Gambar 24-2 Kanal nutrient vs fraktur. Garis fraktur, saat dilihat pada pandangan yang benar, cenderung lebih
hitam (lebih lucent) daripada garis lain yang terlihat pada tulang, seperti kanal nutrient. A, ini adalah kanal nutrient
(panah putih), dimana fraktur nyata terlihat pada pasien B, (panah hitam putus-putus). Lihat bagaimana kanal
nutrient memiliki margin scientific (lebih putih) dan ditegaskan ada pada kortex, dimana bukan kasus dengan garis
fraktur yang lebih gelap dan transvers pada korteks dan kavitas medular. Ujung-ujungnya fraktur cenderung
bergerigi dan kasar.
Tabel 24-1 MEMBEDAKAN FRAKTUR, TULANG KECIL DAN SESAMOID
Fraktur Akut Sesamoid dan Tulang Kecil
Tambahan
Kortkes yang tiba-tiba terganggu Ya Tidak
Simetrikal bilateral Hampir tidak pernah Hampir selalu
“Garis fraktur” Tidak tajam, bergerigi Halus
Fragmen tulang ada kortex yang Tidak Ya
menyeliputinya
*Fraktur yang tidak terobati dan lama tidak akan simetris bilateral
Garis fraktur cenderung lebih lurus dalam perjalanan mereka namun lebih akut
dalam angulasi mereka, daripada yang alami menunjukkan garis (seperti lempeng
epifisis) (Gambar 24-3).
Ujung fraktur cenderung bergerigi dan kasar.
Sesamoid adalah tulang yang terbentuk pada tendon dan melewati sendi. Pattela
adalah tulang sesamoid paling besar dan paling banyak diketahui.
Tambahan tulang kecil (ossicles) adalah tambahan pusat osifikasi epifisieal atau
apofiseal yang tidak menyatu dengan tulang empunya.
Fragmen fraktur yang lama dan tidak diobati seringkali bisa seperti fraktur akut
(lihat Gambar 24-4, A)
Tidak seperti fraktur, tulang kecil ini berlapis luar (seperti pada garis putih yang
menyelimuti fragmen tulang secara komplit) dan ujungnya biasanya halus
Pada kasus sesamoid dan ossicle tambahan, mereka biasanya simetris bilateral, jadi
gambaran pada ekstremitas lawannya biasanya akan memperlihatkan letak tulang
yang sama. Mereka juga muncul tempat yang secara anatomi dapat terprediksi.
Hampir paling sering sesamoid muncul pada ibu jari, dan lutut posterolateral
(fabella), dan jempol kaki. (lihat Gambar 24-4. B)
Ossicle tambahan sangat sering pada kaki (lihat Gambar 24-4.C)
Gambar 24-5 Dislokasi dan Subluksasi. A, pada dislokasi, biasanya tulang terbagi pada 2 komponen dari
persendian interphalangeal yang tidak lagi aposisi dengan satu sama lain (panah putih). Phalangx
terminal terdislokasi ke lateral. B, pada subluksasi, tulang biasanya membentuk 2 komponen fragmen
yang sendinya masih berhubungan satu sama lain. Humeral head (H) tersubluksasi ke inferior (panah
putih) pada glenoid (G) karena hematoma yang besar pada persendian sekunder ke fraktur dari surgical
neck dari humerus (panah hitam). Hematoma itu sendiri tidak terlihat dengan radiologi konvensional.
Gambar 24-6 Fraktur segmental dan fraktur butterfly. Terdapat 2 fraktur comminuted. A, Terdapat
fraktur segmental dimana sebagian poros ada yang sebagai fragmen yang terisolasi. Perhatikan fibula
memiliki sebuah segment tengah (S) dan 2 fragmen tambahan, satu pada masing-masing sisi (panah
putih). B, fragmen butterfly adalah fraktur comminuted dimana fragmen tengahnya memiliki bentuk
triangular (panah putih putus-putus)
Gambar 24-7 Garis fraktur transverse, diagonal, dan spiral. A, sebuah fraktur transverse (panah putih), garis
fraktur nya tegak lurus terhadap axis tulang. B, fraktur diagonal atau oblique (panah hitam) adalah
orientasinya diagonal yang berhubungan dengan sepanjang axis tulang. C, fraktur spiral (panah putih)
biasanya disebabkan oleh injuri yang terpuntir atau berputar.
Dengan perjanjian, abnormalitas dari posisi fragmen tulang sekunder karena fraktur
menjelaskan hubungan antara fraktur fragmen distal dan fragmen proksimal. Gambaran
ini berdasarkan dengan posisi dari fragmen distal yang secara normal diasumsikan memiliki
tulang yang belum patah.
Terdapat 4 parameter besar yang paling sering dipakai dalam menggambarkan
hubungan fragmen fraktur. Beberapa fraktur memperlihatkan lebih dari satu
abnormalitas posisi. 4 parameter tersebut adalah :
Displacement
Angulation
Shortening
Rotation
Dispalcement menunjukkan jumlah fragmen distal yang diimbangi, depan ke
belakang atau sisi ke sisi, dari fragmen proksimal. (Gambar 24-8). Dispalcement
paling sering ditunjukkan dengan aturan persen (misal fragmen distal terjadi
perpindahan sebesar 50% dari jarak porosnya) atau dengan fraksi (misal fragmen
distal berpidah setengah dari jarak fragmen proksimal) (lihat Gambar 24-8, A)
Angulation menggambarkan sudut antara fragmen distal dan proksimal sebagai
derajat fungsi dimana fragmen distal terdeviasi dari posisi yang seharusnya pada
posisi normal. Angulasi menggambarkan derajat dan posisi (misal fragmen distal
terangulasi sebesar 15o ke anterior berhububgan dengan fragmen proksimal) (lihat
Gambar 24-8, B)
Shortening atau pemendekan menunjukkan berapa banyak, jika ada, overlap pada
akhir dari fragmen fraktur, dimana mengartikan seberapa makin pendeknya tulang
yang patah tersebut dibanding jika tulang tersebut tidak patah (lihat Gambar 24-8, C)
Istilah yang berlawanan dari shortening atau pemendekan adalah distraction,
dimana lebih menjelaskan ke jarak antar fragmen tulang yang terpisah satu
sama lain (lihat Gambar 24-8, D)
Shortening (overlap) atau distraction (pemanjangan) biasanya menunjukkan
berapa centimeter (misal terdapat pemendekan sebesar 2 cm fragmen
fraktur)
Rotation (rotasi) adalah posisi fraktur yang tidak biasa yang selalu melibatkan tulang
panjang, seperti femur dan humerus. Rotasi menunjukkan letak dari persendian di
satu ujung tulang yang patah relatif terhadap orientasi sendi di ujung yang lain dari
tulang yang sama.
Contohnya, biasanya saat sendi panggul tertuju kedepan, lutut juga
mengikuti tertuju kedepan. Jika terdapat rotasi pada poros femur, sendi
panggul bisa tertuju kedepan, dimana lutut dapat mengarah ke arah lain
(Gambar 24-9). Untuk terjadinya rotasi, baik fraktur persendian diatas dan
dibawahnya harus daoat terlihat, disarankan pada radiograf yang sama.
Gambar 24-8 Parameter fraktur. Pedoman fragmen fraktur dijelaskan dalam 4 parameter ini. A,
Displacement menggambarkan jumlah dimana fragmen distal (panah putih) yang mengimbangi, depan
ke belakang and sisi sama sisi, dari fragmen proksimal (panah hitam). B, Angulasi menggambarkan
sudut diantara fragmen distal dan proksimal (panah hitam putus-putus) sebagai guna derajat dimana
fragmen distal terdiviasi dari normal posisinya (panah putih). C, shortening menggambarkan berapa
banyak, jika ada, tumpang tindih terjadi di akhir, dari fragmen fraktur (panah putih dan hitam).
Sebaliknya kebalikan dari shortening adalah distraction (D), dimana mengacu pada jarak dari fragmen
tulang yang dipisahkan satu sama lain (dua panah putih yang menunjukkan tarikan pada tendon di
fragmen fraktur patella; panah hitam menunjuk ke gangguan fraktur).
