MORBILI
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahdan
karunia-Nya sehingga penulis dapat referat yang berjudul “MORBILI” sebagai
salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Olak Kemang dan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Azwar Djauhari, M.Sc, yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Olak Kemang dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekerangan pada referat ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan referat
ini. Penulis mengharapkan semoga referat ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
MORBILI
No. ICPC-2 : A71 Measles.
No. ICD-10 : B05.9 Measles without complication (Measles NOS).
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Measles. Nama
lain dari penyakit ini adalah rubeola atau campak. Morbili merupakan penyakit
yang sangat infeksius dan menular lewat udara melalui aktivitas bernafas, batuk,
atau bersin. Pada bayi dan balita, morbili dapat menimbulkan komplikasi yang
fatal, seperti pneumonia dan ensefalitis.
Salah satu strategi menekan mortalitas dan morbiditas penyakit morbili
adalah dengan vaksinasi. Namun, berdasarkan data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2007, ternyata cakupan imunisasi campak pada anak-
anak usia di bawah 6 tahun di Indonesia masih relatif lebih rendah(72,8%)
dibandingkan negaranegara lain di Asia Tenggara yang sudah mencapai 84%.
Pada tahun 2010, Indonesia merupakan negara dengan tingkat insiden tertinggi
ketiga di Asia Tenggara. World Health Organization melaporkan sebanyak 6300
kasus terkonfirmasi Morbili di Indonesia sepanjang tahun 2013.
Dengan demikian, hingga kini, morbili masih menjadi masalah kesehatan
yang krusial di Indonesia. Peran dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama sangat penting dalam mencegah, mendiagnosis, menatalaksana, dan
menekan mortalitas morbili.
Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya tidak diperlukan. Pada pemeriksaan sitologi dapat ditemukan
sel datia berinti banyak pada sekret. Pada kasus tertentu mungkin diperlukan
pemeriksaan serologi IgM anti-Rubella untukmengkonfirmasi diagnosis.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk menegakkan diagnosis morbili.
Prognosis
Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini merupakan penyakit self-
limiting disease.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Edisi I. Jakarta: Pengurus
Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Hal. 17-19