Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sekar Chanya Dewani

NPM : 36418574
Kelas : 2ID01
Mata Kuliah : Proses Manufaktur

JOINING DAN ASSEMBLY


I. Joining
Joining atau penggabungan merupakan proses menggabungkan dua atau lebih benda
yang menjadi satu kesatuan secara permanen sementara dengan atau tanpa bantuan
pengaplikasian dari elemen lain dalam proses penggabungan. Proses joining istilah yang
mencakup pengelasan (welding), mematri (brazing) dan menyolder (soldering). Berikut
adalah penjelasannya:
a) Pengelasan (Welding)
Secara teknik, pengelasan merupakan kegiatan menyambung logam dengan melalui
fase cair dari logam tersebut sebelum akhirnya membeku yang kemudian logam dapat
tersambung dengan logam lainnya. Pembakaran pada pengelasan melibatkan suhu
yang sangat tinggi agar sampai di titik leleh dari logam yang akan disambung. Logam
yang telah memasuki fase cair tersebut bercampur lalu membeku dan menjadi sebuah
sambungan las. Berikut adalah klasifikasi proses las:
 Pengelasan Gas
Pengelasan gas merupakan yang dimana untuk mendapatkan sumber panasnya
melalui pembakaran gas. Proses las yang termasuk dalam pengelasan gas contohnya
seperti OFW (oxy-fuel welding) dimana gas yang digunakan adalah campuran dari
oksigen dan LPG (liquid petroleum gas), dan OAW (oxy-acetylene welding) yang
dimana gas yang digunakan adalah campuran oksigen dengan asetilen atau disebut
juga dengan karbit.
 Pengelasan Busur Listrik
Pengelasan busur listrik adalah jenis pengelasan yang sering digunakan dalam dunia
industri, hal ini didasari oleh biaya yang murah, praktis, efisien, dan produktivitas
tinggi dengan hasil penyambungan yang cukup berkualitas. Pengelasan busur listrik
memperoleh panasnya dari busur listrik yang muncul antara ujung elektroda dengan
logam induk. Busur listrik tersebut berasal dari rekasi arus pendek akibat dari
terjadinya kotak ujung elektroda dengan logam induk. Pada pengelasan elektroda
terumpan, elektroda yang digunakan untuk membuat busur listrik ikut mencair
sehingga menjadi filler metal. Sedangkan pada elektroda tak terumpan, elektroda
tersebut berasal dari bahan yang memiliki titik lebur yang tinggi sehingga tidak ikut
mencair menjadi filler metal.
 Pengelasan Resistansi Listrik
Pengelasan resistansi listrik merupakan proses pengelasan yang banyak digunakan
dalam industri produksi massal. Pengelasan ini memanfaatkan hambatan listrik dari
material untuk membuat arus pendek dan mencairkan logam sedang dilas. Ketika
pengelasan berlangsung pada saat titik sambung tersebut ditekan dan membentuk
sambungan logam yang telah dilas setelah membeku.
 Pengelasan Fase Padat
Pada pengelasan fase padat prosesnya tidak mengubah logam dari padat ke cair
seperti pada umumnya, namun proses pengelasan ini memiliki kemiripan dengan
pengelasan resistansi listrik, hanya saja didominasikan oleh energi mekanik tanpa
menggunakan energi listrik. Metode penyambungan dengan metode fase padat
merupakan penyambungan logam yang dimana logam yang disambung dalam
keadaan padat, sehingga tidak selalu melakukan pemanasan terhadap logam karena
pengerjaannya masih dalam keadaan temperatur suhu ruang. Metode cold welding,
diffusion welding dan friction welding ini juga termasuk metode solid state.
Pengelasan fase padat berfokus pada waktu, tekanan dan temperatur sebagai variabel
penting dalam penyambungan logam.
 Pengelasan Termokimia
Pengelasan termokimia adalah pengelasan yang memanfaatkan reaksi kimia dalam
memperoleh panas. Contoh pengelasan termokimia yang sering digunakan adalah
pengelasan aluminothermic atau thermite welding. Pada pengelasan termit dalam
memperoleh panas dari bubuk aluminium dan oksida besi yang memiliki prinsip
kerja seperti bubuk mesiu. Bubuk termit tersebut akan bereaksi ketika dibakar dan
rekasi tersebut dapat menghasilkan panas mencapai 2800°C sehingga dapat
melelehkan logam di dalam sebuah wadah yang digunakan untuk menampung proses
pencairan dan pembekuan logam.
b) Pematri (Brazing)
Proses mematri sama seoerti solder, pematri merupakan penggabungan logam dengan
menggunakan logam pengisi atau logam patri di antara permmukaan logam induk
yang akan disambungkan. Logam pengisi akan selalu memiliki titik cair lebih rendah
dari pada logam induknya. Dengan proses ini dapat mengeraskan pipa, logam datar,
atau bentuk lainnya.
c) Penyolder (Soldering)
Penyolderan merupakan proses penggabungan jenis logam yang sama atau berbeda
dengan menggunakan paduan yang biasanya berbasis timah yang dikombinasikan
dengan timbal, perak, antimon, bismut, dan indium. Menyolder dapat didefinisikan
debagai penggabungan logam dengan logam pengisi yang memiliki titik cair lebih
rendah dari logam yang akan disolder. Untuk mencairkan logam pengisi dengan cara
dipanaskan.
Pada intinya konsep kerja pada proses joining adalah menggabungkan dua material
secara permanen, baik menggunakan bahan yang lain maupun tidak, sehingga menjadi
material dengan bentuk yang baru tanpa bisa dipisahkan kembali. Mesin yang digunakan
dalam proses joining ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menggunakan mesin
pengelasan, partir dan solder. Perusahaan yang menggunakan proses joining adalah PT
Terang Dunia Internusa (United Bike), produsen sepeda dalam negeri yang telah
mengekspor ribuan unit sepeda ke luar negeri.

