Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUTHMAINNAH JAMALUDDIN

NIM : A031171327
RMK : PENGAUDITAN II

"PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB PASCA SESUDAH AUDIT"

A.      Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan


Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada
tahap akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview
kertas kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner
pengendalian intern dan program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan
bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit
telah terkumpul semua. Untuk itu dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor
melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan.
Prosedurnya adalah :
1.      Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2.      Membaca notulen rapat
3.      Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4.      Mendapatkan surat representasi klien
5.      Melaksanakan prosedur analitis
a). Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian
Menurut Boynton (2003 : 313) Tanggung jawab auditor untuk menilai
kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan
transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560, Subsequent Events, menyatakan
bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi
yang:
a.         Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
b.         Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa
c.         Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan
serta laporan auditor
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-
peristiwa kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah
peristiwa tersebut mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap penyajian
informasi di dalam laporan keuangan klien.
Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a.       Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan.
b.      Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut
memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang Penerbitan obligasi jangka panjang
dicatat, seperti piutang usaha dan atau saham preferen atau saham
persediaan, pada jumlah yang berbeda biasa.
dari yang dicatat. Pembelian suatu perusahaan.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir Kerugian dari bencana akibat kebakaran.
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai
tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara
berikut:
a.       Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif
akhir tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum
tercatat.
b.      Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau
mendekati akhir pekerjaan lapangan.
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa
kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan
standar auditor.

b). Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti
komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai
signifikansi audit. Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan
obligasi baru, pembelian saham treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat
biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna memberikan auditor
kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misalnya: informasi yang
dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian
substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam
kertas kerja.

c). Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian).
Kontinjensi keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil,
sedangkan kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi
auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan
pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian
harus:
a.       Dicatat sebagai kewajiban
b.      Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c.       Diabaikan
Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-
bukti tentang:
a.       Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas
dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b.      Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c.       Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d.      Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
Surat Pertanyaan Audit
AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum
klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung
tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh
manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan
auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan
bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:
a.       Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b.      Masalah yang dihadapi adalah tidak material

d). Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari
manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai
melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333,
Management Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian
dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan
untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen
harus dapat :
a.       Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b.      Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c.       Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen
Isi Surat Representasi
Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik
yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup
representasi mengenai :
a.       Laporan keuangan
b.      Kelengkapan informasi
c.       Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d.      Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a.       Memperoleh surat rep
b.      Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar
auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian
pendapat.

e). Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review
keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan
dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang
dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan
keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam
menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
a.       Diantisipasi dalam perencanaan audit
b.      Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive

B.      Mengevaluasi Temuan


Menurut Boynton (2003 : 323) Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi
temuan-temuan, yaitu:
a.       Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
b.      Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
a). Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan
dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk
melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan
ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor
atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut:
a.       Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b.      Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik
sampling audit
c.       Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji
yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut
sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang
mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum
dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit.
Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat
diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa
risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a.       Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b.      Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk
mengurangi risiko salah saji yang material

b). Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu
tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang
akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha
berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika
jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa,
merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan
tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang
substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya, maka auditor harus :
a.       Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi
pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
b.      Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial
mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus:
 Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak.
 Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk
mencerminkan kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor
tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi
yang mungkin diungkapkan mencakup:
 Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas
keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
 Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
 Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu
serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
 Kemungkinan penghentian operasi.
 Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
 Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau
jumlaj atau klasifikasi kewajiban.
c). Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan
terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan
anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan
bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan
yang disyaratkan.
d). Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak
pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir
tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

e). Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti
yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review
tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh
anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit
ditunjukkan dalam table berikut:

Review Sifat Review


Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas
kerja lainnya atas dasar selektif.

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan
kepastian bahwa:
 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada
situasi bersangkutan.
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang
ditetapkan dalam surat penugasan.
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang
timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.
C.      Mengkomunikasikan Dengan Klien
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan
komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal
berkenaan dengan:
a.       Pengendalian internal klien
b.      Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat
manajemen.

a). Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal


AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang
signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses,
mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan
itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam
organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah,
maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan
bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan
harus :
a.       Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan
keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b.      Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c.       Menyertakan pembatasan pembagian

b). Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit


AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu
berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa
komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
a.       Tanggung jawab auditor menurut GAAS
b.      Kebijakan akuntansi yang signifikan
c.       Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
d.      Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e.       Penyesuaian audit yang signifikan
f.       Ketidaksepakatan dengan manajemen
g.      Konsultasi dengan akuntan lain
h.      Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i.        Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

c). Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat
untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang
memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan
dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang:
a.       Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di
pertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b.      Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah
yang tercatat selama audit
c.       Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

D.      Tanggung Jawab Setelah Audit


Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1.      Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
2.      Penemuan faktor yang ada
3.      Penemuan prosedur yang dihilangkan

a). Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan
Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung
jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun
selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. 
Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda
merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal kembali atas
keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di
luar penyelesaian pekerjaan lapangan.
b).   Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan
bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin
mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk
memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan
eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka
yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka
auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah ketergantungan pada
laporan audit itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka
auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan
tersebut penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi
spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2)
menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.

c).   Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan


Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus
menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini
untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05
menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan
auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka
auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif
yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Willian C. Boynton, Raymon N. Johnson, Walter G. Kell. 2003. Moderen Auditing


edisi ke-7. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai