Anda di halaman 1dari 45

Ni’matul Murtafi’ah, S.Pd., M. Sc.

Infeksi saluran napas atas

 Penyakit saluran pernapasan akut yang


disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan
dari manusia ke manusia.
 Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
 Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga
nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, atau
kesulitan bernapas.
Jenis-jenis bakteri penyebab ispa

 Streptococcus pyogenes (Non-group-A, B-haemolytic


streptococci) penyebab faringitis
 Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri
 (Non-group-B, A-haemolytic streptococci) jarang
dilaporkan menyebabkan faringitis
DiagnosA S.PYOGENES
Corynebacterium diphtheriae

. Saluran napas bagian atas


Corynebacterium diphtheriae, dikenal dua macam,
yaitu:
 - Toxigenic Corynebacterium diphtheriae
 - Non-toxigenic Corynebacterium diphtheriae
Etiologi

 Corynebacterium adalah bakteriofag lisogenik


membawa gennya yang mengode untuk produksi
endotoksin yang memberikan kemungkinan
penghasil-difteria terhadap strain C.diphteriae
 Basil difteria mempunyai sifat :
1. Membentuk pseudomembran yang sukar diangkat,
mudah berdarah, dan berwarna putih keabu-abuan.
2. Mengeluarkan eksotoksin yang sangat ganas dan
dapat meracuni jaringan.
PENYEBAB DIFTERI

Udara seperti Air ludah, batuk atau bersin membawa


serta kuman difter
Eksudat dari lesi kulit yang terinfeksi
Benda, Makanan dan minuman yang terkontaminasi
Kontak langsung dengan penderita
Difteri

Corynebacterium
Diphtheriae
Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.

Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

Aliran sistemik

Masa inkubasi 2 – 5 hari.

Mengeluarkan toksin (eksotoksin)

Nasal Tonsil/faringeal Laring

Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak,


hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuobstruksi sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas,
Linfadenitis (bull’s neck) sianosis.
oxemia, syok septic.
Patogenitas corynebacterium diphtheriae

 Corynebacterium diphtheriae adalah organisme yang minimal melakukan invasive, secara


umum jarang memasuki aliran darah, tetapi berkembang lokal pada membran mukosa atau
pada jaringan yang rusak dan menghasilkan exotoxin yang paten, yang tersebar keseluruh
tubuh melalui aliran darah dan sistem limpatik.
 Pada saat bakteri berkembang biak, toxin merusak jaringan lokal,yang menyebabkan timbulnya
kematian dan kerusakan jaringan,
 lekosit masuk kedaerah tersebut bersamaan dengan penumpukan fibrin dan elemen darah
yang lain, disertai dengan jaringan yangrusak membentuk membrane Akibat dari kerusakan
jaringan, oedem dan pembengkakan pada daerah sekitar membran sering terjadi
 bertanggung jawab terhadap terjadinya penyumbatan jalan nafas pada tracheo-bronchial atau
laryngeal difteri.
Warna dari membran difteri dapat bervariasi, mulai dari putih, kuning, atau abu-
abu, dan ini sering meragukan dengan "simple tonsillar exudate". Karena membran
terdiri dari jaringan yang mati, atau sel yang rusak, dasar dari membran rapuh, dan
mudah berdarah bila membran yang lengket diangkat.
1. Manifestasi klinis dari gejala 2. Manifestasi klinis dari gejala
umum eksotoksin pada jaringan
 Demam tidak terlalu tinggi  Gejala akibat eksotoksin bergantung
kepada jaringan yang terkena seperti
 Lesu
iniokorditis paralysis jaringan saraf
 Pucat atau nefritis.
 Nyeri kepala
 Anoreksia
 Penderita tampak lemah, disertai
pilek, sesak nafas dan gangguan
sulit menelan.
Gambar beda difteri dan peradangan lainnya..

