Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

VULNUS EKSKORIASI

OLEH : PRESEPTOR :
Khoirunnisa Sarabayan Pazka dr. Ratna Sugiati
G1A218036
Identitas Pasien
• Nama/Kelamin/Umur : An. S/Laki-laki/ 10 Tahun
• Pekerjaan/Pendidikan : Siswa/kls 5 SD
• Alamat : Muaro Jambi
• Status Perkawinan : Belum menikah
• Jml Saudara :1
• Status Ekonomi : Menengah kebawah
• Psikologis keluarga : baik
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan lecet pada bagian kaki ± 15 menit sebelum
masuk Puskesmas

Riwayat Penyakit Sekarang


Sekitar 15 menit sebelum masuk Puskesmas, pasien mengalami kecelakaan
motor bersama ketiga penumpang lainnya yang merupakan keluarga pasien.
Pasien duduk didepan pengemudi dengan laju kendaraan sekitar 40 km/jam.
Motor yang ditumpangi pasien tiba-tiba diserempet oleh kendaraan lain dari
sebelah kanan sehingga motor kehilangan keseimbangan dan terjatuh, dimana
pasien tertindih oleh penumpang yang lain. Pasien tidak jatuh terseret maupun
terhempas, pasien sendiri tidak menggunakan helm. Sesaat setelah kejadian,
pasien tetap sadar, tidak ada pusing ataupun muntah. Dalam perjalanan dari
lokasi kejadian ke Puskesmas darah tidak banyak keluar pada luka lecet nya.
Pasien hanya merasakan nyeri di sekitar luka dan pasien terlihat sedikit cemas.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat gangguan pembekuan  Riwayat kejang (-)
darah (-)  Riwayat gangguan pembekuan
 Riwayat rawat inap (-) darah (-)
 Riwayat kejang (-)

Riwayat Makan, Alergi, Obat-obatan, Prilaku Kesehatan


 Alergi makanan (-), alergi obat- obatan (-)
 Pasien merupakan seorang anak yang sehari-hari banyak beraktivitas dan
bermain disekitar rumah serta sekolah, Pasien memang seorang anak yang
aktif dan suka bermain.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
IMT : BB 28 Kg; TB 130 cm;
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, nadi 84 x/i, RR 20 x/i, suhu 36,6º C
Kepala : Normocephal, vulnus laceratum et region parietal dextra
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, RC (+/+)
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Toraks : Bentuk dbn, vesikuler (+/+), wh (-/-), rh(-/-), BJ I/II reguler
Abdomen : Supel, BU (+), NT(-)
Ektremitas Atas : Akral hangat, CRT < 2s, edema (-/-), ROM tidak terbatas
Bawah : Akral hangat, CRT < 2s, edema (-/-), ROM tidak terbatas,
vulnus ekskoriasi et regio dorsal pedis sinistra
Status Lokalis

Vulnus ekskoriasi et regio dorsal pedis dengan ukuran 2,5 x 2 cm, luka kotor
dengan tepi tidak rata
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan Anjuran :
Tidak ada indikasi untuk dilakukan pemeriksaan
lanjutan.
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Vulnus Ekskoriasi et Regio Dorsal Pedis Sinistra (S80.9)

Diagnosis Banding

1. Vulnus Laceratum
2. Luka terbuka tidak spesifik
Manajemen

Promotif Preventif
 Menjelaskan kpd pasien ttg penyakit yg  Menghindari kontak kulit yang luka dengan area yg
diderita, penatalaksaan dan proses kotor
penyembuhan.  Hindari area yang sakit dari keadaan yang dapat
 Konsumsi makanan yg cukup & bergizi membuat basah
 Istirahat yg cukup  Jangan melakukan aktivitas berat, terutama yang
 Menjaga kebersihan luka mengunakan bagian tubuh yang sakit
 Menerapkan pola hidup bersih dan sehat  Jangan memanipulasi area yang sakit secara
berlebihan
Manajemen
Rehabilitatif
Kuratif
 Menaati nasihat dokter dan rutin minum obat yang diberikan
Non Medikamentosa  Rutin kontrol untuk perawatan luka
Perawatan luka terbuka  Jika timbul penyulit seperti peradangan yang semakin parah,
pernanahan atau demam, segera bawa ke unit layanan kesehatan
terdekat
Medikamentosa
Amoxicilin syr 250mg/5ml 3x1
Paracetamol syr 120mg/5ml 3x1
Bab II – Tinjauan Pustaka

 Kulit adalah bagian terluar pelindung tubuh


 Luka tersebut dapat merusak jaringan, sehingga
terganggunya fungsi tubuh serta dapat mengganggu
aktifitas sehari-hari.
 Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
akibat yaitu trauma.
Fase Penyembuhan Luka
1. Fase inflamasi
2. Fase Proliferasi
3. Fase Maturasi

Etiologi
Berdasarkan mekanisme trauma, terdiri dari:
Trauma tajam yang menimbulkan luka terbuka, misalnya :
1. Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
2. Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)
3. Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak)
4. Vulnus Morsum (Luka Gigitan)
5. Vulnus Perforatum (Luka Tembus)
6. Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)
Trauma tumpul yang menyebabkan luka tertutup (vulnus occlusum), atau luka terbuka
(vulnus apertum), misalnya :
1. Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
3. Vulnus Contussum (Luka Kontusio)

Trauma termal, (Vulnus Combustion-Luka Bakar), yaitu kerusakan kulit karena suhu
yang ekstrim, misalnya air panas, api, sengatan listrik, bahan kimia, radiasi atau suhu
yang sangat dingin (frostbite).
Klasifikasi
Menurut tipenya luka dibedakan menjadi 4 tipe luka yaitu :
1. Luka bersih (Clean wound)
2. Luka bersih-kontaminasi (Clean contaminated wound)
3. Luka kontaminasi (Contaminated wound)
4. Luka infeksi (Infected wound)
Manifestasi Klinis

Gejala umum
Gejala Lokal
• Terjadi akibat penyulit/ komplikasi seperti syok
1. Nyeri
akibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.
2. Perdarahan
• Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan
3. Diastase yaitu luka yang
secara teliti untuk memastikan apakah ada
menganga atau tepinya saling
pendarahan yang harus dihentikan.
melebar
• Kemudian ditentukan jenis trauma apakah trauma
4. Gangguan fungsi
tajam atau trauma tumpul, banyaknya kematian
jaringan, besarnya kontaminasi dan berat jaringan
luka
 
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
bila diperlukan.

Penatalaksanaan
1. Periksa Airway, Breathing, Circulation pasien
2. Lakukan Perawatan luka seperti membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan povidon iodine
3. Lakukan penjahitan luka bila diperlukan
Komplikasi
1. Penyulit dini seperti : hematoma, seroma, infeksi
2. Penyulit lanjut seperti : keloid dan parut hipertrofik dan kontraktur
 
Prognosis
Tergantung dari luas, kedalaman dan penyebab dari trauma.
 
BAB III -
ANALISA Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar
KASUS Pada penyakit pasien ini tidak terdapat hubungan antara diagnosis dengan
keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga


Hubungan antar anggota keluarga baik dan harmonis, sehingga dapat
disimpulkan tidak terdapat hubungan antara diagnosa penyakit pasien dengan
keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga.
 
Hubungan diagnosis prilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Kejadian yang menimpa pasien adalah murni kecelakan dikarenakan motor pasien
diserempet kendaraan lain, bukan karena pengemudi mengalami gangguan
kesehatan ketika berkendara. Sehingga tidak terdapat hubungan antara perilaku
kesehataan dalam keluarga dan lingkungan sekitar dengan penyakit pasien.

Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit


Pasien berasal dari keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah
sehingga dengan keterbatasan itu pasien dan keluarganya menggunakan satu
motor dengan 4 penumpang, dimana melebihi kapasitas yang seharusnya. Jadi saat
terjadi penyerempetan, motor sangat mudah kehilangan keseimbangan.
Analisis untuk mengurangi paparan
Pasien dan keluarga dianjurkan kedepannya harus lebih menaati peraturan dalam
berkendara, seperti memperhatikan jumlah penumpang dan menggunakan helm.
Seharusnya pasien tidak duduk didepan pengemudi karena tinggi badan pasien bisa
mengganggu pandangan pengemudi untuk melihat jalan didepan dan
memperhatikan kendaraan lain disekitar.
 
Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita, penatalaksaan dan
proses penyembuhan. Konsumsi makanan yang cukup dan bergizi seperti buah dan
sayur. Istirahat yang cukup. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat khususnya
untuk menjaga kebersihan luka. Hindari kontak luka dengan area yang kotor. Hindari
area yang sakit dari keadaan yang membuat basah. Jangan melakukan aktivitas
berat, terutama yang menggunakan bagian tubuh yang sakit. Jangan
memanipulasi area yang sakit secara berlebihan.
Kepada keluarga juga dijelaskan untuk memberikan naesehat kepada pasien
untuk dapat mengkonsumsi obat rutin dan istirahat yang cukup. Hindari dulu untuk
mengajak pasien berkendara atau melakukan aktvitas berlebih untuk menghindari
luka agar tidak semakin parah.
Lampiran
Thank you

Anda mungkin juga menyukai