Disusun oleh :
Dira Nolivia Fernandi
P05160019009
1
Kata pengantar
Dengan meyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayahnya, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
dapat meyelesaikan Makalah penyakit LEPTOSPIOSIS ini dengan bantuan
dari internet.
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan lapang dada saya menerima segala saran dan kritik dari
dosen agar saya dapat memperbaiki karya studi kasus ini.
Daftar isi
COVER…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….iii
BAB I Pendahuluan………………………………………………...1
1. 1 Latar belakang…………………………………………………1
1. 2 Rumusan masalah……………………………………………...1
1. 3 Tujuan dan manfaat……………………………………………1
2
BAB II Pembahasan………………………………………………..3
2. 1 Tipe pencemaran biologis…..………………………………..3
2. 2 Pola penyebaran leptospiosis……….. ……………………………..4
2. 3 Rute perjalanan bakteri leptospiosis…………………………5
2. 4 Distribusi, pertumbuhan dan mekanisme pertahanan diri
leptospirosis…
2. 5 Dampak kesehatan leptospirosis…….
2. 6 metode investigasi bakteri leptospirosis….
2. 7 contoh penderita….
2.8 pencegahan leptospirosis….
2. 9 Gejala klinis dan kronis leptopiosis
BAB III Penutup…………………………………………………....6
1. 1 Kesimpulan…………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia
maupun hewan yang disebabkan kuman leptospira patogen dan
digolongkan sebagai zoonosis. Leptospirosis disebabkan bakteri patogen
berbentuk spiral genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo
spirochaetales.
Gejala klinis leptospirosis mirip dengan penyakit infeksi lainnya seperti
influensa, meningitis, hepatitis, demam dengue, demam berdarah dengue
dan demam virus lainnya, sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Keluhan-
keluhan khas yang dapat ditemukan, yaitu: demam mendadak, keadaan
umum lemah tidak berdaya, mual, muntah, nafsu makan menurun dan
merasa mata makin lama bertambah kuning dan sakit otot hebat terutama
daerah betis dan paha.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di
daerah beriklim tropis dan subtropis, dengan curah hujan tinggi
(kelembaban), khususnya di negara berkembang, dimana kesehatan
lingkungannya kurang diperhatikan terutama. pembuangan sampah.
International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai negara
insiden leptospirosis tinggi dan peringkat tiga di dunia untuk mortalitas.
Di Amerika Serikat (AS) sendiri tercatat sebanyak 50 sampai 150 kasus
leptospirosis setiap tahun. Sebagian besar atau sekitar 50% terjadi di
Hawai. Di Indonesia penyakit demam banjir sudah sering dilaporkan di
daerah Jawa Tengah seperti Klaten, Demak atau Boyolali.
Beberapa tahun terakhir di derah banjir seperti Jakarta dan Tangerang juga
dilaporkan terjadinya penyakit ini. Bakteri leptospira juga banyak
4
berkembang biak di daerah pesisir pasang surut seperti Riau, Jambi dan
Kalimantan.
Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 5-40%.
Infeksi ringan jarang terjadi fatal dan diperkirakan 90% termasuk dalam
kategori ini. Anak balita, orang lanjut usia dan penderita
“immunocompromised” mempunyai resiko tinggi terjadinya kematian.
Penderita berusia di atas 50 tahun, risiko kematian lebih besar, bisa
mencapai 56 persen. Pada penderita yang sudah mengalami kerusakan hati
yang ditandai selaput mata berwarna kuning, risiko kematiannya lebih
tinggi lagi
Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang Leptospirosis
Mengetahui cara pencegahan Leptospirosis
5
BAB II
PENDAHULUAN
Jika dalam keadaan seimbang antara ketiga faktor tersebut maka akan
tercipta kondisi sehat pada seseorang/masyarakat. Perubahan pada satu
Environment komponen akan mengubah keseimbangan, sehingga akan
mengakibatkan menaikkan atau menurunkan kejadian penyakit.
6
hospes perantara (kucing, anjing, kambing, sapi, kerbau, babi), lingkungan
sosial seperti lama pendidikan, jenis pekerjaan, kondisi tempat bekerja,
ketersediaan pelayanan untuk pengumpulan limbah padat, ketersediaan
sistem distribusi air bersih dengan saluran perpipaan, ketersediaan sistem
pembuangan air limbah dengan saluran tertutup.
7
kontak luka di kulit, mulut, cairan urin, kontak seksual dan cairan abortus
(gugur kandungan). Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau
manusia dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita,
misalnya alas kandang hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan
tubuh. Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada
pekerja pembersih selokan karena selokan banyak tercemar
bakteriLeptospira. Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan
sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam.
8
in mengakibatkan perubahan histopatologik berupa infiltrasi makrofag dan
sel polimorfonuklear. Organ utama yang terinfeksi kuman leptospira adalah
ginjal dan hati. Di dalam ginjal kuman leptospira bermigrasi ke
interstisium, tubulus ginjal, dan lumen tubulus.
