Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOMETRI UDARA TAMBANG

OLEH :
GALIH PUTRA KURNIAWAN
201763013

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Psikometri Udara Tambang.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini, sebagai salah satu syarat kelulusan
pada mata kuliah Ventilasi Tambang.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Katerina T.A. Tomatala, S.T dan Ibu Theres Florensia Ateta, S.T selaku dosen pengampu
mata kuliah Ventilasi Tambang. Dan tidak lupa orang tua yang selalu memberikan kami
dukungan.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga Makalah Psikometri Udara
Tambang ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau siapa saja yang membutuhkan sebagai
referensi.

Manokwari, 18 Oktober 2020


Penyusun

Galih putra kurniawan

ii
DAFTAR ISI

COVER ...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................................2
2.1 Rencana Pengendalian Ventilasi .................................................................2
2.2 Prinsip Dasar Ventilasi Tambang Bawah Tanah.........................................4
2.3 Sistem Ventilasi Tambang Bawah Tanah ...................................................4
2.4 Kriteria Desain Ventilasi .............................................................................6
2.5 Psikometri Udara..........................................................................................6
2.6 Kandungan-Kandungan Gas .......................................................................7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap mahkluk hidup memerlukan udara segar yang mengandung oksigen untuk
bernafas agar kehidupannya tetap berlangsung. Pada udara segar tidak semuanya
mengandung oksigen melainkan 79% nitrogen dan 21% oksigen. Kebutuhan oksigen setiap
manusia berbeda – beda tergantung pada lokasinya (dataran tinggi atau dataran rendah), serta
aktivitas yang dilakukan dan lain – lain. Dari sinilah muncul perhitungan udara segar dimana
pada tambang bawah tanah perhitungan ini sangat diperlukan untuk membuat desain ventilasi
tambang. Selain itu perlu diketahui juga gas – gas pengotor pada tambang yang perlu di
antisipasi agar tidak membahayakan kehidupan pekerja tambang.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah pada pembuatan makalah sebagai berikut :
1. Apa itu ventilasi tambang ?
2. Mengapa ventilasi tambang sangat penting pada tambang bawah tanah ?
3. Apa saja gas – gas pada tambang bawah tanah ?

1.3. Tujuan
Adapun beberapa tujuan pada pembuatan makalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ventilasi tambang ;
2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya ventilasi tambang pada tambang bawah tanah ;
3. Untuk mengetahui gas – gas pada tambang bawah tanah.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Rencana Pengendalian Ventilasi


Rencana pengendalian ventilasi menyediakan sistem, proses, dan prosedur untuk
mempertahankan tingkat udara yang aman pada tambang bawah tanah. Rencana
pengendalian tersebut diantaranya :
 Peran, tanggung jawab, dan kompetensi ;
 Desain dan perencanaan ;
 Inspeksi, pengukuran, dan monitor ;
 Perangkat kontrol ventilasi ;
 Audit dan review, dan mengacu pada standar.
Rencana pengendalian ventilasi dibuat dengan menggunakan prinsip manajemen resiko,
ini harus dikembangkan bersamaan dengan rencana manajemen lainnya yang mengandalkan
ventilasi, seperti rencana pengelolaan gas, rencana pengelolaan pembakaran spontan, dan
rencana pengelolaan panas.
A. Peran, tanggungjawab, dan kompetensi
Bergantung pada sifat dan kompleksitas operasi, rencana pengendalian ventilasi harus
menentukan satu atau lebih orag yang berkompeten untuk menjadi tanggung jawab.
 Memastikan ventilasi yang memadai pada tambang ;
 Memastikan kualitas udara tambang ;
 Memastikan setiap cacat diselidiki dan diperbaiki ;
 Mengatur perubahan pada sistem ventilasi ;
 Mengatur semua perangkat ventilasi di tambang disusun dan dipelihara dengan
benar ;
 Mengaudit operasi dan keefektifan sistem ventilasi pada interval tidak melebihi 2
tahun.
B. Desain dan perencanaan
Sistem ventilasi tambang harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan
menjaga suasana yang aman dan sehat bagi para pekerja. Ventilasi akan memberikan jumlah
udara segar bagi para pekerja dan gas beracun, gas yang mudah terbakar, dan debu di bawa
keluar tambang melalui pengencaran udara segar.

2
Desain harus mempertimbangkan parameter fisik saluran udara, tata letak tambang, dan
bahaya yang mungkin terjadi. Perencanaan ventilasi harus mencakup kemungkinan efek pada
sistem ventilasi, diantaranya :
 Kebakaran dalam pekerjaan tambang bawah tanah ;
 Efek pada tekanan ventilasi ;
 Respon dari sisi udara segar ;
 Aliran kebutuhan udara ;
 Pengaruh perubahan musin pada suhu dan kelembaban.
C. Inspeksi, pengukuran, monitor, dan laporan
Suatu sistem inspeksi dan pemantauan harus ditetapkan untuk menentukan bahwa
kualitas dan kuantitas udara memadai.
 Sebelum pekerjaan dimulai ;
 Setelah aktivitas peledakan ;
 Setelah terganggunya sistem ventilasi.
Sistem yang mencakup pengaturan untuk pengukuran:
 Kualitas udara, termasuk gas, kontaminasi, suhu, dan kelembaban ;
 Jumlah titik udara pada titik kritis ;
 Emisi gas pembuangan mesin diesel.
D. Fans
Arus udara ventilasi dhisap ke dalam tambang menggunakan kipas angin sehingga
udara tersebut dapat mengalir ke area tambang.
1) Main fan
Main fan digunakan sebagai fan utama pada suatu terowongan yang dapat
mensuplai udara ke terowongan. Main fan harus mengatur :
 Memantau kuantitas dan tekanan udara
 Memantau setiap gas yang cenderung melewati kipas angin
 Mencegah kerusakan jika terjadi ledakan
 Memotong daya untuk booster dan auxilary fan dalam jaringan ventilasi yang
dipasok oleh kipas angin.
2) Auxilary fan
Ventilasi di permukaan kerja dalam tambang bawah tanah adalah salah satu tugas
terpenting dalam ventilasi tambang karena ventilasi pada permukaan sangat berguna. Dua
aplikasi dari auxilary ventilation dalam tambang adalah mengalirkan udara tambahan untuk
membantu sistem ventilasi utama, dalam sebuah ventilation booster atau dalam sirkulasi

3
kontrol. Ventilasi untuk jalan buntu adalah sistem ventilasi aplikasi yang paling umum.
Metoda ini digunakan dalam pertambangan batubara dan logam, yang bisa dipakai pada
daerah development dan produksi.

2.2. Prinsip Dasar Ventilasi Tambang Bawah Tanah


Ventilasi tambang merupakan pengaturan aliran udara bersih dari permukaan/luar
tambang bawah tanah. Dalam pengaturannya udara akan mengalir dari suhu rendah ke suhu
tingi, dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dan udara akan lebih banyak mengalir pada jalur
ventilasi dengan resistensi yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur yang memiliki
resisitensi yang lebih besar. Pada system ventilasi ini memiliki 3 fungsi secara umum yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pada fluida dinamik, yaitu :
A. Sebagai pengontrol kualitas udara ( Quality Control ) pada tambang bawah tanah. Hal
ini dilakukan dengan cara mengatur konsentrasi gas-gas beracun di dalam tambang.
Maka dari itu, ketika tambang bawah tanah produksi, konsentrasi gas beracun dapat
diatur sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja.
B. Sebagai pengontrol kuantitas udara ( Quantity Control ). Kontrol kuantitas udara yang
dimaksud adalah mengatur debit aliran udara yang masuk ke dalam tambang. Tidak
hanya debit udara tetapi juga mengontrol gas-gas beracun yang ada dalam tambang
untuk dikeluarkan ke luar tambang.
C. Sebagai pengatur temperature dan kelembaban udara. Pengaturan yang dilakukan
adalah pengaturan pendinginan, pemanasan, kelembaban, dan penghilangan
kelembaban udara.

2.3. Sistem Ventilasi Tambang Bawah Tanah


Sistem ventilasi tambang bawah tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengalirkan udara segar ke dalam tambang bawah tanah agar pekerjaan dilakukan dengan
nyaman. Berdasarkan cara mengalirkan udara ke dalam terowongan tambang, system
ventilasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Sistem ventilasi alami
Sistem ini terbentuk secara alami seiring dengan pembuatan terowongan
tambang. Dengan adanya lubang bukaan, secara otomatis udara akan mengalir melalui
lubang bukaan.

4
2) Sistem ventilasi buatan
Sistem ventilasi ini menggunakan bantuan listrik dengan alat suplai udaranya
menggunakan fan. Fan pada system ini bertugas sebagai pengatur sirkulasi udara
sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut akan tersuplai udara cukup. Sistem
ventilasi yang umum digunakan pada tambang bawah tanah adalah artificial ventilation
system. Artificial ventilation system ini adalah system ventilasi buatan dengan
memebrikan intake udara bersih yang dihasilkan dari fan blower dan mengeluarkan
udara kotor melalui system exhaust fan. Sistem jaringan buatan inilah yang
dipergunakan di dalam tambang bawah tanah untuk membuat sirkulasi udara lancar.
Sistem ventilasi sangat tergantung dari ketersediaan dan karakteristik fan blower dan
exhaust.
Sistem ventilasi digolongkan menjadi dua bagian menurut fungsinya, yaitu :
1) Sistem Ventilasi Utama (Main Fan System)
Sistem ventilasi utama yaitu pengaliran udara segar menggunakan fan utama
dengan power yang besar yang berfungsi mengalirkan udara segar ke seluruh tambang
bawah tanah.
2) Sistem Ventilasi Bantuan (Auxilary Fan System)
Sistem ventilasi bantu yaitu pengaliran udara segar menggunakan fan bantuan
dengan power lebih kecil daripada fan pada ventilasi utama. Biasanya digunakan pada
lokasi-lokasi yang memerlukan tambahan pressure.
Berdasarkan penggunaan fannya, sistem ventilasi dibagi menjadi tiga, yaitu :
3) Sistem forcing
Sistem ini akan memberikan hembusan udara bertekanan positif kefront kerja.
Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibandingkan
udara di atmosfer. Udara dialirkan melalui pipa dimana saluran ventilasi ini
menghubungkan fan dengan front kerja sebagaimana terlihat pada gambar.
4) Sistem Exhausting
Sistem ini akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan dengan sistem
forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan negatif yang dimaksud disini
adalah tekanan yang dihasilkan oleh proses penghisapan udara. Pada sistem exhausting,
fan diletakkan dekat dengan front kerja, sehingga dapat memudahkan kerjanya dalam
menghisap udara dari front kerja tersebut. Udara yang dihisap adalah udara kotor atau
gas yang tak diinginkan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

5
5) Sistem Overlap
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda dengan
kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu sama
lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke front (intake fan), adan fan yang bertugas
untuk menghisap udara dari front(exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih mundur
(lebih jauh) dari front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang lebih
dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai langsung
dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front
penambangan.

2.4. Kriteria Desain Ventilasi


Dalam melakukan perencanaan ventilasi yang akan digunakan, terdapat kriteria yang
dijadikan dalam acuan perencanaan ventilasi. Kriteria – kriteria tersebut, yaitu :
A. Menurut KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995 Tentang Keselamatan & Kesehatan
Kerja Bidang Pertambangan Umum, pasal 369 ayat 3
Volume udara bersih yang harus dialirkan dalam sistem ventilasi harus diperhitungkan
berdasarkan jumlah pekerja terbanyak pada suatu lokasi kerja dengan ketentuan untuk setiap
orang tidak kurang dari 2 meter kubik per menit selama pekerjaan berlangsung dan ditambah
sebanyak 3 meter kubik per menit untuk setiap tenaga kuda, apabila mesin diesel
dioperasikan.
B. Kecepatan udara maksimum berdasarkan aktivitas dalam tambang bawah tanah
menurut McPherson (1993).
C. Koefisien friksi Atkinson
Koefisien friksi Atkinson (k-factor) yang digunakan dalam perhitungan sistem ventilasi
tambang emas di Papandayan.
D. Temperatur dann Kelembapan
Menurut KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995 temperatur di tambang bawah tanah
harus dipertahankan 18℃ - 24℃ dengan kelembaban maksimum 85%.
E. Temperatur Efektif
Temperature efektif tidak melebihi 24℃ dan jika terjadi harus diperiksa setiap minggu.

2.5. Psikometri Udara


Psikometri udara tambang adalah proses perubahan sifat-sifat udara seperti temperatur
dan kelembaban karena perambatan hawa panas dan kandungan uap air di udara. Jika udara
pada suatu temperatur sudah jenuh atau penuh dengan uap air maka kelembaban relatif akan

6
tinggi. Untuk menentukan persentase kelembaban relatif dapat menggunakan grafik
psikometri dengan mengetahui temperatur kering (Td) dan temperatur basah (Tw) terlebih
dahulu. Kelembaban relatif membandingkan antara kandungan/ tekanan uap air aktual
dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.

2.6. Kandungan-Kandungan Gas


Gas-gas dalam tambang dapat terjadi secara alami, produk pembakaran atau asap dari
emisi gas buang kendaraan atau kegiatan peledakan. Gas-gas tersebut mengandung racun dan
mudah terbakar. Gas-gas yang terkandung adalah metan, hidrokarbon lainnya,
karbondioksida, karbonmonosida, nitrogen, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, amonia, dan
radon.
A. Oksigen ( O₂ )
Tidak seperti gas lainnya yang akan dipertimbangkan, oksigen dalam kondisi normal
bukanlah sebuah kontaminan. Oksigen harus dijaga setinggi mungkin konsentrasinya. Proses
dimana kandungan oksigen terjadi penurunan udara karena beberapa alasan, disebut
penipisan oksigen atau disebut kekuranngn oksigen.
Proses-proses dimana kandungan oksigen di udara berkurang yang melewati banyak
tambang biasanya berhubungan dengan satu atau lebih gas lainnya. Proses-proses ini
termasuk dalam dilusi oleh gas lainnya, oksidasi temperatur tinggi seperti mesin pembakaran
dalam dan terbuka, oksidasi suhu rendah dari kayu dan mineral. Biasanya berhubungan
dengan proses oksidasi yaitu pembebasan gas lain seperti karbon dioksida dan karbon
monoksida. Efek fisiologis terhadap penurunan kandunngan oksigen dari individu ke individu
lainnya dengan panjang exposure. Pada tabel 3.5 menunjukkan efek kekurangan oksigen
terhadap manusia.
B. Karbondioksida ( CO₂ )
Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Berat jenis
karbondioksida lebih besar daripada udara yaitu 1,53. Ini terakumulasi ke lantai dan daerah
dataran rendah. Sehingga jika ada seseorang yang berdiri dalam terakumulasi CO₂ akan
merasakan hangat pada kakinya. Kandungan CO₂ di udara normalnya 0,03%. CO₂ adalah
asphyxiant karena akan menggantikan oksigen di udara. CO₂ terjadi secara alami dan banyak
pada lapisan batubara dan terlepas pada saat ditambang. Ini mungkin melepaskan tekanan
sebagai ledakan. Naik level CO₂ dalam udara dapat terjadi dari :
 Lapisan gas ;
 Kebakaran tambang ;
 Operasi peledakan ;

7
 Emisi gas buang diesel ;
 Oksidasi batubara dan kayu ;
 Tindakan perairan asam pada batuan karbonat ;
 Rencana inertisasi (tambang batubara).
C. Karbonmonosida ( CO )
Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, dengan tidak ada
rasa. CO memiliki berat jenis 0,97. Mengandung racun dengan konsentrasi yang rendah dan
terakumulasi dalam aliran darah. Dapat meledak diudara dengan range diantara 12,5 % dan
74 %.
D. Methan ( CH₄ )
Gas metan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Berat jenis gas metan lebih
berat dari udara yaitu 0,55. Gas metan bergerak di atap terowongan dan bisa menumpuk di
rongga atau lapisan, dapat meledak dengan kisaran 5% sampai 15%. Gas metan biasanya
ditemukan pada tambang batubara.
E. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida memliki gas yang sangat bau menyerupai telur busuk, berwarna, dan
beracun, gas peledak terbentuk dengan dekomposisi senyawa sulfur. Konsentrasi tinggi dapat
ditemui di minyak dan gas bumi dan tambang belerang dan gipsum. Hidrogen sulfida cukup
larut dalam air dan dapat mengalir pada air bawah tanah dalam tambang yang aktif serta
terakumulasi di sekitar air yang stagnan. Dapat dihasilkan dari tambang batubara dan
batubara yang dipanaskan.
F. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida adalah gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau, dan
terbentuk di dalam belerang, dan senyawa belerang yang dibakar. Pada bawah tanah,
mungkin terbentuk selama peledakan bijih belerang tertentu yang melibatkan senyawa sulfur
seperti pirit besi dan mesin pembakaran internal. Memiliki berat jenis yang lebih berat dari
udara dan sangat mengganggu mata, hidung, dan tenggorokan.
G. Nitrogen Oksida ( NOₓ )
Nitrogen yang terjadi pada udara normal bersifat fisiologis inert, dalam kondisi tertentu
terbentuk beberapa oksida yang sangat beracun. Yang paling umum adalah oksida nitrat dan
nitrogen dioksida. Nitrogen oksida terbentuk selama peledakan dan hasil gas pembakaran
mesin diesel. Nitrogen oksida cepat teroksidasi menjadi nitrogen dioksida dengan adanya
kelembapan dan udara. Hal ini jarang ditemukan dalam jumlah yang signifikan di bawah
tanah. Umumnya, dengan jumlah sedikit kandungan nitrogen oksida dapat menyebabkan
kematian dengan ditemukan kelembapan pada paru-paru dan mengotori pernafasan.

8
H. Hidrogen
Gas hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun, dan paling
ringan diantara gas-gas lainnya di bawah tanah. Gas hidrogen sangat eksplosif dengan
rentang eksplosif 4-74% di udara. Meskipun gas metan membutuhkan oksigen sebesar 12%
untuk dapat meledak, gas hidrogen membutuhkan 5% oksigen untuk dapat meledak.
I. Radon
Radon merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Gas ini
dihasilkan dari pembusukan uranium. Ini merupakan bahaya bagi kesehatan terhadap
radioaktif. Pada saat memasuki udara di dalam tambang, radon terus membusuk untuk
membentuk radon baru, yang bermuatan positif, dengan partikel berukuran atom dan
cenderung menempel di udara sehingga dapat terhirup di permukaan bebas dalam atmosfer
tambang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan udara atau
aliran udara tambang termasuk. Setiap mahkluk hidup memerlukan udara segar yang
mengandung oksigen untuk bernafas agar kehidupannya tetap berlangsung. Pada udara segar
tidak semuanya mengandung oksigen melainkan 79% nitrogen dan 21% oksigen. Kebutuhan
oksigen setiap manusia berbeda – beda tergantung pada lokasinya (dataran tinggi atau dataran
rendah), serta aktivitas yang dilakukan dan lain – lain. Dari sinilah muncul perhitungan udara
segar dimana pada tambang bawah tanah perhitungan ini sangat diperlukan untuk membuat
desain ventilasi tambang. Selain itu perlu diketahui juga gas – gas pengotor pada tambang
yang perlu di antisipasi agar tidak membahayakan kehidupan pekerja tambang. Gas – gas
pada tambang bawah tanah sebagai berikut :
 Oksigen
 Karbondioksida
 Karbonmonoksida
 Methan
 Hidrogen Sulfida
 Sulfur dioksida
 Nitrogen Oksida
 Hidrogen
 Radon

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous oFwwQe0fr. 2018. Psikometri udara tambang. https : // www. scribd. com/
document/ 393269620/ Psikometri – Udara - Tambang.
Siti nur arifah. 2016. 6 Psikometri udara tambang. https : // www. scribd. com/ doc/
311971365/ 6 – Psikometri – Udara – Tambang – kuliah - Copy.
www. repository. trisakti. ac. Id › webopac _ usaktiana › digital.

Anda mungkin juga menyukai