Melihat fenomena yang terjadi di negara kita banyak sekali hal yang mungkin membuat
semua penduduk di Indonesia menjadi bingung, bahkan mayarakat awam bertanya-tanya apa
sebenarnya yang terjadi belakangan ini, berkaitan dengan aksi 411 beberapa hari yang lalu muncul
berbagai pendapat yang membuat suasana di negeri ini memanas, kondisi ini bukan saja dampak
dari terjadinya aksi damai 411 yang berakhir bentrok, entah siapa yang memulai sehingga bentrokan
tidak bisa di hindari yang pasti ada beberapa orang yang menyesalkan atas kejadian ini.
Akibat adanya informasi yang kurang jelas dari pihak media sehingga muncul pernyataan
bagaimana kualitas dan kuantitas media yang ada di Indonesia . Berbagai macam pemberitaan yang
di muat di media masa menjadikan suasana kurang kondusif dikarenakan saling tuding siapa aktor di
baliik aksi damaia 411 yang berakhir kurang baik, banyak media masa yang memuat berita kurang
bisa dipertanggungjawabkan, sehingga banyak sesama muslim yang berdebat akibat kejadian ini.
Yang anehnya orang muslim itu sendiri yang menyangkal bahwa pidato yang disampaikan di pulau
seribu itu bukan termasuk kepada penistaan agama. Meskipun sudah jelas dalam kontek arti dan
tafsir sudah jelas bahwa “tidak boleh orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin bagi kita”.
Menyikapi kondisi sekarang, kajian Ahad ini kita akan membahas tentang bahayanya
Munafik bagi masyarkat dan agama, mengapa kita bahas materi ini? Hal ini sangatlah penting, sejauh
mana posisi kita sebagai muslim dan untuk menghindari sifat-sifat Munafik yang ada di dalam diri
kita.
Munafik sacara bahasa terdiri dari 3 makna yaitu : Al Hidau (Penipuan), Al Makru (Kejahatan
yang tersembunyi) dan Idharu Khoir Waibtanusari. Sedangkan menurut istilah ialah orang yang
lahirnya beriman padahal hatinya kufur . Munafik merupakan orang yang memiliki sifat nifak. Nifak
artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk. Nifak sangat dibenci oleh Allah
sehingga orang yang munafik diancam oleh-Nya dengan siksa yang amat pedih, di neraka yang paling
dasar.
2. NIFAK ‘AMALI
Nifak ‘Amali disebut juga Nifak Asghar yaitu seorang mukmin tapi akhlaknya
munafik. aitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi
masih tetap ada iman di dalam hati.
Nifak jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, namun merupakan washilah
(perantara) kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam keadaan iman dan nifaq, dan
jika perbuatan nifaqnya lebih banyak maka hal itu bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke
dalam nifaq sesungguhnya. sebagaimana yang telah disebutkan di dalam sabda Nabi
shalallahu alaihi wasalam:
(( ت فِ ْي ِه َخصْ َل ٌة م َِن ْ ت فِ ْي ِه َخصْ َل ٌة ِم ْنهُنَّ َكا َن َ أَرْ َب ٌع َمنْ ُكنَّ فِ ْي ِه َك
ْ َو َمنْ َكا َن, ان ُم َنافِ ًقا َخالِصًا
َ َوإِ َذا ْاؤ ُتم َِن َخ, اص َم َف َج َر
ان َ َوإِ َذا َخ, دَر َ َوإِ َذا َعا َهدَ َغ, ب َ ث َك َذ
َ إِ َذا َح َّد: اق َح َّتى َيدَ َع َها
ِ )) ال ِّن َف
()رواه البخاري ومسلم
“Empat hal apabila terdapat pada diri seseorang maka dia menjadi seorang
munafiq tulen, dan jika terdapat padanya satu di antara empat hal tersebut, maka
pada dirinya terdapat satu tanda kemunafikan hingga dia meninggalkannya: jika
berbicara dia berdusta, jika berjanji mengingkari, jika berselisih dia berbuat curang,
dan jika dipercaya berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan sebagaimana sabda beliau:
َ اؤتُ ِم َن َخ
(( ان َ َ َوإِ َذا َو َع َد أَ ْخل, ب
ْ َوإِ َذا, ف َ ث َك َذ
َ إِ َذا َح َّد: ث ِ ِ( )) آيَةُ ْال ُمنَاف
ٌ َق ثَال
)رواه البخاري
“Tanda seorang munafik ada tiga: jika berbicara maka dia berdusta, jika berjanji maka dia
mengingkari, dan jika dipercaya maka dia berkhianat.” (HR Bukhari)
KESIMPULAN
2. Nifaq ada dua macam, nifaq I’tiqodiy (keyakian) dan nifaq ‘amaliy (perbuatan).
3. Perbedaan antara nifak besar ( nifaq I’tiqodiy ) dan kecil ( nifaq ‘amalii )
Nifak besar mengeluarkan pelakunya dari agama, dan nifak kecil tidak demikian.
Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan,
sedangkan nifaq kecil perbedaan dalam amal perbuatan.
Nifaq besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedangkan nifaq kecil mungkin terjadi dari
seorang mukmin.
Pada umumnya, pelaku nifaq besar tidak berthobat, dan andaikan berthobat, para ulama
berbeda pendapat dalam masalah diterima atau tidak thobatnya. Adapun nifaq kecil,
pelakunya umumnya berthobat.
Created by : Kang Haris, Kang Ato, Kang Yosep, Kang Nandar, Ust. Opik, Kang Asep, Kang
Eman, Kang Priatna, Bang Tohar, Kang Budi dkk..