Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gerontik

DosenPembimbing:
Ns. Ida Zuhroida, S.Kep.,M.Kes.

DisusunOleh :
1. Arini Indah Silfiyah (1801053)
2. DindaFadillahPutranti (1801058)
3. Ika Septi Eriyanti (1801066)
4. MathlubiThoriqZuhdi (1801070)
5. Mila AntikaSuci (1801072)
6. Muhammad ZainulAbidin (1801073)
7. Muhammad Ismail (1801074)
8. Putri Anugrah Heni Fajarnia (1801082)
9. Sinta Tri Wulandari (1801087)
10. Tirta Iis Firda Ramadhani (1801092)
11. UmmilAmanah (1801093)

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO


Jl. KH Mansyur No.207, Tembokrejo,Purworejo
Kota PasuruanJawaTimur 67118, Telp.(0343) 426730
TAHUN AJARAN 2019-2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)”

Dengan selesainya ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ns. H Nurul Huda, S.Psi, S.Kep, Msi selaku Direktur

2. Ns.Ida Zuhroidah, S.Kep.,M.Kes. selaku dosen pembimbing

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki

penulis, masih dirasakan banyak kekurang tepatan, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Pasuruan, 23 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................5

2.1 Definisi Terapi Aktivitas Kelompok......................................................5

2.2 Tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok................................................6

2.3 Manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok..............................................7

2.4 Tahap-tahap dari Terapi Aktivitas Kelompok.......................................8

2.5 Peran perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok.................................9

2.6 Macam-macam dari Terapi Aktivitas Kelompok...................................11

2.7 Kerangka teoritis dari Terapi Aktivitas Kelompok................................15

2.8 Terapis dari Terapi Aktivitas Kelompok...............................................18

BAB III PENUTUP.............................................................................................20

3.1 Kesimpulan................................................................................................20

3.2 Saran …………………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu

dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau

keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan

kebutuhan pernyataan diri.

Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh

individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu

memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak

positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan

seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan

bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau

klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi

aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan

pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan

juga  meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan

orientasi realitas (Birckhead, 1989).

4
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,

bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari

ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi

kesehatan.

Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong

anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan

penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien

selama berada dalam kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi Terapi Aktivitas Kelompok?

2. Apa tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok?

3. Apa manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok?

4. Apa saja tahap-tahap dari Terapi Aktivitas Kelompok?

5. Bagaimana peran perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok?

6. Apa saja macam-macam dari Terapi Aktivitas Kelompok?

7. Bagaimana Kerangka teoritis dari Terapi Aktivitas Kelompok?

8. Bagaimana terapis dari Terapi Aktivitas Kelompok?

1.3 Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Terapi Aktivitas Kelompok serta dapat

mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu

dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.

Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar

(Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam

berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk

membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan

kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling

bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota

kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek

dan arena untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang

lain.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat

kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.

Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target

asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling

membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang

adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

6
2.2 Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

1. Mengembangkan stimulasi kognitif

Tipe: biblioterapy

Aktivitas: menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk merangsang

dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.

2. Mengembangkan stimulasi sensori

Tipe: music, seni, menari.

Aktivitas: menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.

Tipe: relaksasi

Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan

imajinasi.

3. Mengembangkan orientasi realitas

Tipe: kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.

Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu

memenuhi kebutuhan.

4. Mengembangkan sosialisasi

Tipe: kelompok remitivasi

Aktivitas: mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi

Tipe: kelompok mengingatkan

Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.

Secara umum tujuan kelompok adalah :

1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman

7
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain

3.    Merupakan proses menerima umpan balik

2.3 Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok

Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :

1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan

umpan balik dengan atau dari orang lain

2. Melakukan sosialisasi

3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

Secara khusus manfaatnya adalah :

1. Meningkatkan identitas diri

2. menyalurkan emosi secara konstruktif

3. meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :

1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri

2. Meningkatkan keterampilan sosial

3. Meningkatkan kemampuan empati

4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

8
2.4 Tahap-tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase

dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut:

a. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,

anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses

evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang

diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan

keuangan.

b. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,

konflik atau kebersamaan.

1. Orientasi

Anggota mulai mengembangkan system social masing-masing, dan leader

mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

2. Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan

siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya

dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

3. Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai

menemukan siapa dirinya.

c. Fase kerja

9
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif

dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih

stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas

kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

d. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

2.5 Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok

Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok

adalah :

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok

Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu,

membuat proposal. Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan

terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi,

karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan

alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas

terapis.

2. Tugas sebagai leader dan coleader

Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang

terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari

dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan

10
tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi

aktivitas kelompok.

3. Tugas sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota

kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar

dapat mengikuti jalannya kegiatan.

4. Tugas sebagai observer

Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita,

mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota

kelompok yang drop out.

5. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi

Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok,

kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan adanya

anggota kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung

pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi

aktivitas tersebut.

6. Program antisipasi masalah

Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi

keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat

mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.

Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai

fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan

dan perubahan.

11
Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan

yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi

memberikan pengaruh pribadi yang menarik variable tertentu seperti empati,

kehangatan dan rasa hormat (Kaplan & Sadock, 1997).

Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu

kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang

paling penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi tingkat

kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan

anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka diperlukan

latihan dan keahlian yang betul-betul professional.

Stuart & Sundeen (1995) mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri

dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer

dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.

Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader, observer dan

fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat

latihan dan keahlian yang professional.

2.6 Macam-macam Terapi Aktivitas Kelompok

1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi

Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang

bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,

menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir dan afektif serta

mengurangi perilaku maladaptif.

12
Tujuan :

a. Meningkatkan kemampuan orientasi realita

b. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian

c. Meningkatkan kemampuan intelektual

d. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain

e. Mengemukakan perasaanya

Karakteristik :

a. Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai

b. Menarik diri dari realitas

c. Inisiasi atau ide-ide negative

d. Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau

mengikuti kegiatan

2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori

Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita

yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi

fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus

baik dari internal maupun eksternal.

Tujuan :

a. Meningkatkan kemampuan sensori

b. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian

c. Meningkatkan kesegaran jasmani

d. Mengekspresikan perasaan

13
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas

Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk

mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan

pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan

tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas

maupun secara didaktik.

Tujuan :

a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan,

sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)

b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan

c. Pembicaraan penderita sesuai realita

d. Penderita mampu mengenali diri sendiri

e. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat

Karakteristik :

a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi,

waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang

lain

b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat

berinteraksi dengan orang lain

c. Penderita kooperatif

d. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik

e. Kondisi fisik dalam keadaan sehat

4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi

14
Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan klien

dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan social.

Sosialisasi dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :

a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal

b. Memberi tanggapan terhadap orang lain

c. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi

d. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan

Tujuan umum :

Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,

berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,

mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.

Tujuan khusus :

a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya

b. Menyebutkan identitas penderita lain

c. Berespon terhadap penderita lain

d. Mengikuti aturan main

e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya

Karakteristik :

a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan

ruangan

b. Penderita sering berada ditempat tidur

c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang

15
d. Penderita dengan harga diri rendah

e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas

f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban

sesuai pertanyaan

g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

5. Penyaluran energy

Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara

kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola penyaluran energi

seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa

menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.

Tujuan :

a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif

b. Mengekspresikan perasaan

c. Meningkatkan hubungan interpersonal

2.7 Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok

1. Model fokal konflik

Menurut Whiteaker dan Liebermen’s, terapi kelompok berfokus pada kelompok

dari pada individu.

Prinsipnya: terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak

disadari. Pengalaman kelompok secara berkasinambungan muncul kemudian

konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapi membantu anggota

16
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik Menurut

model ini pimpinan kelompok (leader) harus memfasilisati dan memberikan

kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan

mendiskusikannya untuk menyelesaiakan masalah.

2. Model komunikasi

Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan

komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak

efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidak puasan anggota kelompok,

umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.

Dengan menggunakan kelompok ini leader memfasilitasi komunikasi

efektif, masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan.

Leader mengajarkan pada kelompok bahwa:

a. Perlu berkomunikasi

b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi

verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.

c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain

d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan

yang lain untuk melakukan komunikasi efektif

Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal

dan social anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota

merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya

leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan

17
bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses

komunikasi tersebut.

3. Model interpersonal

Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan)

dagambarkan melalui hubungan interpersonal.

Contoh: interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari

tingkah laku anggota lain.

Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota

kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini

kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari.

Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan

merubah tingkah laku/perilaku.

Contoh: tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan

interpersonal. Pada saat konplik interpersonal muncul, leader menggunakan

situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan

mereka dan mempelajari konplik apa yang membuat anggota merasa cemas dan

menentukan perilaku apa yangdigunakan untuk menghindari atau menurunkan

cemas pada saat terjadi konflik.

4. Model psikodrama

18
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan

peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran

sesuai dengan yang perna dialami.

Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominin atau keras.

2.8 TERAPIS

Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang

mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :

a. Dokter

b. Psikiater

c. Psikolog

d. Perawat

e. Fisioterapis

f. Speech teraphis

g. Occupational teraphis

h. Sosial worker

Persyaratan dan kwalitas terapis

Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa

persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :

a. Pengetahuan pokok tentang pikiran-pikiran dan tingkah laku normal dan

patologi dalam budaya setempat

19
b. Memiliki konsep teoritis yang padat dan logis yang cukup sesuai untuk

dipergunakan dalam memahami pikiran-pikiran dan tingkah laku yang normal

maupun patologis

c. Memiliki teknis yang bersifat terapeutik yang menyatu dengan konsep-konsep

yang dimiliki melalui pengalaman klinis dengan pasien

d. Memiliki kecakapan untuk menggunakan dan mengontrol institusi untuk

membaca yang tersirat dan menggunakannya secara empatis untuk memahami

apa yang dimaksud dan dirasakan pasien dibelakang kata-katanya

e. Memiliki kesadaran atas harapan-harapan sendiri, kecemasan dan mekanisme

pertahanan yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap teknik terapeutiknya

f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala kekurangan

dan kelebihannya

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu

dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.

Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar

(Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam

berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk

membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat

kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.

Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target

asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,

saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru

yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

3.2 SARAN

Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok serta dapat

mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010.Asuhan Keperawatan Jiwa.Jogjakarta:Nuha

Medika

http://ardhyashshiddieqi.blogspot.com/2013/05/makalah-terapi-aktivitas-kelompok.html

22

Anda mungkin juga menyukai