STUDI KASUS PEB - PDF Literatur PDF
STUDI KASUS PEB - PDF Literatur PDF
DISUSUN OLEH :
SITI MULYANI
NIM. P17324414016
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
SITI MULYANI
NIM. P17324414016
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Nim : P17324414016
Tanda Tangan :
Tanggal : 16-Juni-2017
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh:
SITI MULYANI
NIM. P17324414016
Pembimbing
NIP. 196528201989022001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh:
SITI MULYANI
NIM. P17324414016
Rahayu Dwikanti, SST., M.Keb Ns. Lia Komalasari, S.Kep., MM Irna Trisnawati, MKM
NIP. 198111132006042001 NIP. 196528201989022001 NIP. 197811022006042013
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan diploma III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bandung Program Studi Kebidanan Karawang.
1. Dr. Ir. H. Osman Syarief, SKM, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung
2. Dr. Jundra Darwanty, SST. M.Pd selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Karawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
5. Seluruh staf dan dosen, tata usaha dan jajarannya yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
vi
6. Keluarga besar Ny. R yang telah membantu dalam proses pengumpulan
informasi dan ketersediaanya untuk menjadi subjek dalam Tugas Akhir ini
7. Keluarga penulis Ibu, Bapak, Teteh, Adik, Azka dan Mas anton yang selalu
memberikan motivasi dan mendoakan penulis sehingga tetap sehat dan kuat
10. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan mendukung sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
vii
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca, tenaga kesehatan pada umumnya dan tenaga kebidanan khususnya.
Siti Mulyani
viii
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Antenatal Care....................................................................................................... 118
4.2 Intranatal Care ....................................................................................................... 122
4.3 Posnatal Care ........................................................................................................ 125
4.4 Bayi Baru Lahir ..................................................................................................... 127
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 129
5.2 Saran ..................................................................................................................... 130
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR LAMPIRAN
ix
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2017
Siti Mulyani
NIM. P17324414016
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN PREEKLAMSIA BERAT
DAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD KARAWANG TAHUN
2017”
ABSTRAK
Latar Belakang : AKI di Indonesia pada tahun 2015 berada pada angka 305 / 100.000
kelahiran hidup. (Kemenkes 2015) Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5 %, hamil
26,0 %, nifas 24 % (Dinkes, 2012). Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2014
adalah 78,63 per 100.000 dengan jumlah 748 kematian per tahun Jumlah kematian Ibu di
Kabupaten Karawang menduduki posisi ke-2 dari penyumbang AKI sebanyak yaitu 59
kasus. Angka kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 adalah 4,19 per 1.0000
kelahiran hidup dengan jumlah 3.982 kematian bayi sedangkan jumlah Kematian Bayi di
Kabupaten Karawang pada tahun 2014 yaitu 170 kematian bayi (Profil Jawa Barat 2014).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Angka Kematian Ibu di
Kabupaten Karawang pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu dari
64 kasus menjadi 59 kasus. Berdasarkan register pasien di RSUD Kabupaten Karawang,
tercatat angka kejadian Preeklamsia Berat pada tahun 2015 sebanyak 1285 kasus,
sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 1530 kasus. Tujuan :
Penelitian ini adalah untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. R G2P1A0
parturient aterm dengan preeklamsia berat. Jenis : Penelitian menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, observasi dan pengumpulan data
dengan wawancara subjek dan informan. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa
penatalaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan di RSUD Kabupaten
Karawang dari 8 point berdasarkan Standar Operasional Prosedur tindakan preeklamsi
berat bidan melakukan 6 point tindakan dan yang tidak dilakukan yaitu 2 point.
Kesimpulan : Asuhan kebidanan pada Ny.R dengan preeklamsia berat dalam
pelaksanaannya adanya kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.Saran :
Diharapkan pelayanan kesehatan dapat melakukan penangan preeklamsia berat sesuai
dengan protap yang telah ditetapkan seperti penanganan preeklamsia berat.
x
BAB I
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu
(AKI). AKI merupakan angka kematian yang diakibatkan oleh kematian ibu
Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu bersalin
sebesar 49,5%, hamil 26%, nifas 24%. Tiga penyebab utama kematian ibu
RI, 2014).
menunjukan peningkatan AKI yang signifikan yaitu 359 kematian ibu per
AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai
target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan
Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per
1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDG 2015 sebesar 32
Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2014 adalah 78,63 per
100.000 dengan jumlah 748 kematian per tahun. Jumlah kematian Ibu di
sebanyak yaitu 59 kasus. Angka kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun
2014 adalah 4,19 per 1.0000 kelahiran hidup dengan jumlah 3.982 kematian
2014 yaitu 170 kematian bayi. (Jawa Barat dalam Angka, 2014).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badan pada saat kelahiran <2.500 gram tanpa memandang masa gestasi
(Sholeh dkk., 2014). Komplikasi yang sering dialami oleh bayi berat lahir
maupun fisiologi.
preeklampsia/eklampsia.
160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinurine
2
lebih 5 g/24 jam. (Prawirohardjo, 2014). Preeklampsia adalah suatu sindrom
dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan.
lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan
Daerah Karawang tahun 2015 yaitu sejumlah 1285 kasus, pada tahun 2016
3
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang merupakan salah satu Rumah
yang tidak dapat ditangani oleh pusat pelayanan kesehatan primer termasuk
RSUD Karawang”
1.3 Tujuan
kebidanan.
dalam masa kehamilan, bersalin, masa nifas, dan bayi baru lahir,
4
c. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan patologis yang
Planning (SOAP)
asuhan kebidanan.
5
1.4.3 Bagi Klien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
diantaranya adalah:
disertai proteinuria.
7
2.2 Preeklamsia
>0,57kg/minggu.
mg/1+.
8
Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi:
1) Paritas
timbul preeklamsi.
2) Usia
wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
itu ibu hamil yang berusia ≥35 tahun telah terjadi perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga
3) Riwayat hipertensi
9
berdasarkan peningkatan tekanan darah yang disertai dengan
4) Sosial ekonomi
6) Genetik
10
anak menantunya mengalami preeklamsi. Karena biasanya kelainan
7) Obesitas
gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya
11
2.3.2 Patologi Preeklamsia Berat
a. Perubahan kardiovaskular
b. Ginjal
c. Viskositas darah
d. Hematokrit
12
e. Edema
f. Hepar
Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia, dan
g. Neurologik
hiperfusi otak. Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat
h. Paru
menurunnya deuresis.
13
- Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg. Tekanan darah
ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit
kualitatif.
dehidrogenase.
14
b) Preeklamsia berat dengan impending eklamsia, disebut impending
(Prawirohardjo, 2014)
prawirohardjo, 2014).
15
hipovolemia, vasospasme, kerusakan sel endotel, penurunan
cairan.
pengeluran urin.
garam.
menit.
16
Maintance dose :
D. Pemberian antihipertensi
Nifedipin
17
Dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit,
HELLP.
1) Ibu
laboratorium memburuk.
perdarahan.
18
2) Janin
- Terjadinya oligohidramnion
3) Laboratorium
2.4.1 Definisi
19
akselerasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan pada
2.4.2 Cara
1) Secara Medis
- Infus oksitosin
- Prostaglandin
- Amniotomi
2.4.3 Indikasi
1) Indikasi Janin
- Janin mati
2) Indikasi Ibu
2.4.4 KontraIndikasi
20
- Inufisiensi plasenta
- Disproporsi sefalopelvik
miom.