II. Assembly
Assembly atau perakitan merupakan bagian dari joining, assembly adalah
penggabungan dua atau lebih material membuat bentuk baru secara tidak permanen
dengan cara mekanik atau dapat didefinisikan sebagai salah satu proses penyusunan dan
penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang memiliki
fungsi tertentu. Perakitan hanya dapat dilakukan secara mekanik. Pada perakitan, jika
sebuah komponen dirakit dengan komponen lainnya tidak mengubah bentuk dari
komponen-komponen tersebut. Prinsip perakitan diantaranya adalah:
1) Pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk
2) Proses pengencangan
3) Proses inspeksi dan oengujian fungsional
4) Pemberian nama atau label
5) Pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil peakitan yang buruk
6) Pengepakkan dan penyiapan untuk pemakaian akhir
Kegiatan perakitan dimulai apabila objek sudah siap untuk dipasang dan berakhir
apabila objek tersebut telah bergabung secara sempurna. Proses perakitan dapat
dilakukan dengan cara otomatis jika dalam produksi massal, seperti proses pengikatan,
pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain. Dalam perakitan terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, berikut adalah metode-
metodenya:
1) Metode perakitan yang dapat ditukar-tukar
Metode ini bagian komponen yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain,
karena bgian yang diarakit tersebut dibuat secara massal dan sudah distandarkan
sesuai ISO, DIN, JIS, dan lain-lain.
2) Metode perakitan secara individual
Metode ini dalam pengerjaannya tidak dapat pisahkan antara pasangan satu dengan
pasangannya. Hal ini sebabkan dalam pengerjaannya harus sesuai urutan yang
bergantung pada bagian yang sebelumnya.
Terdapat ragam macam perakitan yang sering digunakan dalam dunia industri, hal
ini tergantung pada pekerjaan apa yang dilakukan. Pada umumnya terdapat dua macam
perakitan, yaitu:
1) Perakitan Manual
Perakitan manual yang dimana sebagian proses dikerjakan secara konvensional atau
dengan menggunakan tenaga manusia dibantu dengan peralatan sederhana tanpa
alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
2) Perakitan Otomatis
Perakitan otomatis merupakan perakitan yang dikerjakan dengan cara otomatis, atau
dengan kata lain secara otomasi, seperti elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan
elektronik (mekatronik), dibantu dengan peralatan khusus.
Sedangkan pada jenis perakitan dapat dibedakan berdasarkan jenis produk yang akan
dilakukan perakitan, yaitu, produk tunggal jenis perakitan tunggal, maksudnya adalah
perakitan dengan produk hanya satu jenis saja dan produk seri jenis perakitan seri,
maksudnya adalah apabila perakitan dikerjakan dalam jumlah massal dalam bentuk
ukuran yang sama, contohnya adalah proses perakitan produk transportasi dan perakitan
produk elektronik.
Pada intinya konsep kerja yang digunakan pada proses assembly ini adalah
penggabungan material secara non permanen, yang artinya komponen-komponen yang
telah dirakit dapat dipisahkan kembali tanpa merusak bentuk awal komponen. Perakitan
ini biasanya menggunakan nail gun, mesin rakit atau menggunakan tenaga manusia dan
lain-lain. Seperti perusahaan PT Astra Honda Motor, dalam proses perakitan motornya
menerapkan sistem perakitan semi otomasi yang dimana dapat memproduksi 1 motor
dalam waktu 22 detik. Proses melahirkan 1 unit sepeda motor Honda ada beberapa
tahapan. Dimulai dari perakitan mesin, frame, pembuatan bodi, pengecatan, hingga
perakitan unit. Perusahaan ini tidak memproduksi semua barangnya sendiri. Ada 1.300
lebih suplier yang memasok komponen-komponen motor Honda dari unit terkecil sampai
paling besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://agssutanto.wordpress.com/teknik-manufaktur/
2. http://www.difference.minaprem.com/joining/difference-between-joining-and-assembly/
3. file:///C:/Users/user/Downloads/TEORI_DASAR_TEKNIK_MANUFAKTUR_II.pdf
4. http://staffnew.uny.ac.id/upload/197902072014041001/pendidikan/Buku%20Ajar%20Proses
%20Produksi-Bab%209%20Proses%20penyambungan-OK.pdf
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Patri_(pengerjaan_logam)
6. https://julisiregar18.blogspot.com/2016/04/perakitan-dan-pola-sitemnya.html
7. http://anamesin.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/8-Dasar-Dasar-Fitting-Assembly.pdf

Anda mungkin juga menyukai