Anda di halaman 1dari 149

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN


PREEKLAMSIA BERAT DAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
DI RSUD KARAWANG
TAHUN 2017

DISUSUN OLEH :
SITI MULYANI
NIM. P17324414016

KEMENKES REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017

i
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN


PREEKLAMSIA BERAT DAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
DI RSUD KARAWANG
TAHUN 2017

Karya Tulis ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

DISUSUN OLEH :
SITI MULYANI
NIM. P17324414016

KEMENKES REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017

ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

LTA ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : SITI MULYANI

Nim : P17324414016

Tanda Tangan :

Tanggal : 16-Juni-2017

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:


Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN PREEKLAMSIA BERAT


DAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Disusun oleh:
SITI MULYANI
NIM. P17324414016

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada sidang akhir

Pembimbing

Ns. Lia Komalasari, S.Kep., MM

NIP. 196528201989022001

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Dr. Jundra Darwanty, SST, M.Pd


NIP. 196906051991012001

iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:


Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN PREEKLAMSIA BERAT


DAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Disusun oleh:
SITI MULYANI
NIM. P17324414016

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji


Karawang, 21 Juni 2017

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Rahayu Dwikanti, SST., M.Keb Ns. Lia Komalasari, S.Kep., MM Irna Trisnawati, MKM
NIP. 198111132006042001 NIP. 196528201989022001 NIP. 197811022006042013

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Dr. Jundra Darwanty, SST, M.Pd


NIP. 196906051991012001

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan pada Ny. R dengan Preeklamsia Berat di RSUD Karawang Tahun
2017”.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan diploma III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bandung Program Studi Kebidanan Karawang.

Berkat bimbingan, pengarahan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak


akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan tepat
waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Dr. Ir. H. Osman Syarief, SKM, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung

2. Dr. Jundra Darwanty, SST. M.Pd selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Karawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

3. Ns. Lia Komalasari, S.Kep, MM selaku pembimbing dalam penyusunan


karya tulis ini yang selalu memberikan arahan dan dukungan kepada penulis
sehingga Laporan Tugas Akhir ini terselesaikan

4. Pembimbing lahan RSUD Karawang yang telah mengijinkan penulis untuk


pengambilan kasus.

5. Seluruh staf dan dosen, tata usaha dan jajarannya yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

vi
6. Keluarga besar Ny. R yang telah membantu dalam proses pengumpulan
informasi dan ketersediaanya untuk menjadi subjek dalam Tugas Akhir ini

7. Keluarga penulis Ibu, Bapak, Teteh, Adik, Azka dan Mas anton yang selalu
memberikan motivasi dan mendoakan penulis sehingga tetap sehat dan kuat

8. Sahabat penulis Melinda Nestami, Hilma Muchlis, Endah Marlina Sutarya,


Nurizka Deviani, Samrotul Fuadah, Roro Puspa Ayu, Setiani Siti Faatihah,
Windy Fadilla, Nurul Afrilia Utami, Ratna Dewi, Fifit Fitria, Astuti Widia
Wati, Maya Novitasari, Ainul Mardiah, Nurafidah, Mela Meliana, Devi
Wulansari, dan Nurjanah yang selalu memberikan dukungan serta bantuan
dalam pembuatan Lapoan Tugas Akhir

9. Rekan-rekan mahasiswi Prodi Kebidanan Karawang Poltekkes Kemenkes


Bandung yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir ini

10. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan mendukung sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.

Atas segala kontribusinya, penulis hanya dapat memohon semoga dibalas


kebaikannya oleh Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang


dimiliki sehingga Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam
penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

vii
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca, tenaga kesehatan pada umumnya dan tenaga kebidanan khususnya.

Aamiin Ya Rabbal Aalamiin

Karawang, 21 Juni 2017

Siti Mulyani

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i


HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ii
HALAMAN ORISINALITAS ..................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN LTA ................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
ABSTRAK ................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hipertensi .............................................................................................................. 7
2.2 Preeklamsia ........................................................................................................... 8
2.3 Preeklamsia Berat ................................................................................................. 11
2.4 Induksi Persalinan ................................................................................................. 19
2.5 Berat Badan Lahir Rendah .................................................................................... 22
2.6 Hubungan Preeklamsia dengan BBLR ................................................................. 30
2.7 SOP Preeklamsia Berat ......................................................................................... 32

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Antenatal Care....................................................................................................... 38
3.2 Intranatal Care ....................................................................................................... 50
3.3 Posnatal Care ........................................................................................................ 75
3.4 Bayi Baru Lahir ..................................................................................................... 100

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Antenatal Care....................................................................................................... 118
4.2 Intranatal Care ....................................................................................................... 122
4.3 Posnatal Care ........................................................................................................ 125
4.4 Bayi Baru Lahir ..................................................................................................... 127

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 129
5.2 Saran ..................................................................................................................... 130

DAFTAR REFERENSI
DAFTAR LAMPIRAN
ix
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2017
Siti Mulyani
NIM. P17324414016
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN PREEKLAMSIA BERAT
DAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD KARAWANG TAHUN
2017”

ABSTRAK

Latar Belakang : AKI di Indonesia pada tahun 2015 berada pada angka 305 / 100.000
kelahiran hidup. (Kemenkes 2015) Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5 %, hamil
26,0 %, nifas 24 % (Dinkes, 2012). Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2014
adalah 78,63 per 100.000 dengan jumlah 748 kematian per tahun Jumlah kematian Ibu di
Kabupaten Karawang menduduki posisi ke-2 dari penyumbang AKI sebanyak yaitu 59
kasus. Angka kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2014 adalah 4,19 per 1.0000
kelahiran hidup dengan jumlah 3.982 kematian bayi sedangkan jumlah Kematian Bayi di
Kabupaten Karawang pada tahun 2014 yaitu 170 kematian bayi (Profil Jawa Barat 2014).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Angka Kematian Ibu di
Kabupaten Karawang pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu dari
64 kasus menjadi 59 kasus. Berdasarkan register pasien di RSUD Kabupaten Karawang,
tercatat angka kejadian Preeklamsia Berat pada tahun 2015 sebanyak 1285 kasus,
sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 1530 kasus. Tujuan :
Penelitian ini adalah untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. R G2P1A0
parturient aterm dengan preeklamsia berat. Jenis : Penelitian menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, observasi dan pengumpulan data
dengan wawancara subjek dan informan. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa
penatalaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan di RSUD Kabupaten
Karawang dari 8 point berdasarkan Standar Operasional Prosedur tindakan preeklamsi
berat bidan melakukan 6 point tindakan dan yang tidak dilakukan yaitu 2 point.
Kesimpulan : Asuhan kebidanan pada Ny.R dengan preeklamsia berat dalam
pelaksanaannya adanya kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.Saran :
Diharapkan pelayanan kesehatan dapat melakukan penangan preeklamsia berat sesuai
dengan protap yang telah ditetapkan seperti penanganan preeklamsia berat.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Preeklamsia Berat

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu

(AKI). AKI merupakan angka kematian yang diakibatkan oleh kematian ibu

dikarenakan kehamilan, persalinan dan nifas. (Dinas Kesehatan Jawa Barat)

Data statistik menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu

mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu bersalin

sebesar 49,5%, hamil 26%, nifas 24%. Tiga penyebab utama kematian ibu

di Indonesia adalah perdarahan (30%), eklampsia (25%), dan infeksi (12%).

Proporsi ketiga penyebab kematian ini telah berubah, dimana perdarahan

dan infeksi semakin menurun, sedangkan hipertensi dalam kehamilan

proporsinya semakin meningkat. Menurut profil kesehatan dasar tahun

2014, lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi

dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus (Kemenkes

RI, 2014).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari

indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut SDKI tahun 2012

menunjukan peningkatan AKI yang signifikan yaitu 359 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. AKI menunjukkan penurunan menjadi 305

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 . (Kemenkes RI, 2015)


1
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan

AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai

target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan

Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per

1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDG 2015 sebesar 32

per 1.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015)

Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2014 adalah 78,63 per

100.000 dengan jumlah 748 kematian per tahun. Jumlah kematian Ibu di

Kabupaten Karawang menduduki posisi ke-2 dari penyumbang AKI

sebanyak yaitu 59 kasus. Angka kematian Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun

2014 adalah 4,19 per 1.0000 kelahiran hidup dengan jumlah 3.982 kematian

bayi sedangkan jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Karawang pada tahun

2014 yaitu 170 kematian bayi. (Jawa Barat dalam Angka, 2014).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat

badan pada saat kelahiran <2.500 gram tanpa memandang masa gestasi

(Sholeh dkk., 2014). Komplikasi yang sering dialami oleh bayi berat lahir

rendah dikarenakan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuh baik anatomi

maupun fisiologi.

Salah satu faktor penyebab terjadinya BBLR adalah faktor penyakit

ibu. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya

preeklampsia/eklampsia.

Preeklamsia berat ialah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik ≥

160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinurine

2
lebih 5 g/24 jam. (Prawirohardjo, 2014). Preeklampsia adalah suatu sindrom

khas kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan

pengaktifan endotel. Preeklampsia timbulnya hipertensi disertai proteinuria

dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera

setelah persalinan.

Ibu yang mengalami preeklampsia selama kehamilan memiliki risiko

lebih besar untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dibandingkan

ibu yang tidak mengalami preeklampsia (Wati Lisa, 2012).

Menurut WHO angka kejadian preeklamsia berat didunia berkisar

antara 0,5%-38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklamsia berkisar 6-

7% dan eklamsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu akibat

preeklamsia dan eklamsia di Negara berkembang masih tinggi. (Kutipan

Santosa, 2015 dari WHO)

Angka kejadian kasus Preeklamsia di Jawa Barat menurut penelitian

tahun 2014 preeklamsia menduduki posisi tertinggi kedua setelah

pendarahan, yaitu sebanyak 11,13%.

Angka kejadian preeklamsia berat di Kabupaten Karawang tahun 2015

tercatat sebanyak 34 kasus (50%). Adapun kasus lainnya antara lain

perdarahan 12 kasus (17,6%), infeksi 6 kasus (8,82%) dan lain-lain ada 11

kasus (16,17%). (Kabupaten Karawang dalam Angka, 2016).

Jumlah kasus Preeklamsia dan Eklamsia di Rumah Sakit Umum

Daerah Karawang tahun 2015 yaitu sejumlah 1285 kasus, pada tahun 2016

sejumlah 1530 kasus. (Laporan Ruang VK RSUD Karawang)

3
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang merupakan salah satu Rumah

Sakit rujukan di Kota Karawang dimana sebagai rujukan untuk kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani oleh pusat pelayanan kesehatan primer termasuk

kasus preeklampsia. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan asuhan kebidanan patologis yang didokumentasikan dalam

laporan presentasi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan secara

Komprehensif Pada Ny.R G2P1A0 dengan Preeklamsia Berat dan BBLR di

RSUD Karawang”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas identifikasi masalah adalah : “Bagaimana

Asuhan Kebidanan secara Komperhensif pada Ny.R G2P1A0 dengan

Preeklamsia Berat di RSUD Karawang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberi Asuhan Kebidanan secara Komperhensif Pada Ny. R

G2P1A0 dengan Preeklmasia Berat dan BBLR di RSUD Karawang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil, bersalin,

masa nifas, dan bayi baru lahir,dengan pendekatan manajemen

kebidanan.

b. Mampu menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu

dalam masa kehamilan, bersalin, masa nifas, dan bayi baru lahir,

dengan pendekatan manajemen kebidanan.

4
c. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan patologis yang

diberikan pada ibu hamil, bersalin, masa nifas,dan bayi baru

lahir,dengan pendekatan manejemen kebidanan.

d. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan yang diberikan pada

ibu hamil, bersalin, masa nifas, dan bayi baru lahir,dengan

metode penulisan data Subjektif, Objektif, Asessment, dan

Planning (SOAP)

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Rumah Sakit

Sebagai masukan mengenai kejadian BBLR yang dilahirkan dari

ibu preeklampsia berat.

1.4.2 Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

melaksanakan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan, serta sebagai

bahan evaluasi dalam menilai kemampuan menyiapkan materi untuk

persiapan praktik kebidanan secara langsung.

1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada mahasiswa dalam melaksanakan

tugasnya dalam menyusun laporan presentasi kasus, mendidik dan

membimbing mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan

asuhan kebidanan.

5
1.4.3 Bagi Klien

Mendapat pelayanan asuhan kebidanan yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Hipertensi pada kehamilan

Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas

normal yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2014).

Menurut Prawirohardjo 2014, gangguan hipertensi pada kehamilan

diantaranya adalah:

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai

12 minggu pasca persalinan.

b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria.

c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang

sampai dengan koma.

d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi

kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik

disertai proteinuria.

e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang

timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan

preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

7
2.2 Preeklamsia

2.2.1 Pengertian Preeklamsi

Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria. Menurut Prawiroharjo 2014 hal-

hal yang perlu diperhatikan :

1) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90

mmHg. Pengukuran darah dilakukan sebanyak 2 kali pada selang

waktu 4 jam-6 jam.

2) Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam

atau sama dengan ≥1+ dipstic.

3) Edema, sebelumnya edema tungkai dipakai sebagai tanda-tanda

preeklamsi tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali

edema generalisata. Selain itu bila di dapatkan kenaikan berat badan

>0,57kg/minggu.

4) Preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya

perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, proteinuria

adalah tanda penting preeklamsi, terdapatnya proteinuria 300

mg/1+.

2.2.2 Etiologi/ Predisposisi Preeklamsia

Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui

secara pasti. Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang

terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori

tersebut yang dianggap benar-benar mutlak.

8
Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi:

1) Paritas

Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama. Paritas 2-

3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kejadian preeklamsi

dan risiko meningkat lagi pada grandemultigravida. Selain itu

primitua, lama perkawinan ≥4 tahun juga dapat berisiko tinggi

timbul preeklamsi.

2) Usia

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun.

Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia

dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena

wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi. Selain

itu ibu hamil yang berusia ≥35 tahun telah terjadi perubahan pada

jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga

lebih berisiko untuk terjadi preeklamsi.

3) Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi

sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang

mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami

preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal

dan neonatal lebih tinggi. Diagnosa preeklamsi ditegakkan

9
berdasarkan peningkatan tekanan darah yang disertai dengan

proteinuria atau edema anasarka.

4) Sosial ekonomi

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial

ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi.

Secara umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan

pranatal yang baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih

rendah dan pengetahuan yang kurang seperti di negara berkembang

seperti Indonesia insiden preeklamsi/eklamsi masih sering terjadi.

5) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast

Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor

predisposisi terjadinya preeklamsi, karena trofoblas yang berlebihan

dapat menurunkan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya

mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat mengakibatkan

terjadinya vasospasme, dan vasospasme adalah dasar patofisiologi

preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis tersebut misalnya: kehamilan

multiple, diabetes melitus, bayi besar, 70% terjadi pada kasus

molahidatidosa (Prawirohardjo, 2014)

6) Genetik

Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan

secara familial jika dibandingkan dengan genotip janin. Telah

terbukti pada ibu yang mengalami preeklamsi 26% anak

perempuannya akan mengalami preeklamsi pula, sedangkan 8%

10
anak menantunya mengalami preeklamsi. Karena biasanya kelainan

genetik juga dapat mempengaruhi penurunan perfusi uteroplasenta

yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat

menyebabkan terjadinya vasospasme yang merupakan dasar

patofisiologi terjadinya preeklamsi/eklamsi (Prawirohardjo, 2014)

7) Obesitas

Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam

tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori,

biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan

gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya

berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus,

hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis

keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.Hubungan antara

berat badan ibu dengan risiko preeklamsia bersifat progresif,

meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan indeks massa tubuh

kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan menjadi 13,3 % untuk

mereka yang indeksnya ≥35 kg/m2.

2.3 Preeklamsia Berat

2.3.1 Definisi Preeklamsia Berat

Preeklamsia berat ialah preeklamsia dengan tekanan darah

sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg

disertai proteinurine lebih 5 g/24 jam. (Sarwono Prawirohardjo, 2014)

11
2.3.2 Patologi Preeklamsia Berat

Perubahan pada sistem dan organ pada preeklamsi menurut

Prawirohardjo 2014 adalah :

a. Perubahan kardiovaskular

Penderita preeklamsi sering mengalami gangguan fungsi

kardiovaskular yang parah, gangguan tersebut pada dasarnya

berkaitan dengan afterload jantung akibat hipertensi.

b. Ginjal

Terjadi perubahan fungsi ginjal disebabkan karena menurunnya

aliran darah ke ginjal akibat hipovolemi, kerusakan sel glomerulus

mengakibatkan meningkatnya permebelitas membran basalis

sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria. Gagal

ginjal akut akibat nekrosis tubulus ginjal. Kerusakan jaringan ginjal

akibat vasospasme pembuluh darah dapat diatasi dengan pemberian

dopamin agar terjadi vaso dilatasi pada pembuluh darah ginjal.

c. Viskositas darah

Vaskositas darah meningkat pada preeklamsi, hal ini

mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya

aliran darah ke organ.

d. Hematokrit

Hematokrit pada penderita preeklamsi meningkat karena

hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklamsi.

12
e. Edema

Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang

patologi bila terjadi pada kaki tangan/seluruh tubuh disertai dengan

kenaikan berat badan yang cepat.

f. Hepar
Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia, dan

perdarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan

terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan

ini bisa meluas yang disebut subkapsular hematoma dan inilah

yang menimbulkan nyeri pada daerah epigastrium dan dapat

menimbulkan ruptur hepar.

g. Neurologik

Perubahan neurologik dapat berupa, nyeri kepala di sebabkan

hiperfusi otak. Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat

terjadi ganguan visus.

h. Paru

Penderita preeklamsi berat mempunyai resiko terjadinya edema

paru. Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri,

kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapilar paru, dan

menurunnya deuresis.

2.3.3 Kriteria Preeklamsia Berat

Preeklamsia digolongkan preeklamsia berat bila ditemukan satu

atau lebih gejala sebagai berikut :

13
- Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg. Tekanan darah

ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit

dan telah menjalani tirah baring.

- Proteinuria > 5 gram/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan

kualitatif.

- Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc / 24 jam.

- Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.

- Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala,

skotoma, dan pandangan kabur.

- Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

(akibat teregangnya kapsula glisson).

- Edema paru dan sianosis.

- Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat

dehidrogenase.

- Trombositopenia berat( trombosit < 100.000 sel/mm3 atau

penurunan trombosit dengan cepat.

- Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler) : peningkatan

kadar alanin dan aspartate amninotransferase.

- Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat.

- Sindrom HELLP. (Sarwono Prawirohardjo, 2014)

Pembagian preeklamsia berat dapat digolongkan menjadi :

a) Preeklamsia berat tanpa impending eklamsia

14
b) Preeklamsia berat dengan impending eklamsia, disebut impending

eklamsia bila preeklamsia berat disertai dengan gejala-gejala

subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-

muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah.

(Prawirohardjo, 2014)

2.3.4 Akibat Preeklamsia Berat Pada Janin

Penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan

fungsi plasenta. Hal ini mengakibatkan hipovolemia, vasospasme,

penurunan perfusi uteroplasenta dan kerusakan sel endotel pembuluh

darah plasenta sehingga mortalitas janin meningkat (Sarwono

prawirohardjo, 2014).

2.3.5 Penatalaksanaan Umum Perawatan Preeklamsia Berat

Perawatan preeklamsia berat sama halnya dengan perawatan

preeklamsia ringan, dibagi menjadi 2 unsur :

1. Sikap terhadap penyakitnya yaitu pemberian obat-obatan atau

terapi medisinalis. Pengobatan Medikamentosa :

A. Penderita preeklamsia berat harus segera masuk rumah sakit

untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke sisi

(kiri). Perawatan yang penting pada preeklamsia berat ialah

pengelolaan cairan karena penderita preeklamsia mempunyai

resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oliguria. Sebab

terjadinya kedua tersebut belum jelas, tetapi faktor yang sangat

menentukan terjadinya edema paru dan oliguria ialah

15
hipovolemia, vasospasme, kerusakan sel endotel, penurunan

gradien tekanan onkotik koloid/pulmonary capillary wedge

pressure. Oleh karena itu memonitoring input cairan dan output

cairan menjadi sangat penting.

- Dilakukan pemasangan infus untuk memonitoring input

cairan.

- Dilakukan pemasangan forey catheter untuk mengukur

pengeluran urin.

- Diberikan antasida untuk menetralisir asam lambung

sehingga bila mendadak kejang, dapat menghindari risiko

aspirasi asam lambung yang sangat asam.

- Diet yang cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan

garam.

B. Pemberian Obat Antikejang

a. MgSO4, Magnesium Sulfat yaitu menghambat atau

menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf

dengan menghambat transmisi neuromuskular.

Cara Pemberian MgSO4 :

 Loading dose : intial dose

4 gram MgSO4 : intravena (40 5 dalam 10 cc) selama 15

menit.

16
 Maintance dose :

Diberikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam atau

diberikan 4 atau 5 gram i.m. selanjutnya maintance dose

diberikan 4 gram i.m tiap 4-6 jam.

 Syarat pemberian MgSO4 yaitu tersedianya antidotum

MgSO4, bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10

% = 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan i.v 3 menit,

refleks patella (+) kuat dan pernafasan ˃16 kali/menit

tidak ada tanda-tanda distress napas.

 Magnesium sulfat diberhentikan bila : ada tanda-tanda

intoksikasi dan setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam

setelah kejang terakhir. Contoh obat lain yang dipakai

untuk antikejang yaitu diasepam, dan fenitoin.

C. Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema

paru-paru, payah jantung kongestif atau anasarka. Diuretikum

yang dipakai ialah Furosemida. Pemberian diuretikum dapat

merugikan yaitu memperberat hipovolemia, memperburuk

perfusi utero-plasenta, meningkatkan hemokonsentrasi,

menimbulkan dehidrasi pada janin, dan menurunkan berat janin.

D. Pemberian antihipertensi

a. Antihipertensi lini pertama

Nifedipin

17
Dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit,

maksimum 120 mg dalam 24 jam. Nifedipin tidak boleh

diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat,

sehingga hanya boleh diberikan per oral.

E. Glukokortikoid, pemberian glukokortikoid untuk pematangan

paru janin tidak merugikan ibu. Diberikan pada kehamilan 32-34

minggu, 2 x 24 jam. Obat ini juga diberikan pada sindrom

HELLP.

2. Sikap terhadap kehamilannya ialah :

A. Aktif (manajemen agresif), kehamilan diakhiri (terminasi)

bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.

a. Perawatan aktif (agresif) : sambil memberi pengobatan,

kehamilan diakhiri. Indikasi perawatan aktif ialah bila

didaptkan satu/lebih keadaan dibawah ini :

1) Ibu

- Usia kehamilan ≥ 37 minggu.

- Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia.

- Kegagalan terapi konservatif yaitu keadaan klinik dan

laboratorium memburuk.

- Diduga terjadinya solusio plasenta.

- Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau

perdarahan.

18
2) Janin

- Adanya tanda-tanda fetal distress.

- Adanya tanda IUGR (janin terhambat)

- NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal.

- Terjadinya oligohidramnion

3) Laboratorium

- Adanya tanda “HELLP Syndrome” khususnya

menurunnnya trombosit dengan cepat.

- Cara mengakhiri kehamilan (terminasi kehamilan)

dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada waktu itu,

apakah sudah inpartu atau belum.

B. Konservatif (ekspektatif), indikasi perawatan konservatif ialah

bila kehamilan preterm ≤ 37 minggu tanpa sisertai tanda-tanda

impending eklamsia dengan keadaan janinbaik, sehingga

kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian

pengobatan medikamentosa (Prawirohardjo, 2014).

2.4 Induksi Persalinan

2.4.1 Definisi

Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang

belum inpartu, baik secara operatif maupun medisinal, untuk

merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan.

Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan, di mana pada

19
akselerasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan pada

wanita hamil yang sudah inpartu. (Sarwono Prawirohardjo, 2010)

2.4.2 Cara

1) Secara Medis

- Infus oksitosin

- Prostaglandin

- Cairan hipertonik intrauterine

2) Secara Manipulatif/ dengan tindakan

- Amniotomi

- Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim.

(Stripping of the membrane)

- Pemakaian rangsangan listrik

- Rangsangan pada putting susu

2.4.3 Indikasi

1) Indikasi Janin

- Kehamilan lewat waktu

- Ketuban pecah dini

- Janin mati

2) Indikasi Ibu

- Kehamilan dengan hipertensi

- Kehamilan dengan diabetes melitus

2.4.4 KontraIndikasi

- Malposisi dan malpresentasi janin

20
- Inufisiensi plasenta

- Disproporsi sefalopelvik

- Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea, enukleasi

miom.

- Grande multipara

- Gemelli

- Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion

- Plasenta previa`

2.4.5 Syarat

Serviks matang (skor bishop >5, skor Bishop hanya merupakan

predikator atau meramalkan keberhasilan induksi persalinan.

Berapapun skor bishop dapat dilakukan induksi persalinan. (dr. Cipta

Pramana, SpOG)

2.4.6 Prosedur

1) Pemberian Tablet Misoprostol

Pemberian tablet misoprostol tablet 25 g (1/8 tab) pervaginam,

diberikan pada Bishop yang masih rendah (<5), lalu dievaluasi 6

jam kemudian. Bila skor Bishop menjadi lebih tinggi maka

dilanjutkan dengan pemberian infus oksitosin 5 unit dan D 5%.

Bila skor Bishop tetap, dapat diulang pemberian misoprostol 25 g.

Tablet misoprostol bisa sebagai priming dan juga induksi

persalinan. Bila setelah pemberian misoprostol terjadi inpartu

dianggap sebagai induksi, tetapi jika setelah pemberian

21
misoprostol belum timbul inpartu maka hal ini dianggap sebagai

priming (pematangan serviks). (dr. Cipta Pramana, SpOG)

2.5 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

2.5.1 Definisi BBLR

Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat

badan lahir kurang dari 2500 gram (Anik, 2013) dalam (WHO, 1961).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang

berat badan pada saat kelahiran <2.500 gram tanpa memandang masa

gestasi (Sholeh M dkk., 2014). Jadi, BBLR tidak hanya dapat terjadi

pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami

hambatan pertumbuhan selama kehamilan (Profil Kesehatan Dasar

Indonesia, 2014).

2.5.2 Etiologi BBLR

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir

rendah yaitu :

1. Prematur Murni

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang

dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan

masa kehamilan atau di sebut juga neonatus preterm/BBLR/SMK

(Anik, 2013).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR Faktor

Persalinan Prematur atau BBLR adalah :

22
a. Faktor Ibu

1) Gizi saat hamil yang kurang (anemia)

Menurut Depkes RI (2012) kurang gizi pada saat hamil

apabila tidak mendapatkan penanganan dengan baik secara

intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu hamil

mengalami anemia gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu

dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi.

2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.

Menurut Depkes RI (2012) usia reproduksi optimal bagi

seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun, dibawah atau

diatas tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan

persalinannya. Menurut Hartanto (2010) usia diatas 35 tahun

cenderung mengakibatkan timbulnya masalah -masalah

kesehatan seperti hipertensi, DM, anemia, TB paru dan dapat

menimbulkan persalinan lama dan perdarahan pada saat

persalinan serta risiko terjadinya cacat bawaan pada janin.

3) Jarak dan bersalin terlalu dekat.

Menurut Depkes RI (2012) banyaknya anak yang dilahirkan

seorang ibu akan mempengaruhi kesehatan ibu dan merupak

an faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi

lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah, dan nutrisi

kurang.

23
4) Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah,

perokok, penyakit kronis (TB, malaria). Menurut Rochjati

(2012) faktor risiko lain p ada ibu hamil adalah riwayat

penyakit terdahulu yang diderita ibu. Adapaun penyakit

yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya

adalah penyakit yang bersifat kronis seperti hipertensi, cacat

congenital, jantung dan asma, anemia, TB paru dan malar ia.

5) Faktor pekerjaan

Menurut Depkes RI (2012) pekerjaan terkait pada status

sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil. Dengan

keterbatasan status sosial ekonomi akan berpengaruh

terhadap keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan

antenatal yang adekuat, pemenuhan gizi, sementara itu ibu

hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas

fisiknya meningkat karena memiliki tambahan

pekerjaan/kegiatan diluar rumah.

b. Faktor kehamilan

1) Hamil dengan hidramnion, yaitu keadaan dimana cairan

ketuban melebihi dari normal.

2) Hamil ganda, yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang

dikandung lebih dari satu.

3) Perdarahan ante partum, yaitu perdarahan yang terjadi pada

masa hamil.

24
4) Komplikasi hamil : preeklampsia, ketuban pecah dini,

preeklampsia/eklampsia yaitu kondisi ibu hamil yang dengan

tekanan darah meningkat keadaan ini sangat mengancam jiwa

ibu dan janin yang dikandung. Ketuban pecah dini adalah

kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan

biasanya faktor penyebab paling sering adalah terjadinya

benturan pada kandungan.

c. Faktor janin

1) Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sebagai akibat

pertumbuhan janin didalam kandungan tidak sempurna.

2) Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai

akibat penyakit yang diderita ibu. Seperti HIV/AIDS sangat

rentan mengakibatkan infeksi dalam rahim.

2.5.3 Klasifikasi BBLR

Bayi BBLR dapat diklasifikan berdasarkan umur kehamilan dan

berat badan lahir rendah. Menurut Sarwono Prawirohardjo (2014),

diklasifikasikan berat badan waktu lahir, yaitu:

1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan

berat lahir 1.500 – 2.500 gram

2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir

dengan berat lahir <1.500 gram

3. Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir

dengan berat lahir <1.000 gram

25
Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah

dapat dibagi menjadi 2 golongan:

1. Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu dengan berat badan sesuai dengan berat badan

untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai

masa kehamilan.

2. Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan

dibawah persentil pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasanya

disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan.

2.5.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang terdapat pada bayi dengan berat badan

lahir rendah adalah sebagai berikut :

a. Berat badan kurang dari 2.500 gram

b. Panjang badan kurang dari 45 cm

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm

d. Masa gestasi kurang dari 37 minggu

e. Kepala lebih besar dari tubuh

f. Kulit tpis, transparan, lanugu banyak, dan lemak subkutan amat

sedikit

g. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar

h. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora

26
i. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas

belum sempurna

j. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum

teratur, dan sering mendapat apnea

k. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan

menelan belum sempurna

2.5.5 Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah

adalah sebagai berikut:

1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan barnapas

pada bayi)

2. Hipoglikemi simptomatik, terutama pada laki-laki

3. Penyakit membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru

belum sempurna/cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi

mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,

sehingga selalu dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk

untuk pernapasan berikutnya.

4. Asfiksia neonatorum.

5. Hiperbilirubinemia, bayi dismatur sering mendapatkan

hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan

pertumbuhan hati.

2.5.6 Cara Perawatan BBLR

Cara perawatan adalah sebagai berikut:

27
1. Bayi yang baru lahir jangan dimandikan

2. Membersihkan dan mengeringkan bayi dengan kain lunak yang

bersih, kering dan hangat.

3. Menjaga agar tubuh bayi tetap hangat dengan cara:

a. Membungkus kain yang bersih, kering dan cukup tebal serta

kepala bayi ditutup dengan topi atau kepala yang bersih.Bayi

tidak boleh di letakkan di tempat yang banyak angin seperti

didepan pintu/jendela yang terbuka.

b. Pakaian dan kain pembungkus diganti bila basah.

c. Menempatkan bayi secara langsung di atas dada ibu (metode

kanguru)

d. Menjaga kehangatan ruangan misalnya memasang lampu untuk

mengatasi masuknya udara dingin

e. Memberi minum ASI sedini dan seiring mungkin dengan

memperhatikan :

- Tangan cuci bersih sebelum menyusui

- Putting susu dibersihkan dengan kapas/kain bersih lembab

- Bayi dipangku pada posisi tegak

- Bila bayi tidak dapat mengisap dengan kuat ibu dapat

membantu memegangi/menyangga dagu bayi atau dipompa

dan di berikan dengan sendok.

- Bila bayi tertidur pada waktu menyusu, bayi dibangunkan

dengan cara menepuk-nepuk pipinya.

28
- Sisa-sisa ASI dimulut dibersihkan dengan kapas atau kain

bersih yang dibasahi dengan air hangat

- bayi diawasi sampai kira-kira 15-30 menit sesudah

disusukan.

4. Menjaga / memelihara kebersihan bayi

- Penimbangan berat badan secara teratur 1 kali/1 bulan, bila berat

badan tidak naik dalam sebulan, segera dirujuk ke dokter

puskesmas

- Menjaga dan memelihara lingkungan bayi agar tetap bersih dan

hangat

- Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup

2.5.7 Penanganan BBLR

Penanganan BBLR antara lain :

1. Mempertahankan suhu dengan ketat : BBLR mudah mengalami

hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan

dengan ketat.

2. Mencegah infeksi dengan ketat : BBLR sangat rentan akan infeksi,

perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci

tangan sebelum memegang bayi.

3. Pengawasan nutrisi/ASI : Refleks menelan BBLR belum sempurna

oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

29
4. Penimbangan ketat : Perubahan berat badan mencerminkan kondisi

gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh

sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.

2.6 Hubungan Preeklamsia dengan BBLR

Menurut Behrman (2012), preeklampsia merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya BBLR. Preeklampsia menyebabkan terjadinya retardasi

pertumbuhan janin bahkan kematian janin. Hal ini dikarenakan preeklampsia

dapat menyebabkan insufisiensi plasenta dan hipoksia yang berpengaruh

sangat besar terhadap perkembangan janin. Pada preeklampsia sering terjadi

retardasi pertumbuhan janin dan bayi dismatur bahkan bisa terjadi kematian

janin dalam kehamilan dan persalinan. Terjadinya retardasi pertumbuhan

janin di duga karena koagulasi intravaskuler, deposit fibrin dan hipoperfusi

darah ke plasenta yang menyebabkan hipoksia kronis dan atau gangguan

nutrisi janin.

Preeklampsia dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin dan

merupakan indikator keparahan penyakit vaskular kronik, terutama apabila

awitannya terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Menurut Bandiyah (2010), bahaya preeklampsia dalam kehamilan

antara lain preeklampsi berat, timbul serangan kejang-kejang (eklampsi).

Sedangkan bahaya pada janin antara lain memberikan gangguan pertumbuhan

janin dalam rahim ibu dan bayi lahir lebih kecil, mati dalam kandungan.

Bahaya preeklampsi berat dalam kehamilan antara lain bahaya bagi ibu dapat

30
tidak sadar dan bahaya bagi janin dalam kehamilan antara lain gangguan

pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil, mati dalam kandungan.

31
2.7 SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI


NO.DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Disahkan oleh :
Direktur RSUD KARAWANG
Tanggal terbit
SOP (STANDAR
OPERASIONAL Dr. H.ASEP HIDAYAT LUKMAN ,M.M
PROSEDUR) NIP. 19590730 198702 1 007
Pre Eklamsi:
- Hipertensi dengan protein urine yang didapatkan setelah umur
kehamilan 20 minggu
- Syndroma spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada
organ-organ akibat vasopasme dan aktivasi endothel
Kriteria Diagnostik:
- Tekanan darah : ≥140/90 mmHg s/d ≥160/110 mmHg
- Kenaikan sistolik ≥30 mmHg dan kenaikan diastolik ≥15
Pengertian mmHg
- Protein urine: ≥30 mg/24 jam (dipstick)
- Oedema lokal pada tungkai tidak dimasukan dalam kriteria
kecuali anasarka
- Oliguria: produksi urine ≥ 400-500 cc/24 jam
- Oedema paru dan cyanosis
Eklamsi:
- Pre Eklamsi yang disertai dengan kejang tonik-tonik disusul
dengan koma (penurunan kesadaran)
Merupakan acuan dalam melaksanakan asuhan pada pasien dengan
Tujuan Pre Eklamsi dan Eklamsi

Standar pelayanan asuhan kebidanan


Kebijakan
Anamnesa
- Hamil 5 bulan atau lebih
- Kaki terasa bengkak/bisa tidak ada oedema/oedema anasarka
Pemeriksaan fisik
- Tekanan darah diatas normal: ≥140/90 mmHg s/d ≥160/110
mmHg
Prosedur
- Obstetri : besar rahim sesuai dengan usia kehamilan atau lebih
kecil apabila PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : protein urine, hb, Ht, Trombosit, asam urat, fungsi
ginjal dan fungsi hati
(pada PEB: protein urine +1 (positif 1 atau lebih)

32
PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI

NO.DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Disahkan oleh :
SOP (STANDAR Direktur RSUD KARAWANG
Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR) Dr. H.ASEP HIDAYAT LUKMAN ,M.M
NIP. 19590730 198702 1 007
Diagnosa banding
Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi
Penatalaksanaan
 Pre Eklamsi
a. Rawat Jalan
 Banyak istirahat dengan tidur miring
 Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak
dan garam
 Nifedipine 3x10 mg
 Kunjungan ulang tiap minggu
b. Rawat Inap
Pada kehamialn pre aterm (<37 minggu)
 Bila tekanan darah normal selama perawatan pertahankan
persalinan sampai aterm
 Bila tekanan darah turun tidak sampai normal, kehamilan
diterminasi pada usia kehamilan 37 minggu
Prosedur
 Pada kehamilan aterm (37 minggu) persalinan ditunggu
spontan atau persalinan pada tanggal taksiran persalinan
(persalinan dapat dilakukan spontan atau kalau perlu
memperpendek partus kala II dengan extasi vakum atau
forceps
c. Pengobatan obstetrik
Terminasi kehamilan dengan cara sesuai
Bila belum inpartu:
 Induksi persalinan, kateter folley dilanjutkan dengan
infus oksitosin dan amniotomi
 Seksio sesarea sasaran bila induksi pesalinan gagal yaitu
12 jam sejak mulai oksitosin belum masuk fase aktif
Bila sudah inpartu:
 Kala I: fase laten : sectio caesaria
Fase aktif: amniotomi, bila kemudian pembukaan belum
lengkap, sectio