Gambar 24-9 Rotasi. Posisi fraktur yang tidak biasa, hampir
selalu melibatkan tulang panjang, dimana menggambarkan
pedoman dari persendian dimana satu ujung tulang fraktur
berhubungan dengan ujung tulang yang patah. Menilai rotasi,
baik sendi diatasnya atau dibawahnya harus dapat terlihat, lebih
baik pada radiograf yang sama. Pada pasien ini, proksimal tibia
(panah hitam) berorientasi pada pandangan depan, distal tibia
dan ankle (panah putih) diputar dan berorientasi lateral.
Gambar 24-10 Fraktur terbuka (compound), 5th
metacarpal. Kebanyakan fraktur tertutup, dimana
tidak ada komunikasi antara fragmen fraktur dan
dunia luar. Fraktur terbuka atau compound (panah
hitam) memiliki hubungan antara patahannya
dengan dunia luar (panah putih). Baik fraktur
terbuka atau tertutup, paling baik
mengevaluasinya secara klinis. Tatalaksana untuk
fraktur compound harus memikirkan kemunkinan
infeksi yang tinggi, dimana bisa terjadi pada injuri
ini.
Fraktur mungkin tidak dapat terdiagnosis sampe formasi tulang periosteal muncul,
dalam kasus ini penyembuhan dari fraktur akibat stress pada tulang cancellous,
penampakan zona sklerosis tipis dan padat di rongga meduler (Gambar 24-13)
Scan tulang radionucleid biasanya akan positif awalnya pada radiologi konvensional
dalam 6 hingga 72 jam setelah injuri
Beberapa lokasi lesi yang sering pada fraktur akibat stress adalah tulang panjang
seperti proximal femur atau prximal tibia, calcaneus, 2nd dan 3rd metatarsal (fraktur
march)
Gambar 24-13 Fraktur stress, 2 pandangan frontal diambil 5 minggu terpisah. A, walaupun radiograf
konvensial merupakan pilihan utama, mereka mungkin akan terlihat normal pada 85% kasus stress
fraktur, sehingga pasien sering mengeluhkan nyeri pada gambaran radiografi yang normal, seperti
yang pada pasien ini yang baru datang setelah 1 hari nyeri. B, fraktur mungkin tidak terdiagnosis
sampai pembentukan tulang periosteal (panah putih), atau dalam kasus ini proses healing pada stress
fracture dari tulang cancellous, penampakan zona sklerosis tipis dan padat di rongga meduler (panah
hitam). Foto ini diambil 5 minggu setelah yang pertama.
Gambar 24-14 Fraktur Colles, pandagan frontal (A) dan lateral (B). Fraktur Colles adalah fraktur distal
radius (panah putih) dengan angulasi dorsal dari fragmen distal radius (panah hitam) disebabkan karena
jatuh dengan tangan posisi diulurkan (sering disingkat dengan FOOSH). Sering dihubungkan dengan
fraktur ulnar styloid (panah putih terputus)
Gambar 24-15 Fraktur Smith. Fraktur Smith adalah fraktur distal radius
(panah putih) dengan angulasi palmar dari fragmen fraktur distal radial
(garis sudut hitam), kebalikan dari fraktur Colles. Ini disebabkan jatuh di
belakang tangan yang fleksi.
Gambar 24-16 Fraktur Jones, basal
metatarsal ke 5th. Fraktur Jones fraktur
transverse dari basal metatarsal ke 5th (panah
putih). Ini muncul sekitar 1 hingga 2 cm dari
tuberositas metatarsal ke 5th (panah hitam)
dan seringkali membutuhkan penyembuhan
waktu lebih lama daripada fraktur avulsi
tuberositas. Ini dikarenakan flexi kaki inversi
ankle.
