuti fraktur, adakah perdarahan pada lokasi fraktur
 Setelah beberapa minggu selanjutnya, osteoclast berfungsi untuk menggant
tulangyang rusak. Garis fraktur mungkin minimal melebar saat ini.

TABEL 24-7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN FRAKTUR


Percepatan penyembuhan fraktur Perlambatan penyembuhan fraktur
Remaja Usia tua
Imobilisasi yang terlalu dini Imobilisasi yang tertunda
Durasi imobilisasi yang adekuat Durasi imobilisasi yang terlalu pendek
Aktivitas fisik setelah imobilisasi yang Steroid
adekuat
Suplai darah yang baik Suplai darah yang buruk
Mineralisasi yang adekuat Osteoporosis, osteomalasia
Gambar 24-25 Lemak kuadratus pronator normal dan abnormal. Abnormalitas jaringan lunak dapat
memberi petunjuk adanya fraktur yang halus atau membantu meyakinkan temuan pertanyan yang
signifikan. A, ini contoh fascial normal yang dihasilkan oleh quadratus pronator (panah putih ke arah
lucent), pada aspek volar pergelangan tangan, dibandingkan dengan fascia (panah putih putus-putus),
dimana muncul karena bengkaknya jaringan lunak memgikuti fraktur distal radius (panah hitam).

Gambar 24-25 Pada fraktur, terdapat perdarahan di


dalam lokasi fraktur. Setelah beberapa minggu,
tulang baru (callus) mulai menghubungkan celah
fraktur. Penyembuhan endosteal internal
bermanifestasi sebagai ketidaktepatan garis fraktur
(panah hitam), akhirnya berujung pada
penghapusan garis fraktur. Yang external,
penyembuhan periosteal bermanifestasi sebagai
formasi callus (panah putih), menghubungkan titik
fraktur.
 Lalu setelah beberapa minggu, akan muncul tulang baru (callus) yang mulai
menhubungkan celah fraktur. (Gambar 24-25)

Penyembuhan endosteal internal akan bermanifestasi menjadi ketidakjelasan garis


fraktur, yang mengarah pada penghapusan garis fraktur.

 Penyembuhan external periosteal bermanifestasi sebagai formasi callus,


berujung menyambungkan titik fraktur

 Remodelling tulang dimulai sekitar 8 sampai 12 minggu setelah fraktur sebagai gaya
mekanik sebagian mulai menyesuaikan tulang dengan bentuk aslinya.
 Pada anak, ini muncul jauh lebih cepat dan biasanya menuju tulang yang
terlihat normal. Pada dewasa, proses ini membutuhkan waktu bertahun-
tahun, dan fraktur yang sudah sembuh tidak pernah kembali ke bentuk yang
normal sempurna
 Komplikasi dari proses penyembuhan
 Delayed union. Fraktur tidak sembuh pada waktu yang diperkirakan untuk
fraktur pada tempat tertentu (misalnya membutuhkan waktu 6-8 minggu
untuk fraktur radius). Banyak kasus pada akhirnya akan berkembang menjadi
penyembuhan lengkap dengan imobilisasi lebih lanjut.
 Malunion. Penyembuhan dari fragmen fraktur muncul pada posisi yang tidak
seharusnya.
 Nonunion. Ini terjadi saat penyembuhan fraktur tidak terjadi. Ini ditandai
dengan tepi fraktur halus dan sklerotik dengan gangguan pada fragmen
fraktur (Gambar 24-26). Pseudothrosis dengan dengan lapisan sinovial
lengkap, dapat terbentuk di lokasi fraktur.
 Gerakan di tempat fraktur mungkin dapat diperagaka dengan
manipulasi fluroskopik atau dengan pandangan stres.

POIN YANG PERLU DIINGAT


Fraktur adalah disaat terjadi gangguan pada Fraktur tertutup dimana tidak ada
sebagian atau seluruh kontinuitas tulang komunikasi antara fraktur dengan dunia
luar, terjadi lebih sering dibanding fraktur
terbuka atau fraktur compound, dimana
terjadi komunikasi dengan dunia luar.
Fraktur komplit yang melibatkan Fraktur avulsi dihasilkan oleh kontraksi
keseluruhan korteks, serung terjadi, dan yang terlalu kuat dari tendon atau ligamen,
biasanya terjadi pada orang dewasa. mereka dapat terjadi pada individu yang
Fraktur inkomplit melibatkan hanya satu lebih muda, atlet
bagian pada kortex dan biasanya muncul
pada tulang yang lebih lunak seperti pada
anak, torus, fraktur greenstick adalah
fraktur inkomplit Fraktur stress seperti fraktur march pada
metatarsal, muncul sebagai hasil dari
beberapa mikrofraktur dan biasanya tidak
terlihat pada radiografi konvensional.
Diambil pada nyeri pertama muncul,
setelah beberapa lama, terbentuk callus,
dan atau terlihat zona sclerosis
Garis fraktur terlihat lebih hitam, lebih Beberapa nama umum seperti fraktur
tajam sudutnya dan lebih bergerigi Colles (dari radius), fraktur Smith (dari
daripada lucenci pada tulang seperti kanal radius), fraktur Jones (basal dari metetarsal
nutrien atau lempeng epifisis. 5th ), fraktur Boxer (kepala dari metacarpal
5th ) dan fraktur March
Sessamoid, ossicle tambahan, dan fraktur Ebebrapa fraktur sulit untuk dideteksi
yang tidak sembuh dapat terlihat seperti dibanding yang lain, fraktur yang sering
fraktur akut, tapi semua akan tepi yang terlewat (dan seringnya mereka) adalah
halus dan yang berlapis luar fraktur scaphoid (sering), fraktur buckle
dari radius dan ulna (sering), fraktur kepala
radial (sering), fraktur supracondylar
(sering), dislokasi bahu posterior (jarang),
dan fraktur panggul (sering)
Dislokasi muncul saat dua tulang yang pada Bengkak jaringan lunak, hilangnya garis
awalnya bersendi tidak lagi kontak satu lemak dan fascial planes, efusi sendi, dan
sama lain, subluksasi terjadi saat dua tulang reaksi periosteal adalah tanda indirek yang
yang membentuk suatu sendi tiba-tiba menjadi tanda kemungkinan terjadinya
menjadi kontak sebagian fraktur
Fraktur digambarkan dengan berbagai cara, Fraktur sembuh dengan kombinasi dari
termasuk jumlah fragmen fraktur, arah callus endosteal (terlihat dari
garis fraktur, hubungan antar dua fragmen, ketidaktentuan garis fraktur yang progresif)
terekspos dunia luar atau tidak dan callus external, dimana menjembatani
lokasi fraktur; banyak faktor yang
mempengaruhi penyembuhan fraktur,
termasuk usia pasien, derajat mobilitas
fraktur, dan suplai darahnya
Fraktur simpel memiliki dua fragmen, Delayed union mengarah ke penyembuhan
fraktur communited memiliki lebih dari 2 fraktur yang memerlukan waktu yang lebih
fragmen. Fraktur segmental dan butterfly lama dari semestinya, malunion adalah
adalah dua tipe dari fraktur commuinuted penyembuhan fraktur tapi secara mekanik
tidak pada tempatya, dan nonunion adalah
diagnosis radiologis yang mungkin sedikit
kemungkinan fraktur tersebut sembuh.
Arah fraktur digambarkan sebagai Hubungan antar fragmen fraktur dijelaskan
transverse, diagonal, dan spiral sebagai empat parameter, displacement,
angulation, shortening, dan rotation.

Anda mungkin juga menyukai