Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat dan kasih
sayangnya kepada kita semua khusunya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas proposal ini dengan penuh keyakinan. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah di limpahkan kepada junjungan alam yakni, Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya diakhir
zaman. Amin

Proposal ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar
Pembelajaran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan proposal ini penulis menerima kritik
dan saran dari pembaca. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatianya terhadap
proposal ini dan penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi diri penulis sendiri
dan khususnya pembaca pada umumnya.

Dharmasraya, 20 April 2020

Penulis

Lusi Amelia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut James dan James dalam Hasanah ( 2010:11 ), bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah yang banyak yang terbagi
kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut KTSP
2006, matematika merupakan universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia.
Tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas ( 2001:9 ) adalah sebagai
berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi mtematika
dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan mmahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirka solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dngan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dari tujuan diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran matematika disekolah
dasar adalah dimana guru bisa menjelaskan materi dengan baik dan harus
menggunkan media agar peserta didik bisa memahami, karena pembelajaran
matematika banyak menggunakan rumus-rumus dan peserta didik dituntun harus
aktif dan dominan dalam kegiatan belajar mengajar agar proses pembelajaran
menjadi efektif dan berjalan dengan lancar. Jadi, sasaran dari pembelajaran
matematika adalah siswa diharapkan mampu berpikit logis, kritis, dan sitematis.

Dari hasil wawancara dan observasi yang saya lakukan di kelas II sekolah
dasar negeri 35/II Jumbak dalam muatan pembelajaran matematika , saat
pembelajaran berlangsung guru masih dominan menggunakan metode ceramah
saja dan terlalu monoton dalam menjelaskan materi sehingga membuat peserta
didik kurang memahami materi, tidak menggunakan model/media yang kreatif
dalam pembelajarannya serta kurang efektif. Sedangkan dalam pembelajaran
matematika ini guru harus kreatif dalam pembuatan media pembelajaran agar
siswa mampu memahami materi yang dijelaskan guru tersebut. Guru disana
menggunakan metode ceramah namun menurut saya itu kurang cocok bila
digunakan untuk pembelajaran matematika, karna pembelajaran matematika itu
adalah suatu yang dapat memperjelas dan menyederhadakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi
ataupun pemecahan masalah.

permasalahan pada saat proses pembelajaran matematika adalah dimana


seorang guru terlalu monoton dalam proses pembelajaran sehingaa membuat
peserta didik kurang memahami materi yang dijelaskan guru,sedangkan dalam
proses pembelajaran matematika guru tersebut harus kreatif agar siswa
menarik dengan materi yang dijelaskan, dan saat proses pembelajaran
berlangsung siswa ribut didalam kelas dan keluar masuk kelas tanpa meminta
izin kepada guru dikelas tersebut sehingga membuat proses pembelajaran yang
kurang efektif.
Dari permsalaha diatas upaya yang saya ambil dalam meningkatkan proses
pembelajaran siswa adalah saya menggunakan model pembelajaran picture
and picture pada pembelajaran matematika, karena model pembelajaran ini
guru harus menggunakan media agar siswa mampu mengelolah atau
mengembangkan suatu materi yang dijelaskan oleh guru tersebut. Adapun
langkah-langkah model pembelajaran picture and picture menurut Suprijono
(dalam Huda 2014:236-238) adapun langkah-langkahnya yaitu:1.Penyampaian
kompetensi, 2.Presentasi materi, 3.Penyajian gambar, 4.Pemasangan gambar,
5.Penjajakan, 6.Penyajian kompetensi, 7.Penutup.
Menurut suprijono ( dalam huda 2014:239 ) kelebihan model
pembelajaran picture and picture adalah:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Siswa dilatih berfikir logis dan sistematis.
3. Siswa dibantu belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suatun subjek
bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam berpraktek berfikir.
4. Motivasi siswa dalam belajar semakin dikembangkan.
5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
B. Identifikasi masalah

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi kelas II SDN 35/II Jumbak yaitu:

1. Peserta didik yang kurang memahami materi yang dijelaskan guru.


2. Peserta didik yang ribut dikelas dan keluar masuk kelas tanpa izin.
3. Kurang tepatnya penggunaan model, metode dan penggunaan media yang efektif
dalam pembelajaran matematika.

C. Batasan masalah
Mengingat luasnya cakupan permasalahan di atas batasan masalahnya yaitu
kurangnya minat belajar siswa dalam memahami pada pembelajaran matematika di
SDN 35/II Jumbak

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah terhadap pembelajaran
matematika yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran picture and picture untuk
meningkatkan minat belajar siswa pada materi pembelajaran matematika di SDN 35/II
Jumbak.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa pada materi pembelajaran matematika
di SDN 35/II Jumbak.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik
diantaranya:
 Mampu memilih model yang tepat dalam meningkatkan minat dan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran matematika pada
Sekolah Dasar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Model pembelajaran picture and picture
a. Pengertian model pembelajaran picture and picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan strategi pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran (Suprijono dalam Huda
2014:236).
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menajadi urutan
logis.picture and picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and
picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang
menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar yang
utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis (Ahmadi 2011).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang menggunakan
media gambar agar siswa mampu berpikir logis dan siswa mampu memahami
materi pembelajaran yang dijelaskan.

b. Kelebihan model pembelajaran picture and picture


Menurut santoso ( 2011:25 ) adalah :
1. Memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran.
2. Melatih siswa berpikir logis dan sistematis.
3. Siswa cepat tanggap atas materi yang diberikan oleh guru.
4. Siswa dapat menyelesaikan perintah guru sesuai petujuk yang ada pada
gambar-gambar yang diberikan.
5. Siswa lebih konsentrasi serta asyik karena berkaitan dengan permainan
yaitu bermaina gambar.
6. Adanya kompetisi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah
disiaopkan guru.
7. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih baik.
c. Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture menurut Suprijono
dalam Huda 2014:236-238) yaitu sebagai berikut:
1. Penyampaian kompetensi.
Pada tahap ini, guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mata
pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian siswa dapat mengukur sampai sejauh
mana kompetensi yang harus mereka kuasai. Disamping itu, guru harus
menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi tersebut untuk mengukur
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapainya.
2. Presentasi materi
Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan momen awal
pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah,
guru harus berhasil memberikan motivasi pada beberapa siswa yang kemungkinan
masih belum siap.
3. Penyajian gambar
Dalam proses pengajian materi, guru mengajak siswa untuk ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh
guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita dapat menghemat energi
kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam
perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau
mengamati gambar dengan video atau demonstrasi yang kegiatan tertentu.
4. Pemasangan gambar
Pada tahap ini, guru menunjukan atau memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang gambar secara berurutan dan logis.guru juga bisa melakukan
inovasi,nkarena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif sebab siswa
cenderung merasa tertekan. Salah satu caranya adalah dengan undian, sehingga siswa
merasa memang harus benar-benar siap untuk menjalankan tugas yang diberikan.
5. Penjajakan
Tahap ini menharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan
atau dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang disusunnya. Setelah itu siswa bisa
diajak untuk menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan
indikator yang kan dicapai. Guru juga bisa mengajak sebanyak mungkin siswa untuk
membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin menarik.
6. Penyajian materi
Berdasarkan komentar data penjelasan atas urutan gambar-gambar, guru bisa
memulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.selama proses ini, guru harus memberikan penekanan pada ketercapaian
kompetensi tersebut.disini guru bisa mengulang, menuliskan atau menjelaskan
gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam
pencapaian indikator-indikator ytang telah ditetapkan.
7. Penutup
Diakhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah
dicapai dan dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan
kompetensi dalam ingatan siswa.

2. Kurikulum 2013
a. Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh
karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kurikulum 2013 disiapkan
untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:

1. Observasi
2. Bertanya ( wawancara)
3. Bernalar, dan
4. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.

Adapun obyek pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah: fenomena alam,


sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik.
b. Tujuan kurikulum 2013
Tujuan Kurikulum 2013, seperti yang dikemukakan di berbagai media massa,
bahwa melalui Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang:
produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya
secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik
dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan
karakter tertentu, sebagai syarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter.

3. Hakikat pembelajaran matematika


a. Pengertian matematika
Menurut James dan James dalam Hasanah ( 2010:11 ), bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-
konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah yang banyak
yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Sedangkan menurut KTSP 2006, matematika merupakan universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
b. Tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas ( 2001:9 ) adalah sebagai
berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
mtematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan mmahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirka solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dngan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Karakteristik matematika
Menurut ( Sumardyono 2004:30 ) mengemukakan karakteristik matematika
secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki objek kajian abstrak.
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering
juga disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek
dasar itu meliputi 1. Fakta, 2. Konsep, 3. Operasi ataupun relasi, 4. Prinsip.
Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
2. Bertumpu pada kesempatan.
Dalam matematika kesempatan merupakan tumpuan yang amat penting.
Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan konsep primitif.
Aksioma diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar dalam pembuktian.
Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar
dalam pendefinisian.
3. Berpola pikir deduktif.
Matematka merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif,
artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima
kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif.
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti.
Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan,
baik berupa huruf ataupun bukan huruf rangkaian simbol-simbol dalam
matematika dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika
dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik, dsb. Huruf-
huruf yang dipergunakan dalam model persamaan, misalnya x+y=z belum
tentu bermakna atau berartu bilangan, demikian juga tanda(+) belum tentu
bearti operasi tambah untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu
tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu.
5. Memperhatikan semesta pembicaraan.
Semesta pembicaraan adalah lingkup pembicaraan. Benar atau salahya
ataupun ada atau tidakna penyelesaian suatu model matematika sangat
ditentukan oleh semesta pembicaraannya.
6. Konsisten dalam sistemnya.
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai
kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem yang dapat dipandang terlepas
satu sama lain. Misal dikenal sistem-sistem aljabar, sistem-sistem geometri.
Sistem aljabar dan sistem geometri tersebut dipandang terlepas satu sama lain,
tetapi didalam sistem aljabar sendiri terdapat sistem yang lebih kecil yang
terkait satu sama lain.
d. Ruang lingkup matematika
Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yabg harus dicapai siswa
maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar, pengukuran dan geometri,
pluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus.
1. Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan
menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksaman dan fungsi.
2. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat
dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volum, dan tranfrormasi.
3. Peluang dan statistika ditekankan pada menyajikan dan meringkas data
dengan berbagai cara.
4. Trigonometri ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi,
persamaan, dan identitas trigonometri.
5. Kalkulus ditekankan pada mengunakan konsep limit laju perubahan fungsi.

4. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar harus
didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus respon ( Sudjana,
2005:19 ).
b. Jenis- jenis hasil belajar
Menurut Bloom (Sudjana, 2011) membagi hasil belajar dalam tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

1. Ranah kognitif, ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari lima aspek, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif
tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe
hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi
pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham
bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan
memudahkan dalam membuat kalimat.
b. Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan
sesuatu masalah atau pertanyaan.
c. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-
ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau keterampilan.
d. Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari
ketiga tipe sebelumnya.
e. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.

2. Ranah afekif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan
belajar, dan hubungan sosial.

3. Ranah psikomotoris, ranah ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill)


dan kemampuan bertindak individu.
5. Pendekatan konvensional
a. Pengertian pendekatan konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional
yang salah satu di antaranya adalah metode ceramah. Menurut Djamarah (2010:
97), metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena
sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan mengajar. Pembelajaran model
konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta
pembagian tugas dan latihan.
b. Ciri-ciri pendekatan konvensional
Secara umum, (Djamarah, 1996) menyebutkan ciri-ciri pembelajaran
konvensional sebagai berikut:

1. Belajar secara individual


2. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
3. Perilaku dibangun berdasarkan kebiasaan
4. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
5. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
6. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
7. Interaksi di antara peserta didik kurang
8. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
c. Kelebihan dan kelemahan pendekatan konvensional
1. Kelebihan Pendekatan Konvensional
a. Guru mudah menguasai kelas;
b. Mudah mengorganisasikan;
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar;
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
2. Kelemahan Pendekatan Konvensional
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
b. Yang mempunyai sifat visual menjadi rugi, yang auditif lebih besar
menerimanya.
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
d. Guru sukar untuk menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik
pada ceramahnya.
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif..
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran picture and picture merupakan strategi pembelajaran
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran (Suprijono dalam Huda
2014:236).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena
itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional
yang salah satu di antaranya adalah metode ceramah. Menurut Djamarah (2010: 97),
metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena sejak dulu
metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik dalam proses belajar dan mengajar. Pembelajaran model konvensional ditandai
dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

B. Saran
Penulis menyadari proposal ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terbatas
dari keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini dan semoga dan
semoga proposal ini bermanfaat buat kita semua.
Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Huda,M (2014) . Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses/Belajar Mengajar. Bandung.


Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana . 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya.

Sumardyono. (2004). Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap


Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai