Corynebacterium
Diphtheriae
Corynebacterium diphteriae
Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
Aliran sistemik
Laringitis Faringitis
Manifestasi klinik
Difteri hidung
Gejala difteri hidung :
1. pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik
ringan.
2. Sekret hidung.
3. Tampak membran putih pada daerah septum
nasi.
Difteri Tonsil Faring
Gejala difteri tonsil faring :
1. nyeri tenggorokan.
2. demam sampai 38,5 °C
3. nadi cepat, tampak lemah, nafas berbau, anoreksia,
dan malaise.
4. udim ringan jaringan lunak leher yang luas, akan
menimbulkan bullneck
Difteri Laring
Gejala klinis difteri laring :
1. stridor yang progresif.
2. suara parau dan batuk kering.
3. demam tinggi, lemah, sianosis, pembengkakan kelenjar leher.
Difteri Kulit
Gejala difteri kulit : 1
1. dermatosis yang mendasari,
2. luka goresan, luka bakar atau impetigo yang telah
terkontaminasi sekunder.
3. Nyeri, sakit, eritema, dan eksudat khas.
Difteri Vulvovaginal, Konjungtiva, dan Telinga
Gejala difteri Vulvovaginal, Konjungtiva, dan
Telinga :
1. Ulserasi
2. pembentukan membrane dan perdarahan
submukosa.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Corynebacterium diphtheriae
bakteri batang (basil) gram positif,
tidak bergerak, tidak membentuk spora,
sering menyerupai bentuk seperti patung
pada bagian ujungnya,
memiliki granula yang tdk teratur
Morfologi dan identifikasi
Komponen :
- Agar base darah dengan penambahan (darah domba/kuda/kelinci 5-10%)
Fungsi: meningkatkan pertumbuhan dan recovery corynebacterium diphtheriae
- kalium telllurite (0,3-0,8%)
Fungsi: menghambat pertumbuhan flora normal pada saluran pernafasan, medium selektif
untuk corynebacterium yg memetabolisme kalium tellurite
Serum terkoagulasi loffler
Komposisi:
-
Proteose Peptone 1.5gm
Dextrose 1.25gm
FORMULA
Ingredients per liter of deionized water:*
Final pH 7.6 +/- 0.3 at 25ºC.
* Adjusted and/or supplemented as required to meet performance criteria.
Antibiotika Penicillin dapat digunakan bagi penderita yang tidak sensitif, bila penderita
sensitif terhadap penicillin.
dapat juga digunakan erythromycin.
Lama pemberian selama 7 hari, pada golongan erithromycin dapat digunakan selama
7 -10 hari.
Penggunaan antibiotika bukan bertujuan untuk memberantas toxin, ataupun
membantu kerja antitoxin, tetapi untuk membunuh kuman penyebab, sehingga
produksi toxin oleh kuman berhenti.
PENCEGAHAN DIFTERI
PENGOBATAN UMUM
1.Isolasi selama 2-3 minggu.
2.Pemeriksaan EKG selama 2 kali berturut-turut.
3.Pemberian cairan serta diet yang adekuat.
PENGOBATAN KHUSUS
1. Antidiphtheriae serum (ADS) : 20.000 Unit / hari selama 2 hari berturut-turut
dengan sebelumnya harus dilakukan uji kulit dan mata.
2. Antibiotik : Penisilin Prokain 50.000 Unit/KgBB/hari sampai 3 hari bebas
demam. Pada pasien yang dilakukan takeostomi ditambahkan
kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis.
3. Kortikosteroid: Komplikasi miokasditis dengan memberikan prednison 2
mg/KgBB/hari selama 3-4 minggu.Komplikasi paralisis atau paresis otot,
dapat diberikan striknin ¼ mg dan vitamin B1 100 mg tiap hari selama 10
hari.
MEKANISME KERJA ADS
MEKANISME KERJA PENISILIN
Listeria monocytogenes