Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PSL 5

MENSTRUASI

DISUSUN OLEH

NAMA : SRI WAHYUNI


NIM 70100118018
KELAS : C

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

TAHUN 2020
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Menstruasi merupakan pendarahan akibat dari luruhnya dinding sebelah dalam
rahim(endometrium). Lapisan endometriumdipersiaokan untuk menerima impelmentasi
embrio. Jika tidak terjadi implementasi embrio lapisan ini akan luruh. Perdarahan ini
terjadi secara periodik, jarak waktu antar mentruasi dikenal dengan siklus menstruasi
(purwastuti&wahyuni,2015).
Gangguan mentruasi menjadi masalah umum selama masa remaja yang dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan menyebabkan masalah. Terdapat banyak gangguan
yang bisa terjadinya diantaranya adalah masalah gangguan haid yang sering dialami oleh
remaja putri pada setiap buoannya. Gangguan tersebut dapat berupa dismonorhea,
oligemonorea,menorhea,dan metroragia.(viema et al,2011)
Dismenorhea adalah yang paling sering terjadi (viema et al,2011), dismonorhea
merupakan keluhan pasien yang sering dialami 75% wanita dan alasan utama para remaja
untuk pergi kedokter maupun melakukan swamedikasi(Kumar et al,2013).
Swamedikasi(penggunaan obat sendiri)didefinisikan sebagai penggunaan obat-obatan
tanpa resep dokter oleh masyarakat atau inisiatif mereka sendiri. Swamedikasi biasa
dilakukan jika gangguan kesehatan yang diderita oleh seorang yang relatif ringan, misalnya
dismonorhea(Shantar dkk,2002)

2. MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD
Mengetahui swamedikasi menstruasi
B. TUJUAN
- ketetapan dalam melakukan identifikasi gejala perrnyakit dismonorhea
- ketepatan dalam mengetahui penyebabnya
- ketepatan dalam melakukan informasi pengobatanb farmakologi dan non
farmakologi
- ketepatan melakukan swad=medikasi dismonorhea
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISMENOREA

Dismonorhea merupakan suatu keluhan yang paling umum terjadi pada perempuan saat
mengalami masa menstruasi. Hampir setiap perempuan mengalami rasa tidak nyaman
selama masa mentruasi, seperti rasa tidak enak pada perut bagian bawah dan disertai
dengan mual,pusing, bahkan pingsan(Anurogo&Wulandari,2011)

B. JENIS-JENIS DISMENOREA
  Diantaranya adalah dismenorea primer dan sekunder.
1. Dismenorea primer
 sering disebut juga sebagai dismenore sejati intrinsik, esensial  atau fungsi. nyeri haid
timbul sejak manorhea, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid titik
terjadi pada usia 15 sampai 25 tahun.

2. Dismenorea sekunder
sering juga disebut dengan dismenorea ekstrinsik. acqquired.  pada jenis dismenorea ini
didefinisikan sebagai nyeri haid akibat kelainan Dinekologi.  dimulai pada usia dewasa
menyerang wanita yang semula bebas dari dismenorea.

  Berdasarkan skenario ini jenis dismenorea yang dialami oleh pasien adalah
dismenorea jenis primer terlihat dari umur dan keluhan pasien.

C. PENYEBAB DISMENOREA PRIMER


terjadinya kontraksi yang kuat pada dinding rahim,  hormon prostaglandin yang tinggi
dan berlebaran leher rahim saat mengeluarkan haid dan terjadinya kontraksi
miomametrium  yang terlalu kuat saat mengeluarkan darah haid. sehingga menyebabkan
ketegangan otot saat berkontraksi dan terjadinyanyeri saat menstruasi (Jurnal ilmu
kesehatan vol 7 No 1,2018)

D. PENATALAKSANAAN DISMENOREA PRIMER\


1. Terapi Farmakologi

Dapat dilakukan pemberian obat-obat analgesik sebagai pereda nyeri seperti


Asam Mefenamat, obat-obat yang beredar diantaranya novalgin atau  ponstan.
obat-obat yang dapat meningkatkan resiko penyakit ginjal jika digunakan secara
berlebihan ataupun tidak sesuai aturan. sebagaimana dikutip dalam penelitian oleh
Curhan et al,2014  bahwa ada penurunan fungsi ginjal dalam penyalahgunaan obat
anti inflamasi non steroid (AINS). (J.kesehatan andalas,2014.3(1))

2. Terapi non Farmakologi


a. melakukan abdomen stretching exercise atau biasa disebut dengan latihan
peregangan otot perut yang dapat mengurangi intensitas nyeri pada menstruasi.
Hal ini dilakukan 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi ataupun pagi dengan
frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu selama 30 menit.
b. terapi pijat
c.  terapi suhu:  suhu hangat sebagai terapi kompres
d. relaksasi ataupun Yoga
e. mengkonsumsi tanaman herbal seperti meminum jahe , kunyit asam, beras
kencur
(Jurnal ilmu kesehatan vol 7 No 1,2018)

E. SWAMEDIKASI DISMONOREA

SKENARIO
Seorang gadis, usia 19 tahun datang ke apotek dengan keluhan nyeri perut setiap
datang bulan. Pasien merasakan Kram atau nyeri di perut bagian bawah yang bisa
menyebar sampai ke punggung bawah, dan paha bagian dalam. Nyeri haid muncul 1-2
hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi. Rasa sakit terasa intens atau
konstan. Pasien tersebut berencana melakukan swamedikasi dengan membeli
paracetamol dan amoxillin tanpa menggunakan resep dokter.

Hal-hal yang perlu kita lakukan sebagai apoteker dalam menghadapi kasus atau
skenario diatas adalah mencoba melakukan pendekatan terhadap pasien yang akan
memberi obat tersebut misalnya:

Apoteker :”Apa keluhan yang saudari atau Adik rasakan?”


“ Pemberian obat ini untuk mengatasi apa?”

  Setelah didapatkan informasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan


sebagai apoteker kita juga perlu  menanyakan terkait riwayat penggunaan obat sebelum
ataupun riwayat alergi pada pasien contohnya:
 
Apoteker : “ sebelum memberi obat ini apakah saudari atau Adik sudah minum obat
sebelumnya atau belum?”
“ Apakah saudari atau Adik pernah mengalami alergi obat?”

Ketika semua informasi telah didapatkan dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan


tingkat oleh pasien swamedikasi,  sebagai apoteker perlu menyampaikan informasi terkait
obat yang ingin pasien beli. contohnya:

 Apoteker : “ obat yang bisa  saya berikan kepada saudari atau adik berdasarkan keluhan
dan tujuan pengobatan yang sedari inginkan hanya perlu paracetamol  sebagai pereda
nyeri. Karena amaoxixilin yang saudari inginkan tidak tepat oemberiannya untuk tujuan
pengobatan saudari/adik inginkan. Karena amoxixilin digunakan apabila terjadi infeksi
bakteri dan penggunaannya tidak boleh sembarangan karena dapat menyebabkan kebal
obat.”

Setelah melakukan pemberian informasi obat terhadap pasien swamedikasi,


sebagai apoteker juga bisa memberikan informasi terkait pengobatan tanpa obat/non
farmakologi seperti:
Apoteker : “ selain dengan menggunakan obat, saudari/adik juga bisa melakukan terapi
kompres suhu(hangat) pada bagian yang nyeri. Melakukan terapi pijak perut, ataupun
melakukan peregangan otot perut 3 hari sebelum mentrsuasi yang dilakukan selama 30
menitr agar dapat mengurangi nyeri saat haid datang.”

Dan yang terakhir adalah memberikan ionformasi peringatan obat kepada pasien
swamedikasi agar berhati-hati dalam mengkonsumsi obat. Contohnya :

Apoteker :”paracetamol ini dapat dikonsumsi 3 kali sehari dengan sediaan 5Oomg bila
diperlukan saja. Obat ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan dan dalam waktu yang
panjang karena dapat menyebabkan risiko kerusakan ginjal, jadi saudari/adik perlu
memperhatikan penggunaannya sesuai aturan penggunaan.”
KESIMPULAN

Swamedikasi adalah pengobatan sendiri tanpa resep dokter oleh masyarakat atas
inisiatif mereka sendiri titik selam yang dikasih relatif dilakukan pada gangguan
kesehatan yang relatif ringan pada seseorang misalnya  dismenorea.
 berdasarkan skenario jenis dismenorea yang dialami oleh pasien swamedikasi
adalah dismonorea primer  ini disebabkan oleh kontraksi yang kuat atau lama sehingga
menyebabkan ketegangan otot sehingga menimbulkan nyeri. untuk mengatasi nyeri
diberikan obat obat golongan analgesik seperti pereda nyeri yaitu Paracetamol Ibuprofen
serta Asam Mefenamat.
  sebelum memberikan obat yang diinginkan pasien yang melakukan swamedikasi
sebagai apoteker perlu melakukan penggalian informasi berupa pengetahuan pasien
dengan keluhan serta tujuan pengobatan. setelah mendapatkan informasi dari pengajuan
pertanyaan Maka sebagai apoteker perlu melakukan informasi obat yang boleh diminum
sesuai tujuan pengobatan pasien.
dismonorea  primer dapat dilakukan penggunaan tanpa obat seperti dengan
melakukan relaksasi otot, kompres suhu, serta terapi pijat. dapat pula dengan meminum
obat herbal seperti jahe,madu,kunyit.serta kencur
DAFTAR PUSTAKA

Cashon,perry,lowdemik.2013. keperawwatan maternitas ed 8. Singapore:Eisvier marby

Kusmiran,eny.2011. reprodukasi remaja dan wanita. Jakarta:Salemba medika.

Purwastuti & Wahyuni.2015. ilmu obstetri dan ginekologi sosial untuk kebidanan..

Rustam,Erlina,2014. Gambaran pengetahuan remaja puteri terhadap nyeri haid(dismonorea) dan


cara penanggulangannya.universitas Andalas: Padang.

Ratna Ningsih dkk.2013. efektifitas paket pereda nyeri pada remaja dengan dismonorea.
Poltekkes Kemenkes: Bengkulu. ISNN-e 2354-9203

Yunita Syariful dkk.2018. abdominal stretching exerise menurunkan intensitas dismonorea pada
remaja putri: universitas gresik.

Anda mungkin juga menyukai