Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SILVY WAHYU FRADINI

NIM : A1C117023

KELAS : REGULER A 2017

MATKUL : LESSON STUDY

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU : Drs. Epinur, M.Si

MENGOMENTARIN TUGAS ALFU LAILA ARIYANTI (A1C117022)

Menurut saya, benar yang saudari alfu jelaskan bahwa setiap model pembelajaran memiliki sintaks dan
karakteristik tersendiri untuk bisa digunakan dalam suatu materi pembelajaran. Yang mana tidak semua
model itu bisa digunakan pada suatu materi sehingga perlu kecocokkan antara karekteristik model
pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Saudari alfu juga telah
menjelaskan karakteristik dan sintaks dari beberapa model dan kecocokkan nya dengan suatu materi, yang
mana hal ini sangat membantu sekali dan juga alfu mengatakan kecocokan suatu model dengan materi itu
disertai dengan jurnal penenlitian sehingga hasilnya itu akurat. Namun saya akan sedikit menambahkan
materi kimia selain yang disebutkan alfu yang cocok menggunakan model yang telah ditentukan saudari alfu
tersebut yaitu:

1. Model Team Assisted Individualzation (TAI)


Benar yang saudari alfu jelaskan bahwa model Team Assisted Individualzation (TAI) cocok dengan
materi kimia yaitu kelarutan dan hasil kali kelarutan, hidrolisis garam, tatanama senyawa kimia dan
persamaan reaksi kimia. Yang mana hal ini sudah alfu buktikan berdasarkan jurnal penelitian seseorang
tentang penggunaan model TAI ini pada materi kimia tersebut. Namun saya akan sedikit menambahkan
bahwa Model Team Assisted Individualzation (TAI) juga cocok digunakan dalam materi “STOIKIOMETRI”
Menurut saya alasan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) cocok
digunakan dalam materi Stoikiometri karena model pembelajaran ini merupakan kombinasi antara
pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Seperti pembelajaran kooperatif yang lain,
TAI juga akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana pada setiap kelompok terdapat
asisten yang berperan membantu teman sekelompok yang belum paham tentang materi yang diajarkan.
Dengan demikian akan terjadi interaksi antar siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan tentang materi
Stoikiometri. Yang mana materi stoikiometri ini bersifat absrak sehingga diperlukan pemahaman konsep
yang baik dan kemampuan matematika yang baik juga sehingga embelaaran jika hanya menggunakan
model konvensional membuat siswa menjadi kurang paham dan menjadi kurang bersemangat dalam proses
pembelajaran. Di samping itu, TAI juga merupakan pembelajaran individual. Walaupun terjadi interaksi
antar siswa dalam kelompok, tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh
guru. Dengan membuat siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung
jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi
masalah dan saling memberikan dorongan untuk maju. Berdasarkan penelitian dari Awofala (2013)
menyimpulkan bahwa pembelajaran TAI merupakan pembelajaran yang efektif dan meningkatkan sikap
belajar siswa terhadap matematika. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
TAI cocok untuk materi hitungan sehingga dapat diterapkan ke materi Stoikiometri.
Berdasarkan jurnal Enggar Prasetyo (2018) “Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) Dilengkapi Dengan Media LKS Berbasis Model Latihan Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xmipa 1 Pada Materi Stoikiometri Di
SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017” bahwa untuk mengtasi kesulitan siswa dalam
memahami materi stoikiometri yaitu dengan menggunakan model Kooperatif teams Assisted
Individualization (TAI) dengan bantuan media berupa LKS Berbasis Model Latihan. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap
pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, meningkatan keaktifan
siswa, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut adalah
model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pem- belajaran yang berfokus
pada peng-gunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada
siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya
(peerteaching) lebih efektif dari pada pembelajaran oleh guru.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak variasi, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individulization(TAI). Ciri-ciri dari model pembelajaran ini adalah belajar dalam
kelompok kecil 4-5 siswa yang heterogen dibantu oleh seorang tutor (asisten). Kemudian Dengan
membentuk kelompok kecil akan semakin melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Model ini
dirancang agar dapat menga-tasi tingginya heterogenitas siswa di kelas. Siswa yang telah memenuhi
kemampuan dalam belajar dapat mem-bantu lainnya dalam menghadapi masalah dan memberikan dorongan
untuk maju kepada teman sebayanya. Selain itu pendidik juga memberi bantuan individual kepada siswa
yang kesulitan dalam menerima pelajaran.
Selain itu, media pembelajaran sangat penting dalam proses pem- belajaran. Penggunaan media pem-
belajaran dapat membangkitkan rasa ingin tahu, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Media
pembelajaran juga dapat membantu siswa mening-katkan pemahaman dan memudahkan siswa dalam
menyerap materi yang diberikan.Untuk membantu model pembelajara TAI digunakan media pembelajaran
yakni LKS (lembar kerja siswa/student worksheet berbasis model latihan. Media ini bertujuan untuk
membantusiswa dalam mengem-bangkan konsep, melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan
proses belajar mengajar, sebagai alat bantu guru dan siswa dalam melak-sanakan proses belajar mengajar,
membantu siswa untuk menambah info tentang konsep, membantu siswa memperoleh catatan materi yang
dipelajari dalam melakukan kegiatan pembelajaran, membantu guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran disekolah juga perlu pengembangan perangkat pem- belajaran,
salah satunya LKS yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dan pedoman pembelajaran, supaya
siswa dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Team Assisted Individulization(TAI) dilengkapi dilengkapi dengan LKS berbasis model
latihan dapat mening-katkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X MIPA 1 pada materi stoikiometri
di SMA Negeri 6 Surakarta. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari kenaikan presentase
siswa sebesar 80% pada siklus I dan meningkat menjadi 88% pada siklus II. Peningkatan prestasi belajar
siswa meliputiaspek pengetahuanpada siklus I sebesar 60% dan meningkat menjadi 80% pada siklus II.
Ketercapaianaspek sikap siswa sebesar 80 % pada siklus I dan meningkat menjadi 96% pada siklus II.

2. Model Numbered Head Together (NHT)


Benar yang saudari alfu jelaskan dan buktikan berdasarkan jurnal penelitian seseorang bahwa Model
Numbered Head Together (NHT) ini memiliki karakteristik yang cocok dengan karakteristik materi elektrolit
dan non elektrolit, materi konsep laju reaksi dan materi hidrokarbon. Yang mana benar yang telah saudari
alfu jelas kan bahwa model ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada beberapa materi kimia. Namun
saya akan sedikit menambahkan bahwa Model Numbered Head Together (NHT) ini juga cocok pada materi
“Hidrolisis Garam”.
Adapun alasan saya bisa mengatakan bahwa model Numbered Head Together (NHT) ini cocok untuk
materi hidrolis garam karena berdasarkan jurnal Yuliarita (2018) “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN PRAKTIKUM TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA” bahwa dalam jurnal ini dijelaskan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi hidrolisis garam dengan model NHT.
Materi hidrolisis garam merupakan penerapan dari konsep asam basa. Dalam materi ini dibahas
tentang reaksi ionisasi garam yang terlarut dalam air dimana reaksi ini tidak dapatdilihat secara kasat
mata oleh siswa sehingga dapat dikatakan materi ini bersifat abstrak. Gejala atau fakta yang dapat diamati
siswa adalah nilai pH larutan garam tersebut yang mengindikasikan konsentrasi [H⁺] da H ] dalam
larutan. Penentuan nilai pH dan sifat larutan garam dapat dilakukan melalui kegiatan percobaan (Maikristina,
N 2013). Dengan mengamati fakta yang didapat dari percobaan tersebut, diharapkan siswa dapat
mempelajari dan memahami lebih dalam konsep tentang hidrolisis garam yaitu adanya hidrolisis kation (ion
positif/H⁺ da a io io ai H ) secara seksama.
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru serta beberapa siswa, maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan belajar mengajar kimia yang telah dilakukan oleh guru dengan metode ceramah kurang
efektif. Guru kurang membimbing siswa untuk menemukan konsep, teori-teori yang diterima oleh siswa
tidak dapat bertahan lama sehingga siswa mudah lupa dengan teori atau konsep yang telah diberikan
sebelumnya. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pembelajaran materi hidrolisis garam guna
meningkatkan pemahaman siswa terhadap hidrolisis garam yang nantinya dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa menjadi lebih tinggi maka rlu dilakukan variasi dengan berbagai teknik dan strategi dalam
pembelajaran agar siswa tertarik dan termotivasi untuk ikut berperan aktif. Salah satunya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantuan praktikum yang mana
dapat menunjang siswa untuk memahami konsep secara bersama maupun mandiri dengan arahan atau
bimbingan dari guru.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT membantu siswa untuk berfikir dalam memecahkan masalah yang
ditemui sehingga tercapai suatu pembelajaran yang bermutu. Dan juga dapat mendorong siswa untuk
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Dengan model ini
harapannya siswa akan lebih termotivasi untuk memahami konsep pembelajaran secara bersama. Ciri
khasnya adalah memberikan nomor pada setiap anggota kelompok dan menunjuk siswa maju namun hal ini
tanpa diketahui terlebih dulu siapa yang akan mewakili kelompok untuk maju, hal ini bertujuan agar semua
siswa siap. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa dan menumbuhkan rasa tanggung jawab baik
itu individu maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie, A (2007) yang mana siswa belajar
melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling kerjasama dengan rekan-rekan kelompoknya.
Adapun kelebihan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Menurut Trianto, 2014).
Kelebihan model NHT, yaitu: (1).Setiap siswa menjadi siap dalam belajar, (2). Siswa dapat meningkatkan
kemampuannya untuk bekerjasama dengan siswa yang lain, (3).Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan
untuk menghargai perbedaan pendapat, (4). Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat,
(5).Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri), (6).Meningkatkan motivasi dan sikap positif siswa,
(7).Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Adapun implementasi konteks model NHT dalam materi hidrolisis garam pada penelitian ini adalah:
(1)penomoran, (2)pengajuan pertanyaan, (3)berpikir bersama, (4)pemberian jawaban. Beberapa penelitian
menunjukkan hasil positif dari penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
diantaranya: 1).Saraswaty, S (2014) yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa menggunakan
pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) dengan penggunaan media laboratorium
riil dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih baik. 2). Silawaty (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan media visual pada materi ikatan kimia Siswa kelas X SMA Kemala
Bhayangkari 1 kubu raya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 62,86%.3). Wijayati, N (2006)
menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar kimia pokok
materi hidrokarbon siswa kelas X semester 2 SMA N 15 semarang tahun ajaran 2005/2006 untuk
meningkatkan hasil belajar kimia.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan teori-teori diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
berbantuan praktikum terhadap hasil belajar siswa pada materihidrolisis garam kelas XI IPA SMA
Bina Utama Pontianak. Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu. Desain ini memiliki kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang meliputi
variabel bebas, terikat dan kontrol, yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2017). Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas XI SMA Bina Utama Pontianak tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 2
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang diajar oleh guru yang sama yang belum mendapatkan materi
Hidrolisis Garam. Sampel yang digunakan didalam penelitian ini ada dua kelas, yang terdiri atas satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Dalam penelitian ini, penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barlett. Data
yang digunakan untuk uji adalah data dari hasil ulangan harian Kesetimbangan kimia.
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen SMA Bina Utama
Pontianak pada materi hidrolisis garam, maka dapat disimpulkan: 1).Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan praktikum dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi hidrolisis garam kelas XI SMA Bina Utama
Pontianak. 2).Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan praktikum memberikan pengaruh sebesar
45,99% terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam kelas XI SMA Bina Utama
Pontianak.
3. MODEL IMPROVE
Baiklah saya setuju dengan pendapat alfu yang menjelaskan bahwa model improved ini memiliki
karakteristik yang cocok dengan karakteristik materi ikatan kimia. Karena setelah saya cari-cari penelitian tentang
penggunaan model improve ini yang keluar memang penggunaan model improve ini cocok dengan materi ikatan
kimia dan jurnal yang saya baca pun sama seperti jurnal yang saudari alfu jelaskan. Akan tetapi jika saya lihat-
lihat jurnal lain ternyata model improve ini lebih banyak digunakan pada mata pelajaran matematika seperti
materi sistem persamaan linier dua variabel. Oleh karena itu mungkin memang belum banyak seseorang
melakukan penelitian tentang penggunaan model improve dalam materi kimia. Akan tetapi bukan berarti model
ini tidak bisa digunakan dalam materi kimia. Karena pada dasarnya matematika itu sebenarnya dasar dari ilmu
kimia. Jadi saya sependapat dengan alfu bahwa model improve ini memang cocok diterapkan dalam materi kimia
yaitu pokok bahasan ikatan kimia., yang mana sesuai dengan jurnal yang alfu jelaskan bahwa model improve ini
mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia. Adapun karekteristik model improve ini yaitu
cocok digunakan pada materi yang berisi hitungan, konsep, fakta maupun aplikasi secara langsung. Dimana
dengan model ini juga siswa nantinya diajak untuk memecahkan dan menyelesaikan suatu permasalahan tersebut.
Dan guru akan membantu siswa yang kesulitan sehingga siswa merasa terbantu dengan penggunaan model ini.
Oleh karena itu karakteristik model improve ini memiliki kecocokkan dengan materi ikatan kimia yang bersifat
abstrak dan banyak berisi tentang konsep-konsep seperti pembentukan ikatan kovalen, ikatan ion dan lain
sebagainya. Sehingga karena karekteristik model improve ini memiliki kecocokkan dengan materi ikatan kimia,
maka penggunaan model improve ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi ikatan kimia seperti
yang sudah saudari alfu jelaskan dalam jurnal penelitian seseorang.

Anda mungkin juga menyukai