Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PENERAPAN ETIKA BISNIS PADA PERUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Etika Bisnis yang dibina oleh Ibu Nadiyah
Hirfiyana Rosita, SE., MM.

Disusun Oleh :
Faridatul Laily 195020201111043
Ikke Putri Dharmawan 195020207111062
Anandito Aryo Pratomo 195020207111066

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
A. PRINSIP ETIKA BISNIS

Ada beberapa prinsip dalam etika bisnis yang perlu diperhatikan oleh para
pelaku bisnis. Berikut adalah beberapa contoh dan pengertiannya:

1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi mengharuskan pelaku bisnis mengambil keputusan
dengan tepat dan baik, serta mempertanggung jawabkan keputusan tersebut.
Dalam menjalankan prinsip otonomi ini, dua perusahaan atau lebih bisa
berkomitmen menjalankan etika bisnis dengan prinsip otonomi. Namun, masing-
masing perusahaan dapat mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam
menjalankannya. Karena, masing-masing perusahaan pasti memiliki kondisi dan
strategi yang berbeda-beda dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Perusahaan secara bebas memiliki kewenangan terhadap bidang yang
sesuai dengannya serta pelaksanaannya tetap menyesuaikan dengan visi dan misi
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Tanpa kejujuran, bisnis tidak akan bertahan
lama, karena kejujuran adalah kunci utama dalam kesuksesan bisnis. Prinsip ini
harus diterapkan dalam segala kegiatan bisnis misalnya saat melaksanakan
kontrak terhadap pihak ketiga maupun karyawan, jujur terhadap konsumen, jujur
salam kerja sama, dan lain sebagainya.
Prinsip kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang paling dasar dalam
mendukung keberhasilan perusahaan dalam berbagai aspek.

3. Prinsip Keadilan
Dalam prinsip ini berarti setiap orang yang melakukan bisnis meiliki hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Sehingga semua pihak yang terkait
dalam bisnis harus memberikan kontribusi baik secara langsung atau tidak
langsung terhadap keberhasilan bisnis. Menerapkan prinsip keadilan berarti
semua pihak harus memiliki akses positif sesuai dengan kemampuan dan peran
yang telah diberikan untuk mendukung keberhasilan bisnis.
4. Prinsip Loyalitas
Loyalitas adalah salah satu hal penting dalam menjalankan sebuah bisnis.
Loyalitas dalam perusahaan biasanya dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan
dalam menjalani bisnis sesuai dengan visi dan misi. Dengan menerapkan prinsip
ini, berarti tidak boleh mencampurkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.

5. Prinsip Integritas Moral


Setiap perusahaan harus memiliki integritas moral yang baik. Dengan
begitu, perusahaan lebih dapat dipercaya masyarakat. Menerapkan prinsip ini,
berarti seluruh pelaku bisnis, baik karyawan hingga manajemen harus selalu
menjaga nama baik perusahaan.
Itulah beberapa pendekatan dan prinsip dalam menerapkan etika bisnis
perusahaan. Dengan etika bisnis yang baik, perusahaan dapat berkembang dengan
mudah. Etika bisnis dalam sebuah perusahaan menjadi wajah dari perusahaan
tersebut. Contoh seperti kejujuran pemilik usaha. Jika pemilik usaha selalu jujur
kepada karyawan maupun rekan kerja, tentu rekan kerja akanmelihat perusahaan
tersebut adalah perusahaan yang memiliki performa bagus karena kejujuran yang
ada. Tetapi jika sebaliknya, pemilik usaha sama sekali tidak jujur baik kepada
karyawan maupun rekan kerja, maka mudah sekali cap jelek dari rekan bisnis lain
datang untuk pemilik usaha tersebut. Bahkan bisa jadi seluruh perusahaan juga
mendapat cap jelek.
Selain menerapkan etika bisnis, Anda juga harus menerapkan keuangan
yang lebih baik. Kondisi keuangan yang baik secara langsung dapat membantu
mengembangkan perusahaan dengan mudah. Untuk mengetahui kondisi keuangan
yang baik, Anda membutuhkan laporan keuangan perusahaan.

B. ETIKA PERUSAHAAN

1. Etika Perusahaan dengan Karyawan


Perusahaan memperlakukan karyawan secara setara (fair) dan tidak
membedakan suku, agama, ras dan antar golongan dalam segala aspek. Len
menyadari bahwa karyawan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku dan tujuan Perusahaan. Oleh karena itu setiap karyawan
dituntut dapat berpartisipasi dan berperan aktif dengan jalan meningkatkan
produksi dan produktivitas kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis,
selaras, serasi dan seimbang antara Perusahaan dan karyawan.
Dalam melaksanakan etika ini, Perusahaan:
1. Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal
kesejahteraan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana kerja.
2. Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten.
3. Memastikan setiap karyawan telah mendapat sosialisasi isi PKB.
4. Menempatkan Ikatan Karyawan Len (IKL) sebagai mitra Perusahaan
terkait dengan hubungan industrial.

2. Etika Perusahaan dengan Pemegang Saham


Perusahaan bertanggung jawab atas kepuasan pemegang saham.
Perusahaan harus bisa meyakinkan pemegang saham, dimana manajer perusahaan
memonitor seluruh keputusan bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang
diambil tersebut demi kepentingan pemegang saham. Namun tidak menutup
kemungkinan pemegang saham turut aktif dalam memberikan pengaruh kebijakan
manajemen perusahaan. Pada umumnya pemegang saham yang berperan aktif
adalah investor perusahaan yang memiliki saham dalam jumlah yang besar.
Dengan demikian pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban eksekutif
perusahaan atas ketidakpuasan yang didapatkan.

3. Etika Perusahaan dengan Pelanggan


Perusahaan mengutamakan kepuasan dan kepercayaan pelanggan dengan:
1. Menjual produk sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
2. Membuka layanan pelanggan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan tanpa
melakukan diskriminasi terhadap pelanggan.
3. Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, tidak
menyesatkan serta diterima oleh norma-norma masyarakat.

4. Etika Perusahaan dengan Pesaing


Perusahaan menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan
introspeksi dengan cara:
1. Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui posisi
pesaing.
2. Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan produk
dan layanan yang bermutu

5. Etika Perusahaan dengan Pemasok


Perusahaan meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan
memupuk kebersamaan dengan pemasok sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis
yang berlaku dengan cara :
1. Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada
kemampuan dan prestasi.
2. Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa
dengan tepat waktu dan tepat jumlah.
3. Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan
jasa yang melakukan pelanggaran.
4. Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang
dan jasa termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan.
5. Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini
(misalnya e-procurement).

6. Etika Perusahaan dengan Mitra Kerja


Perusahaan meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan
memupuk kebersamaan dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis
yang berlaku dengan cara:
1. Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan
dengan mitra kerja dan tidak melanggar aturan dan prosedur.
2. Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan
terbaik.
3. Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari
solusi yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja.

7. Etika Perusahaan dengan Pemerintah


Perusahaan berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan cara:
1. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat
dan Daerah.
2. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan
peraturan yangberlaku mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan,
lingkungan dan pelayanan.

8. Etika Perusahaan dengan Masyarakat


Perusahaan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan dapat
bersinergi dengan program-program Pemerintah terkait, dengan cara:
1. Memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan-
kegiatan Perusahaan dalam batas tertentu.
2. Mengoptimalkan penyaluran program-program bantuan Perusahaan kepada
masyarakat.
3. Melarang karyawan memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar
kewenangannya.
4. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi
masyarakat berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.

9. Etika Perusahaan dengan Media Massa


Perusahaan menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi
untuk membangun citra yang baik dengan:
1. Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa.
2. Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang disampaikan
melalui media massa, namun tetap memperhatikan aspek risiko dan biaya.
3. Mengundang media massa untuk mengekspose berita tentang Perusahaan.

10. Etika Perusahaan dengan Negara-Negara Tuan Rumah


1. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menghormati lingkungan
hidup maupun nilai-nilai budaya yang dianut di negara dimana perusahaan
yang bersangkutan berada.
2. Perusahaan menghormati kedaulatan setiap negara dan menahan diri untuk
tidak ikut campur dalam proses politik maupun pendanaannya. Namun,
perusahaan mempunyai hak untuk menyatakan kepada pemerintah posisi
kami menyangkut kegiatan, karyawan, para pemegang saham serta rasa
percaya perusahaan akan pentingnya menghormati hak asasi manusia.
3. Melalui kegiatannya perusahaan akan memberikan sumbangsih kepada
pengembangan social dan ekonomi dinegara-negara dimana perusahaan
berada, khususnya untuk masyarakat setempat.
4. Perusahaan harus menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku,
khususnya yang menyangkut lingkungan hidup, persaingan serta kesempatan
kerja.

C. ATURAN – ATURAN PERILAKU PERORANGAN

1. Menjaga Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


Karyawan harus menjadikan keamanan dan K3L sebagai bagian dari
budaya kerja untuk menciptakan suasana kerja yang tertib, aman, handal,
nyaman dan berwawasan lingkungan. 

2. Hubungan Profesi
Setiap karyawan diharapkan bersifat loyal, serta menjaga
hubungannya dengan rekan sejawat, dan menghindari setiap tindakan
diskriminasi.

3. Teknologi Informatika dan Sumber Daya Komunikasi


Sumber daya Information Technologi (IT) dimaksudkan untuk
digunakan secara professional. Penggunaan perorang-orangan secara wajar
dapat diperbolehkan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Hubungan dengan Pelanggan dan Pemasok


Hubungan karyawan dengan pelanggan dan pemasok haruslah adil dan
jujur, dengan ketaatan penuh terhadap kesepakatan yang tertuang dalam
perjanjian kontrak serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Kerahasian dan Harta yang Bersifat Kekayaan Intelektual dan


Industrial
Karyawan tidak diperbolehkan mengungkapkan informasi yang
bersifat rahasia, baik secara lisan, tertulis, ataupun secara elektronis kecuali
apabila diberi wewenang oleh pimpinan untuk melakukannya.
Karyawan juga harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang
mengatur harta yang bersifat intelektual dan industrial.

6. Menjaga Aset Perusahaan


Karyawan harus mengoptimalkan penggunaan aset perusahaan dengan cara:
1. Bertanggung jawab atas pengelolaan aset perusahaan dan
menghindarkan penggunaannya diluar kepentingan perusahaan.
2. Mengamankan harta perusahaan dari kerusakan dan kehilangan.
3. Melakukan penghematan pemakaian energi.

7. Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah situasi di mana karyawan karena
kedudukan dan wewenang yang dimilikinya dalam Perseroan, mempunyai
kepentingan pribadi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas yang
diamanatkan oleh Perusahaan secara obyektif. Benturan kepentingan timbul
karena adanya perbedaan antara kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga
dengan kepentingan ekonomis perusahaan.
Setiap karyawan harus menghindarkan diri dari tindakan-tindakan
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan perusahaan, seperti
menerima hadiah atau manfaat (termasuk segala bentuk penyuapan dan kick
back), menyalahgunakan sumber daya atau pengaruh perusahaan sehingga
dapat mendiskreditkan nama baik dan reputasi perusahaan, memanfaatkan
aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, melakukan pekerjaan dimana
karyawan dapat terdorong untuk melakukan pekerjaan tersebut selama jam
kerja aktif perusahaan atau menggunakan peralatan atau material dari
perusahaan terlibat dalam pengelolaan perusahaan pesaing dan lain-lain

8. Insider Trading
Karyawan yang mempunyai akses terhadap informasi yang tidak
bersifat umum, dan yang apabila diumumkan dapat mempengaruhi harga
saham perusahaan tidak diperbolehkan melakukan perdagangan saham
ataupun dokumen-dokumen berharga lainnya dari perusahaan, baik secara
langsung ataupun melalui perantara orang lain selama informasi tersebut
belum diumumkan kepada publik.

9. Kegiatan Publik
Karyawan yang dianggap sebagai wakil perusahaan dilarang untuk
ikut dalam kegiatan politik di negara-negara dimana mereka tidak berhak
untuk melakukan kegiatan semacam itu, serta dimana perusahaan berada.
Disamping itu, karyawan dilarang untuk melakukan apapun yang
bertentangan dengan adat-istiadat ataupun kebudayaan setempat.
 
D. KOMITE ETIKA
Komite Etika bertanggung jawab langsung kepada Chairman dan Chief
Executive Officer.
1. Komposisi dan Penunjukkan Anggota Komite
Komite Etika terdiri dari seorang ketua dan empat orang anggota.
Chairman dan Chief Executive Officer yang menunjuk Ketua Komite Etika.
Anggota yang lain diangkat dengan persetujuan mereka, oleh Komite
Eksekutif atas rekomendasi Ketua Komite.
Para anggota Komite Etika adalah para karyawan pada suatu
perusahaan. Anggota Komite Etika tidak dapat melimpahkan fungsinya
kepada pihak lain. Setiap anggota Komite ditunjuk dalam jangka waktu empat
tahun, kecuali jika ada ketentuan lain, demi menjaga kesinambungan
pergantian anggota Komite.
Penujukkan sebagai anggota Komite Etikahanya dapat dicabut kembali
berdasarkan keputusan tertulis semua anggota Komite. Salinan dari keputusan
tersebut harus ditunjukkan kepada . Chairman dan Chief Executive Officer
dan kepada anggota Komite yang bersangkutan.

2. Lingkup Kerja

Komite Etika yang bertanggung jawab langsung kepada . Chairman dan Chief
Executive Officer, bertanggung jawab untuk pemantauan secara umum segala
permasalahan etika yang terkait dengan kegitan suatu perusahaan. Lingkup
kerjanya adalah:

 Membuat rekomendasi kepada Chairman dan Chief Executive Officer


mengenai semua isu etika
 Memberitahukan kepada semua divisi resiko kemungkinan dapat
digugatnya kegiatan suatu perusahaan atas dasar alasan etika
 Memastikan bahwa pedoman perilaku dalam perusahaan diedarkan
serta mengusulkan amandemen yang dianggapnya perlu
 Memastikan bahwa segala prosedur tersedia
 Mengusulkan suatu prosedur, dengan menjamin kerahasiannya
 Mengevaluasi setiap bentuk komunikasi lisan ataupun tertulis yang
berkaitan dengan etika

Anda mungkin juga menyukai