Pada leptospirosis berat, vaskulitis akan menghambat sirkulasi mikro dan
meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga menyebabkan kebocoran
cairan dan hipovolemia. Ikterik disebabkan oleh kerusakan sel-sel hati
yang ringan, pelepasan bilirubin darah dari jaringan yang mengalami
hemolisis intravaskular, kolestasis intrahepatik sampai berkurangnya
sekresi bilirubin.
Conjungtival suffusion khususnya perikorneal; terjadi karena dilatasi
pembuluh darah, kelainan ini sering dijumpai pada patognomonik pada
stadium dini. Komplikasi lain berupa uveitis, iritis dan iridosiklitis yang
sering disertai kekeruhan vitreus dan lentikular. Keberadaan kuman
leptospira di aqueous humor kadang menimbulkan uveitis kronik berulang.
Kuman leptospira difagosit oleh sel-sel sistem retikuloendotelial serta
mekanisme pertahanan tubuh. Jumlah organisme semakin berkurang
dengan meningkatnya kadar antibodi spesifik dalam darah. Kuman
leptospira akan dieleminasi dari semua organ kecuali mata, tubulus
proksimal ginjal, dan mungkin otak dimana kuman leptospira dapat
menetap selama beberapa minggu atau bulan.
9
Kerusakan pada jantung ditandai dengan petekie di endokardium dan
epikardium, serabut otot sembah, disertai vakuolisasi, degenerasi dan
infiltrasi sel radang. Pada beberapa kasus terjadi miokarditis toksik atau
endokarditis akut.
Kerusakan pada paru bervariasi dari inflamasi intetstisial setempat
disertai eksravasasi hingga infiltrasi bronkopneumonik luas.
10
Gambar.1 Contoh penderita akibat Leptospirosis
11
Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang
tercemar oleh tikus
12
kecepatan memperoleh terapi yang tepat. Gejala klinik leptospirosis ikterik
lebih berat, yaitu gagal ginjal akut, ikterik dan manifestasi perdarahan
(penyakit Weil ). Selain itu dapat terjadi Adult Respiratory Distress
Syndromes (ARDS), koma uremia, syok septikemia, gagal kardiorespirasi
dan syok hemoragik sebagai penyebab kematian pasien leptospirosis
ikterik.
Stadium Pertama :
Demam menggigil
Sakit kepala
Malaise
Muntah
Konjungtivitis
Rasa nyeri otot betis dan punggung
Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari
Gejala yang Khas :
Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada
mata)
Rasa nyeri pada otot-otot Stadium Kedua
Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi
meningitis.
Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
13
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut dapat disimpulkan :
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia
maupun hewan yang disebabkan kuman leptospira pathogen dan
digolongkan sebagi zoonosis yaitu penyakit hewan yang bisa menjangkiti
manusia.
Hewan yang paling banyak mengandung bakteri leptospira ini (resevoir)
adalah hewan pengerat dan tikus
Penyakit leptospirosis mungkin banyak terdapat di Indonesia terutama di
musim penghujan.
Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi secara langsung ataupun
tidak langsung, sedangkan penularan dari manusia ke manusia sangat
jarang.
Pengobatan dengan antibiotik merupakan pilihan terbaik pada fase awal
ataupun fase lanjut (fase imunitas).
Selain pengobatan antibiotik, perawatan pasien tidak kalah pentingnya
untuk menurunkan angka kematian.
Angka kematian pada pasien leptospirosis menjadi tinggi terutama pada
usia lanjut, pasien dengan ikterus yang parah, gagal ginjal akut, gagal
pernafasan akut.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis menyarankan :
Pada orang berisiko tinggi terutama yang bepergian ke daerah berawa-
rawa dianjurkan untuk menggunakan profilaksis dengan doxycycline.
Masyarakat terutama di daerah persawahan, atau pada saat banjir mungkin
ada baiknya diberi doxycycline untuk pencegahan.
14
Para klinisi diharapkan memberikan perhatian pada leptospirosis ini
terutama di daerah-daerah yang sering mengalami banjir.
Penerangan tentang penyakit leptospirosis sehingga masyarakat dapat
segera menghubungi sarana kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilunifk83.com/t239-demam-yang-perlu-diwaspadai
http://belajarsukes.blogspot.com/2011/03/makalah-leptospirosis.html
http://charizzogarvet.wordpress.com/2011/06/20/mengenal-leptospirosis/
http://hidupsehatgembira.blogspot.com/2012/02/leptospirosis.html
http://klinikblogger.blogspot.com/2010/10/leptospirosis.html
http://kahar-spombob.blogspot.com/2011/06/leptospirosis.html
http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/04/penyakit-leptospira.html
15