201763013
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan. Saya berharap makalah ini dapat
membantu dan menambah wawasan mengenai kegiatan pengukuran tambang bawah tanah.
Adapun isi dari rangkuman karya ilmiah saya ini mengenai pengetahuan tentang ilmu ukur
tambang dan manfaat ilmu ukur tambang pada kegiatan pertambangan seperti tambang
bawah tanah.
Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini.
Namun dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa rangkuman ini masih banyak
kekurangan, untuk itu saya menerima kritik dan saran. Dan penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
Bawah Tanah..............................................................................................................4
2.5. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Kegiatan Ilmu Ukur Tambang.........................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................................10
3.2. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
2
2) Defleksi
Teleskop di set di belakang sasaran Dengan posisi jarum pada titik nol
menggunakan penjepit bawah kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran
menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca.Instrumen terbagi dr 0-180 pada
akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi/deviasi dari titik tembak ke
kiri/kanan dari salah satu titik akhir.
3) Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran Dengan piringan yang telah disetel
pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan
penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan
bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa
kuadran seperti sebuah kompas Dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.
4) Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan pada
azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya dengan
menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan menggunakan
penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dr 0-
360 ke arah kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri
dijepit dan dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa seting ulang kecuali harus
melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya.
5) Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran dengan
piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik
kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dari piringan
tambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan
sudut dpt diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada
akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek
sudut terakhir harus sesuai dengan setting pertama. Instrumen terdiri dr 0-360 ke arah
kanan.
6) Bearing
Suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara, selatan dengan titik
tertentu.
3
7) Azimuth
Suatu sudut yang diukur dari titik utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum
jam. Pembacaan sudut vertikal sudut vertical didapat dengan menghubungkan jarak
miring peta untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok - pojok pada
akhir pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang adadiatas/bawah
garis horizontal diukur hanya 1 kali.
B. Pengukuran Jarak
1) Dengan rangkaian/ikatan
2) Dengan pembacaan stadia
3) Dengan perekaman :
Pengukuran singkat antar pancang
Pengukuran panjang dengan rentang-rentang bebas.
C. Ploting
1) Dengan sudut dan jarak
2) Dengan cara azimuth / bearing dan jarak
3) Dengan cara koordinat.
2.3. Manfaat Kegiatan Ilmu Ukur Tambang Pada Pengukuran Tambang Bawah Tanah
Kegiatan Ilmu Ukur Tambang Pada Pengukuran Tambang Bawah Tanah, bertujuan
untuk :
1) Mengetahui arah/kemajuan penggalian bawah tanah
2) Mengetahui volume broken ore/bat yang tergali
3) Mengetahui posisi/keddkn lub bukaan thd permukaan topografi.
Jenis Kegiatan Pengukuranya :
1) Pengukuran sudut horizontal (double)
2) Pengukuran sudut vertikal (double)
3) pengukuran jarak
4) pengukuran tinggi alat/instrument
5) pengukuran tinggi plumb bob yang digantung
6) pengukuran kiri dan kanan instrumen maupun plumb bob untuk mengetahui lebar
bukaan
7) kolom catatan, misalnya : tinggi level.
4
Data yang harus diambil :
1) Dengan kompas :
Surface Traversing : Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical angle (VA) FS, slope
distance (SD) FS.
2) Underground traversing :
a. Azimuth BS, Azimuth FS, Vertcal Angle FS, Slope Distance FS, Detil ke arah
FS meliputi (jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L dan jarak
instrumen ke dinding sebelah kanan/R bukaan)
b. Dengan Theodolite
a) Surface traversing : Tinggi instrumen, Skala lingk Horizon BS, skala lingk
Hor FS, Vertical angle FS, jarak optis FS (Ba, Bb, Bt)
b) Underground traversing: Tinggi Instrumen, tinggi unting FS, skala lingk
Hor BS, skala lingk hor FS, vertical angle FS, slope distance, detil kearah
FS meliputi (jarak instrumen ke dinding sebelah kiri bukaan/L,
jarakinstrumen ke dinding seb kanan bukaan/R, tinggi bukaan dr floor ke
roof).
Data yang harus dihitung :
1) Azimuth awal dari base line – Bearing FS
2) Angle right - Horizontal distance
3) Azimuth FS – Latitude
4) Departure - Vertical distance
5) Koordinat titik FS – Grade
6) Tinggi titik FS.
Prosedur :
1) Pasang alat
2) Mencatat tinggi Instrumen
3) Mencatat jarak kanan kiri instrument
4) Mengatur instrumen termasuk penyeimbangan nivo
5) Mulai pada 0 dan mengambil BS Dengan gerak perlahan
6) Melepaskan penggerak atas dan bidik FS
7) Membaca dan mencatat HA, melepaskan penggerak bagian bawahnya dan putar
lingkaran Vertikal ke depan operator dan baca VA
8) Mengarahkan teleskop ke BS Dengan menggerakan penggerak bagian bawah
9) Melepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS
5
10) Membaca HA dan VA, pada sudut data pembacaan VA untuk ke 2 kalinya tidak
perlu. Jangka HA dibaca double ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
teleskop dalam posisi langsung
11) Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dr pita
ke patok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrument harus
ditempatkan ke arah patok FS
12) Gerakan ke patok FS dan catat HS.
B. Dumpey Level
Alat untuk menentukan elevasi di bawah tanah dengan perbedaan ketinggian dengan
cara menarik garis ketinggian.
6
C. Rambu Ukur
D. Kompas
E. Pita Ukur/Meteran
1) Untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan dengan teliti digunakan
ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung
2) Untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala dindai setiap 5-10 ft
3) Untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft.
7
F. Plumb bob
G. Lampu Penerangan
H. Tempat Peralatan
Tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk menutup
sambungan dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak yang berisi pengait dan
material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis.
I. Peralatan Kantor
Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex,kalkulator, tinta
warna.
8
2.5. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Kegiatan Ilmu Ukur Tambang
A. Penerangan pada pengukuran bawah tanah sangat diperlukan. Digunakan untuk
memberikan cahaya pada ruang bawah tanah dan pada pembacaan benang silang.
B. Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di permukaan sehingga
lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran.
C. Digunakan Plumbobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan untuk didirikan
rambu ukur.
D. Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumenmudah
mengembun sehingga perlu perawatan khusus terhadap instrumen. Kelembaban dan
aliran air tersebut juga berpengaruh terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur,
rambu ukur, dan lainnya.
E. Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets, dan magnetik dari
bijih.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang harus
dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung mining) untuk
mengetahui dan memperoleh data. Metode yang digunakan, yaitu : Pembacaan sudut
horisontal, pengukuran Jarak, Ploting, Azimuth dan Bearing.
3.2 Saran
Dalam hal ini penulis menyarankan dalam makalah karya ilmiah ilmu ukur tambang
bahwa dalam kegiatan ilmu ukur tambang mencakup dalam proses secara grafis pekerjaan
bawah tanah, bentuk dan kejadian gambaran penyebaran bahan galian serta struktur yang ada
dari kenampakan permukaan bumi dan dapat membantu memecahkan berbagai bentuk –
bentuk permasalahan dalam ilmu ukur tambang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sylvester Saragih. 2014. Universitas Palangkaraya. Tugas makalah ilmu ukur tambang.
https : // www. slideshare. net/ vestersaragih/ tugas – makalah – ilmu – ukur -
tambang. (diakses hari selasa, 21 april 2020. Pukul 12.00)