- Grande multipara
- Gemelli
- Plasenta previa`
2.4.5 Syarat
Pramana, SpOG)
2.4.6 Prosedur
21
misoprostol belum timbul inpartu maka hal ini dianggap sebagai
badan lahir kurang dari 2500 gram (Anik, 2013) dalam (WHO, 1961).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang
berat badan pada saat kelahiran <2.500 gram tanpa memandang masa
gestasi (Sholeh M dkk., 2014). Jadi, BBLR tidak hanya dapat terjadi
pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami
Indonesia, 2014).
rendah yaitu :
1. Prematur Murni
(Anik, 2013).
22
a. Faktor Ibu
mengalami anemia gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu
kurang.
23
4) Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah,
5) Faktor pekerjaan
b. Faktor kehamilan
masa hamil.
24
4) Komplikasi hamil : preeklampsia, ketuban pecah dini,
c. Faktor janin
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir
3. Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir
25
Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah
masa kehamilan.
2. Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
sedikit
26
i. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas
belum sempurna
k. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan
2.5.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah
pada bayi)
4. Asfiksia neonatorum.
pertumbuhan hati.
27
1. Bayi yang baru lahir jangan dimandikan
kanguru)
memperhatikan :
28
- Sisa-sisa ASI dimulut dibersihkan dengan kapas atau kain
disusukan.
puskesmas
hangat
dengan ketat.
29
4. Penimbangan ketat : Perubahan berat badan mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh
retardasi pertumbuhan janin dan bayi dismatur bahkan bisa terjadi kematian
nutrisi janin.
janin dalam rahim ibu dan bayi lahir lebih kecil, mati dalam kandungan.
Bahaya preeklampsi berat dalam kehamilan antara lain bahaya bagi ibu dapat
30
tidak sadar dan bahaya bagi janin dalam kehamilan antara lain gangguan
31
2.7 SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
Disahkan oleh :
Direktur RSUD KARAWANG
Tanggal terbit
SOP (STANDAR
OPERASIONAL Dr. H.ASEP HIDAYAT LUKMAN ,M.M
PROSEDUR) NIP. 19590730 198702 1 007
Pre Eklamsi:
- Hipertensi dengan protein urine yang didapatkan setelah umur
kehamilan 20 minggu
- Syndroma spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada
organ-organ akibat vasopasme dan aktivasi endothel
Kriteria Diagnostik:
- Tekanan darah : ≥140/90 mmHg s/d ≥160/110 mmHg
- Kenaikan sistolik ≥30 mmHg dan kenaikan diastolik ≥15
Pengertian mmHg
- Protein urine: ≥30 mg/24 jam (dipstick)
- Oedema lokal pada tungkai tidak dimasukan dalam kriteria
kecuali anasarka
- Oliguria: produksi urine ≥ 400-500 cc/24 jam
- Oedema paru dan cyanosis
Eklamsi:
- Pre Eklamsi yang disertai dengan kejang tonik-tonik disusul
dengan koma (penurunan kesadaran)
Merupakan acuan dalam melaksanakan asuhan pada pasien dengan
Tujuan Pre Eklamsi dan Eklamsi
32
PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI
Disahkan oleh :
SOP (STANDAR Direktur RSUD KARAWANG
Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR) Dr. H.ASEP HIDAYAT LUKMAN ,M.M
NIP. 19590730 198702 1 007
Diagnosa banding
Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi
Penatalaksanaan
Pre Eklamsi
a. Rawat Jalan
Banyak istirahat dengan tidur miring
Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak
dan garam
Nifedipine 3x10 mg
Kunjungan ulang tiap minggu
b. Rawat Inap
Pada kehamialn pre aterm (<37 minggu)
Bila tekanan darah normal selama perawatan pertahankan
persalinan sampai aterm
Bila tekanan darah turun tidak sampai normal, kehamilan
diterminasi pada usia kehamilan 37 minggu
Prosedur
Pada kehamilan aterm (37 minggu) persalinan ditunggu
spontan atau persalinan pada tanggal taksiran persalinan
(persalinan dapat dilakukan spontan atau kalau perlu
memperpendek partus kala II dengan extasi vakum atau
forceps
c. Pengobatan obstetrik
Terminasi kehamilan dengan cara sesuai
Bila belum inpartu:
Induksi persalinan, kateter folley dilanjutkan dengan
infus oksitosin dan amniotomi
Seksio sesarea sasaran bila induksi pesalinan gagal yaitu
12 jam sejak mulai oksitosin belum masuk fase aktif
Bila sudah inpartu:
Kala I: fase laten : sectio caesaria
Fase aktif: amniotomi, bila kemudian pembukaan belum
lengkap, sectio
33
Kala II: persalinan pervagina, dibantu extraksi forceps
dan vakum
d. Perawatan konservatif
Indikasi kehamilan pre aterm (<37 minggu) tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklamsi dengan keadaan janin
buruk
Pengobatan medisinal:
Sama dengan pengobatan medisinal perawatan aktif,
hanya disini tidak dilakukan terminasi
Pengobatan obstetri
- Selama pengobatan konservatif dilakukan observasi
dan evaluasi sama seperti pada perawatan aktif,
hanya disini tidak dilakukan terminasi
- MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda
pre eklamsi ringan, selambat-lambatnya dalam 24
jam
- Bila sudah 24 jam tidak ada perbaikan, dianggap
pengobatan gagal dan dilakukan terminasi
Pre Eklamsi berat
segera dirawat dan tentukan jenis perawatan/tindakan yang akan
diambil, aktif atau konservatif
Tindakan aktif
Indikasi : bila perlu didapatkan satu atau lebih keadaan di
bawah
- kehamilan >37 minggu
- adanya tanda-tanda/gejala inpending Eklamsi
- kegagalan perawatan konservatif
- dalam waktu 6 jam setelah pengobatan tekanan darah
naik/setelah 24 jam pengobatan tidak ada perbaikan
- pada janin:
adanya tanda-tanda gawat janin
adanya tanda-tanda PJT (Pertumbuhan Janin
terhambat)
- laboratrik : protein urine +1 atau lebih, gangguan fungsi
hati dan ginjal
- ditemukan syndrom HELPP
Pengobatan medisinal
segera masuk rumah sakit tirah baring miring ke sisi kiri secara
intermiten
infus asering, ringer laktat atau ringer dextrose 5%
Pemberian MgSO4
Dosis awal (pilih salah satu saja)
- MgSO4 40% 8 gr boka/boki
- MgSO4 20% 4 gr IV
- MgSO4 5 gr IV
Dosis pemeliharaan:
34
MgSO4 40% 6 gr dalam cairan infus RL 500 cc selama 6
jam
- Jika terjadi konvulsi setelah 15 menit, berikan MgSO 4
40% 2 gram IV
- Syarat-syarat:
Tersedia kalsium glukonas 10% sebagai antodotum
MgSO4, diberikan 10 ml secara intervena selama 3
menit
Refleksia patella (+)
Frekuensi pernafasan >16 kali/menit
Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya >100 ml
- Pemberian MgSO4 harus dihentikan apabila
Ada tanda-tanda intoksikasi
Setelah 24 jam pasca persalinan
Dalam 6 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan
tekanan darah
Anti hipertensif diberikan hanya bila tekanan darah ≥180/110
mmHg
Jenis obat: Nifedipine 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit,
maksimum 120 mg dalam 24 jam
Anti diuretika hanya diberikan apabila ditemukan:
1. Edema paru-paru
2. Paal jantung kongesif
3. Oedema anasarka
Diet: diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori
yang berlebihan
Perawatan eklamsi
- Perawatan medisinal
Obat kejang, 4 gr MgSO4 40% intravena selama 4 menit,
di lanjutkan dengan dosis maintenance 6 gr MgSO4 40%
dalam infus RL 500 ml selama 6 jam/botol. Apabila
terjadi kejang berulang dapat di berikan tambahan
MgSO4 40% 2 gr intravena setelah pemberian terakhir.
Pengawasan tanda-tanda keracunan MgSO4 harus di
lakukan terus menerus.
Obat-obat lain seperti hipertensi, anti diuretika,
antibiotika, kardiotika, di berikan apabila ada indikasi
Perawatan serangan kejang
a. Di rawat di kamar yang cukup terang
b. Di pasang oropharyngeal airway (guedel) ke dalam
mulut penderita
c. Kepala di rendahkan dan orofharing di bersihkan
dengan penghisap lendir
d. Fiksasi badan penderita pada tempat tidur jangan
terlalu kuat untuk menghindari terjadinya fraktur
Perawatan penderita koma
35
a. Pasang bed said monitor, monitoring kesadaran dan
dalamnya koma
b. Perhatikan pencegahan dekubitus dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
- Perawatan obstetrik
Pada dasarnya semua kehamilan dengan eklamsi harus di
lakukan terminasi tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Kehamilan di akhiri apabila sudah terjadi stabilisasi
hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam
setelah (salah satu atau lebih )
a. Pemberian anti obat kejang terakhir
b. Setelah kejang berakhir
c. Penderita mulai sadar
Cara terminasi kehamilan sama seperti pada pre
eklamsi berat
Konsultasi
Apabila di perlukan konsultasi spesialis penyakit
dalam,syaraf,mata dan anestesi
Perawatan rumah sakit
Pasien pre eklamsi ringan di rawat apabila setelah
2 minggu rawat jalan tidak meunjukan adanya
perubaikan
Pasien pre eklamsi harus di rawat
Penyulit
Gagal ginjal, gagal jantung, edema paru-paru,
kelainan pembekuan darah, pendarahan otak, dan
kematian janin
Informed concent
Perlu di jelaskan kepada keluarga pasien mengenai
kondisi pasien dan janin serta rencana
perawatan/tindakan yang akan di lakukan
Tenaga standar
Dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan terlatih
Lamanya rawatan
Pasien di rawat sampai 5 hari pasca persalinan
Masa pemulihan
6 minggu
Output
Sembuh total bila tanpa komplikasi
Patologi anatomi
Tidak di lakukan
1. Poliklinik kebidanan
2. Kamar bersalin
Unit terkait
3. Ruang nifas
36
4. Ruang perinatologi
5. ICU
6. IBS/recovery room
7. Intermediate
1. Standar pelayanan medis kebidanan
Dokumen terkait 2. “Pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di indonesia
3. Buku pelayanan maternal neonatal
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kronologi Kasus
Ibu datang ke RS Bayukarta tanggal 17-03-2017 jam 21.00 WIB atas keinginan
dan dopamet 500 mg, hasil lab protein urine +3, sehingga harus dilakukan rujukan
RSUD Karawang
DATA SEKUNDER
Pada trimester 1 usia kehamilan 8 minggu dan usia kehamilan 12 minggu ibu
keadaan ibu baik dengan TD pada usia kehamilan 8 minggu 100/80 mmHg, dan
TD pada usia kehamilan 12 minggu 110/90 mmHg, dan keadaan janin baik.
Tgl Keluhan TD B UK TFU Let. DJJ Kaki Pem. Tindakan, Nasihat yg Ket.
B Janin Beng Lab Terapi, Disampai
kak TT, Fe kan
38
30- Batuk- 140/80 89 22 Ballote + - Fe, kalk Istirahat bpm
11- batuk mmHg mgg men cukup, dan
2016 nutrisi
seimbang
DATA SEKUNDER
S: Ibu datang ke IGD RSUD Karawang pukul 23.00 WIB, mengatakan rujukan
dari RS Bayukarta, mengeluh sakit kepala, mual dan nyeri ulu hati, belum
dirasakan mulas, belum keluar air-air, belum keluar lendir bercampur darah.
O: TD: 190/100 mmHg,R 24x/menit,N 92x/m, S 36,5oC, His (-), DJJ 132x/menit
2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil konsul : Observasi TPRS, observasi his dan DJJ dan pindah ke VK
39
PENGAKAJIAN ANTENATAL CARE
A. Biodata
B. Keluhan Utama
Ibu datang dari IGD kiriman dari RS.Bayukarta hamil 37 minggu dengan PEB
mengeluh merasakan sakit kepala, mual dan nyeri ulu hati belum dirasakan
mulas, belum keluar air-air, belum keluar lendir bercampur darah dan sudah
dan dopamet 500 mg. Telah dilakukan tatalaksana PEB di IGD yaitu infus,
kateter, dan pemberian MgSO4 dengan dosis awal (4 gram dan aquades 10 ml)
40
C. Riwayat Kehamilan Sekarang
banyaknya 3 kali ganti pembalut/hari. Pergerakan janin pertama kali ibu rasakan
diusia kehamilan 4 bulan. Pergerakan janin dalam 12 jam ≥10 kali dengan kuat.
Imunisasi TT1 dan TT2 dilakukan pada tahun 2012, imunisasi TT3 dilakukan
pada tanggal 05-11-2016 di BPM Bd.W. Periksa kehamilan 5 kali tempat BPM
Bd.W dan RS, Tablet Fe 158 tablet, sisa 22 tablet dan cara minum yaitu 1 kali
dalam sehari diminum sebelum tidur dengan air putih tetapi tidak teratur dan
jarang diminumnya.
Riwayat kehamilan yaitu pada tahun 2012, dengan usia kehamilan 9 bulan, jenis
persalinan spontan, penolong bidan, tidak ada penyulit pada kehamilan maupun
persalinan, keadaan nifas normal, jenis kelamin perempuan, berat badan 2700,
panjang badan 49 cm, keadaan lahir normal, hidup dan dilakukan ASI selama 2
tahun.
1. Diet
a. Nutrisi
Pola makan 3x1 dalam sehari dengan porsi sedang dihabiskan, jenis
makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah kadang-
41
kadang. Tidak ada makanan yang dipantang, tidak ada perubahan pola
b. Hidrasi
Jenis cairan yang diminum sehari yaitu air putih dengan jumlah cairan yang
BAK.
3. Personal Hygiene
Mandi 2 kali dalam sehari (pagi dan sore), ganti pakaian 2 kali (pagi dan sore),
gosok gigi 3 kali (pagi, sore dan malam sebelum tidur), dengan jenis pakaian
4. Aktivitas Seksual
5. Eliminasi
BAK ± 6-7 kali/hari dengan banyaknya ±150 cc/BAK dengan keluhan sering
BAK.
BAB ± 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lunak dan tidak ada masalah
pada BAB.
42
F. Riwayat Kesehatan
2. Tidak ada riwayat penyakit keturunan keluarga seperti hipertensi, DM, Asthma
3. Perilaku kesehatan
- Tidak merokok
4. Riwayat Kontrasepsi
G. Riwayat Sosial
Kehamilan ini di inginkan oleh Ny. A dan Tn.A Status perkawinan kawin, nikah
dengan baik. Pendonor darah rencana keluarga, hubungan klien dengan suami dan
anggota keluarga lain baik, rencana persalinan spontan/normal tempat di BPS. Bd.
W oleh bidan.
Hubungan
No. Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Keluarga
43
Tidak merokok,
Tidak ada penyakit
1. Tn. A L 30 thn Suami SMK Wiraswasta
yang pernah/
sedang di derita.
2. Tanda-tanda vital
Lingkar lengan : 32 cm
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Palpasi : penyebaran rambut merata, tidak rontok, dan tidak ada benjolan
Muka
44
Mata
Hidung
Telinga
Bibir
Gigi
Lidah
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan KGB, dan
Dada
Payudara
Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri maupun kanan, putting
susu menonjol pada kiri dan kanan, colostrum ada, tidak ada pembesaran
45
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada sikatrik
Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : 3 jari dibawah Px, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting.
Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang seperti ada
tahanan dan bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold IV : konvergen
Perlimaan : 4/5
Auskultasi
Ekstermitas
Ekstermitas Atas
Ekstermitas Bawah
Inspeksi : bentuk simetris, jari lengkap, kuku pendek, ada oedema, dan
46
Palpasi : ada oedema, tidak ada varises dan cafilary refil kembali kurang
dari 2 detik
Genetalia
Inspeksi : terpasang DC, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada pengeluaran, dan ada bekas luka
perineum.
Palpasi : tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholin.
III. ASSESMENT
keadaan baik
Antisipasi Masalah : - Observasi tanda-tanda vital, his, dan DJJ, Konsul dokter
IV. PLANNING
dilakukan bahwa ibu mengalami keracunan pada kehamilan dimana tensi ibu
tinggi yaitu 170/100 mmHg dan protein urine +3, tetapi keadaan janin dalam
keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
47
2. Menjelaskan kepada ibu serta keluarga mengenai keadaan ibu sekarang bahwa
4. Memberikan ibu obat oral yaitu nifedipin 4x10 mg setiap 20 menit sekali untuk
menurunkan tensi ibu yang tinggi dan memberikannya untuk ibu minum. Obat
Denyut
No. Jam Tekanan Darah Nadi Respirasi
Jantung Janin
48
LEMBAR OBSERVASI
49
3.2 PENGKAJIAN INTRANATAL CARE
A. Keluhan
Ibu mengeluh merasakan mulas yang jarang belum keluar air-air dan belum
gerakan janin
1. Diet
a. Nutrisi
makanan yang dikonsumsi nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Tidak
ada makanan yang dipantang dan tidak ada alergi terhadap makan.
b. Hidrasi
Terahir minum jam 14.00 Jenis minuman yang dimium yaitu air
50
3. Personal hygiene
malam jam 20.00 dan terakhir ganti baju yaitu sore setelah mandi
4. Aktifitas seksual
Hubungan seksual terakhir yaitu 2 minggu yang lalu, dan tidak ada
5. Eliminasi
a. BAK
Tidak ada keluhan pada BAK dan ibu menggunakan selang kateter.
b. BAB
2. Tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan Fisik
Abdomen
linia alba
51
Palpasi
TFU : 30 cm
kecil janin
Leopold IV : konvergen
Perlimaan : 4/5
Penilaian His
Frekuensi 1 x/10 menit, interval his 9 menit, durasi his 15 detik dan
Auskultasi
Ekstermitas
Ekstermitas Bawah
Palpasi : ada oedema, tidak ada varises, dan cafilary refil kembali
52
Genetalia
Inspeksi
Terpasang kateter, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
Pemeriksaan Dalam
Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan
terendah Hodge I.
Anus
Diagnosa ibu : Ibu G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I fase
keadaan baik
53
IV. PLANNING
bahwa ibu sedang pada masa persalinan dimana pembukaan telah memasuki
pembukaan 1 cm dan keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan
3. Menganjurkan ibu agar tidak mengejan oleh karena saat ini pembukaan
vagina ibu akan bengkak. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.
4. Memberitahu ibu untuk tidur miring ke arah kiri agar penurunan kepala
janin cepat turun dan suplai oksigen janin tidak terhambat. Ibu mengerti dan
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan
cara ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut.
melewati proses persalinan ini dengan mudah dan lancar. Ibu dan keluarga
mengerti.
54
Frekuensi 1 x/10 menit,
1. 15.30 160/100 88x/menit 134x/menit Interval his 9 menit
Durasi his 15 detik
Frekuensi 1 x/10 menit,
2. 16.30 150/90 88x/menit 136x/menit Interval his 9 menit
Durasi his 15 detik
Frekuensi 1 x/10 menit,
3. 17.30 150/90 88x/menit 139x/menit Interval his 9 menit
Durasi his 15 detik
KALA I (OBSERVASI)
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,3 oC
3. His
Intensitas : Kuat
Interval : 9 menit
55
Durasi : 15 detik
4. DJJ
Perlimaan : 4/5
6. Pemeriksaan dalam
Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan 1 cm,
hodge I.
keadaan baik
IV. PLANNING
56
memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga
3. Memberitahu ibu kembali untuk tidur miring ke arah kiri agar kepala janin
cepat turun dan suplai oksigen kepada janin tidak terhambat. Ibu mengerti
tenang.
baik makanan maupun air putih serta teh manis hangat. Ibu mengerti dan
57
KALA I (OBSERVASI)
sebelumnya
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4 oC
3. His
Intensitas : Kuat
Interval : 9 menit
Durasi : 20 detik
4. DJJ
Perlimaan : 4/5
58
6. Pemeriksaan dalam
Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan 1 cm,
hodge I.
keadaan baik
persalinan, kolaborasi dan konsul dengan dokter, dan persiapan alat resusitasi
IV. PLANNING
memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga
menurunkan tekanan darah ibu. Ibu bersedia dan obat antihipertensi telah
diminum.
59
4. Memberitahu ibu kembali untuk tidur miring ke arah kiri agar kepala janin
cepat turun dan suplai oksigen kepada janin tidak terhambat. Ibu mengerti
kedalam vagina ibu sebagai induksi ternyata tubuh ibu tidak merespon
persalinan.
Tekanan
No. Jam Nadi DJJ Kontraksi
Darah
60
KALA I (OBSERVASI)
Keluhan : Ibu menagatakan merasakan mulas yang lebih sering dan teratur
dari sebelumnya
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,3 oC
3. His
4. DJJ
6. Pemeriksaan dalam
Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tipis lunak, pembukaan 7
61
depan, molase O, penurunan bagian terendah hodge II, tidak ada bagian
yang menyertai.
Diagnosa Ibu : Ibu G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I fase
keadaan baik
alat resusitasi
IV. PLANNING
memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga
dikhawatirkan vagina ibu akan bengkak. Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya.
62
3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri karena jika ke arah
kanan atau terlentang suplai oksigen janin akan terhambat. Ibu mengerti
dan memahaminya.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan
cara ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat
6. Menyiapkan alat partus set dan APD. Alat partus set dan APD telah
disiapkan.
63
KALA II
Keluhan : Ibu mengeluh keluar air-air dari jalan lahir serta merasakan mulas
yang semakin sering dan teratur dan ada rasa ingin mengedan yang tidak
1. Keadaan umum
stabil
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,2 oC
3. His
detik
4. DJJ
Perlimaan : 0/5
64
7. Pemeriksaan dalam
IV. PENATALAKSANAAN
pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Tanda dan gejala
2. Mendekatkan partus set agar mudah dijangkau bidan. Alat partus set
telah didekatkan.
dukungan agar ibu tetap semangat dan tetap kuat. Suami dan keluarga
65
4. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan essensial.
cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Perhiasan telah dilepas
0,5%
13. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan
14. Meminta batuan suami untuk menyiapkan posisi meneran. Posisi telah
untuk meneran, yaitu dengan cara mata di buka dan pandangan melihat
ke bagian perut, memegang dengan kuat pada kaki, dan mengambil nafas
66
16. Meletakkan handuk bersih dan kering di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi. Handuk bersih telah disiapkan dan kepala bayi telah
17. Memasang kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong. Kain bersih
18. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat. Alat
telah lengkap.
19. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. Sarung tangan DTT
telah dipakai.
20. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain yang telah
dilipat 1/3 bagian di bawah bokong tadi. Tangan yang satu melindungi
21. Memeriksa lilitan tali pusat. ada lilitan tali pusat, dilepaskan lewat bagian
22. Menunggu putaran paksi luar. Setelah kepala melakukan paksi luar
23. Tangan kanan menyangga bahu leher janin bagian belakang, tangan kiri
memegang lengan dan bahu depan, saat badan dan lengan lahir lalu
67
memegang mata kaki (memasukkan telenjuk diantara kaki dan
Evaluasi : Bayi lahir normal pukul 05.00 WIB jenis kelamin laki-laki,
68
KALA III
1. Keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4 oC
3. Abdomen
Pendarahan tidak ada, tali pusat memanjang tidak ada, semburan darah
69
IV. PENATALAKSANAAN
ibu lahir dengan jenis kelamin perempuan lahir pada jam 05.00 dalam
1/3 paha kiri bagian luar untuk mempercepat proses pelepasan plasenta.
3. Melakukan penjepitan tali pusat dengan pada klem pertama yaitu sekitar 3
cm dari pusar bayi, dan melakukan penjepitan klem yang kedua dengan
jarak 2 cm dari klem pertama. Memotong tali pusat diantara kedua klem.
Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat telah di bungkus
meregangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan lain (pada
dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu secara
70
plasenta lahir spontan jam 05.07 WIB, kemudian tangan kiri memasase
insersi tali pusat yaitu sentralis, diameter tali pusat 20 cm, tebal ± 3 cm,
panjang tali pusat ± 50 cm, dan tidak ada infark maupun kelainan).
71
KALA IV
1. Keadaan umum
stabil
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4 oC
5. Kontraksi : baik
III. ASSESMENT(A)
telah dilakukan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik serta
memberitahu ibu tidak ada robekan pada jalan lahir sehingga tidak
pemeriksaan.
jika uterus memiliki kontraksi yang baik ditandai dengan teraba keras
pada perut, serta mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus uteri
yaitu memutar uterus searah jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik,
jika kontraksi terasa lembek. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
untuk melakukannya.
4. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir serta darah dengan air
dan nyaman.
air teh manis hangat agar mengatasi rasa lemas ibu setelah melewati
melakukannya.
73
6. Merendam alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
disterilkan.
8. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Cuci tangan telah
dilakukan.
drip.
menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada jam ke 2.
Observasi telah dilakukan, pertograf telah lengkap dan keadaan ibu baik.
74
3.3 PENGKAJIAN POST NATAL CARE 3 JAM
DATA SEKUNDER
Ibu mengatakan mengeluh masih merasakan sedikit pusing dan sedikit lemas
pasca melahirkan
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 89 kali/menit, suhu 36,6 0C, respirasi 22
Assesment :
Planning :
tpm.
75
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 6 JAM
A. Keluhan utama
Ibu mengeluh masih merasakan mulas pada perut pasca persalinan 6 jam
1. Riwayat Kehamilan
2. Riwayat Persalinan
Kala I : 14 jam
Tempat Keadaan
Jenis BB/
No Tahun UK Persalinan/ Penyulit JK Anak Nifas
Persalinan PB
Penolong lahir
Tidak
1. 2012 9 bl Spontan Bidan P 2800/49 Normal Normal
Ada
Tidak
2. 19-03-17 37 mgg Spontan Bidan L 2480/47 Normal Normal
ada
76
D. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang pernah diderita, tidak ada
penyakit yang sedang diderita, tidak ada penyakit keluarga, tidak ada
tidak ada keluhan dan rencana KB yang akan datang yaitu suntik kb.
1) Nutrisi
Ibu setelah melahirkan makan dengan jenis makanan nasi, telur, daing
dan sayur serta buah tidak dihabiskan, sedangkan untuk minum setelah
melahirkan ibu sudah minum 1 gelas teh manis hangat serta 3 gelas air
putih.
3) Personal Hygiene
4) Eliminasi
Ibu setelah melahirkan sudah BAK lewat kateter, dan pasca bersalin 6
77
5) Perilaku Kesehatan
Aktivitas dan mobilisasi yang telah dilakukan yaitu miring kiri dan
Keadaan psikologis baik ibu dapat menerima bayi dengan baik terlihat
ibu senang atas kehadiran bayi, hubungan dengan suami dan anggota
keluarga lain baik, tanggapan atas kelahiran bayi keluarga senang atas
baik, tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya ibu terlihat senang, dan
1. Pemeriksaan umum
2. Tanda-tanda vital
78
Suhu : 36,3 oC
Pernafasan : 22 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Bibir
stomatitis
Gigi
Lidah
79
Leher
Dada
Payudara
Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting
susu menonjol pada kiri dan kanan, colostrum sudah ada, tidak ada
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 6 jam, tidak ada
Palpasi
Ekstermitas
Ekstermitas Atas
80
Ekstermitas Bawah
Genetalia
pada perineum.
Anus
III. ASSESMENT
dengan dokter
81
IV. PLANNING
dilakukan bahwa tekanan darah ibu masih tinggi. Ibu dan keluarga
darah tinggi disertai dengan protein urine serta oedema (bengkak). Ibu
cara membersihkan puting dengan baby oil agar payudara ibu bersih dan
melakukannya.
pantangan terhadap makanan agar ASI dapat tercukupi dengan baik. Ibu
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga alat genetalia ibu dengan cara
82
dan BAB dan mengganti pembalut dengan segera jika terasa sudah
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 1-2 jam pada siang
hari dan 6-7 jam pada malam hari untuk menjaga stamina ibu dalam
83
PENGKAJIAN POSTNATAL CARE 2 HARI
DATA SEKUNDER
- Nadi : 85x/menit
- Respirasi : 22x/menit
- Suhu : 36,40C
Pemeriksaan Lab
- Protein Urine: +1
Terapi:
- Cefadroxil 2x500 mg
- SF 1x1 tablet
- Nifedipine 4x10 mg
- Dopamet 3x500 mg
Keadaan ibu beragsur baik sehingga dokter mengizinkan pulang, dan ibu
84
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 3 HARI
A. Keluhan utama
Nutrisi
Pola makan teratur 3 kali dalam sehari, dengan porsi satu piring
nasi, lauk pauk, sayur. Tidak ada pantangan dalam makanan, tidak
dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh manis.
Istirahat
Tidur siang ± 30 menit dalam sehari dan malam ± 4 jam dalam sehari
Personal Hygiene
Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan sore),
ganti pembalut 3 kali/hari (pagi, siang dan sore), vulva hygiene setelah
BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan sore), dan
BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,
ibu sudah BAB pada hari ke 2 setelah melahirkan dan tidak ada keluhan
pada BAB.
Perilaku Kesehatan
Cefadroxil
Ibu sudah bisa berjalan tanpa di dampingi, duduk, jongkok, dan sudah
1. Pemeriksaan umum
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,3 oC
Pernafasan : 21 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
Mata
Dada
Payudara
86
Inspeksi : bersih, simetris, tidak ada benjolan, ada hyperpigmentasi
Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting
susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI sudah ada tetapi belum banyak,
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 3 hari, tidak ada
Palpasi
Genetalia
pada perineum.
III. ASSESMENT
87
IV. PLANNING
tekanan darah masih tinggi dan disertai dengan oedema (bengkak). Ibu
sekrang.
untuk tidur siang atau tidur disela-sela bayi sedang tidur. Ibu mengerti
hijau, makanan yang mengandung protein seperti telur, lauk pauk, serta
tercukupi dengan baik kepada bayi. Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya.
4. Memberitahu ibu untuk tetap meminum obat yang telah diberikan oleh
5. Mengajarkan ibu breast care dengan cara memijat payudara ibu lalu
melakukannya.
88
6. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada ibu nifas dimana ditandai
dengan demam tinggi, sakit kepala hebat, sakit perut hebat, bengkak pada
wajah tangan serta kaki, keluar darah dari kemaluan lebih dari normal.
segera jika ibu merasakan tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti dan
memahaminya.
89
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 8 HARI
1. Keluhan utama
Bd.W pada tanggal 27-03-2017 karena ibu memilih kontrol ke BPM Bd.W
1) Nutrisi
Pola makan teratur 3 kali dalam sehari dengan porsi satu piring
nasi, lauk pauk, sayur dan buah. tidak ada makanan pantangan,
dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh
manis.
2) Istirahat
Tidur siang ± 30 menit dalam sehari dan malam ± 5 jam dalam sehari
90
3) Personal Hygiene
Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan
sore), ganti pembalut 3 kali/hari (pagi, siang dan sore), vulva hygiene
setelah BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan
4) Eliminasi
BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,
tidak ada masalah dalam BAK dan ibu BAB ± 1 kali dalam sehari
5) Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan tanpa ada keluhan, menyapu dan sudah bisa
6) Perilaku kesehatan
1. Pemeriksaan Umum
stabil
2. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4 oC
91
3. Pemeriksaan fisik
Mata
Dada
Payudara
Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting
susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI sudah lebih banyak, tidak ada
Kelainan : tidak ada lecet pada putting susu, dan tidak ada retraksi
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 8 hari, tidak ada
Palpasi
Ekstermitas
Ekstermitas Bawah
92
Palpasi : tidak ada varises, ada oedema, tidak ada trombofeblitis
Genetalia
g. ASSESMENT (A)
h. PLANNING (P)
tekanan darah ibu masih tinggi, dan masih disertai dengan oedema
menganjurkan ibu untuk tidur siang atau tidur disela-sela bayi sedang
tidur yaitu 1-2 jam pada siang hari dan 6-7 jam pada malam hari,
diharapkan istirahat dan tidur yang cukup dapat mengatasi sakit kepala
93
yang ibu rasakan dan tekanan darah berangsur normal. Ibu mengerti dan
hijau, makanan yang mengandung protein seperti telur, lauk pauk, serta
air putih agar dapat menurunkan protein urine ibu. Ibu mengerti dan
ibu nifas ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein urine positif serta
segera agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Ibu mengerti dan
94
Pada tanggal 30-03-2017 ibu datang ke Poli Kebidanan RSUD Karawang, dengan
1. Keluhan utama
1) Nutrisi
Pola makan teratur 3 kali dalam sehari, pola makan sedang satu
yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah kadang-kadang. tidak ada
makanan pantangan, tidak ada perubahan pola makan dan tidak ada
alergi.
dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh
manis.
95
2) Istirahat
Tidur siang ± 1 jam dalam sehari dan malam ± 5-6 jam dalam sehari
3) Personal Hygiene
Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan
setelah BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan
4) Eliminasi
BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,
BAB ± 1 kali dalam sehari. Tidak ada keluhan baik dalam BAK
ataupun BAB.
5) Perilaku Kesehatan
6) Mobilisasi
1. Pemeriksaan umum
2. Tanda-tanda vital
96
Nadi : 84 kali/ menit, regular
Suhu : 36,4 oC
3. Pemeriksaan fisik
Muka
Mata
Dada
Payudara
Palpasi : putting susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI banyak.
Abdomen
Palpasi
Genetalia
luka hecting.
97
Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
III. ASSESMENT
IV. PENATALAKSANAAN
tekanan darah ibu mulai berangsur baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu untuk melanjutkan therapy yang telah diberikan oleh poli
melakukannya.
kepada ibu mengenai jenis KB yag cocok untuk ibu menyusui, cara kerja,
efek samping, dan keuntungan dari setiap jenis KB. Ibu mengerti serta
4. Memberitahu ibu kembali jika ibu merasakan tanda bahaya pada nifas
seperti demam tinngi, sakit kepala dan nyeri perut hebat, bengkak pada
kesehatan dengan segera jika ibu merasakan tanda bahaya tersebut. Ibu
98
5. Memberitahukan kepada ibu, bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 40
hari yaitu pada tanggal 27 April 2017, tetapi jika ibu mengalami keluhan
99
3.4 PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 6 JAM
1. Identitas Bayi
5. Panjang badan : 49 cm
3. Riwayat Kehamilan
1. GPA : G2P1A0
100
3. Penggunaan obat-obatan selama kehamilan : Fe, asam folat dan
kalsium
2016
PB lahir : 49 cm
5. Presentasi : kepala
101
3. Resusitasi : tidak dilakukan
6. Intake Cairan
INFUS.
7. Eliminasi
Lama setiap kali tidur 30 menit, dengan gangguan tidur terbangun ketika
9. Psikososial
Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam
dekapan ibu.
1. Keadaan umum :
Proporsi antara kepala badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus
otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, dan tangisan bayi kuat.
2. Tanda-tanda vital
102
Respirasi : 53x/menit
Suhu : 36,8 oC
3. Antropometri
Lingkar Dada : 30 cm
Lila : 11 cm
Panjang Badan : 49 cm
4. Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
B. Mata
C. Hidung
D. Mulut
Warna bibir merah muda, lembab, palatum ada, lidah merah muda,
103
E. Telinga
Letak telinga terhadap mata simetris, serumen tidak ada, bersih, dan
F. Leher
G. Dada
H. Abdomen
Bentuk cembung, keadaan tali pusat baik dan tali pusat sudah terlepas,
tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, tidak ada
perdarahan tali pusat, pembesaran hepar tidak ada, dan tidak ada
kelainan.
I. Ektremitas Atas
Bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap 10, dan tidak ada
kelainan.
J. Genetalia
Laki-laki
Terdapat 2 skrotum dalam testis, ada lubang uretra di tenga, tidak ada
kelainan
104
K. Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap 10, dan tidak ada
kelainan.
L. Keadaan Punggung
M. Anus
N. System Refleks
O. Warna Kulit
Kemerahan
5. Pemeriksaan penunjang
GDs : 54 mg/dl
III. ASSESMENT
Diagnosis : Bayi baru lahir cukup bulan kurang masa kehamilan usia 6 jam
dengan BBLR
nutrisi
105
IV. PENATALAKSANAAN
bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik tetapi berat badan lahir kurang dari
dimana sangat baik dari yang lainnya. Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya.
vital telah diobservasi dan keadaan umum bayi dalam keadaan baik.
106
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 3 HARI
1) Intake Cairan
2) Eliminasi
encer.
Lama setiap kali tidur 1 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika
4) Psikososial
Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam
dekapan ibu.
1. Keadaan umum :
Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus
otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.
2. Tanda-tanda vital
107
Nadi : 136 x/menit, regular
Suhu : 38,3 oC
3. Antropometri
Lingkar Dada : 30 cm
Lila : 11 cm
Panjang Badan : 49 cm
4. Pemeriksaan Fisik
A. Abdomen
perdarahan tali pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
kelainan.
III. ASSESMENT
IV. PENATALAKSANAAN
bahwa bayi Ny.R sedang dalam kurang baikdimana suhu tubuh bayi
108
mencapai 38,3oC yang normalnya 36,5-37,5 o
C. Ibu dan keluarga
2. Memberitahu ibu bahwa demam merupakan salah satu tanda bahaya pada
bayi baru lahir sehingga diharapkan ibu dan keluarga dengan segera
tanggal 27-03-207, tetapi jika bayi ibu merasakan keluhan diharapkan ibu
109
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 8 HARI
1) Intake Cairan
2) Eliminasi
encer
Lama setiap kali tidur 30 menit, dengan gangguan tidur terbangun ketika
4) Psikososial
Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam
dekapan ibu
1. Keadaan umum :
Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus
otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.
2. Tanda-tanda vital
110
Suhu : 36,6 oC
3. Antropometri
Lingkar Dada : 31 cm
Lila : 11 cm
Panjang Badan : 49 cm
4. Pemeriksaan Fisik
A. Abdomen
Bentuk cembung, keadaan tali pusat baik dan tali pusat sudah terlepas,
tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, tidak ada
perdarahan tali pusat, pembesaran hepar tidak ada, dan tidak ada
kelainan.
III. ASSESMENT
IV. PENATALAKSANAAN
bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil
terhindar dari lecet puting yaitu dengan posisi kepala bayi berada di siku
111
ibu dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu dengan posisi lurus
datang sesuai jadwal dan usia bayinya. Ibu mengerti dan bersedia.
5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi yaitu, tidak mau
menyusu, sesak napas, demam tinggi, dan seluruh badan kuning. Sehingga
jika terdapat tanda bahaya tersebut meminta ibu dan keluarga untuk segera
6. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang bayi yaitu pada tanggal
untuk melakukannya.
112
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 14 HARI
1) Intake Cairan
2) Eliminasi
encer.
Lama setiap kali tidur 1,5 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika
4) Psikososial
Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam
dekapan ibu.
1. Keadaan umum :
Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus
otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.
2. Tanda-tanda vital
113
Suhu : 36,6 oC
3. Antropometri
Lingkar Dada : 31 cm
Lila : 11 cm
Panjang Badan : 49 cm
III. ASSESMENT
IV. PENATALAKSANAAN
bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil
114
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 28 HARI
1) Intake Cairan
2) Eliminasi
encer.
Lama setiap kali tidur 2 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika
4) Psikososial
Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam
dekapan ibu.
1. Keadaan umum :
Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus
otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.
2. Tanda-tanda vital
115
Suhu : 36,8 oC
3. Antropometri
Lingkar Dada : 31 cm
Lila : 11 cm
Panjang Badan : 50 cm
III. ASSESMENT
IV. PENATALAKSANAAN
bahwa bayi ibu A dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil
melakukannya.
116
untuk mengganti popok sesegera mungkin ketika basah. Ibu dan keluarga
ibu dan bayinya datang ke tempat pelayanan sesuai jadwal dan usia
5. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru
lahir seperti tidak mau menyusu, sesak nafas, tali pusat kemerahan,
demam tinggi, serta seluruh badan kuning sehingga ketika ada tanda
117
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Kunjungan Antenatal care Dalam kasus Ny.R, Ny.R Adannya kesesuaian antara
minimal : melakukan kunjungan tinjauan teori dengan praktik,
antenatal care sebanyak 6 dimana Ny.R dalam kuantitas
1) Satu kali kunjungan selama kali yaitu : pemeriksaan , Ny.R
trimester pertama (0 - 13
minggu) melakukan kunjungan
- 2 kali trimester 1 yaitu di
2) Satu kali kunjungan selama antenatal care >4x. Tetapi
usia kehamilan 8 minggu
trimester kedua (13 - 28 dan 12 minggu di RS.B dalam kualitas pemeriksaan
minggu) - 3 kali pada trimester 2 adanya ketidaksesuaian
3) Dua kali kunjungan selama yaitu di usia kehamilan antara tinjauan teori dengan
trimester ketiga (28- 40 19 minggu, 22 minggu praktik, dimana pada
minggu). dan 27 minggu di BPM kunjungan antenatal care usia
Pelayanan Asuhan Standar - 1 kali pada trimester 3 di
kehamilan 22 minggu- 32
“10 T” usia kehamilan 32
minggu adanya kenaikan
minggu di BPM
1. Timbang berat badan dan Dalam Buku KIA Ny.A tekanan darah tetapi bidan
ukur tinggi badan belum melaksanakannya
Tekanan darah mulai naik
2. Pemeriksaan tekanan deteksi dini kegawatdarutan
darah pada usia 22 minggu yaitu
140/80 mmHg. bahwa kenaikan tekanan
3. Nilai status gizi (ukur
darah sistolik ≥30 mmHg dan
lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan tinggi fundus diastolik ≥15 mmHg
uteri (puncak rahim) merupakan tanda dari bahaya
5. Tentukan presentasi janin pada kehamilan, sehingga
dan denyut jantung (DJJ) bidan seharusnya
6. Skrining status imunisasi memberikan pendidikan
tetanus toksoid dan kesehatan untuk melakukan
berikan imunisasi tetanus
deteksi dini dengan cara
toksoid (TT) bila
diperlukan memberitahu ibu mengenai
7. Pemberian tablet zat besi istirahat yang cukup, diet
minimal 90 tablet selama nutrisi tinggi protein, rendah
kehamilan garam, rendah lemak dan
8. Tes laboratorium seperti rendah karbohidrat, serta
HB, Protein urine dan
pemantauan tekanan darah ±
glukosa (rutin dan
khusus) 1 minggu sekali.
9. Tatalaksana kasus
118
10. Temu wicara (bimbingan
konseling), termasuk juga
perencanaan persalinan
dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta
KB pasca persalinan.
(Ari Sulistyawati, 2011)
119
Preeklamsia digolongkan mengalami preeklamsia
preeklamsia berat bila berat.
ditemukan satu atau lebih Dalam kasus Ny.R
gejala sebagai berikut : ditemukan salah satu
- Tekanan darah atau lebih gejala dari
sistolik/diastolik > preeklmasia berat
160/110 mmHg. seperti:
- Protein urine +1 (positif 1 - Tekanan darah Ny.R
atau lebih) yaitu 170/100 mmHg
- Gangguan visus dan - Proteinurine +3
serebral : nyeri kepala. - Serta Ny.R mengeluh
Nyeri epigastrium atau merasakan sakit kepala
nyeri pada kuadran kanan dan nyeri ulu hati.
atas abdomen. (Sarwono
Prawirohardjo, 2014)
4. Penatalaksanaan Pra Dalam kasus ditemukan Adanya ketidaksesuaian
Rujukan di RS.B Ny.R dan suami menolak antara teori dengan temuan
Informed Consent adalah untuk dilakukan tindakan praktik, yaitu petugas
persetujuan tindakan pra rujukan (protap PEB) kesehatan di RS.B tidak
kedokteran yang diberikan dikarenakan suami memberitahukan secara
beranggapan bahwa pasti kemungkinan resiko
kepada pasien atau keluarga
tindakan pra rujukan bisa apabila tidak dilakukan
terdekatnya setelah dilakukan di RSUD tatalaksana pra rujukan.
mendapatkan penjelasan secara Karawang, walaupun
lengkap mengenai tindakan Ny.R dan suami telah
kedokteran yang akan mengetahui hasil
dilakukan terhadap pasien pemeriksaan bahwa
tersebut. Ny.R mengalami PEB
tetapi menurut
Resiko-resiko yang harus pengakuan suami, suami
diinformasikan kepada pasien Ny.R dan Ny.R tidak
mengetahui secara pasti
yang dimintakan persetujuan
resiko yang akan terjadi
tindakan kedokteran : jika tidak dilaksanakan
Tatalaksana PEB dengan
Resiko yang melekat pada
segera.
tindakan kedokteran
tersebut.
