DosenPembimbing:
Ns. Ida Zuhroida, S.Kep.,M.Kes.
DisusunOleh :
1. Arini Indah Silfiyah (1801053)
2. DindaFadillahPutranti (1801058)
3. Ika Septi Eriyanti (1801066)
4. MathlubiThoriqZuhdi (1801070)
5. Mila AntikaSuci (1801072)
6. Muhammad ZainulAbidin (1801073)
7. Muhammad Ismail (1801074)
8. Putri Anugrah Heni Fajarnia (1801082)
9. Sinta Tri Wulandari (1801087)
10. Tirta Iis Firda Ramadhani (1801092)
11. UmmilAmanah (1801093)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sebesar-besarnya kepada:
penulis, masih dirasakan banyak kekurang tepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................4
3.1 Kesimpulan................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan
individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi
4
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari
kesehatan.
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling
kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek
dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang
lain.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
6
2.2 Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
Tipe: biblioterapy
Tipe: relaksasi
Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasi
7
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
2. Melakukan sosialisasi
8
2.4 Tahap-tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
a. Pre kelompok
keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
1. Orientasi
2. Konflik
3. Kebersamaan
c. Fase kerja
9
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
adalah :
alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas
terapis.
10
tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi
aktivitas kelompok.
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar
anggota kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung
pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi
aktivitas tersebut.
Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai
dan perubahan.
11
Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan
yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi
Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu
kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang
kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan
anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka diperlukan
dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer
fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat
menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta
12
Tujuan :
e. Mengemukakan perasaanya
Karakteristik :
mengikuti kegiatan
Tujuan :
d. Mengekspresikan perasaan
13
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
Tujuan :
sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
Karakteristik :
lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat
c. Penderita kooperatif
14
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
15
d. Penderita dengan harga diri rendah
sesuai pertanyaan
5. Penyaluran energy
seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
Tujuan :
b. Mengekspresikan perasaan
16
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik Menurut
2. Model komunikasi
umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
a. Perlu berkomunikasi
dan social anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota
17
bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses
komunikasi tersebut.
3. Model interpersonal
Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota
kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini
kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari.
mereka dan mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan
4. Model psikodrama
18
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
2.8 TERAPIS
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang
a. Dokter
b. Psikiater
c. Psikolog
d. Perawat
e. Fisioterapis
f. Speech teraphis
g. Occupational teraphis
h. Sosial worker
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa
19
b. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk
maupun patologis
f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala kekurangan
dan kelebihannya
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
3.2 SARAN
Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok serta dapat
21
DAFTAR PUSTAKA
Medika
http://ardhyashshiddieqi.blogspot.com/2013/05/makalah-terapi-aktivitas-kelompok.html
22