33
 Kala II: persalinan pervagina, dibantu extraksi forceps
dan vakum
d. Perawatan konservatif
 Indikasi kehamilan pre aterm (<37 minggu) tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklamsi dengan keadaan janin
buruk
 Pengobatan medisinal:
Sama dengan pengobatan medisinal perawatan aktif,
hanya disini tidak dilakukan terminasi
 Pengobatan obstetri
- Selama pengobatan konservatif dilakukan observasi
dan evaluasi sama seperti pada perawatan aktif,
hanya disini tidak dilakukan terminasi
- MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda
pre eklamsi ringan, selambat-lambatnya dalam 24
jam
- Bila sudah 24 jam tidak ada perbaikan, dianggap
pengobatan gagal dan dilakukan terminasi
 Pre Eklamsi berat
segera dirawat dan tentukan jenis perawatan/tindakan yang akan
diambil, aktif atau konservatif
Tindakan aktif
 Indikasi : bila perlu didapatkan satu atau lebih keadaan di
bawah
- kehamilan >37 minggu
- adanya tanda-tanda/gejala inpending Eklamsi
- kegagalan perawatan konservatif
- dalam waktu 6 jam setelah pengobatan tekanan darah
naik/setelah 24 jam pengobatan tidak ada perbaikan
- pada janin:
 adanya tanda-tanda gawat janin
 adanya tanda-tanda PJT (Pertumbuhan Janin
terhambat)
- laboratrik : protein urine +1 atau lebih, gangguan fungsi
hati dan ginjal
- ditemukan syndrom HELPP
 Pengobatan medisinal
 segera masuk rumah sakit tirah baring miring ke sisi kiri secara
intermiten
 infus asering, ringer laktat atau ringer dextrose 5%
 Pemberian MgSO4
Dosis awal (pilih salah satu saja)
- MgSO4 40% 8 gr boka/boki
- MgSO4 20% 4 gr IV
- MgSO4 5 gr IV
Dosis pemeliharaan:
34
MgSO4 40% 6 gr dalam cairan infus RL 500 cc selama 6
jam
- Jika terjadi konvulsi setelah 15 menit, berikan MgSO 4
40% 2 gram IV
- Syarat-syarat:
 Tersedia kalsium glukonas 10% sebagai antodotum
MgSO4, diberikan 10 ml secara intervena selama 3
menit
 Refleksia patella (+)
 Frekuensi pernafasan >16 kali/menit
 Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya >100 ml
- Pemberian MgSO4 harus dihentikan apabila
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pasca persalinan
 Dalam 6 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan
tekanan darah
 Anti hipertensif diberikan hanya bila tekanan darah ≥180/110
mmHg
Jenis obat: Nifedipine 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit,
maksimum 120 mg dalam 24 jam
 Anti diuretika hanya diberikan apabila ditemukan:
1. Edema paru-paru
2. Paal jantung kongesif
3. Oedema anasarka
 Diet: diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori
yang berlebihan
 Perawatan eklamsi
- Perawatan medisinal
 Obat kejang, 4 gr MgSO4 40% intravena selama 4 menit,
di lanjutkan dengan dosis maintenance 6 gr MgSO4 40%
dalam infus RL 500 ml selama 6 jam/botol. Apabila
terjadi kejang berulang dapat di berikan tambahan
MgSO4 40% 2 gr intravena setelah pemberian terakhir.
Pengawasan tanda-tanda keracunan MgSO4 harus di
lakukan terus menerus.
 Obat-obat lain seperti hipertensi, anti diuretika,
antibiotika, kardiotika, di berikan apabila ada indikasi
 Perawatan serangan kejang
a. Di rawat di kamar yang cukup terang
b. Di pasang oropharyngeal airway (guedel) ke dalam
mulut penderita
c. Kepala di rendahkan dan orofharing di bersihkan
dengan penghisap lendir
d. Fiksasi badan penderita pada tempat tidur jangan
terlalu kuat untuk menghindari terjadinya fraktur
 Perawatan penderita koma
35
a. Pasang bed said monitor, monitoring kesadaran dan
dalamnya koma
b. Perhatikan pencegahan dekubitus dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
- Perawatan obstetrik
Pada dasarnya semua kehamilan dengan eklamsi harus di
lakukan terminasi tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Kehamilan di akhiri apabila sudah terjadi stabilisasi
hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam
setelah (salah satu atau lebih )
a. Pemberian anti obat kejang terakhir
b. Setelah kejang berakhir
c. Penderita mulai sadar
Cara terminasi kehamilan sama seperti pada pre
eklamsi berat
 Konsultasi
Apabila di perlukan konsultasi spesialis penyakit
dalam,syaraf,mata dan anestesi
 Perawatan rumah sakit
Pasien pre eklamsi ringan di rawat apabila setelah
2 minggu rawat jalan tidak meunjukan adanya
perubaikan
Pasien pre eklamsi harus di rawat
 Penyulit
Gagal ginjal, gagal jantung, edema paru-paru,
kelainan pembekuan darah, pendarahan otak, dan
kematian janin
 Informed concent
Perlu di jelaskan kepada keluarga pasien mengenai
kondisi pasien dan janin serta rencana
perawatan/tindakan yang akan di lakukan
 Tenaga standar
Dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan terlatih
 Lamanya rawatan
Pasien di rawat sampai 5 hari pasca persalinan
 Masa pemulihan
6 minggu
 Output
Sembuh total bila tanpa komplikasi
 Patologi anatomi
Tidak di lakukan
1. Poliklinik kebidanan
2. Kamar bersalin
Unit terkait
3. Ruang nifas
36
4. Ruang perinatologi
5. ICU
6. IBS/recovery room
7. Intermediate
1. Standar pelayanan medis kebidanan
Dokumen terkait 2. “Pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di indonesia
3. Buku pelayanan maternal neonatal

37
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kronologi Kasus

Ibu datang ke RS Bayukarta tanggal 17-03-2017 jam 21.00 WIB atas keinginan

sendiri, karena perusahaan tempat suami Ny.R bekerja bekerjasama dengan RS

Bayukarta. Hasil pemeriksaan TD: 220/120 mmHg, N: 120x/m, R: 25x/m, S:

35,70C. Dilakukan pemasangan oksigen, diberikan therapy yaitu nifedipine 10 mg

dan dopamet 500 mg, hasil lab protein urine +3, sehingga harus dilakukan rujukan

ke RSUD Karawang. Tetapi tidak dilakukan tatalaksana PEB (pemasangan infus,

pemasangan DC dan pemberian dosis awal MgSO4) karena suami menolak

dengan alasan ingin dilakukan keseluruhan tindakan di tempat rujukan yaitu

RSUD Karawang

3.1 PENGAKAJIAN ANTENATAL CARE

DATA SEKUNDER

Pada trimester 1 usia kehamilan 8 minggu dan usia kehamilan 12 minggu ibu

memeriksakan kehamilannya di RS. Bayukarta. Dengan hasil pemeriksaan

keadaan ibu baik dengan TD pada usia kehamilan 8 minggu 100/80 mmHg, dan

TD pada usia kehamilan 12 minggu 110/90 mmHg, dan keadaan janin baik.

Tgl Keluhan TD B UK TFU Let. DJJ Kaki Pem. Tindakan, Nasihat yg Ket.
B Janin Beng Lab Terapi, Disampai
kak TT, Fe kan

5-11- Tidak 130/80 87 19 Ballote + - TT3 Fe, Nutrisi bpm


2016 ada mmHg mgg men makan
keluhan kalk teratur

38
30- Batuk- 140/80 89 22 Ballote + - Fe, kalk Istirahat bpm
11- batuk mmHg mgg men cukup, dan
2016 nutrisi
seimbang

06- Tidak 140/80 89 27 Ballote + - Protei Fe, kalk bpm


01- ada mmHg mgg men n (-)
2017 keluhan

06- Tidak 140/90 87 32 22 Kepala + - Fe, Kalk Istirahat bpm


02- ada mmHg mgg cm
2017 keluhan

Sumber Buku KIA Ny.R

PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

DATA SEKUNDER

(Sumber: Status Pasien di IGD)

S: Ibu datang ke IGD RSUD Karawang pukul 23.00 WIB, mengatakan rujukan

dari RS Bayukarta, mengeluh sakit kepala, mual dan nyeri ulu hati, belum

dirasakan mulas, belum keluar air-air, belum keluar lendir bercampur darah.

O: TD: 190/100 mmHg,R 24x/menit,N 92x/m, S 36,5oC, His (-), DJJ 132x/menit

A: Ny.R G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu dengan PEB

Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi kepala dalam keadaan baik

P: 1. Penatalaksanaan PEB (Pemasangan infus, pemasangan DC dan pemberian

dosis awal MgSO4 + dosisi rumatan drip MgSO4 15 ml dengan RL 500 cc

2. Pemeriksaan laboratorium

Hasil lab : Hb : 12,4 gr%, Protein urine +3

3. Konsul dengan dokter SpOG

Hasil konsul : Observasi TPRS, observasi his dan DJJ dan pindah ke VK

39
PENGAKAJIAN ANTENATAL CARE

No Register : 675848 Waktu Pengkajian : 18-03-2017 (00.30)

Nama Pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : RSUD. KRW (R.VK)

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

A. Biodata

Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. A

Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun

Suku/bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Sunda

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Kry. swasta

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMK

Golongan Darah : A Golongan Darah : tidak tahu

Alamaat : Warnajaya Rt.19/ RW05, Warung Bambu Karawang

B. Keluhan Utama

Ibu datang dari IGD kiriman dari RS.Bayukarta hamil 37 minggu dengan PEB

mengeluh merasakan sakit kepala, mual dan nyeri ulu hati belum dirasakan

mulas, belum keluar air-air, belum keluar lendir bercampur darah dan sudah

diberikan therapy oleh RS. Bayukarta yaitu obat antihipertensi nifedipin 10 mg

dan dopamet 500 mg. Telah dilakukan tatalaksana PEB di IGD yaitu infus,

kateter, dan pemberian MgSO4 dengan dosis awal (4 gram dan aquades 10 ml)

dan dosis rumatan yaitu 6 gram drip RL 500 cc.

40
C. Riwayat Kehamilan Sekarang

Kehamilan ke 2, bersalin 1 kali dan belum pernah keguguran. HPHT 28-06-2016

taksiran persalinan 05-04-2017 dengan usia kehamilan 37 minggu 3 hari, siklus

haid 28 hari, lamanya 5 hari dengan teratur tidak disertai dismenorhea,

banyaknya 3 kali ganti pembalut/hari. Pergerakan janin pertama kali ibu rasakan

diusia kehamilan 4 bulan. Pergerakan janin dalam 12 jam ≥10 kali dengan kuat.

Imunisasi TT1 dan TT2 dilakukan pada tahun 2012, imunisasi TT3 dilakukan

pada tanggal 05-11-2016 di BPM Bd.W. Periksa kehamilan 5 kali tempat BPM

Bd.W dan RS, Tablet Fe 158 tablet, sisa 22 tablet dan cara minum yaitu 1 kali

dalam sehari diminum sebelum tidur dengan air putih tetapi tidak teratur dan

jarang diminumnya.

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

Riwayat kehamilan yaitu pada tahun 2012, dengan usia kehamilan 9 bulan, jenis

persalinan spontan, penolong bidan, tidak ada penyulit pada kehamilan maupun

persalinan, keadaan nifas normal, jenis kelamin perempuan, berat badan 2700,

panjang badan 49 cm, keadaan lahir normal, hidup dan dilakukan ASI selama 2

tahun.

E. Pola Aktivitas Sehari-hari

1. Diet

a. Nutrisi

Pola makan 3x1 dalam sehari dengan porsi sedang dihabiskan, jenis

makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah kadang-

41
kadang. Tidak ada makanan yang dipantang, tidak ada perubahan pola

makan, dan tidak alergi terhadap makanan.

b. Hidrasi

Jenis cairan yang diminum sehari yaitu air putih dengan jumlah cairan yang

diminum sehari ± 8 gelas dalam sehari (2500 cc).

2. Istirahat dan Tidur

Malam ± 6 jam/hari dan siang ± 1 jam/hari dengan masalah terbangun ketika

BAK.

3. Personal Hygiene

Mandi 2 kali dalam sehari (pagi dan sore), ganti pakaian 2 kali (pagi dan sore),

gosok gigi 3 kali (pagi, sore dan malam sebelum tidur), dengan jenis pakaian

dipakai saat hamil yaitu daster.

4. Aktivitas Seksual

Perubahan aktivitas seksual ada, frekuensi 1 kali dalam seminggu dengan

keluhan lebih berhati-hati khawatir terganggu kepada janinnya.

5. Eliminasi

BAK ± 6-7 kali/hari dengan banyaknya ±150 cc/BAK dengan keluhan sering

BAK.

BAB ± 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lunak dan tidak ada masalah

pada BAB.

6. Aktifitas yang Ibu Lakukan

Menyapu, memasak, mencuci piring, mencuci baju dan mengepel lantai

42
F. Riwayat Kesehatan

1. Tidak ada riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita seperti hipertensi,

hepatitis B, TBC, maupun thypus abdominalis

2. Tidak ada riwayat penyakit keturunan keluarga seperti hipertensi, DM, Asthma

maupun yang lainnya.

3. Perilaku kesehatan

- Tidak menggunakan akohol/obat-obatan sejenis

- Tidak menggunakan obat-obatan/jamu yang sering diminum

- Tidak merokok

4. Riwayat Kontrasepsi

Jenis kontrasepsi yaitu suntik kb 1 bulan dengan alasan menunda kehamilan,

lamanya pemakaian ± 2 tahun, terakhir KB desember 2015 tidak ada keluhan

dan rencana KB yang akan datang yaitu suntik kb.

G. Riwayat Sosial

Kehamilan ini di inginkan oleh Ny. A dan Tn.A Status perkawinan kawin, nikah

ke 1 dan lamanya perkawinan yaitu 6 tahun. Pengambil keputusan dalam keluarga

yaitu suami pendamping persalinan suami, keluarga mendukung serta merespon

dengan baik. Pendonor darah rencana keluarga, hubungan klien dengan suami dan

anggota keluarga lain baik, rencana persalinan spontan/normal tempat di BPS. Bd.

W oleh bidan.

Keluarga yang tinggal serumah :

Hubungan
No. Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Keluarga

43
Tidak merokok,
Tidak ada penyakit
1. Tn. A L 30 thn Suami SMK Wiraswasta
yang pernah/
sedang di derita.

Sehat, tidak ada


penyakit yang
2. An. P P 5 thn Anak PAUD Pelajar
pernah/sedang di
derita.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis, dan satus emosional stabil.

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 170/100 mmHg Nadi : 90 x/menit, regular

Respirasi : 24 x/menit, regular Suhu : 36,3 oC

3. Tinggi Badan : 156 cm IMT : 35,80

Berat badan sekarang : 96 kg Kategori IMT : Obesitas

Berat badan sebelum hamil : 87 kg

Kenaikan berat badan : 9 kg

Lingkar lengan : 32 cm

4. Pemeriksaan Fisik

 Kepala

Inspeksi : warna rambut hitam, keadaan rambut bersih

Palpasi : penyebaran rambut merata, tidak rontok, dan tidak ada benjolan

 Muka

Inspeksi : ada oedema dan pucat

Palpasi : ada oedema

44
 Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih

 Hidung

Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada polip

 Telinga

Bersih, tidak ada pengeluaran, fungsi perdengaran baik

 Bibir

Inspeksi : tidak pucat warna merah muda, tidak ada stomatitis

 Gigi

Tidak ada caries, tidak ada gigi palsu

 Lidah

Warna merah muda

 Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan KGB, dan

tidak ada pembengkakan vena jugularis

 Dada

Payudara

Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, ada hyperpigmentasi

Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri maupun kanan, putting

susu menonjol pada kiri dan kanan, colostrum ada, tidak ada pembesaran

KGB pada axila

Kelainan : tidak ada retraksi dan tidak lecet

45
 Abdomen

Inspeksi : bentuk perut membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada sikatrik

bekas operasi, ada striae, ada hyperpigmentasi

Palpasi

TFU : 30 cm

Leopold I : 3 jari dibawah Px, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting.

Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang seperti ada

tahanan dan bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin

Leopold III : bagian terbawah teraba keras, bulat, melenting

Leopold IV : konvergen

Perlimaan : 4/5

TBJ : 2635 gram

Auskultasi

DJJ : 134 x/menit,reguler

 Ekstermitas

Ekstermitas Atas

Inspeksi : terpasang infus ditangan sebelah kanan, ada oedema, kuku

bersih dan pendek

Palpasi : ada oedema, capilary refil kembali kurang dari 2 detik

Ekstermitas Bawah

Inspeksi : bentuk simetris, jari lengkap, kuku pendek, ada oedema, dan

tidak ada varises

46
Palpasi : ada oedema, tidak ada varises dan cafilary refil kembali kurang

dari 2 detik

Refleks pattela : kanan (+) / kiri (+)

 Genetalia

Inspeksi : terpasang DC, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada pengeluaran, dan ada bekas luka

perineum.

Palpasi : tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholin.

 Anus : tidak ada haemoroid

III. ASSESMENT

Diagnosa Ibu : Ny.R G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi kepala dalam

keadaan baik

Masalah Potensial ibu : Eklamsia

Masalah Potensial janin : Asfiksia

Antisipasi Masalah : - Observasi tanda-tanda vital, his, dan DJJ, Konsul dokter

dan berkolaborasi dengan dokter, Persiapan resusitasi

IV. PLANNING

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa ibu mengalami keracunan pada kehamilan dimana tensi ibu

tinggi yaitu 170/100 mmHg dan protein urine +3, tetapi keadaan janin dalam

keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

47
2. Menjelaskan kepada ibu serta keluarga mengenai keadaan ibu sekarang bahwa

ibu mengalami preeklamsia berat yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi disertai protein urine serta oedema (bengkak)

sehingga akan dilakukan tindakan untuk mengatasinya. Ibu mengerti mengenai

penjelasan dan bersedia untuk melakukannya.

3. Konsul dr.Budiyanto SpOG

Hasil konsul : - Observasi tanda-tanda vital, DJJ dan kemajuan persalinan

- Lakukan pemberian MgSO4 dengan lanjutan dosis rumatan

- Rencana pemberian misoprostol untuk mematangkan serviks

maksimal 2 kali yaitu misoprostol ke-1 pada jam 06.00 dan

misoprostol ke-2 pada jam 12.00 WIB.

4. Memberikan ibu obat oral yaitu nifedipin 4x10 mg setiap 20 menit sekali untuk

menurunkan tensi ibu yang tinggi dan memberikannya untuk ibu minum. Obat

nifedipin telah ibu minum.

5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan DJJ setiap 1 jam.

Denyut
No. Jam Tekanan Darah Nadi Respirasi
Jantung Janin

1. 01.30 160/100 mmHg 86 x/mnt 24 x/mnt 138 x/mnt

2. 02.30 160/100 mmHg 86 x/mnt 24 x/mnt 138 x/mnt

3. 03.30 160/90 mmHg 88 x/mnt 22 x/mnt 136 x/mnt

4. 04.30 160/90 mmHg 88 x/mnt 22 x/mnt 135 x/mnt

5. 05.30 150/90 mmHg 86 x/mnt 24 x/mnt 137 x/mnt

48
LEMBAR OBSERVASI

No. Jam Tekanan Darah Nadi Respirasi DJJ Tindakan


Pemberian
1. 06.00 150/90 mmHg 86 x/m 24 x/m 140 x/m misoprostol yang
ke 1 (25 μg)
2. 07.00 150/90 mmHg 86 x/m 22 x/m 135 x/m -
3. 08.00 150/90 mmHg 86 x/m 22 x/m 137 x/m -
4. 09.00 150/100 mmHg 88 x/m 20 x/m 139 x/m -
5. 10.00 150/100 mmHg 88 x/m 21 x/m 140 x/m -
6. 11.00 150/100 mmHg 86 x/m 22 x/m 138 x/m -
Pemberian
7. 12.00 150/90 mmHg 88 x/m 22 x/m 140 x/m misoprostol yang
ke 2 (25 μg)

49
3.2 PENGKAJIAN INTRANATAL CARE

No. Register : 675848 Waktu pengkajian : 18-03-2017 (14.30)

Nama Pengkaji : Siti Mulyani Tempat : RSUD.Karawang (R.VK)

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

A. Keluhan

Ibu mengeluh merasakan mulas yang jarang belum keluar air-air dan belum

keluar lendir bercampur darah dan ibu mengatakan masih merasakan

gerakan janin

B. Pola Aktifitas Sehari-hari

1. Diet

a. Nutrisi

Terakhir makan jam 12.30 dengan porsi sedang dihabiskan, Jenis

makanan yang dikonsumsi nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Tidak

ada makanan yang dipantang dan tidak ada alergi terhadap makan.

b. Hidrasi

Terahir minum jam 14.00 Jenis minuman yang dimium yaitu air

putih dan teh manis.

2. Istirahat dan tidur

Malam ± 2 jam, Siang ± 30 menit, dengan keluhan sulit tidur karena

kurang nyaman dengan lingkungan rumah sakit.

50
3. Personal hygiene

Terakhir mandi tanggal 17-03-2017 jam 16.30, terakhir gosok gigi

malam jam 20.00 dan terakhir ganti baju yaitu sore setelah mandi

pada tanggal 17-03-2017.

4. Aktifitas seksual

Hubungan seksual terakhir yaitu 2 minggu yang lalu, dan tidak ada

keluhan yang dirasakan.

5. Eliminasi

a. BAK

Tidak ada keluhan pada BAK dan ibu menggunakan selang kateter.

b. BAB

Terakhir BAB ± tanggal 17-03-2017 jam 17.00 Kosistensi lunak,

tidak ada keluhan.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, status emosional stabil.

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 160/100 mmHg Nadi : 88 x/menit, regular

Respirasi : 24 x/menit, regular Suhu : 36,2 oC

3. Pemeriksaan Fisik

 Abdomen

Inspeksi : Membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada

sikatrik bekas operasi, tidak ada striae, ada hyperpigmentasi yaitu

linia alba

51
Palpasi

TFU : 30 cm

Leopold I : 3 jari dibawah px, bagian fundus teraba bulat,

lunak, tidak melenting

Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba memanjang seperti

ada tahanan dan bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian

kecil janin

Leopold III : bagian terbawah teraba keras, bulat, tidak melenting

Leopold IV : konvergen

Perlimaan : 4/5

TBJ : 2635 gram

Penilaian His

Frekuensi 1 x/10 menit, interval his 9 menit, durasi his 15 detik dan

intensitas tidak kuat.

Auskultasi

DJJ : 131 x/menit, regular

 Ekstermitas

Ekstermitas Bawah

Inspeksi : bentuk simetris, jari lengkap, kuku pendek, ada

oedema, dan tidak ada varises

Palpasi : ada oedema, tidak ada varises, dan cafilary refil kembali

kurang dari 2 detik

Refleks patella : Kanan (+)/Kiri (+)

52
 Genetalia

Inspeksi

Terpasang kateter, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, belum ada pengeluaran, dan tidak

ada tanda infeksi

Pemeriksaan Dalam

Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan

1 cm, keadaan ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan bagian

terendah Hodge I.

 Anus

Inspeksi : tidak ada haemoroid

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa ibu : Ibu G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I fase

laten dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intauterine, presentasi kepala, dalam

keadaan baik

Masalah potensial ibu : Eklamsia

Masalah potensial janin : Asfiksia

Antisipasi masalah : Observasi tanda-tanda vital, DJJ, his dan kemajuan

persalinan, Kolaborasi dengan dokter dan persiapan alat resusitasi

53
IV. PLANNING

1. Memberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

bahwa ibu sedang pada masa persalinan dimana pembukaan telah memasuki

pembukaan 1 cm dan keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberikan ibu obat nifedipin 10 mg dikarenakan tekanan darah ibu masih

tinggi sehingga ibu disarankan untuk meminumnya kembali. Ibu mengerti

dan bersedia untuk melakukannya.

3. Menganjurkan ibu agar tidak mengejan oleh karena saat ini pembukaan

lengkap, karena jika mengedan sebelum pembukaan lengkap dikhawatirkan

vagina ibu akan bengkak. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.

4. Memberitahu ibu untuk tidur miring ke arah kiri agar penurunan kepala

janin cepat turun dan suplai oksigen janin tidak terhambat. Ibu mengerti dan

bersedia untuk melakukannya.

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan

cara ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut.

Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.

6. Memberikan ibu dan keluarga dukungan serta semangat agar mampu

melewati proses persalinan ini dengan mudah dan lancar. Ibu dan keluarga

mengerti.

7. Memantau kemajuan persalinan


Tekanan Denyut
No. Jam Nadi Kontraksi
Darah Jantung Janin

54
 Frekuensi 1 x/10 menit,
1. 15.30 160/100 88x/menit 134x/menit  Interval his 9 menit
 Durasi his 15 detik
 Frekuensi 1 x/10 menit,
2. 16.30 150/90 88x/menit 136x/menit  Interval his 9 menit
 Durasi his 15 detik
 Frekuensi 1 x/10 menit,
3. 17.30 150/90 88x/menit 139x/menit  Interval his 9 menit
 Durasi his 15 detik

KALA I (OBSERVASI)

Hari/tanggal : Sabtu,18-Maret-2017 Jam : 18.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : Ibu mengeluh merasakan mulas yang sama seperti sebelumnya

yaitu merasakan mulas yang jarang.

II. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, keadaan umum baik dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 150/90 mmHg

 Nadi : 90 x/menit, regular

 Respirasi : 24x/menit, regular

 Suhu : 36,3 oC

3. His

 Intensitas : Kuat

 Frekuensi : 1 kali/10 menit

 Interval : 9 menit

55
 Durasi : 15 detik

4. DJJ

 Frekuensi : 138 x/menit, regular

5. Pemeriksaan luar abdomen

 Perlimaan : 4/5

 Veksika urinaria : kosong (menggunakan kateter)

6. Pemeriksaan dalam

Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan 1 cm,

keadaan ketuban utuh, presentasi kepala, dan penurunan bagian terendah

hodge I.

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa Ibu : Ny.R G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I

fase laten dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, dalam

keadaan baik

Masalah potensial ibu : Eklamsia

Masalah potensial janin : Asfiksia

Antisipasi masalah : Observasi tanda-tanda vital, DJJ, his dan kemajuan

persalinan, konsultasi dengan dokter dan persiapan alat resusitasi

IV. PLANNING

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa pembukaan masih memasuki pembukaan 1 cm serta

56
memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga

mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Konsultasi dengan dr.Budiyanto SpOG

Hasil konsul : induksi diberhentikan dan observasi dilanjutkan

3. Memberitahu ibu kembali untuk tidur miring ke arah kiri agar kepala janin

cepat turun dan suplai oksigen kepada janin tidak terhambat. Ibu mengerti

dan bersedia untuk melakukannya.

4. Memberikan ibu dukungan psikologis maupun spiritual agar ibu tetap

semangat dan bersabar serta menyerahkannya semua kepada Allah agar

diberikan kemudahan dan kelancaran. Ibu mengerti dan terlihat lebih

tenang.

5. Memberitahu kelaurga dan suami untuk memberikan nutrisi kepada ibu

baik makanan maupun air putih serta teh manis hangat. Ibu mengerti dan

kelaurga bersedia untuk melakukannya.

6. Memantau kemajuan persalinan

No. Jam TD Nadi DJJ Kontraksi

 Frekuensi : 1 kali/10 menit


1. 19.30 150/90 90x/m 137x/m  Interval : 9 menit
 Durasi : 20 detik
 Frekuensi : 1 kali/10 menit
2. 20.30 150/90 88x/m 138x/m  Interval : 9 menit
 Durasi : 20 detik

57
KALA I (OBSERVASI)

Hari/tanggal : Sabtu,18-03-2017 Jam : 22.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : Ibu mengeluh masih merasakan mulas yang sama seperti

sebelumnya

II. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, keadaan umum baik dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 160/100 mmHg

 Nadi : 90 x/menit, regular

 Respirasi : 24x/menit, regular

 Suhu : 36,4 oC

3. His

 Intensitas : Kuat

 Frekuensi : 1 kali/10 menit

 Interval : 9 menit

 Durasi : 20 detik

4. DJJ

 Frekuensi : 139 x/menit, regular

5. Pemeriksaan luar abdomen

 Perlimaan : 4/5

 Veksika urinaria : kosong (menggunakan kateter)

58
6. Pemeriksaan dalam

Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tebal, pembukaan 1 cm,

keadaan ketuban utuh, presentasi kepala, dan penurunan bagian terendah

hodge I.

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa Ibu : Ny.R G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I

fase laten dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, dalam

keadaan baik

Masalah potensial ibu: Eklamsia

Masalah potensial janin : Asfiksia

Antisipasi masalah : Observasi tanda-tanda vital, DJJ, his dan kemajuan

persalinan, kolaborasi dan konsul dengan dokter, dan persiapan alat resusitasi

IV. PLANNING

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa pembukaan masih memasuki pembukaan 1 cm serta

memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga

mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberikan ibu obat antihipertensi yaitu nifedipin 10 mg untuk

menurunkan tekanan darah ibu. Ibu bersedia dan obat antihipertensi telah

diminum.

3. Memberikan ibu kembali MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6 gram di

drip RL 500 cc dengan tetesan 28 tetes/menit. MgSO4 telah didrip.

59
4. Memberitahu ibu kembali untuk tidur miring ke arah kiri agar kepala janin

cepat turun dan suplai oksigen kepada janin tidak terhambat. Ibu mengerti

dan bersedia untuk melakukannya.

5. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa obat yang dimasukan

kedalam vagina ibu sebagai induksi ternyata tubuh ibu tidak merespon

obat sehingga kenaikan pembukaan tidak begitu cepat, sehingga

memberikan dukungan psikologis agar ibu tetap semangat dan bersabar

serta menyerahkannya semua kepada Allah agar diberikan kemudahan dan

kelancaran. Ibu mengerti dan terlihat lebih tenang.

6. Melakukan kolaborasi dan konsultasi dengan dokter untuk kemajuan

persalinan.

Hasil konsul : Observasi ketat kemajuan persalinan seperti tanda-tanda

vital, his, Djj dan kemajuan persalinan

7. Memantau kemajuan persalinan

Tekanan
No. Jam Nadi DJJ Kontraksi
Darah

 Frekuensi : 2 kali/10 menit


1. 23.30 150/90 90x/m 140x/m  Interval : 4 menit
 Durasi : 20 detik
 Frekuensi : 3 kali/10 menit
2. 00.30 160/90 90x/m 139x/m  Interval : 3 menit
 Durasi : 25 detik
 Frekuensi : 3 kali/10 menit
3. 01.30 160/90 90x/m 141x/m  Interval : 3 menit
 Durasi : 30 detik

60
KALA I (OBSERVASI)

Hari/tanggal : Minggu,19-03-2017 Jam : 02.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : Ibu menagatakan merasakan mulas yang lebih sering dan teratur

dari sebelumnya

II. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, keadaan umum baik dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 150/100 mmHg

 Nadi : 89 x/menit, regular

 Respirasi : 22x/menit, regular

 Suhu : 36,3 oC

3. His

Intensitas kuat, frekuensi 3 x/10 menit, interval 3 menit, durasi 40 detik

4. DJJ

 Frekuensi : 137 x/menit, regular

5. Pemeriksaan luar abdomen

Perlimaan 2/5, veksika urinaria kosong (menggunakan kateter)

6. Pemeriksaan dalam

Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, portio tipis lunak, pembukaan 7

cm, keadaan ketuban utuh, presentasi kepala, denominator UUK kanan

61
depan, molase O, penurunan bagian terendah hodge II, tidak ada bagian

yang menyertai.

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa Ibu : Ibu G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu Inpartu kala I fase

aktif dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, dalam

keadaan baik

Masalah potensial ibu : Eklamsia

Masalah potensial janin : Asfiksia

Antisipasi masalah : - Observasi tanda-tanda vital, DJJ dan memantau

kemajuan persalinan yang berkolaborasi dengan dokter SpOG dan persiapan

alat resusitasi

IV. PLANNING

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa pembukaan masih memasuki pembukaan 7 cm serta

memberitahu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga

mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu kembali agar tidak mengejan sebelum pembukaan

lengkap, karena jika mengedan sebelum pembukaan lengkap

dikhawatirkan vagina ibu akan bengkak. Ibu mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

62
3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri karena jika ke arah

kanan atau terlentang suplai oksigen janin akan terhambat. Ibu mengerti

dan memahaminya.

4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika rasa kontraksi terasa kuat dengan

cara ibu menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan lewat

mulut. Ibu mengerti dan memahaminya.

5. Menyiapkan perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu. Perlengkapan bayi

dan ibu telah disiapkan.

6. Menyiapkan alat partus set dan APD. Alat partus set dan APD telah

disiapkan.

7. Memantau kemajuan persalinan

63
KALA II

Hari/tanggal : Minggu, 19-03-2017 Jam : 04.45 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : Ibu mengeluh keluar air-air dari jalan lahir serta merasakan mulas

yang semakin sering dan teratur dan ada rasa ingin mengedan yang tidak

tertahankan dan masih dirasakan gerakan janin

II. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, keadaan umum baik dan status emosional tidak

stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 150/90 mmHg

 Nadi : 92 x/menit, regular

 Respirasi : 22 x/menit, regular

 Suhu : 36,2 oC

3. His

Intensitas kuat, frekuensi 5 x/10 menit, interval 1 menit, durasi 45

detik

4. DJJ

 Frekuensi : 141 x/menit, regular

5. Pemeriksaan luar abdomen

 Perlimaan : 0/5

6. Veksika urinaria : kosong

64
7. Pemeriksaan dalam

 Vulva/vagina tidak ada kelainan seperti varises, oedema, dan

pembesaran bartholini, portio tidak teraba, pembukaan serviks 10 cm

(lengkap), keadaan ketuban pecah spontan jam 04.45, warna jernih

presentasi kepala, denominator uuk depan, penurunan bagian terendah

Hodge IV, molage O, bagian yang teraba tidak ada

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa Ibu : Ny.R G2P1A0 Inpartu kala II dengan PEB

Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, dan

dalam keadaan baik

Masalah potensial ibu : Eklamsia

Masalah potensial janin : Asfiksia

Antisipasi masalah : Asuhan persalinan normal dan berkolaborasi dengan

dokter dan melakukan tindakan resusitasi

IV. PENATALAKSANAAN

1. Mengamati tanda dan gejala kala II seperti dorongan meneran, tekanan

pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Tanda dan gejala

kala II telah terlihat.

2. Mendekatkan partus set agar mudah dijangkau bidan. Alat partus set

telah didekatkan.

3. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi dan memberi

dukungan agar ibu tetap semangat dan tetap kuat. Suami dan keluarga

bersedia untuk melakukannya.

65
4. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan essensial.

Perlengkapan, bahan dan obat esensial telah disipakan.

5. Mengenakan APD (alat perlindungan diri). APD telah dikenakan.

6. Melepas semua perhiasan yang dipakai di bawah siku dan melakukan

cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Perhiasan telah dilepas

dan cuci tangan telah dilakukan.

7. Memakai sarung tangan DTT. Sarung tangan telah di pakai.

8. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam spuit dan meletakkan kembali

dalam partus set. Oksitosin telah siap.

9. Melakukan Vulva higiene. Vulva hygiene telah dilakukan.

10. Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan pembukaan lengkap.

Pemeriksaan dalam dilakukan dan pembukaan telah lengkap.

11. Mendekontaminasi sarung tangan dan mencelupkan pada larutan klorin

0,5%

12. Memeriksa DJJ setelah kontraksi mereda. DJJ normal.

13. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik. Ibu dan keluarga mengetahuinya.

14. Meminta batuan suami untuk menyiapkan posisi meneran. Posisi telah

disipakan dan ibu merasa nyaman.

15. Melakukan bimbingan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat

untuk meneran, yaitu dengan cara mata di buka dan pandangan melihat

ke bagian perut, memegang dengan kuat pada kaki, dan mengambil nafas

panjang. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.

66
16. Meletakkan handuk bersih dan kering di atas perut ibu untuk

mengeringkan bayi. Handuk bersih telah disiapkan dan kepala bayi telah

membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

17. Memasang kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong. Kain bersih

1/3 telah dipasang.

18. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat. Alat

telah lengkap.

19. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. Sarung tangan DTT

telah dipakai.

20. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain yang telah

dilipat 1/3 bagian di bawah bokong tadi. Tangan yang satu melindungi

kepala bayi. Sambil menganjurkan ibu meneran perlahan-lahan sambil

bernafas cepat dan dangkal.

21. Memeriksa lilitan tali pusat. ada lilitan tali pusat, dilepaskan lewat bagian

atas kepala bayi.

22. Menunggu putaran paksi luar. Setelah kepala melakukan paksi luar

menempatkan kedua telapak tangan secara biparietal pada kepala janin

untuk melahirkan bahu belakang. Biparietal telah dilakukan dan bahu

belakang telah lahir.

23. Tangan kanan menyangga bahu leher janin bagian belakang, tangan kiri

memegang lengan dan bahu depan, saat badan dan lengan lahir lalu

tangan kiri menyusuri punggung, bokong, tungkai dan kaki. Lalu

67
memegang mata kaki (memasukkan telenjuk diantara kaki dan

memegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jarinya).

Evaluasi : Bayi lahir normal pukul 05.00 WIB jenis kelamin laki-laki,

menangis kuat, warna kulit kemerahan, dan pernafasan normal.

68
KALA III

Hari/tanggal :Minggu, 19-03-2017 Jam : 05.00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : Ibu mengeluh merasakan sedikit mulas

II. DATA OBJEKTIF (S)

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, Keadaan umum baik dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 150/90 mmHg

 Nadi : 90x/menit, regular

 Respirasi : 20x/menit, regular

 Suhu : 36,4 oC

3. Abdomen

TFU sepusat, kontraksi kuat, bayi ke 2 tidak ada

4. Keadaan kandung kemih : Kosong

5. Tanda-tanda pelepasan plasenta

Pendarahan tidak ada, tali pusat memanjang tidak ada, semburan darah

tiba-tiba tidak ada

III. ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ny.R P2A0 Inpartu Kala III dengan PEB

Masalah potensial : Eklamsia

Antisipasi masalah : Observasi tanda-tanda vital serta keadaan umum dan

kolaborasi dengan dokter

69
IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa bayi

ibu lahir dengan jenis kelamin perempuan lahir pada jam 05.00 dalam

keadaan baik. Ibu dan keluarga terlihat senang.

2. Memberitahu ibu akan dilakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM pada

1/3 paha kiri bagian luar untuk mempercepat proses pelepasan plasenta.

Oksitosin telah disuntikan pada jam 05.01.

3. Melakukan penjepitan tali pusat dengan pada klem pertama yaitu sekitar 3

cm dari pusar bayi, dan melakukan penjepitan klem yang kedua dengan

jarak 2 cm dari klem pertama. Memotong tali pusat diantara kedua klem.

Pemotongan tali pusat telah dilakukan dan tali pusat telah di bungkus

dengan kassa steryl.

4. Melakukan PTT dan melahirkan plasenta, dengan cara :

 Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5 cm depan vulva.

 Setelah tanda-tanda pelepasan plasenta terlihat (semburan darah tiba-

tiba, tali pusat memanjang, dan uterus globuler), lalu dilakukan

peregangan tali pusat terkendali (PTT) secara dorsokranial dengan cara

meregangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan lain (pada

dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu secara

dorsocranial, melakukan dengan hati-hati agar terhindar dari terjadinya

inversio uteri. dan ketika plasenta terlihat di introitus vagina, kemudian

menangkapnya lalu memutar searah jarum jam sampai seluruh

kotiledon dan selaput terlepas.

70
 plasenta lahir spontan jam 05.07 WIB, kemudian tangan kiri memasase

uterus dengan gerakan melingkar dengan lembut searah jarum jam

selama 15 detik sebanyak 15 kali putaran.

 Melakukan penilaian plasenta (kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh,

insersi tali pusat yaitu sentralis, diameter tali pusat 20 cm, tebal ± 3 cm,

panjang tali pusat ± 50 cm, dan tidak ada infark maupun kelainan).

71
KALA IV

Hari/tanggal : Minggu,19-03-2017 Jam : 05.07 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan : ibu mengeluh merasakan lemas setelah melahirkan

II. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum

Kesadaran composmentis, Keadaan umum baik dan Status emosional

stabil

2. Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 160/90 mmHg

 Nadi : 88x/menit, regular

 Respirasi : 22x/menit, regular

 Suhu : 36,4 oC

3. TFU : 2 jari dibawah pusat

4. Keadaan vesika urinaria : kosong

5. Kontraksi : baik

6. Jumlah pendarahan : ± 200cc

7. Keadaan perinieum : tidak ada luka pada jalan lahir

III. ASSESMENT(A)

Diagnosa : Ny.R P2A0 kala IV dengan PEB

Masalah potensial : Eklamsia

Antisipasi masalah : Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum serta

melakukan kolaborasi dengan dokter


72
IV. PLANNING

1. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik serta

memberitahu ibu tidak ada robekan pada jalan lahir sehingga tidak

dilakukan jahitan. Ibu mengerti dan terlihat senang setelah mendengar

pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemasangan kembali kateter

untuk membantu ibu BAK. Ibu bersedia untuk dilakukan pemasangan

dan kateter telah dipasang.

3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara memeriksakan dan merasakan uterus,

jika uterus memiliki kontraksi yang baik ditandai dengan teraba keras

pada perut, serta mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus uteri

yaitu memutar uterus searah jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik,

jika kontraksi terasa lembek. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia

untuk melakukannya.

4. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir serta darah dengan air

DTT dan membantu ibu menggantikan pakaian. Ibu telah dibersihkan

dan nyaman.

5. Menganjurkan suami ataupun keluarga untuk memberikan ibu makan dan

air teh manis hangat agar mengatasi rasa lemas ibu setelah melewati

proses persalinan. suami dan keluarga mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

73
6. Merendam alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

dan mencucinya dengan deterjen serta membilasnya dengan air yang

bersih kemudian menstrerilkan alat-alat kembali. Alat-alat telah

disterilkan.

7. Membersihkan sarung tangan di dalam klorin 0,5% melepaskannya

dalam keadaan terbalik dan merendamnya ke dalam larutan klorin 0,5%.

Sarung tangan telah di cuci dan merendamnya ke dalam larutan klorin.

8. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Cuci tangan telah

dilakukan.

9. Memberikan ibu kembali MgSO4 40% dengan dosis rumatan 6 gram

yang di drip dengan RL 500 cc dalam 28 tetes/menit. MgSO4 telah di

drip.

10. Melengkapi partograf dan melanjutkan pemantauan terhadap tanda-tanda

vital, kontraksi uterus, pendarahan, kandung kemih, dan TFU setiap 15

menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada jam ke 2.

Observasi telah dilakukan, pertograf telah lengkap dan keadaan ibu baik.

74
3.3 PENGKAJIAN POST NATAL CARE 3 JAM

DATA SEKUNDER

No. Register : 675848

Tanggal/Waktu pengkajian : 19-032-017/08.40 WIB

Tempat Pengkajian : Cilamaya Rawat Gabung

DATA PEMERIKSAAN NY.R PADA STATUS PASIEN

Pengkajian Data Subjektif :

Ibu mengatakan mengeluh masih merasakan sedikit pusing dan sedikit lemas

pasca melahirkan

Pengkajian Data Objektif :

1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 89 kali/menit, suhu 36,6 0C, respirasi 22

kali/menit, TFU 2 jari di bawah pusat

Assesment :

Ny.R P2A0 postpartum 3 jam dengan PEB

Planning :

- Dilakukan pemberian induksin menggunakan oxytocin 2 ampul (20 IU) 20

tpm.

- Dilakukan pemberian MgSO4 rumatan IM 5 gram. (Terlampir)

75
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 6 JAM

No.Register : 675848 Waktu : Minggu,19-03-2017 (11.00)

Nama Pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : RSUD Karawang (RG)

I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF

A. Keluhan utama

Ibu mengeluh masih merasakan mulas pada perut pasca persalinan 6 jam

B. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Riwayat Kehamilan

Umur Kehamilan : 37 minggu

2. Riwayat Persalinan

Kala I : 14 jam

Kala II : 15 menit, bayi lahir tanggal 19-03-2017 jam 05.00 WIB.

Kala III : 6 menit

Kala IV : 2 jam setelah postpartum

Penyulit : Tidak ada

C. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Tempat Keadaan
Jenis BB/
No Tahun UK Persalinan/ Penyulit JK Anak Nifas
Persalinan PB
Penolong lahir
Tidak
1. 2012 9 bl Spontan Bidan P 2800/49 Normal Normal
Ada
Tidak
2. 19-03-17 37 mgg Spontan Bidan L 2480/47 Normal Normal
ada

76
D. Riwayat kesehatan

Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang pernah diderita, tidak ada

penyakit yang sedang diderita, tidak ada penyakit keluarga, tidak ada

riwayat operasi, dan tidak ada riwayat alergi

E. Riwayat Keluarga Berencana

Jenis kontrasepsi yaitu suntik kb 1 bulan dengan alasan menunda

kehamilan, lamanya pemakaian ± 2 tahun, terakhir KB desember 2015

tidak ada keluhan dan rencana KB yang akan datang yaitu suntik kb.

F. Pola Aktifitas Sehari-hari

1) Nutrisi

Ibu setelah melahirkan makan dengan jenis makanan nasi, telur, daing

dan sayur serta buah tidak dihabiskan, sedangkan untuk minum setelah

melahirkan ibu sudah minum 1 gelas teh manis hangat serta 3 gelas air

putih.

2) Istirahat dan Tidur

Ibu setalah melahirkan langsung tidur ± 30 menit

3) Personal Hygiene

Ibu belum mandi pasca persalinan 6 jam, ganti pembalut sudah

dilakukan 2 kali dalam 6 jam, vulva hygiene dilakukan setelah BAK

dan ganti pembalut, dan sudah ganti pakaian setelah bersalin.

4) Eliminasi

Ibu setelah melahirkan sudah BAK lewat kateter, dan pasca bersalin 6

jam ibu belum BAB.

77
5) Perilaku Kesehatan

 Obat oral yang sedang dikonsumsi yaitu nifedipine 4x10 mg,

metildope 3x500 mg, cefadroxil 3x500 mg, asam mefenamat 3x500

mg, dan Fe 1x1.

 Obat injeksi yaitu MgSO4 40% ( 4 gram secara i.m )

 Tidak menggunakan obat-obat terlarang, tidak mengkonsumsi

alkohol dan tidak merokok

6) Aktivitas dan Mobilisasi

Aktivitas dan mobilisasi yang telah dilakukan yaitu miring kiri dan

kanan, duduk secara perlahan.

7) Riwayat psikologis dan Sosial

Keadaan psikologis baik ibu dapat menerima bayi dengan baik terlihat

ibu senang atas kehadiran bayi, hubungan dengan suami dan anggota

keluarga lain baik, tanggapan atas kelahiran bayi keluarga senang atas

kelahirannya, hubungan ibu dengan lingkungan baik, keadaan spritual

baik, tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya ibu terlihat senang, dan

rencana menyusukan bayi yaitu ASI ekslusif.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmetis, dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 150 / 90 mmHg

Nadi : 88 kali/ menit

78
Suhu : 36,3 oC

Pernafasan : 22 kali/menit

3. Pemeriksaan fisik

 Kepala

Inspeksi : warna rambut hitam, keadaan rambut bersih

Palpasi : penyebaran rambut merata, tidak rontok, dan

tidak ada benjolan

 Muka

Inspeksi : ada oedema, tidak pucat

Palpasi : ada oedema

 Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih

 Hidung

Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada polip

 Telinga

Bersih, tidak ada pengeluaran, fungsi perdengaran baik

 Bibir

Inspeksi : tidak pucat warna merah muda, tidak ada

stomatitis

 Gigi

Tidak ada caries, tidak ada gigi palsu

 Lidah

Warna merah mud

79
 Leher

Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan

KGB, dan tidak ada pembengkakan vena jugularis

 Dada

Payudara

Inspeksi : bersih, simetris, tidak ada benjolan, ada hyperpigmentasi

Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting

susu menonjol pada kiri dan kanan, colostrum sudah ada, tidak ada

pembesaran KGB pada axila

Kelainan : tidak ada retraksi dan tidak lecet

 Abdomen

Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 6 jam, tidak ada

sikatrik bekas operasi, ada striae, ada hyperpigmentasi

Palpasi

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus : baik

Kandung kemih : kosong (menggunakan kateter)

 Ekstermitas

Ekstermitas Atas

Inspeksi : terpasang infus di tangan sebelah kanan ada oedema, kuku

bersih dan pendek

Palpasi : ada oedema, capilary refil kembali kurang dari 2 detik

80
Ekstermitas Bawah

Inspeksi : bentuk simetris, jari lengkap, kuku pendek, ada oedema,

dan tidak ada varises

Palpasi : ada oedema, tidak ada varises, cafillary refil kembali

kurang dari 2 detik

Refleks patella : Kanan (+)/ Kiri (+)

 Genetalia

Inspeksi : Terpasang DC, tidak ada oedema, tidak ada varises,tidak

ada pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran lochea rubra, tidak

ada luka hecting pada perineum.

Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada varises,tidak ada pembesaran

kelenjar bartholin, pengeluaran lochea rubra, tidak ada luka hecting

pada perineum.

Anus

Inspeksi : tidak ada haemoroid

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny.R P2A0 post partum 6 jam dengan PEB

Masalah potensial : Eklamsia

Antisipasi Masalah potensial : Observasi tanda-tanda vital dan kolaborasi

dengan dokter

81
IV. PLANNING

1. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan bahwa tekanan darah ibu masih tinggi. Ibu dan keluarga

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu mengenai keadaan ibu sekarang bahwa ibu masih

mengalami preeklamsia berat yang ditandai dengan timbulnya tekanan

darah tinggi disertai dengan protein urine serta oedema (bengkak). Ibu

mengerti mengenai keadaan yang dialami ibu sekarang.

3. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan ibu bahwa perutnya masih

merasakan mulas karena disebabkan kontraksi dari uterus yang normal

terjadi di beberapa hari pasca melahirkan. Ibu mengerti mengenai

penjelasan mengenai keluhan yang ibu rasakan.

4. Memberitahukan ibu untuk melakukan perawatan payudara yaitu dengan

cara membersihkan puting dengan baby oil agar payudara ibu bersih dan

bayi nyaman ketika menyusu. Ibu mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

5. Menganjurkan ibu makan-makanan bergizi seperti sayuran hijau, lauk-

pauk, serta buah-buahan dan mencukupi kebutuhan cairan yaitu minum

air mineral ± 2 liter/hari, dan memberitahukan ibu untuk tidak ada

pantangan terhadap makanan agar ASI dapat tercukupi dengan baik. Ibu

mengerti dan bersedia untuk melakukan anjuran yang telah disampaikan.

6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga alat genetalia ibu dengan cara

mencucinya dari depan ke belakang dan membersihkannnya setelah BAK

82
dan BAB dan mengganti pembalut dengan segera jika terasa sudah

penuh. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.

7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 1-2 jam pada siang

hari dan 6-7 jam pada malam hari untuk menjaga stamina ibu dalam

berkativitas. Ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat dengan cukup.

8. Melakukan observasi tanda-tanda vital, keadaan umum ibu, dan

melanjutkan pemberian dosis rumatan MgSO4 ( 4 gram secara i.m )

selama 24 jam persalinan.

83
PENGKAJIAN POSTNATAL CARE 2 HARI

DATA SEKUNDER

(Sumber: Status Pasien)

No. Register : 675848

Tanggal/Waktu pengkajian : 20-032-017/ 08.58 WIB

Tempat Pengkajian : Cilamaya Rawat Gabung

DATA PEMERIKSAAN NY.R PADA STATUS PASIEN

- Tekanan darah: 130/90 mmHg

- Nadi : 85x/menit

- Respirasi : 22x/menit

- Suhu : 36,40C

Pemeriksaan Lab

- Protein Urine: +1

Terapi:

- Cefadroxil 2x500 mg

- Asam mefenamat 3x500 mg

- SF 1x1 tablet

- Nifedipine 4x10 mg

- Dopamet 3x500 mg

Keadaan ibu beragsur baik sehingga dokter mengizinkan pulang, dan ibu

pulang jam 15.30 WIB

84
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 3 HARI

No.Register : 675848 Waktu : Rabu,22-03-2017 (10.30)

Nama Pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF

A. Keluhan utama

Ibu mengeluh pusing dikarenakan kurang tidur pasca melahirkan 3 hari

dan ibu mengeluh ASI yang keluar masih sedikit.

B. Pola Aktifitas Sehari-hari

 Nutrisi

 Pola makan teratur 3 kali dalam sehari, dengan porsi satu piring

sedang di habiskan, dengan jenis makanan yang dikonsumsi yaitu

nasi, lauk pauk, sayur. Tidak ada pantangan dalam makanan, tidak

ada perubahan pola makan dan tidak ada alergi.

 Kebutuhan nutrisi dalam sehari minum ± 6-7 gelas dalam sehari

dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh manis.

 Istirahat

Tidur siang ± 30 menit dalam sehari dan malam ± 4 jam dalam sehari

dengan keluhan terbangun untuk menyusui, dan mengganti popok.

 Personal Hygiene

Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan sore),

ganti pembalut 3 kali/hari (pagi, siang dan sore), vulva hygiene setelah

BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan sore), dan

ganti pakaian 2 kali/hari (pagi dan sore).


85
 Eliminasi

BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,

ibu sudah BAB pada hari ke 2 setelah melahirkan dan tidak ada keluhan

pada BAB.

 Perilaku Kesehatan

Obat-obatan yang sedang dikonsumsi yaitu Fe, Nifedipine, Asmet, dan

Cefadroxil

 Aktivitas dan Mobilisasi

Ibu sudah bisa berjalan tanpa di dampingi, duduk, jongkok, dan sudah

bisa melakukan aktivitas ringan lainnya.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmetis, dan status emosional stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 140 / 90 mmHg

Nadi : 84 kali/ menit

Suhu : 36,3 oC

Pernafasan : 21 kali/menit

3. Pemeriksaan fisik

 Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih

 Dada

Payudara

86
Inspeksi : bersih, simetris, tidak ada benjolan, ada hyperpigmentasi

Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting

susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI sudah ada tetapi belum banyak,

dan tidak ada pembesaran KGB pada axila.

Kelainan : tidak ada retraksi dan tidak lecet.

 Abdomen

Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 3 hari, tidak ada

sikatrik bekas operasi, ada striae, ada hyperpigmentasi.

Palpasi

TFU pertengahan antara sympisis dan pusat, konsistensi uterus baik,

kandung kemih kosong

 Genetalia

Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada varises,tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran lochea rubra, tidak ada luka

hecting pada perineum

Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada varises,tidak ada pembesaran

kelenjar bartholin, pengeluaran lochea rubra, tidak ada luka hecting

pada perineum.

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny.R P2A0 post partum 3 hari dengan PEB

Masalah potensial : Eklamsia

Antisipasi Masalah potensial : Lanjutkan therapy

87
IV. PLANNING

1. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan bahwa ibu masih mengalami preeklamsia berat dimana

tekanan darah masih tinggi dan disertai dengan oedema (bengkak). Ibu

dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan dan mengetahui keadaan ibu

sekrang.

2. Memberitahu ibu untuk melakukan istirahat dengan menganjurkan ibu

untuk tidur siang atau tidur disela-sela bayi sedang tidur. Ibu mengerti

dan bersedia untuk melakukannya.

3. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan seperti sayuran

hijau, makanan yang mengandung protein seperti telur, lauk pauk, serta

buah-buahan dan mengkonsumsi cairan yang cukup seperti air mineral

minimal 2 liter/hari agar menghasilkan ASI yang banyak sehingga ASI

tercukupi dengan baik kepada bayi. Ibu mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

4. Memberitahu ibu untuk tetap meminum obat yang telah diberikan oleh

RSUD Karawang agar mempercepat proses penyembuhan ibu. Ibu

mngerti dan bersedia untuk melakukannya.

5. Mengajarkan ibu breast care dengan cara memijat payudara ibu lalu

mengompres payudara dengan air hangat dan air dingin untuk

memperlancar produksi ASI. Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk

melakukannya.

88
6. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada ibu nifas dimana ditandai

dengan demam tinggi, sakit kepala hebat, sakit perut hebat, bengkak pada

wajah tangan serta kaki, keluar darah dari kemaluan lebih dari normal.

Sehingga diharapkan ibu untuk mendatangi pelayanan kesehatan dengan

segera jika ibu merasakan tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti dan

memahaminya.

7. Memberitahukan kepada ibu, bahwa akan dilakukan kunjungan rumah

pada tgl 27-03-2017, tetapi jika ibu mengalami keluhan menganjurkan

ibu untuk mendatangi pelayanan kesehatan dengan segera mungkin. Ibu

mengerti dan memahaminya.

89
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 8 HARI

No.Register : 675848 Waktu Pengkajian : 28-03-2017 (08.00)

Nama pengkajian : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF (S)

1. Keluhan utama

Ibu mengeluh merasakan sakit kepala pasca melahirkan 8 hari. Pada

tanggal 28-03-2017 ibu memiliki jadwal kontrol ke poli kebidanan pasca

melahirkan dengan PEB, tetapi ibu telah memeriksakan dirinya ke BPM

Bd.W pada tanggal 27-03-2017 karena ibu memilih kontrol ke BPM Bd.W

dengan hasil pemeriksaan TD 160/100 mmHg.

2. Pola Aktifitas Sehari-hari

1) Nutrisi

 Pola makan teratur 3 kali dalam sehari dengan porsi satu piring

sedang dihabiskan, dengan jenis makanan yang dikonsumsi yaitu

nasi, lauk pauk, sayur dan buah. tidak ada makanan pantangan,

tidak ada perubahan pola makan dan tidak ada alergi.

 Kebutuhan nutrisi dalam sehari minum ± 7 gelas dalam sehari

dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh

manis.

2) Istirahat

Tidur siang ± 30 menit dalam sehari dan malam ± 5 jam dalam sehari

dengan keluhan terbangun karena menyusui, dan mengganti popok.

90
3) Personal Hygiene

Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan

sore), ganti pembalut 3 kali/hari (pagi, siang dan sore), vulva hygiene

setelah BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan

sore), dan ganti pakaian 2 kali/hari (pagi dan sore).

4) Eliminasi

BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,

tidak ada masalah dalam BAK dan ibu BAB ± 1 kali dalam sehari

tidak ada keluhan pada BAB.

5) Mobilisasi

Ibu sudah bisa berjalan tanpa ada keluhan, menyapu dan sudah bisa

melakukan aktivitas ringan lainnya.

6) Perilaku kesehatan

Obat yang sedang dikonsumsi yaitu nifedipin 3x1

f. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis dan status emosional

stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 150 / 100 mmHg

Nadi : 84 kali/ menit, regular

Suhu : 36,4 oC

Pernafasan : 20 kali/menit, regular

91
3. Pemeriksaan fisik

 Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih

 Dada

Payudara

Inspeksi : bersih, simetris, tidak ada benjolan, ada hyperpigmentasi

Palpasi : tidak ada benjolan pada payudara kiri dan kanan, putting

susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI sudah lebih banyak, tidak ada

pembesaran KGB pada axila

Kelainan : tidak ada lecet pada putting susu, dan tidak ada retraksi

 Abdomen

Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 8 hari, tidak ada

sikatrik bekas operasi, ada striae, ada hyperpigmentasi

Palpasi

TFU : 3 jari di atas sympisis

Konsistensi uterus : keras

Kandung kemih : kosong

Diastasis Rekti : kontraksi 1 dan relaksasi 2

 Ekstermitas

Ekstermitas Bawah

Inspeksi : bentuk simetris, jari lengkap, kuku pendek, ada oedema,

dan tidak ada varises

92
Palpasi : tidak ada varises, ada oedema, tidak ada trombofeblitis

pada pemeriksaan tanda homan.

Refleks patella : Kanan (+)/ Kiri (+)

 Genetalia

Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada varises,tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran lochea serosa, tidak ada

luka hecting pada perineum.

Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran lochea serosa, dan tidak

ada luka hecting pada perineum.

g. ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ny.R P2A0 post partum 8 hari dengan PEB

Masalah potensial : Eklamsia

Antisipasi Masalah potensial : Lanjutkan therapy

h. PLANNING (P)

1. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan bahwa ibu masih mengalami preeklamsia berat dimana

tekanan darah ibu masih tinggi, dan masih disertai dengan oedema

(bengkak). Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu untuk melakukan istirahat yang cukup dengan cara

menganjurkan ibu untuk tidur siang atau tidur disela-sela bayi sedang

tidur yaitu 1-2 jam pada siang hari dan 6-7 jam pada malam hari,

diharapkan istirahat dan tidur yang cukup dapat mengatasi sakit kepala

93
yang ibu rasakan dan tekanan darah berangsur normal. Ibu mengerti dan

bersedia untuk melakukannya.

3. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan seperti sayuran

hijau, makanan yang mengandung protein seperti telur, lauk pauk, serta

buah-buahan dan cairan yang cukup seperti air mineral minimal 2

liter/hari agar menghasilkan ASI yang banyak sehingga ASI tercukupi

dengan baik kepada bayi dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi

telur putih yang direbus ±3 butir/hari dan memperbanyak mengkonsumsi

air putih agar dapat menurunkan protein urine ibu. Ibu mengerti dan

bersedia untuk melakukannya.

4. Memberitahu ibu bahwa preeklamsia berat merupakan tanda bahaya pada

ibu nifas ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein urine positif serta

oedema yang dikhawatirkan akan meningkat menjadi kejang sehingga

menyarankan ibu untuk ke kontrol ulang ke RSUD Karawang dengan

segera agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Ibu mengerti dan

bersedia untuk dilakukan kontrol ulang ke RSUD dengan segera.

94
Pada tanggal 30-03-2017 ibu datang ke Poli Kebidanan RSUD Karawang, dengan

hasil pemeriksaan 150/100 mmHg, dan hasil proteinurine +1. Dilakukan

pemberian therapy yaitu cefixime 2x100 mg , adalat oros 2x 10 mg, dopamet

3x500 mg dan furosemide 1x40 mg.

PENGKAJIAN POST NATAL CARE 2 MINGGU

No.Register : 675848 Waktu : Minggu, 02-04-2017 (16.00)

Nama pengkajian : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF

1. Keluhan utama

Ibu mengatakan terkadang masih merasakan sedikit pusing pasca

melahirkan 2 minggu tetapi tidak disertai dengan sakit pada kepala.

2. Pola Aktifitas Sehari-hari

1) Nutrisi

 Pola makan teratur 3 kali dalam sehari, pola makan sedang satu

piring sedang dihabiskan, dengan jenis makanan yang dikonsumsi

yaitu nasi, lauk pauk, sayur dan buah kadang-kadang. tidak ada

makanan pantangan, tidak ada perubahan pola makan dan tidak ada

alergi.

 Kebutuhan nutrisi dalam sehari minum ± 8 gelas dalam sehari

dengan jenis minuman yang di minum yaitu air putih dan teh

manis.

95
2) Istirahat

Tidur siang ± 1 jam dalam sehari dan malam ± 5-6 jam dalam sehari

dengan keluhan terbangun karena menyusui, dan mengganti popok

3) Personal Hygiene

Mandi 2 kali/hari (pagi dan sore), gosok gigi 2 kali/hari (pagi dan

sore), ganti pembalut 2 kali/hari (pagi dan sore), vulva hygiene

setelah BAK dan BAB, ganti pakaian dalam 2 kali/hari (pagi dan

sore), dan ganti pakaian 2 kali/hari (pagi dan sore).

4) Eliminasi

BAK dalam sehari ± 3-4 kali dalam sehari, banyaknya ± 150 cc/Bak,

BAB ± 1 kali dalam sehari. Tidak ada keluhan baik dalam BAK

ataupun BAB.

5) Perilaku Kesehatan

Ada obat yang sedang dikonsumsi yaitu cefixime 2x100 mg , adalat

oros 2x 10 mg, dopamet 3x500 mg dan furosemide 1x40 mg.

6) Mobilisasi

Ibu sudah melakukan aktivitas ringan seperti menyampu, berjalan dan

aktifitas ringan lainnya.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, dan status emosional baik

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 130 / 90 mmHg

96
Nadi : 84 kali/ menit, regular

Suhu : 36,4 oC

Pernafasan : 21 kali/menit, regular

3. Pemeriksaan fisik

 Muka

Inspeksi : tidak pucat, tidak ada oedema

 Mata

Inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera putih

 Dada

Payudara

Inspeksi : bersih, ada hyperpigmentasi

Palpasi : putting susu menonjol pada kiri dan kanan, ASI banyak.

Kelainan : tidak ada lecet

 Abdomen

Inspeksi : bentuk perut cembung sesuai masa nifas 2 minggu, tidak

ada sikatrik bekas operasi, ada striae, ada hyperpigmentasi

Palpasi

TFU tidak teraba, konsistensi uterus baik, kandung kemih kosong

 Genetalia

Inspeksi : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran lochea alba, tidak ada

luka hecting.

97
Palpasi : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada luka hecting.

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ibu P2A0 post partum 2 minggu dengan PEB

Masalah potensial : Eklmasia

Antisipasi Masalah potensial : Lanjutkan therapy

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa

tekanan darah ibu mulai berangsur baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu untuk melanjutkan therapy yang telah diberikan oleh poli

kebidanan RUD Karawang. Ibu mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

3. Memberitahu ibu mengenai rencana KB setelah 40 hari, serta menjelaskan

kepada ibu mengenai jenis KB yag cocok untuk ibu menyusui, cara kerja,

efek samping, dan keuntungan dari setiap jenis KB. Ibu mengerti serta

memahaminya dan ibu berencana memilih KB suntik 3 bulan.

4. Memberitahu ibu kembali jika ibu merasakan tanda bahaya pada nifas

seperti demam tinngi, sakit kepala dan nyeri perut hebat, bengkak pada

wajah, tangan serta kaki, diharapkan ibu untuk mendatangi pelayanan

kesehatan dengan segera jika ibu merasakan tanda bahaya tersebut. Ibu

mengerti dan memahaminya.

98
5. Memberitahukan kepada ibu, bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 40

hari yaitu pada tanggal 27 April 2017, tetapi jika ibu mengalami keluhan

menganjurkan ibu untuk mendatangi pelayanan kesehatan dengan sesegera

mungkin. Ibu mengerti dan memahaminya.

99
3.4 PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 6 JAM

No Register : 675848 Waktu pengkajian : Minggu,19-03-2017 (11.30)

Nama pengkaji : Siti Mulyani Tempat: RSUD Karawang (Perinatologi)

1. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

1. Identitas Bayi

1. Nama bayi : Bayi Ny.R

2. Tanggal/hari/jam lahir : Minggu, 19-03-2017 (05.00)

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Berat badan : 2480 gram

5. Panjang badan : 49 cm

2. Identitas Orang Tua

No. Keterangan Ayah Ibu


1 Nama Tn. A Ny. R
2 Umur 30 tahun 28 tahun
3 Agama Islam Islam
4 Pendidikan SMK SD
5 Suku bangsa Sunda Sunda
6 Pekerjaan Wiraswasta IRT
7 Golongan darah Tidak Tahu A
8 Perkawinan ke 1 1
9 Lama perkawinan 6 tahun 6 tahun
10 Alamat rumah Warnajaya Rt.19/Rw.05 Warnajaya Rt.19/Rw.05

3. Riwayat Kehamilan

1. GPA : G2P1A0

2. Usia Kehamilan : 37 minggu

100
3. Penggunaan obat-obatan selama kehamilan : Fe, asam folat dan

kalsium

4. Imunisasi TT1 dan TT2 dilakukan pada tahun 2012

Imunisasi TT3 dilakukan, tempat posyandu, pada tanggal : 15-11-

2016

5. Pemeriksaan penunjang selama kehamilan USG dan laboraturium

6. Ada komplikasi/penyakit selama kehamilan yaitu preeklamsia berat

dan ada penanganan yaitu induksi persalinan

4. Riwayat persalinan sekarang

1. Penolong persalinan : Bidan dan Dokter SpOG

2. Tempat persalinan : RSUD Karawang

3. Jenis persalinan : Spontan

4. BB lahir : 2480 gram

PB lahir : 49 cm

5. Presentasi : kepala

6. Ketuban pecah : spontan jam 04.45

Warna : jernih, banyaknya ± 200 cc

7. Obat-obatan : tidak ada

8. Keadaan tali pusat : baik

Lilitan : tidak ada

5. Keadaan Bayi Baru Lahir

1. Jumlah APGAR pada menit pertama :6

2. Jumlah APGAR pada 5 menit pertama :8

101
3. Resusitasi : tidak dilakukan

4. Obat-obatan : vit k, dan HB-0

5. Pemberian O2 : tidak dilakukan

6. Keadaan umum : Tangisan kuat, warna kulit kemerahan, gerakan

aktif dan pernafasan normal

6. Intake Cairan

ASI belum dilakukan pemberian, dilakukan PASI dan tidak dilakukan

INFUS.

7. Eliminasi

BAK frekuensi : ± 2x dalam 6 jam

BAB frekuensi : sudah BAB 1 x dalam 6 jam

8. Istirahat atau tidur

Lama setiap kali tidur 30 menit, dengan gangguan tidur terbangun ketika

lapar, atau BAK dan BAB.

9. Psikososial

Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam

dekapan ibu.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum :

Proporsi antara kepala badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus

otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, dan tangisan bayi kuat.

2. Tanda-tanda vital

Nadi : 138 x/menit

102
Respirasi : 53x/menit

Suhu : 36,8 oC

3. Antropometri

Lingkar Kepala : Circumferensia mento-occipitalis 30 cm, Circumferensia

fronto occipitalis 29 cm dan Circumferensia sub-occipitobregmatika 30 cm

Lingkar Dada : 30 cm

Lila : 11 cm

Berat Badan : 2480gram

Panjang Badan : 49 cm

4. Pemeriksaan Fisik

A. Kepala

Ubun-ubun kecil datar, mollage tidak ada, caput succedanum tidak

ada, dan tidak ada Cepal haematoma.

B. Mata

Letak simetris, tidak ada kotoran, konjungtiva merah muda, sclera

putih dan tidak ada kelainan.

C. Hidung

Lubang hidung ada, cuping hidung ada, Pernapasan cuping hidung

tidak ada, Secret tidak ada, dan tidak ada kelainan.

D. Mulut

Warna bibir merah muda, lembab, palatum ada, lidah merah muda,

tidak ada kelainan

103
E. Telinga

Letak telinga terhadap mata simetris, serumen tidak ada, bersih, dan

tidak ada kelainan.

F. Leher

Pembengkakan kelenjar getah bening tidak ada, pembengkakan

kelenjar tyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada

G. Dada

Bentuk dada simetris, puting susu menonjol, kelainan tidak ada,

tarikan dinding dada tidak ada.

H. Abdomen

Bentuk cembung, keadaan tali pusat baik dan tali pusat sudah terlepas,

tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, tidak ada

perdarahan tali pusat, pembesaran hepar tidak ada, dan tidak ada

kelainan.

I. Ektremitas Atas

Bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap 10, dan tidak ada

kelainan.

J. Genetalia

Laki-laki

Terdapat 2 skrotum dalam testis, ada lubang uretra di tenga, tidak ada

kelainan

104
K. Ekstremitas Bawah

Bentuk simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap 10, dan tidak ada

kelainan.

L. Keadaan Punggung

Spina Bifida tidak ada dan tidak ada kelainan

M. Anus

Lubang anus ada dan tidak ada kelainan

N. System Refleks

Refleks sucking positif, refleks rooting positif, refleks swallowing

positif, refleks tonick neck positif, refleks grap positif, refleks

babynski positif, dan refleks morro positif.

O. Warna Kulit

Kemerahan

5. Pemeriksaan penunjang

Darah : Hb : 23,4 gr%

GDs : 54 mg/dl

III. ASSESMENT

Diagnosis : Bayi baru lahir cukup bulan kurang masa kehamilan usia 6 jam

dengan BBLR

Masalah Potensial : Hipotermi, hipoglikemi

Antisipasi Masalah Potensial : Menjaga kehangatan tubuh, menjaga asupan

nutrisi

105
IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik tetapi berat badan lahir kurang dari

2500 gram sehingga dilakukan perawatan terlebih dahulu di ruang

perinatologi. Ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan perawatan.

2. Menjaga kehangatan bayi dengan cara menyelimutinya, memakaikan topi

serta meletakan di infant warm agar terhindar dari hipotermi. Menjaga

kehangatan bayi telah dilakukan.

3. Memberikan nutrisi berupa PASI . Nutrisi telah diberikan.

4. Memberitahu ibu untuk tetap memerikan ASI dengan cara memompanya

dan mengirimnya ke ruang perinatologi agar bayinya diberikan nutrisi ASI

dimana sangat baik dari yang lainnya. Ibu mengerti dan bersedia untuk

melakukannya.

5. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi. Tanda-tanda

vital telah diobservasi dan keadaan umum bayi dalam keadaan baik.

106
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 3 HARI

No Register : 675848 Waktu pengkajian : Rabu, 22-03-2017 (11.00)

Nama pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF

1) Intake Cairan

ASI ya secara on demand, tidak dilakukan PASI. Bayi kurang menyusu

karena ASI sedikit.

2) Eliminasi

BAK frekuensi : ± 8-10x dalam sehari

BAB frekuensi : ± 2-3 kali dalam sekali warna kekuningan konsistensi

encer.

3) Istirahat atau tidur

Lama setiap kali tidur 1 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika

lapar, BAB atau BAK

4) Psikososial

Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam

dekapan ibu.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum :

Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus

otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.

2. Tanda-tanda vital

Respirasi : 54 x/menit, regular

107
Nadi : 136 x/menit, regular

Suhu : 38,3 oC

3. Antropometri

Lingkar Kepala : Circumferensia fronto-occipitalis 29 cm

Lingkar Dada : 30 cm

Lila : 11 cm

Berat Badan : 2200 gram

Panjang Badan : 49 cm

4. Pemeriksaan Fisik

A. Abdomen

Bentuk perut cembung, keadaan tali pusat baik belum terlepas,

perawatan tali pusat hanya menggunakan kassa steryl tidak ada

perdarahan tali pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada

kelainan.

III. ASSESMENT

Diagnosis : Neonatus cukup bulan kurang masa kehamilan usia 3 hari

dengan BBLR dan febris

Masalah Potensial : Infeksi

Antisipasi Masalah Potensial : Membawa ke tempat Pelayanan Kesehatan

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa bayi Ny.R sedang dalam kurang baikdimana suhu tubuh bayi

108
mencapai 38,3oC yang normalnya 36,5-37,5 o
C. Ibu dan keluarga

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu bahwa demam merupakan salah satu tanda bahaya pada

bayi baru lahir sehingga diharapkan ibu dan keluarga dengan segera

membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan

penanganan segera. Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya.

3. Mengingatkan ibu kembali untuk memberikan ASI secara ekslusif tanpa

tambahan makanan dan minuman apapun. Serta memberitahukan ibu

untuk memberikan ASI setiap 2 jam sekali dan membangunkan bayinya

ketika dalam 2 jam belum menyusu, dan menganjurkan ibu untuk

menyusukan bayinya sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI.

Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

4. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 7 hari yaitu pada

tanggal 27-03-207, tetapi jika bayi ibu merasakan keluhan diharapkan ibu

untuk mendatangi pleyanan kesehatan dengan segera mungkin. Ibu

mengerti dan bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah.

109
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 8 HARI

No Register : 675848 Waktu pengkajian : Senin,28-03-2017 (08.30)

Nama Pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

II. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

1) Intake Cairan

ASI ya,on demand, dan tidak dilakukan PASI

2) Eliminasi

BAK frekuensi : ± 8-9 x dalam sehari

BAB frekuensi : ± 2-3 kali dalam sehari, warna kekuningan konsistensi

encer

3) Istirahat atau tidur

Lama setiap kali tidur 30 menit, dengan gangguan tidur terbangun ketika

lapar, BAB atau BAK

4) Psikososial

Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam

dekapan ibu

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum :

Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus

otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.

2. Tanda-tanda vital

Respirasi : 54 x/menit, regular

Nadi : 139 x/menit, regular

110
Suhu : 36,6 oC

3. Antropometri

Lingkar Kepala : Circumferensia fronto-occipitalis 30 cm

Lingkar Dada : 31 cm

Lila : 11 cm

Berat Badan : 2500 gram

Panjang Badan : 49 cm

4. Pemeriksaan Fisik

A. Abdomen

Bentuk cembung, keadaan tali pusat baik dan tali pusat sudah terlepas,

tidak ada penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, tidak ada

perdarahan tali pusat, pembesaran hepar tidak ada, dan tidak ada

kelainan.

III. ASSESMENT

Diagnosis : Neonatus usia 8 hari dalam keadaan baik

Masalah Potensial : tidak ada

Antisipasi Masalah Potensial : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil

pemeriksaan dan terlihat senang.

2. Mengingatkan kembali ibu cara teknik menyusui yang benar agar

terhindar dari lecet puting yaitu dengan posisi kepala bayi berada di siku

111
ibu dan bokong bayi disanggah oleh tangan ibu dengan posisi lurus

seluruh areola masuk ke dalam mulut bayi serta dagu menempel ke

payudara. Ibu mengerti dan memahaminya.

3. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif tanpa tambahan

makanan dan minuman apapun. Serta memberitahukan ibu untuk

memberikan ASI setiap 2 jam sekali dan membangunkan bayinya ketika

dalam 2 jam belum menyusu. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

4. Mengingatkan kembali ibu dan keluarga untuk melakukan imunisasi serta

menjadwalkan imunisasi berikutnya yaitu pada tanggal 19-April-2014

untuk dilakukan imunisasi BCG dan polio 1. Sehingga diharapkan bayinya

datang sesuai jadwal dan usia bayinya. Ibu mengerti dan bersedia.

5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi yaitu, tidak mau

menyusu, sesak napas, demam tinggi, dan seluruh badan kuning. Sehingga

jika terdapat tanda bahaya tersebut meminta ibu dan keluarga untuk segera

mendatangi pelayanan kesehatan. Ibu mengerti dan akan mewaspadainya.

6. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang bayi yaitu pada tanggal

02-april-2017 tetapi jika terdapat keluhan pada bayinya diharapkan ibu

segera membawa bayinya ke petugas kesehatan. Ibu mengerti dan bersedia

untuk melakukannya.

112
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 14 HARI

No Register : 675848 Waktu : Minggu, 02-April-2017 (16.30)

Nama pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

1) Intake Cairan

ASI ya secara on demand, tidak dilakukan PASI.

2) Eliminasi

BAK frekuensi : ± 9-10 x dalam sehari

BAB frekuensi : ± 2 kali dalam sekali warna kekuningan konsistensi

encer.

3) Istirahat atau tidur

Lama setiap kali tidur 1,5 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika

lapar, BAB atau BAK

4) Psikososial

Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam

dekapan ibu.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum :

Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus

otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.

2. Tanda-tanda vital

Respirasi : 49 x/menit, regular

Nadi : 138 x/menit, regular

113
Suhu : 36,6 oC

3. Antropometri

Lingkar Kepala : Circumferensia fronto- occipitalis 31 cm

Lingkar Dada : 31 cm

Lila : 11 cm

Berat Badan : 2600 gram

Panjang Badan : 49 cm

III. ASSESMENT

Diagnosis : Neonatus usia 14 hari dalam keadaan baik

Masalah Potensial : tidak ada

Antisipasi Masalah Potensial : tidak ada.

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa bayi Ny.R dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil

pemeriksaan dan ibu serta keluarga terlihat senang.

2. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang 28 hari yaitu pada

tanggal 17-April-2017, tetapi jika bayi ibu ditemukan tanda bahaya

diharapkan ibu serta kelurga untuk membawa bayinya ke pelayanan

kesehatan dengan segera mungkin. Ibu mengerti dan memehaminya.

114
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 28 HARI

No Register : 675848 Waktu : Senin, 17-04-2017 (16.00)

Nama pengkaji : Siti Mulyani Tempat Pengkajian : Rumah Ny.R

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

1) Intake Cairan

ASI ya secara on demand, tidak dilakukan PASI.

2) Eliminasi

BAK frekuensi : ± 8-9 dalam sehari

BAB frekuensi : ± 1 kali dalam sekali warna kekuningan konsistensi

encer.

3) Istirahat atau tidur

Lama setiap kali tidur 2 jam, dengan gangguan tidur terbangun ketika

lapar, BAB atau BAK

4) Psikososial

Hubungan bayi dengan ibunya, bayi terlihat tenang ketika berada dalam

dekapan ibu.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum :

Proporsi kepala antara badan dan ekstermitas simetris, aktifitas dan tonus

otot aktif, warna kulit dan bibir kemerahan, tangisan bayi kuat.

2. Tanda-tanda vital

Respirasi : 45 x/menit, regular

Nadi : 139 x/menit, regular

115
Suhu : 36,8 oC

3. Antropometri

Lingkar Kepala : Circumferensia fronto-occipitalis 30 cm

Lingkar Dada : 31 cm

Lila : 11 cm

Berat Badan : 2800 gram

Panjang Badan : 50 cm

III. ASSESMENT

Diagnosis : Neonatus usia 28 hari dalam keadaan baik

Masalah Potensial : tidak ada

Antisipasi Masalah Potensial : tidak ada.

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa bayi ibu A dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengetahui hasil

pemeriksaan dan ibu serta keluarga terlihat senang.

2. Mengingatkan ibu kembali untuk memberikan ASI secara ekslusif tanpa

tambahan makanan dan minuman apapun. Serta memberitahukan ibu

untuk memberikan ASI setiap 2 jam sekali dan membangunkan bayinya

ketika dalam 2 jam belum menyusu. Ibu mengerti dan bersedia

melakukannya.

3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan cara

menyelimutinya dan memakaikan penutup kepala serta memberitahu ibu

116
untuk mengganti popok sesegera mungkin ketika basah. Ibu dan keluarga

mengerti dan bersedia melakukannya.

4. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk melakukan imunisasi

serta menjadwalkan imunisasi berikutnya yaitu pada tanggal 19-April-

2017 untuk dilakukan imunisasi BCG dan polio 1, Sehingga diharapkan

ibu dan bayinya datang ke tempat pelayanan sesuai jadwal dan usia

bayinya. Ibu mengerti dan bersedia.

5. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru

lahir seperti tidak mau menyusu, sesak nafas, tali pusat kemerahan,

demam tinggi, serta seluruh badan kuning sehingga ketika ada tanda

bahaya tersebut meminta ibu dan keluarga untuk segera mendatangi

pelayanan kesehatan. Ibu mengerti dan memahaminya.

117
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Antenatal Care

No Tinjauan Teori Temuan Kasus Kesimpulan

1. Kunjungan Antenatal care Dalam kasus Ny.R, Ny.R Adannya kesesuaian antara
minimal : melakukan kunjungan tinjauan teori dengan praktik,
antenatal care sebanyak 6 dimana Ny.R dalam kuantitas
1) Satu kali kunjungan selama kali yaitu : pemeriksaan , Ny.R
trimester pertama (0 - 13
minggu) melakukan kunjungan
- 2 kali trimester 1 yaitu di
2) Satu kali kunjungan selama antenatal care >4x. Tetapi
usia kehamilan 8 minggu
trimester kedua (13 - 28 dan 12 minggu di RS.B dalam kualitas pemeriksaan
minggu) - 3 kali pada trimester 2 adanya ketidaksesuaian
3) Dua kali kunjungan selama yaitu di usia kehamilan antara tinjauan teori dengan
trimester ketiga (28- 40 19 minggu, 22 minggu praktik, dimana pada
minggu). dan 27 minggu di BPM kunjungan antenatal care usia
Pelayanan Asuhan Standar - 1 kali pada trimester 3 di
kehamilan 22 minggu- 32
“10 T” usia kehamilan 32
minggu adanya kenaikan
minggu di BPM
1. Timbang berat badan dan Dalam Buku KIA Ny.A tekanan darah tetapi bidan
ukur tinggi badan belum melaksanakannya
Tekanan darah mulai naik
2. Pemeriksaan tekanan deteksi dini kegawatdarutan
darah pada usia 22 minggu yaitu
140/80 mmHg. bahwa kenaikan tekanan
3. Nilai status gizi (ukur
darah sistolik ≥30 mmHg dan
lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan tinggi fundus diastolik ≥15 mmHg
uteri (puncak rahim) merupakan tanda dari bahaya
5. Tentukan presentasi janin pada kehamilan, sehingga
dan denyut jantung (DJJ) bidan seharusnya
6. Skrining status imunisasi memberikan pendidikan
tetanus toksoid dan kesehatan untuk melakukan
berikan imunisasi tetanus
deteksi dini dengan cara
toksoid (TT) bila
diperlukan memberitahu ibu mengenai
7. Pemberian tablet zat besi istirahat yang cukup, diet
minimal 90 tablet selama nutrisi tinggi protein, rendah
kehamilan garam, rendah lemak dan
8. Tes laboratorium seperti rendah karbohidrat, serta
HB, Protein urine dan
pemantauan tekanan darah ±
glukosa (rutin dan
khusus) 1 minggu sekali.
9. Tatalaksana kasus
118
10. Temu wicara (bimbingan
konseling), termasuk juga
perencanaan persalinan
dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta
KB pasca persalinan.
(Ari Sulistyawati, 2011)

2. Tanda Bahaya Kehamilan Dalam kasus Ny.R, Ny R Adanya kesesuaian antara


Selama Kehamilan tanda dan mengetahui tanda dan teori dengan praktik yaitu
bahaya yang dialami dapat bahaya pada kehamilan Ny.R sudah mengerti
dijadikan sebagai data dalam sehingga pada saat tanda mengenai tanda bahaya pada
deteksi dini komplikasi akibat bahaya yang Ny.R alami kehamilan dan segera
kehamilan. Jika pasien seperti bengkak pada melakukan pemeriksaan ke
mengalami tanda-tanda bahaya wajah, tangan dan kaki, rumah sakit ketika Ny.R
ini maka sebaiknya segera sakit kepala hebat, serta mengalami tanda dan gejala
dilakukan pemeriksaan lebih nyeri ulu hati, Ny.R dari PEB.
lanjut dan tindakan antisipasi dengan segera
untuk mencegah terjadinya memeriksakan ke
kematian ibu dan janin. pelayanan kesehatan yaitu
Beberapa tanda bahaya yang RS.B untuk mendapatkan
penting untuk disampaikan penanganan segera.
kepada pasien dan keluarga Mengenai tanda dan gejala
adalah sebagai berikut : yang Ny.R rasakan serta
hasil laboratorium Ny.R
- Sakit kepala hebat mengalami preeklamsia
- Bengkak pada muka, kaki
atau tangan berat. Dalam kasus
- Masalah penglihatan preeklamsia berat Ny.R
(Ari Sulystiawati, 2011) harus dilakukan rujukan ke
RSUD Karawang untuk
mendapatkan penanganan
yang lebih memadai, dan
Ny.R bersedia untuk
dilakukan rujukan ke
RSUD Karawang.

3. Preeklamsia Berat  Dalam kasus Ny.R, pada  Adanya kesesuaian antara


 Preeklamsia berat ialah pemeriksaan tekanan teori dan praktik antara
Tekanan darah diatas normal: darah yaitu 170/100 diagnosa dan tanda gejala
≥140/90 mmHg s/d ≥160/110 mmHg disertai terjadi pada Ny.R.
mmHg. (SOP RSUD proteinurine +3,
Karawang) sehingga Ny.R

119
 Preeklamsia digolongkan mengalami preeklamsia
preeklamsia berat bila berat.
ditemukan satu atau lebih  Dalam kasus Ny.R
gejala sebagai berikut : ditemukan salah satu
- Tekanan darah atau lebih gejala dari
sistolik/diastolik > preeklmasia berat
160/110 mmHg. seperti:
- Protein urine +1 (positif 1 - Tekanan darah Ny.R
atau lebih) yaitu 170/100 mmHg
- Gangguan visus dan - Proteinurine +3
serebral : nyeri kepala. - Serta Ny.R mengeluh
Nyeri epigastrium atau merasakan sakit kepala
nyeri pada kuadran kanan dan nyeri ulu hati.
atas abdomen. (Sarwono
Prawirohardjo, 2014)
4. Penatalaksanaan Pra  Dalam kasus ditemukan  Adanya ketidaksesuaian
Rujukan di RS.B Ny.R dan suami menolak antara teori dengan temuan
Informed Consent adalah untuk dilakukan tindakan praktik, yaitu petugas
persetujuan tindakan pra rujukan (protap PEB) kesehatan di RS.B tidak
kedokteran yang diberikan dikarenakan suami memberitahukan secara
beranggapan bahwa pasti kemungkinan resiko
kepada pasien atau keluarga
tindakan pra rujukan bisa apabila tidak dilakukan
terdekatnya setelah dilakukan di RSUD tatalaksana pra rujukan.
mendapatkan penjelasan secara Karawang, walaupun
lengkap mengenai tindakan Ny.R dan suami telah
kedokteran yang akan mengetahui hasil
dilakukan terhadap pasien pemeriksaan bahwa
tersebut. Ny.R mengalami PEB
tetapi menurut
Resiko-resiko yang harus pengakuan suami, suami
diinformasikan kepada pasien Ny.R dan Ny.R tidak
mengetahui secara pasti
yang dimintakan persetujuan
resiko yang akan terjadi
tindakan kedokteran : jika tidak dilaksanakan
Tatalaksana PEB dengan
 Resiko yang melekat pada
segera.
tindakan kedokteran
tersebut.
 Resiko yang tidak bisa
diperkirakan sebelumnya.
(Heni Puji Wahyuningsih,
2008)

5. Penatalaksanaan PEB Dalam kasus Ny.R Adanya kesesuaian antara


Pengobatan medikamentosa: penatalaksanaan teori dan praktik yaitu Ny.R
a. Penderita preeklamsia Preeklamsia berat sudah dilakukan tindakan
120
berat harus segera masuk dilaksanakan di IGD sesuai protap PEB.
rumah sakit untuk rawat secara pengobatan
inap dan dianjurkan tirah medikamentosa dimana :
baring miring ke sisi
(kiri). - Ny.R segera masuk
- Dilakukan pemasangan rumah sakit untuk rawat
infus untuk inap dan melakukan tirah
memonitoring input baring dan disarankan
cairan. untuk miring ke sisi kiri.
- Dilakukan pemasangan - Dilakukan pemasangan
forey catheter untuk infus dan memonitoring
mengukur pengeluran input cairan
urin. - Dilakukan pemasangan
b. Pemberian Obat forey catheter untuk
Antikejang mengukur pengeluran
- MgSO4, Magnesium urine.
Sulfat yaitu menghambat - Dilakukan pemberian
atau menurunkan kadar obat antikejang MgSO4
asetilkolin pada  Loading dose : intial
rangsangan serat saraf dose 4 gram (10 ml
dengan menghambat larutan MgSO4 40%)
transmisi neuromuskular. dan larutan 10 ml
Cara Pemberian MgSO4 : akuades secara
intravena.
Loading dose : intial dose  Maintance dose :
4 gram MgSO4 : intravena diberikan 6 gram
(40 % dalam 10 cc) MgSO4 (15 ml
selama 15 menit. larutan MgSO4 40 %)
dan larutan dalam 500
Maintance dose : ml larutan Ringer
Diberikan infus 6 gram Laktat lalu diberikan
dalam larutan Ringer/6 secara intravena
jam atau diberikan 4 atau dengan kecepatan 28
5 gram i.m. selanjutnya tetes/menit selama 6
maintance dose diberikan jam.
4 gram i.m tiap 4-6 jam.
(Sarwono Prawirohardjo,
2014)

121
4.2 Intranatal Care

No Tinjauan Teori Temuan Kasus Kesimpulan

1. Berdasarkan SOP Ny.R G2P1A0 usia Ada ketidaksesuaian antara


Penatalaksanaan kehamilan ± 37 minggu tinjauan teori dengan temuan
Preeklamsia dan Eklamsai dengan PEB di sertai praktik, dimana Ny.R
di RSUD Karawang: impending eklamsi (sakit mengalami implending
kepala, nyeri ulu hati dan eklamsia tetapi tidak dilakukan
Segera dirawat dan mual muntah) tetapi tidak penanganan persalinan secara
tentukan jenis dilakukan persalinan secara SC, dan membiarkan Ny.R
perawatan/tindakan yang SC tetapi malah dibiarkan melakukan persalinan secara
akan diambil, aktif atau lahir pervaginam dengan pervaginam. Walaupun sudah
konservatif cara induksi perslinan yang jelas komplikasi dari
Tindakan aktif beranggapan pemberian implending eklamsia yaitu
misoprostol untuk akan menyebabkan eklamsia
 Indikasi : bila perlu pematangan serviks.
didapatkan satu atau
lebih keadaan di bawah :
- kehamilan >37 minggu
- adanya tanda-
tanda/gejala inpending
Eklamsi
- kegagalan perawatan
konservatif
- dalam waktu 6 jam
setelah pengobatan
tekanan darah
naik/setelah 24 jam
pengobatan tidak ada
perbaikan
- pada janin:
 adanya tanda-tanda
gawat janin
 adanya tanda-tanda PJT
(Pertumbuhan Janin
terhambat)
- laboratrik : protein urine
+1 atau lebih, gangguan
fungsi hati dan ginjal
- ditemukan syndrom
HELPP

Adanya ketidaksesuaian antara

122
Pemberian tablet tinjauan teori dengan praktik,
misoprostol 25 mg (1/8 dimana pemberian misoprostol
tab) pervaginam, merupakan induksi persalinan
diberikan pada skor yang dapat membuat serviks
Bishop lebih tinggi maka matang dan mempercepat
dilanjutkan pemberian proses persalinan pervaginam,
infus oksitosin 5 unit padahal sudah jelas pada kasus
dalam D5%. Bila skor Ny.R, Ny.R mengalami
tablet misoprostol 25 mg implending eklamsia yang
(1/8 tab) pervaginam, penanganannya yaitu secara
diberikan pada skor seksio sesarea.
Bishop lebih tinggi maka
dilanjutkan pemberian
infus oksitosin 5 unit
dalam D5%. Bila skor
Bishop tetap, dapat
diulang pemberian
misoprostol 25 mg.

Bila setelah pemeberian


misoprostol terjadi inpartu
dianggap sebagai induksi,
tetapi jika hal ini dalam
pemeberian misoprostol
belum timbul inpartu
namun skor Bishop
bertambah maka dianggap
sebagai priming cerviks
(pematangan serviks).

(Dr.Cipta Pramana,
SpOG)

Setelah diberikan dosis


awal maka dilanjutkan
2. pemberian MgSO4 Dalam kasus Ny.R
Maintance dose yaitu dilakukan pemberian
pemberian infus 6 gram misoprostol dengan tujuan
untuk pematangan serviks Adanya ketidaksesuaian antara
123
Bishop lebih tinggi maka atas intruksi dokter : matang dan mempercepat
dilanjutkan pemberian proses persalinan pervaginam,
 Prosedur pemberian
infus oksitosin 5 unit padahal sudah jelas pada kasus
misoprostol untuk
dalam D5%. Bila skor pematangan serviks pada Ny.R, Ny.R mengalami
Bishop tetap, dapat Ny.R yaitu secara implending eklamsia yang
diulang pemberian pervaginam sesuai penanganannya yaitu secara
misoprostol 25 mg. Bila instruksi dari dokter seksio sesarea.
setelah pemeberian yaitu diberikan maksimal
misoprostol terjadi inpartu 2 kali pada jam 06.00
dan pada jam 12.00
dianggap sebagai induksi,
WIB.
tetapi jika hal ini dalam
pemeberian misoprostol
belum timbul inpartu
namun skor Bishop
bertambah maka dianggap
sebagai priming cerviks
(pematangan serviks).
(Dr.Cipta Pramana,
SpOG)

3. Setelah diberikan dosis Ny.R diberikan dosis Adanya ketidaksesuaian antara


awal maka dilanjutkan rumatan setiap 6 jam namun teori dengan temuan kasus
pemberian MgSO4 ketika akan diberikan dosis dilahan yaitu memberhentikan
Maintance dose yaitu rumatan selanjutnya, tetapi sejenak pemberian dosis
pemberian infus 6 gram bidan menyarankan untuk rumatan, padahal pemberian
dalam larutan Ringer/6 memberhentikan pemberian dosis rumatan harus diberikan
jam atau diberikan 4 atau dosis rumatan untuk sejenak sampai 24 jam pasca
5 gram i.m. selanjutnya dengan alasan persalinan.
maintance dose diberikan mengistirahatkan pasien dari
4 gram i.m tiap 4-6 jam. pemberian MgSO4.

124
4.3 Postnatal Care

No Teori Temuan Kasus Kesimpulan

1. Kunjungan Nifas Pada kasus Ny.R sudah Adanya kesesuaian antara


a. Kunjungan I dilakukan kunjungan nifas teori dengan praktik, dimana
6-8 jam setelah ke-1 (6 jam) setelah pada Ny.R dilakukan
persalinan bertujuan persalinan dengan PEB, penatalaksaan kunjungan
untuk :
mencakup : nifas ke-1 dan pemberian
1. Mencegah perdarahan
masa nifas karena dosis rumatan MgSO4 selama
 pencegahan pendarahan,
atonia uteri. 24 jam pasca persalinan.
mendeteksi adannya
2. Mendeteksi dan tanda tanda pendarahan,
merawat penyebab mobilisasi, pemenuhan
perdarahan, rujuk bila nutrisi, pemberian ASI
perdarahan terjadi awal, dan menjaga
secara terus menerus. kehangatan bayi.
3. Memberikan
konseling pada ibu
atau salah satu Dilakukan pemberian dosis
anggota keluarga rumatan pada Ny.R pasca
bagaimana mencegah
melahiran yaitu 4 gram
perdarahan masa
nifas karena atonia MgSO4 40% secara
uteri. intramuskular sesuai protap
4. Pemberian ASI awal. tatalaksana preeklamsia di
5. Melakukan hubungan RSUD karawang .
dengan baik antar ibu
dan bayi baru.
6. Menjaga bayi agar
tetap sehat dengan
cara mencegah
hipotermi. (Siti
Saleha, 2012)
Pemberian Obat
Antikejang MgSO4
Maintance dose : Diberikan
infus 6 gram dalam larutan
Ringer/6 jam atau diberikan
4 atau 5 gram i.m.
selanjutnya maintance dose
diberikan 4 gram i.m tiap 4-
6 jam. (Prawirohardjo,
2014)

125
2. Tanda bahaya nifas Pada kasus Ny.R dilakukan Ny.R mengalami PEB
Gejala-gejalayang kunjungan nifas hari ke-8, postpartum sehingga pemberi
merupakan tanda terjadinya dimana pada hari tersebut asuhan memberikan
preeeklamsia postpartum adanya jadwal untuk kontrol pendidikan kesehatan pada
yaitu ditandai dengan ulang pasca nifas dengan Ny.R untuk melakukan
tekanan darah tinggi, sakit PEB di poli kebidanan pemeriksaan kembali ke Poli
kepala, nyeri epigastrium, RSUD Karawang, tetapi ibu kebidanan RSUD Karawang,
penglihatan kabur, memilih untuk kontrol di agar mendapatkan
pembengkakan pada wajah bidan terdekat dengan hasil penanganan dan therapy lebih
atau ekstermitas. pengkajian di BPM.Bd.W lebih tepat. Ibu bersedia
Ny.R mengeluh merasakan untuk melakukan kontrol di
sakit kepala, dan hasil Poli kebidanan, dan Ny.R
pemeriksaan TD 160/100 berencana ke Poli yaitu pada
mmHg. hari kamis, 30-03-2017.

Serta untuk mengatasi


sementara keluhan Ny.R
pemberi asuhan menyarankan
untuk istirahat yang cukup,
tidak ada pantangan dalam
makanan dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi
seimbang.

126
4.5 Bayi Baru Lahir

No Tinjauan Teori Temuan Kasus Kesimpulan

1. Bayi Berat Lahir Rendah Dalam Kasus bayi Ny.R Adanya kesesuaian antara
(BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan teori dengan praktik bahwa
lahir yang berat badan pada yaity 2480 gram sehingga bayi Ny.R lahir dengan berat
saat kelahiran <2.500 gram termasuk kedalam diagnosa badan rendah yaitu ≤ 2500
tanpa memandang masa bayi berat lahir rendah gram.
gestasi (Sholeh M dkk., dimana ≤ 2500 gram, yang
2014). Jadi, BBLR tidak tidak hanya terjadi pada
hanya dapat terjadi pada bayi prematur tetapi juga
bayi prematur, tapi juga bisa terjadi pada bayi cukup
pada bayi cukup bulan yang bulan.
mengalami hambatan
pertumbuhan selama
kehamilan (Profil Kesehatan
Dasar Indonesia, 2014).

2. Etiologi BBLR Pada kasus bayi Ny.R Adanya kesesuaian antara


Ada beberapa faktor yang mengalami bayi berat lahir teori dengan praktik, bahwa
dapat menyebabkan bayi rendah (BBLR) menjadi pada kasus bayi Ny.R
berat lahir rendah yaitu : salah satu etiologi berat bayi mengalami bayi berat lahir
Faktor kehamilan lahir rendah (BBLR) yaitu rendah (BBLR) yaitu
dimana disebabkan oleh pada faktor kehamilan diakibatkan oleh faktor
komplikasi hamil seperti dimana Ny.R mengalami kehamilan dikarenakan Ny.R
preeklampsia, ketuban preeklamsia berat. mengalami preeklamsia berat.
pecah dini,
preeklampsia/eklampsia
yaitu kondisi ibu hamil yang
dengan tekanan darah
meningkat keadaan ini
sangat mengancam jiwa ibu
dan janin yang dikandung.

3. Hipertermi pada bayi adalah Dalam kunjungan hari ke-3 Adanya kesesuaian antara
peningkatan suhu tubuh bayi Ny.R mengalami teori dengan praktik dimana
bayi lebih dari 37,5 ºC. hipertermi, dimana pada kunjungan hari ke-3 ibu
Hipertermia adalah kondisi mengeluh keluar ASI yang
hipertermi merupakan salah
suhu tubuh tinggi karena
satu tanda bahaya pada bayi sedikit, sehingga asupan
kegagalan termoregulasi.
127
Hipertermia terjadi ketika baru lahir sehingga pemberi nutrisi pada bayi kurang dan
tubuh menghasilkan atau asuhan menyarankan ibu menjadi salah satu penyebab
menyerap lebih banyak untuk memberikan ASI tanda bahaya bayi baru lahir
panas dari pada
sesering mungkin, dan yaitu hipertermi karena
mengeluarkan panas. Ketika
suhu tubuh cukup tinggi, segera membawa bayi Ny.R kurangnya pemenuhan
hipertermia menjadi ke pelayanan kesehatan agar nutrisi, pemberi asuhan telah
keadaan darurat medis dan mendapatkan penanganan memberikan ibu penkes untuk
membutuhkan perawatan dengan segera mungkin. memberikan ASI sesering
segera untuk mencegah mungkin agar merangsang
kecacatan dan kematian. produksi ASI dengan cara
(Vivian Nany Lia Dewi,
perawatan payudara (breast
2010)
care) dan menyarankan
membawa bayi Ny.R ke
pelayanan kesehatan dengan
segera untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat.

4. Penanganan BBLR Pada kunjungan hari ke-3, Adanya kesesuaian antara


Penimbangan ketat : pada pemeriksaan berat teori dengan praktik dimana
Perubahan berat badan badan bayi Ny.R mengalami pada kasus bayi Ny.R
mencerminkan kondisi penurunan berat badan mengalami penurunan berat
gizi/nutrisi bayi dan erat badan. Sehingga untuk
dimana pada bayi baru lahir
kaitannya dengan daya
berat badan bayi Ny.R yaitu mengatasi hal tersebut
tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan 2480 gram, tetapi pada hari pemberi asuhan memberitahu
harus dilakukan dengan ke-3 menjadi 2200 gram. Ny.R untuk memberikan ASI
ketat. sesering mungkin, dan
membangunkan jika tertidur
lebih dari 2 jam agar tetap
diberikan ASI, serta
melakukan pemantauan
penimbangan berat badan.

128
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan

menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara

SOAP pada Ny.R dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL yang dimulai

dari tanggal 17 Maret 2017–29 April 2017. Maka dapat disimpulkan :

a. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny.R dari

awal ketemu pemeriksaan kehamilan pada tanggal 17-Maret-2017

sampai dengan berakhirnya masa nifas tanggal 29-April-2017. Pada

pemeriksaan kehamilan ditemukan komplikasi pada kehamilan yaitu

preeklamsia berat.

b. Mahasiswa mampu menolong 60 langkah Asuhan Persalinan Normal

pada tanggal 19-Maret-2017 pada Ny.R usia kehamilan yaitu 37

minggu 5 hari, dilakukan pemberian induksi persalinan secara

prostaglandin atas instruksi dari dokter. Pada Kala I dilakukan induksi

persalinan yaitu diberikan prostaglandin sebanyak 2 kali, pada kala II,

kala III dan kala IV proses persalinan berjalan dengan baik. Persalinan

berjalan dengan normal bayi lahir pada jam 05.00 dengan jenis

kelamin laki-laki.

c. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Nifas pada Ny.R dari tanggal

17-Maret-2017–29-April-2017 yaitu dari 6 jam postpartum sampai 6

minggu post partum, selama pemantauan masa nifas, Ny.R masih

129
mengalami preeklamsia berat dimana Ny.R masih mengeluhkan tanda

dari preeklamsia berat tetapi Ny.R mendapatkan penanganan yang

tepat sehingga pada masa nifas Ny.R berjalan dengan baik.

d. Mahasiswa mampu melakukan asuhan bayi baru lahir kepada Bayi

Ny. R yang berjenis kelamin Laki-laki, BB 2480 gram, PB 49 cm.

Tidak ditemukan adanya cacat tetapi ditemukan bayi Ny.R mengalami

BBLR serta menagalami tanda bahaya yaitu hipertermi dan penurunan

berat badan. Tetapi bayi Ny.R mendapatkan penanagan dengan segera

dari petugas kesehatan. Bayi telah diberikan salep mata dan Vit Neo K

1Mg/0,5 cc, dan telah diberikan imunisasi HB0 dan dilakukan

pemeriksaan serta pemantauan sampai bayi usia 28 hari.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam

mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk

manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar

pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan

kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.

Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif patologis terhadap klien.

130
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi

mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang

mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat

menghasilkan bidan yang berkualitas.

5.2.3 Bagi Lahan Praktek

5.2.3.1 BPM

Diharapkan bidan dalam penemuan kasus dapat

melakukan deteksi dini kegawatdautan dalam melakukan

pemeriksaan yang berkualitas sehingga dengan upaya

yang dilakukan secara deteksi dini kegawatdaruratan

dapat teratasi sedini mungkin.

5.2.3.2 RSUD Karawang

Diharapakan dalam pemberi pelayanan kesehatan

dapat menangani dengan segera kegawatdarutan sesuai

dengan protap, sehingga dalam penanganan yang tepat

serta sesuai dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas

baik ibu maupun bayi baru lahir.

5.2.4 Bagi Pasien

Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan

keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih

yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang

pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL

131
dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan,

agar terhindar dari tanda bahaya baik pada kehamilan, bersalin,

nifas dan BBL.

132
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JKNP-KR, 52-121.

Jawa Barat dalam Angka .


http://jabar.bps.go.id/new/website/pdf_publikasi/Jawa-Barat-Dalam-Angka-
2014.pdf. Diunduh pada tanggal 15-Februari-2017. Jam 09.45
Kabupaten Karawang dalam Angka.
https://karawangkab.bps.go.id/new/website/pdf_publikasi/Kabupaten-
Karawang-dalam-Angka-2016.pdf. Diunduh pada tanggal 15-Februari-2017.
Jam 09.30

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal.Jakarta : Trans Info Media

Nanny Lia Dewi, Vivian . 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. ECG. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Buku Acuan Nosional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono, 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Profil Kesehetan Indonesia 2015. Diunduh pada tanggal 10-maret-2017. Jam


14.30
Saleha, Siti, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba

Medika

Sulistyawati, Ari.2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Jakarta : Fitramaya

133
Lampiran 1

Lembar Pemberian MgSO4 di Ruang VK

Tanggal Jam Terapi Cara Pemberian Ruangan


17-03-17 23.00 MgSO4 IV + drip IGD
18-03-17 05.00 Tidak dilakukan - VK
11.00 Tidak dilakukan - VK
17.00 Tidak dilakukan - VK
23.00 MgSO4 Drip (rumatan) VK

Lembar Pemberian MgSO4 di Ruang Nifas

Tanggal Jam Terapi Cara Ruangan


Pemberian

19-03-17 09.00 MgSO4 IM Cilamaya RG

15.00 MgSO4 IM Cilamaya RG

21.00 MgSO4 IM Cilamaya RG

03.00 MgSO4 IM Cilamaya RG

134
Lampiran 2

Observasi Urine

No. Hari/ Tanggal Pengkajian Jam Pengkajian Jumlah Urine

1. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 00.30 WIB 100 cc

2. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 01.30 WIB 80 cc

3. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 02.30 WIB 50 cc

4. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 03.30 WIB 80 cc

5. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 04.30 WIB 50 cc

6. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 05.30 WIB 30 cc

7. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 06.30 WIB 80 cc

8. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 07.30 WIB 50 cc

9. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 08.30 WIB 50 cc

10. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 09.30 WIB 80 cc

11. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 10.30 WIB 30 cc

12. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 11.30 WIB 50 cc

13. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 12.30 WIB 80 cc

14. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 13.30 WIB 50 cc

15. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 14.30 WIB 50 cc

16. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 15.30 WIB 100 cc

17. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 16.30 WIB 50 cc

18. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 17.30 WIB 80 cc

19. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 18.30 WIB 50 cc

20. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 19.30 WIB 50 cc

21. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 20.30 WIB 50 cc

135
22. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 21.30 WIB 80 cc

23. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 22.30 WIB 50 cc

24. Jumat, 18-Maret-2017 Jam 23.30 WIB 100 cc

25. Jumat, 19-Maret-2017 Jam 00.30 WIB 50 cc

26. Jumat, 19-Maret-2017 Jam 01.30 WIB 50 cc

27. Jumat, 19-Maret-2017 Jam 02.30 WIB 80 cc

28. Jumat, 19-Maret-2017 Jam 03.30 WIB 50 cc

29. Jumat, 19-Maret-2017 Jam 04.30 WIB 80 cc

136
Lampiran 3

Pedoman Wawancara

1. Apakah kehamilan ini direncanakan?


Jawab : iya karena anak pertama saya kan sudah cukup besar jadi saya kira
jaraknya juga sudah tidak jadi masalah jadi sudah bisa jadi kakak
2. Apakah ibu memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung, asthma,
dan diabetes?
Jawab : Alhamdulillah enggak punya teh tapi kehamilan yang sekarang aja
tiba-tiba ko tekanan darahnya tinggi terus
3. Apakah dari keluarga memiliki riwayat penyakit darah tinggi ?
Jawab : Alhamdulillah engga ada teh
4. Apakah pada kehamilan sebelumnya, ibu mengalami penyulit kehamilan
seperti tekanan darah tinggi?
Jawab : engga teh alhamdulillah normal semuanya, tapi kehamilan yang
sekarang ini aja yang tekanan darahnya mulai tinggi
5. Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kehamilan? Dimana saja ?
Jawab : 6 kali teh, 2 kali di RS.B 4 kali di BPM Bd.W
6. Di usia kehamilan berapa ibu mulai memeriksakan kehamilan?
Jawab : di usia kehamilan 8 minggu teh udah mulai periksa karena kan suami
saya kerja samanya dengan RS.B lalu sekalia aja biar lebih jelas nya saya
hamil atau engga nya soalnya masih ragu waktu telat haid itu.
7. Pada saat dilakukan pemeriksaan di RS.B apakah tekanan darah ibu sudah
mulai tinggi?
Jawab : Alhamdulillah engga teh di usia kehamilan 8 minggu tekanan darah
saya normal 100-80 mmHg, terus pas usia kehamilan 12 minggu juga normal
teh 110-90 mmHg.
8. Lalu apa alasan ibu pindah tempat pemeriksaan yang semula di RS.B menjadi
di BPM Bd.W ?
Jawab : karena antri nya banyak teh jadi harus nunggu ya lumayan lama jadi
yaudah deh periksa ke yang deket aja
137
9. Dari catatan buku KIA pada usia kehamilan 22 minggu-32 minggu tekanan
darah ibu mulai tinggi apakah ada keluhan yang ibu rasakan?
Jawab : enggak ada teh, engga pusing engga apa.
10. Lalu apa saja saran yang bidan berikan tentang tekanan darah ibu yang
tinggi?
Jawab : ibu bilang suruh istirahat yang cukup, sama jangan makan makanan
yang mengandung garam paling itu teh
11. Apakah bidan memberitahu ibu untuk bahwa tekanan darah yang tinggi
merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan?
Jawab : engga teh cuman ibu bilang tekanan darahnya tinggi terus suruh
istirahat sama hindari yang mengadung garam
12. Apakah bidan menyarankan ibu untuk memantau tekanan darah setiap 1
minggu sekali dikarenakan tekanan darah ibu tinggi?
Jawab : engga teh, ibu bilang periksa 1 bulan yang akan datang
13. Apakah bidan memberikan ibu obat penurun darah tinggi setiap pemeriksaan?
Jawab : engga teh paling Cuma dikasih tablet penmabah darah sama teblet
putih buat kalsium katanya.
14. Mengapa ibu pada saat memeriksakan kehamilan selanjutkan ibu memilih
periksa ke RS.B ?
Jawab : dikarenakan saya khawatir karena kepala saya sakit, lalu nyeri di
bagian perut jadi suami saya bilang langsung aja ke RS.B
15. Dari hasil pemeriksaan di RS.B ibu mengalami bahaya pada kehamilan yaitu
Preeklamsia berat, apakah ibu mengetahui sebelumnya?
Jawab : engga sih teh cuma saya juga kaget ko tensinya tinggi banget nyampe
220/120 mmHg
16. Lalu apakah dari pihak RS.B menyampaikan mengenai preeklamsia berat
yang ibu alami?
Jawab : iya teh cuma bilang ibu harus di rujuk ke RSUD Karawang karena
disana alatnya lebih lengkap
17. Apakah ibu setuju untuk dilakukan rujukan?

138
Jawab : iya saya setuju karena kan yang lebih tau baiknya dari pihak rumah
sakit
18. Lalu mengapa ibu dan suami menolak untuk dilakukan tatalaksana pra
rujukan dan apakah ibu dan suami tahu jika tidak dilaksanakan tindakan ibu
bisa kejang ?
Jawab : karena saya kira nanti saja keseluruhan tindakan dilakukan di RSUD
Karawang
19. Apakah tidak ada informasi mengenai resiko yang akan ibu alami jika tidak
dilakukan tindakan segera?
Jawab : engga ada teh, cuma nawarin aja mau dianter pake ambulance engga
ya kalau saya tau resiko bakal kejang mungkin saya akan bersedia teh buat
dilakukan tindakan. Tapi alhamdulillah sih teh tindakannya keburu dilakukan
di RSUD Karawang.

139

Anda mungkin juga menyukai