Gambar 24-21 Fraktur Supracondylar. Fraktur Supracondylar distal humerus adalah fraktur yang umum
pada anak, dan temuannya harus cermat. Kebanyakan pada fraktur ini menghasilkan displacement pada
capitellum posterior distal humerus. Pada foto asli, garis humeral anterior (garus yang tergambar
tangential dari koretex humeral anterior dan pada foto ini terlihat hitam) dia harus membagi dua bagian
tengah capitellum (panah putih). Ketika ada fraktur supracondylar, garis ini akan melewati lebih
anterior, seperti yang terjadi di sini. Ada tanda lemak posterior positif (panah hitam).
Gambar 24-23 Fraktur impaksi subcapital panggul.
Fraktur panggul biasanya sering terjadi pada orang
tua dan sering dihubungkan dengan osteoporosis.
Lihat pada angulasi kortex (panah putih) atau zona
dengan peningkatan densitas (panah hitam)
mengindikasi adanya impaksi. Radiograf
konvensional dari leher femoral harus dilakukan
pada keadaan kaki pasien internal rotasi (seperti
yang terlihat disini) sehingga dapat terlihat leher
dalam profil. patah tulang pinggul bisa sangat halus
dan kadang-kadang membutuhkan pencitraan
tambahan seperti MRI atau pemindaian tulang
untuk diagnosis mereka.
Gambar 24-22 Dislokasi posterior pada bahu. Dislokasi posterior pada bahu jauh lebih jarang dari dislokasi
anterior, tapi lebih sulit untuk didiagnosis. Pada pandangan frontal (A), lihat pada humeral head (H), secara
terus menerus konstan menyerupai bohlam lampu, tidak peduli bagaimana pasien menggerakan lengan
bawahnya. Juga terdapat peningkatan jarak antara kepala dan glenoid (panah hitam), B, pada pandangan Y,
kepala (H) akan terletak dibawah acromion (A), struktur skapula posterior, tidak berada anterior dari prosesus
coracoid (C). G, Glenoid
Seringkali fraktur panggul mungkin sangat halus dan memerlukan MRI atau
scan radionuclide tulang untuk diagnosis
Perhatikan untuk tanda indirek yang mengindikasi kemungkinan adanya fraktur yang
mendasarinya (Tabel 24-6)
PENYEMBUHAN FRAKTUR
Penyembuhan fraktur dipengaruhi oleh berbagai macam fraktur, termasuk
umur pasien, lokasi fraktur, posisi dari fragmen fraktur, derajat imobilisasi,
suplai darah ke lokasi fraktur (Tabel 24-7)
Segera mengikuti fraktur, adakah perdarahan pada lokasi fraktur
Setelah beberapa minggu selanjutnya, osteoclast berfungsi untuk menggant
tulangyang rusak. Garis fraktur mungkin minimal melebar saat ini.
Remodelling tulang dimulai sekitar 8 sampai 12 minggu setelah fraktur sebagai gaya
mekanik sebagian mulai menyesuaikan tulang dengan bentuk aslinya.
Pada anak, ini muncul jauh lebih cepat dan biasanya menuju tulang yang
terlihat normal. Pada dewasa, proses ini membutuhkan waktu bertahun-
tahun, dan fraktur yang sudah sembuh tidak pernah kembali ke bentuk yang
normal sempurna
Komplikasi dari proses penyembuhan
Delayed union. Fraktur tidak sembuh pada waktu yang diperkirakan untuk
fraktur pada tempat tertentu (misalnya membutuhkan waktu 6-8 minggu
untuk fraktur radius). Banyak kasus pada akhirnya akan berkembang menjadi
penyembuhan lengkap dengan imobilisasi lebih lanjut.
Malunion. Penyembuhan dari fragmen fraktur muncul pada posisi yang tidak
seharusnya.
Nonunion. Ini terjadi saat penyembuhan fraktur tidak terjadi. Ini ditandai
dengan tepi fraktur halus dan sklerotik dengan gangguan pada fragmen
fraktur (Gambar 24-26). Pseudothrosis dengan dengan lapisan sinovial
lengkap, dapat terbentuk di lokasi fraktur.
Gerakan di tempat fraktur mungkin dapat diperagaka dengan
manipulasi fluroskopik atau dengan pandangan stres.