Difteri Difteri pada hidung

Laringitis Faringitis
Manifestasi klinik

Difteri hidung
Gejala difteri hidung :
1. pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik
ringan.
2. Sekret hidung.
3. Tampak membran putih pada daerah septum
nasi.
 Difteri Tonsil Faring
Gejala difteri tonsil faring :
1. nyeri tenggorokan.
2. demam sampai 38,5 °C
3. nadi cepat, tampak lemah, nafas berbau, anoreksia,
dan malaise.
4. udim ringan jaringan lunak leher yang luas, akan
menimbulkan bullneck
 Difteri Laring
Gejala klinis difteri laring :
1. stridor yang progresif.
2. suara parau dan batuk kering.
3. demam tinggi, lemah, sianosis, pembengkakan kelenjar leher.
 Difteri Kulit
Gejala difteri kulit : 1
1. dermatosis yang mendasari,
2. luka goresan, luka bakar atau impetigo yang telah
terkontaminasi sekunder.
3. Nyeri, sakit, eritema, dan eksudat khas.
Difteri Vulvovaginal, Konjungtiva, dan Telinga
Gejala difteri Vulvovaginal, Konjungtiva, dan
Telinga :
1. Ulserasi
2. pembentukan membrane dan perdarahan
submukosa.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

identifikasi secara fluorescent antibody


technique
isolasi C. diphtheria degan pembiakan pada
media loeffler
tes toksinogenisitas secara in vivo (marmot) dan
in vitro (tes Elek)
Corynebacterium diphtheriae

Corynebacterium diphtheriae
bakteri batang (basil) gram positif,
tidak bergerak, tidak membentuk spora,
sering menyerupai bentuk seperti patung
pada bagian ujungnya,
memiliki granula yang tdk teratur
Morfologi dan identifikasi

1. Diameter 0,5-1,0 µm dan


panjangnya bbrp µm
2. Ciri khas: sel vegetatif membengkak
tidak teratur (ireguler) pada bagian
salah satu ujungnya mirip
pentungan
3. Memiliki granula yang tersebar tidak
teratur dan mudah diwarnai dengan
jelas dengan zat warna anilin 
granula bakteri disebut dengan
metakhromatik.
4. Sel vegetatif berbentuk batang dan
kadang2 menyerupai tasbih
Isolasi spesimen
 Swab mukosa tenggorokan
 Waktu pngambilan
Setiap saat terutama pada phase akut , sebaiknya sebelum pemberian antimokroba.
PERALATAN DAN BAHAN
 1. Peralatan
 Spatula lidah
 2. Bahan
 Lidi kapas steril
 Media transport (Amies/stuart Media)
 Media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Tellurite, Agar Loeffler)
 Pewarna gram dan Neisser
PROSEDUR PENGAMBILAN
 Penderita DIPOSISIKAN duduk ( kalau anak-anak dipangku)
 Penderita diminta membuka mulut
 Lidah ditekan dengan spAtel lidah
 Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh
dinding belakang faring
 Usap kekiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar dengan hati-
hati, tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.
 Masukkan lidi kapas ke dalam media transport atau langsung tanam pada media isolasi
(Agar darah, Agar Cystin Telluritee, Agar Loeffler) dan di buat sediaan.
PEMBERIAN IDENTITAS
 1. Formulir permintaan pemeriksaaan
 Surat pngantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap :
 Tanggal permintaan
 Tanggal dan jam pengambilan specimen
 Identitas pasien ( Nama, umurr, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik )
 identtits pengirim ( nama, alamat, nomor telepon)
 identits specimen ( jenis, volume, lokasi pengambilan)
 pemeriksaan laboratorium yang di minta
 nama pengambil spsimen
 transport media
 ketErangan klinis : diagnosis atau riwayat singkat pnyakit, riwayat pengobatan.
 2. LabelLING
 Wadah specimen yang dikirim ke laboratorium diberi label yang harus memuat :
- Tanggal pengambilan specimen
- Identitas pasien
- Jenis Spesimen
Kultur pada medium selektif

 Medium serum terkoagulasi loeffler


Ciri-ciri koloni: tumbuh membentuk koloni2 kecil, Koloni subur,smooth,putih cream,sedikit
cembung
 Agar darah telurit
Ciri-ciri koloni: koloni berbentuk bulat, smooth, berwarna abu sampai kehitaman (karena
telurit direduksi secara intraseluler), hemolytic/non hemolytic
 Agar darah
Ciri-ciri koloni: koloni berbentuk bulat, kecil, berwarna putih, smooth, hemolytic/non
hemolytic
Gambar makroskopis corynebacterium
diphtheriae

a. Loffler coagulated serum

c. Medium Agar Darah

b. Medium Agar Darah Telurit


Agar darah telurit

 Komponen :
- Agar base darah dengan penambahan (darah domba/kuda/kelinci 5-10%)
Fungsi: meningkatkan pertumbuhan dan recovery corynebacterium diphtheriae
- kalium telllurite (0,3-0,8%)
Fungsi: menghambat pertumbuhan flora normal pada saluran pernafasan, medium selektif
untuk corynebacterium yg memetabolisme kalium tellurite
Serum terkoagulasi loffler
 Komposisi:
-
Proteose Peptone 1.5gm

Dextrose 1.25gm

Sodium Chloride 1.25gm

Beef Extract 0.75gm

Horse Serum 750.0ml

FORMULA
Ingredients per liter of deionized water:*
Final pH 7.6 +/- 0.3 at 25ºC.
* Adjusted and/or supplemented as required to meet performance criteria.