Resiko yang tidak bisa
diperkirakan sebelumnya.
(Heni Puji Wahyuningsih,
2008)
121
4.2 Intranatal Care
122
Pemberian tablet tinjauan teori dengan praktik,
misoprostol 25 mg (1/8 dimana pemberian misoprostol
tab) pervaginam, merupakan induksi persalinan
diberikan pada skor yang dapat membuat serviks
Bishop lebih tinggi maka matang dan mempercepat
dilanjutkan pemberian proses persalinan pervaginam,
infus oksitosin 5 unit padahal sudah jelas pada kasus
dalam D5%. Bila skor Ny.R, Ny.R mengalami
tablet misoprostol 25 mg implending eklamsia yang
(1/8 tab) pervaginam, penanganannya yaitu secara
diberikan pada skor seksio sesarea.
Bishop lebih tinggi maka
dilanjutkan pemberian
infus oksitosin 5 unit
dalam D5%. Bila skor
Bishop tetap, dapat
diulang pemberian
misoprostol 25 mg.
(Dr.Cipta Pramana,
SpOG)
124
4.3 Postnatal Care
125
2. Tanda bahaya nifas Pada kasus Ny.R dilakukan Ny.R mengalami PEB
Gejala-gejalayang kunjungan nifas hari ke-8, postpartum sehingga pemberi
merupakan tanda terjadinya dimana pada hari tersebut asuhan memberikan
preeeklamsia postpartum adanya jadwal untuk kontrol pendidikan kesehatan pada
yaitu ditandai dengan ulang pasca nifas dengan Ny.R untuk melakukan
tekanan darah tinggi, sakit PEB di poli kebidanan pemeriksaan kembali ke Poli
kepala, nyeri epigastrium, RSUD Karawang, tetapi ibu kebidanan RSUD Karawang,
penglihatan kabur, memilih untuk kontrol di agar mendapatkan
pembengkakan pada wajah bidan terdekat dengan hasil penanganan dan therapy lebih
atau ekstermitas. pengkajian di BPM.Bd.W lebih tepat. Ibu bersedia
Ny.R mengeluh merasakan untuk melakukan kontrol di
sakit kepala, dan hasil Poli kebidanan, dan Ny.R
pemeriksaan TD 160/100 berencana ke Poli yaitu pada
mmHg. hari kamis, 30-03-2017.
126
4.5 Bayi Baru Lahir
1. Bayi Berat Lahir Rendah Dalam Kasus bayi Ny.R Adanya kesesuaian antara
(BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan teori dengan praktik bahwa
lahir yang berat badan pada yaity 2480 gram sehingga bayi Ny.R lahir dengan berat
saat kelahiran <2.500 gram termasuk kedalam diagnosa badan rendah yaitu ≤ 2500
tanpa memandang masa bayi berat lahir rendah gram.
gestasi (Sholeh M dkk., dimana ≤ 2500 gram, yang
2014). Jadi, BBLR tidak tidak hanya terjadi pada
hanya dapat terjadi pada bayi prematur tetapi juga
bayi prematur, tapi juga bisa terjadi pada bayi cukup
pada bayi cukup bulan yang bulan.
mengalami hambatan
pertumbuhan selama
kehamilan (Profil Kesehatan
Dasar Indonesia, 2014).
3. Hipertermi pada bayi adalah Dalam kunjungan hari ke-3 Adanya kesesuaian antara
peningkatan suhu tubuh bayi Ny.R mengalami teori dengan praktik dimana
bayi lebih dari 37,5 ºC. hipertermi, dimana pada kunjungan hari ke-3 ibu
Hipertermia adalah kondisi mengeluh keluar ASI yang
hipertermi merupakan salah
suhu tubuh tinggi karena
satu tanda bahaya pada bayi sedikit, sehingga asupan
kegagalan termoregulasi.
127
Hipertermia terjadi ketika baru lahir sehingga pemberi nutrisi pada bayi kurang dan
tubuh menghasilkan atau asuhan menyarankan ibu menjadi salah satu penyebab
menyerap lebih banyak untuk memberikan ASI tanda bahaya bayi baru lahir
panas dari pada
sesering mungkin, dan yaitu hipertermi karena
mengeluarkan panas. Ketika
suhu tubuh cukup tinggi, segera membawa bayi Ny.R kurangnya pemenuhan
hipertermia menjadi ke pelayanan kesehatan agar nutrisi, pemberi asuhan telah
keadaan darurat medis dan mendapatkan penanganan memberikan ibu penkes untuk
membutuhkan perawatan dengan segera mungkin. memberikan ASI sesering
segera untuk mencegah mungkin agar merangsang
kecacatan dan kematian. produksi ASI dengan cara
(Vivian Nany Lia Dewi,
perawatan payudara (breast
2010)
care) dan menyarankan
membawa bayi Ny.R ke
pelayanan kesehatan dengan
segera untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat.
128
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
SOAP pada Ny.R dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL yang dimulai
preeklamsia berat.
kala III dan kala IV proses persalinan berjalan dengan baik. Persalinan
berjalan dengan normal bayi lahir pada jam 05.00 dengan jenis
kelamin laki-laki.
129
mengalami preeklamsia berat dimana Ny.R masih mengeluhkan tanda
dari petugas kesehatan. Bayi telah diberikan salep mata dan Vit Neo K
5.2 Saran
130
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
5.2.3.1 BPM
131
dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan,
132
DAFTAR PUSTAKA
Nanny Lia Dewi, Vivian . 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika
Medika
Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
133
Lampiran 1
134
Lampiran 2
Observasi Urine
135
22. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 21.30 WIB 80 cc
136
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
138
Jawab : iya saya setuju karena kan yang lebih tau baiknya dari pihak rumah
sakit
18. Lalu mengapa ibu dan suami menolak untuk dilakukan tatalaksana pra
rujukan dan apakah ibu dan suami tahu jika tidak dilaksanakan tindakan ibu
bisa kejang ?
Jawab : karena saya kira nanti saja keseluruhan tindakan dilakukan di RSUD
Karawang
19. Apakah tidak ada informasi mengenai resiko yang akan ibu alami jika tidak
dilakukan tindakan segera?
Jawab : engga ada teh, cuma nawarin aja mau dianter pake ambulance engga
ya kalau saya tau resiko bakal kejang mungkin saya akan bersedia teh buat
dilakukan tindakan. Tapi alhamdulillah sih teh tindakannya keburu dilakukan
di RSUD Karawang.
139