FUNGSI: MENYUBURKAN BAKTERI SEHINGGA GRANULANYA TERLIHAT DENGAN JELAS


pewarnaan albert
Pencegahan dan pengobatan

 Antibiotika Penicillin dapat digunakan bagi penderita yang tidak sensitif, bila penderita
sensitif terhadap penicillin.
 dapat juga digunakan erythromycin.
 Lama pemberian selama 7 hari, pada golongan erithromycin dapat digunakan selama
7 -10 hari.
 Penggunaan antibiotika bukan bertujuan untuk memberantas toxin, ataupun
membantu kerja antitoxin, tetapi untuk membunuh kuman penyebab, sehingga
produksi toxin oleh kuman berhenti.
PENCEGAHAN DIFTERI

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada anak


usia diatas 6 minggu sampai 7 tahun.
Vaksin Td (tetanus dan difteri) pada usia 7 – 18
tahun.
Vaksin TdaP (Adacel® atau Boostrix®) diberikan
1 kali suntikan ke dalam otot, vaksin ini dapat
diberikan pada usia 11-65 tahun
pengobatan

PENGOBATAN UMUM
1.Isolasi selama 2-3 minggu.
2.Pemeriksaan EKG selama 2 kali berturut-turut.
3.Pemberian cairan serta diet yang adekuat.
 PENGOBATAN KHUSUS
1. Antidiphtheriae serum (ADS) : 20.000 Unit / hari selama 2 hari berturut-turut
dengan sebelumnya harus dilakukan uji kulit dan mata.
2. Antibiotik : Penisilin Prokain 50.000 Unit/KgBB/hari sampai 3 hari bebas
demam. Pada pasien yang dilakukan takeostomi ditambahkan
kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis.
3. Kortikosteroid: Komplikasi miokasditis dengan memberikan prednison 2
mg/KgBB/hari selama 3-4 minggu.Komplikasi paralisis atau paresis otot,
dapat diberikan striknin ¼ mg dan vitamin B1 100 mg tiap hari selama 10
hari.
MEKANISME KERJA ADS
MEKANISME KERJA PENISILIN
Listeria monocytogenes

 Bakteri gram positif


 Suhu -1,5-45
 Psycotolerant
 Bersifat fakultatif anaerob
 Motil pada suhu 25 tapi non motil 37
 Non spors
Listeriosis

 Listeriosis disebabkan oleh agen bakteri patogen intraseluler


 Biasa terjadi pada manusia dan hewan
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN
KULTUR
 Pertumbuhan menggunakan medium Muller Hinton agar
 Membentuk small zone Hemolysis
BIOCHEMICAL REACTION

 Uji pertumbuhan bakteri


 Katalase
 Motilitas
 Fermentasi glukosa memproduksi asam dan tdk memproduksi gas
 Fermentasi laktosa, maltosa
patogenitas

 Sifat patogenik L. monocytogenes berpusat pada kemampuannya untuk


bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannyaFaktor
 virulensi : polimerisasi actin dan toxin listeriosin
Listeriosis

 Gejala listeriosis termasuk septicemia, meningitis atau meningoencephalitis,


encephalitis , dan infeksi pada kandungan atau pada leher rahim pada
wanita hamil, yang dapat berakibat keguguran spontan (trimester
kedua/ketiga) atau bayi lahir dalam keadaan meninggal
Jalur Infeksi
Pencegahan dan pengobatan infeksi

 Memasak daging dengan matang


 Menghindari konsumsi susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi
 Memisahkan pengolahan daging dan sayuran mentah
 Mengkonsumsi makanan siap saji sesegera mungkin
 Mencuci peralatan masak dengan bersih
 Pengobatan dengan antibiotik penicilin, amphicilin, atau kombinasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai