Anda di halaman 1dari 29

ama : Elisabeth Panjaitan

Nim : 01.2.17.00600
Prodi ; S1 Keperawatan
Semester ; 6
ANALISA MANAJEMEN KASUS
(data boleh ditambahi sesuai kasus)
POHON MASALAH (BUAT SERIMBUN-RIMBUNNYA)

Disfungsi Miokard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan Beban Volume


(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan keb.metabolisme berlebihan

Kontraktilitas  Beban systole  Preload 

Kontraktilitas 

Hambatan Pengosongan
Ventrikel

COP 

Beban Jantung meningkat Gagal jantung kanan

CHF
CHF

Gagal pompa Ventrikel kiri Gagal Pompa Ventrikel Kanan

Forward Failure Backward Failure


Tekanan Diastole 
LVED naik

Suplai darah jar.  Suplai O2 otak  Renal flow  Tek. Vena pulmonalis  Bendungan atrium kanan

Metab. anaerob RAA  Tek kapiler paru 


Sinkop

Asidosis metabolik Penurunan Aldosteron  Edema Paru Beban ventrikel


Perfusi jaringan Kanan 
Bendungan vena sistemik Penimbunan as.
Laktat
& ATP  ADH 

Fatigue Retensi Na + H2O Ronkhi basah Hipertropy ventrikel Lien Hepar


kanan
Kelebihan Volume
Intoleransi aktifitas Cairan Vaskuler Iritasi mukosa paru Penyempitan lumen Splenomegali Hepatomegali
(Pemenuhan ADL) ventrikel kanan

Reflek Batuk
Mendesak diafragma

Gangguan pertukaran Penumpukan secret Sesak Nafas


gas

Pola Nafas Tidak Efektif


FOKUS PENGKAJIAN LENGKAP MASALAH INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
KEPERAWATAN (MINIMAL 3 INTERVENSI
INTERVENSI PER (MINIMAL 100
MASALAH KATA PER
KEPERAWATAN) INTERVENSI)
A Pasien mengatakan sesak Gangguan Pertukaran 1. Monitor status 1. Pada pasien yang 1. Diharapkan
napas pernapasan 33x/menit Gas b.d Perubahan pernafasan dan mengalami gagal pernfasan
terpasang oksigen binasal 4 membrane alveolar- oksigenasi, jantung (chf) pasein normal
liter/menit, saturasi oksigen kapiler sebagaimana mestinya perlunya dan tidak ada
98%, dimonitor status ganguan dan
2. Motivasi pasien
pernafasan untuk gejala
untuk bernafas pelan,
melihat adanya
dalam berputar dan 2. Dapat
gangguan
batuk melakukan
pernapasasan
sendiri dan
3. Monitor status seperti ronci,
berinisiatif
pernafasan dan rales, wheezing.
dalam diri
oksigenasi, Jika didapat
sendiri
sebagaimana mestinya tanda-tanda yang
membuat psein 3. Diharapkan
tidak nyaman pasein dapat
segera lakuakan mengenali
tahap terapi setiap tanda dan
selanjutnya. gejala pada
masalah
2. Motivasi suatu
pernafasan
respon yang
berdampak positif
kepasien
sehingga
meningkatakan
imun tubuh ketika
kita memotivasi
pasien. Pasein
dapat
melakukannya
dengan baik dan
kooperatif
3. Pada
perkembangan
pasien perlu
melihat tanda dan
gejala yang dapat
mengubah status
pernafasan perlu
dimonitor setiap
perkembangan
yang dialami
pasein dan
perhatikan
oksigenasi setiap
tindakan.
B pernafasan pola nafas tidak Ketidakefektifan 1. Posisikan pasien 1. Perlunya 1. dengan adanya
teratur, sesak nafas, sesekali bersihan jalan napas B.D untuk pengawasan posisi pasien nyaman
batuk, suara nafas rales, Obstruksi jalan napas memaksimalkan dalam dengan bernafas
terdapat pernapasan cuping ventilasi memperhatikan
2.diharpkan nafas
hidung, terdapat retraksi dada posisi untuk
2. Auskultasi suara normal dan tidak ada
memaksimalkan
nafas, catat area yang 2. ventilasi pada nafas tambahan
ventilasinya menurun pola nafas pasien
3. diharapkan dengan
atau tidak adanya suara sehingga
posisi mengurangi
nafas tambahan diharapkan pasien
sesak
dapat
3. Posisikan untuk
mempertahankan
meringankan sesak
jalan nafas.
nafas
Biasanya terjadi
takikard
i(meskipun pada
saat istirahat)
untuk
mengkompensasi
penurunan
kontraktilitas
ventrikuler KAP,
PAT, MAT,
PVC, dan AF
disritmia umum
berkenaan GJK
meskipun lainnya
juga terjadi.
Catatan:
Disritmia
ventrikuler yang
tidak responsif
terhadap obat
diduga aneurisme
ventrikuler
3.Dengan Posisi dapat
mengurangi sesak
pada pasien perlu
diperhatikan dalam
memposisikan pasien
apakah dapatnya
pertambahan atau
tidak jika itu tidak
dapat mengurangi
hentikan intervensi
namun jika dapat
mengurangi
pertahankan
intervensi
C Pada pemeriksaan Ketidak efektifan perfusi 1. Monitor sensasi 1. Perlu diperhatikan 1. Diharpkan dapat
kardiovaskuler irama jantung jaringan B.D gangguan tumpul atau tajam dan adanya sensai yang mengenelali adanya
regular, tidak ada nyeri dada, aliran darah sekunder panas dan dingin yang dirasakan pasien perubahan sensai
bunyi jantung S3 S4 murmur, akibat gangguan dirasakan pasien karena pada pasein atau tidak
CRT (Capilary Refill Time) vaskuler yang megalami chf
2. Dapat
lebih dari 3 detik, akral teraba adanya penurunan
memandirikan
dingin kering, tidak ada 2. Dorong pasien untuk jaringan perifer
pasien untuk
tekanan vena carotis . mnegunakan bagian disebabkan
memenuhi
Tekanan darah 121/87 mmHg, tubuh yang tidak ketidakmampuan
aktivitasnya
suhu badan 36,5OC denyut terganggu dalam jantung memompa
nadi 59x/menit rangka mengetahui darah keseluruh 3. Keluarga dapat
suhu makanan, cairan, tubuh membantu pasien
air mandi, dan lain lain dalam aktivitas
2. Dengan memberi
3. Instruksikan pasien dorongan kepada
dan keluarga untuk pasien diharapkan
menjaga posisi tubuh kita sebagai
ketika sedang mandi, perawat
duduk, berbaring, mengetahui adanya
attau merubah posisi gangguan yang
dialami pasein
berupa beberapa
aktivitas yang
terhambat yang
tidak dapat
dilakukan pasien
3. Kolaborasi kepada
pasein dan
keluarga
diharapkan dapat
membantu
aktivitas pasien
untuk
mempertahankan
posisi dalam
beraktivitas maka
terjadi kerjasama
yang kooperatif
D Pada pemeriksaan GCS Kelebihan volume cairan 1. Monitor serum 1. perlunya 1. diharapkan serum
(Glasgow Coma Scale) 4-5- b.d Gangguan elektrolit pencekkan lab elektrolit normal
6hasil MMT (Manual Muscle mekanisme regulasi apakah adanya
2. Monitor serum 2. serum albumin dan
Test) yaitu 5 pada masing- perubahan
albumin dan kadar kadar protein
masing ekstermitas atas dan elektrolit bisa jadi
bawah namun terdapat pitting protein total, sesuai adanya sekresi normal
edema pada ekstermitas dengan indikasi pada renin maka
3. keseimbangan
bawah dengan derajat 1 perlu adanya
3. monitor cairan normal
pemantauan seperti
kesimbangan asam
ada edema atau
basa idenfikasi
kelebihan volume
kemungkinan
cairan
penyebab
ketidakseimbangan 2. dengan memonitor
elektrolit album dan kadar
protein untuk
melihat apakah
pasien manggalami
edema atau
kelebihan cairan
karna pada chf
adanya pelepasan
plasma ke renin
menyebakan
hilangnya plasma
pada sel darah
3. perlu diperhatikan
apakah pasein
mengalami syok
atau tidak
dikarenakan
adanya kehilangan
hb dalam darah
sehingga
keseimbangan
pada elektrolit
terganggu. Maka
perlu observasi
lanjut
E Tidak terdapat cidera pada - Pasien tidak terdapat - -
seluruh tubuh jejas pada seluruh
tubuh

ANALISA LABORATORIUM/HASIL PEMERIKSAAN

LAB/HASIL NORMAL HASIL FUNGSI ANALISA DIKAITKAN DENGAN


PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KASUS DAN POHON MASALAH
FISIK/MEDIS (MINIMAL 250 KATA PER
HASIL/KOLOM)
Glukosa Sewaktu <200 mg/dl Meningkat Tes gula darah ini dapat Pada Pasien yang mengalami CHF
dilakukan kapan saja (Congestive Heart Failure) Beberapa
313 mg/dl
tanpa perlu berpuasa dan efek yang tidak diinginkan oleh
tanpa memerhatikan tingginya kadar glukosa darah di
kapan terakhir Anda disfungsi infark miokard seperti
makan. Tes ini dapat gangguan fungsi ventrikel kiri, stroke
dilakukan untuk volume (SV) yang menurun, regurgitasi
memantau kadar gula katup mitral berulang, gangguan pada
darah penderita diabetes, waktu pengisian diastolik hingga risiko
atau untuk menilai tinggi untuk aritmia menjadi acuan
tinggi-rendahnya kadar perburukan klinis pada pasien SKA
gula darah orang yang (Chakrabarti dkk., 2012). Kemudian
lemas atau pingsan. mengalami penurunan Kontaraktilitas
sehingga penyupalain pada insulin
menumpuk sehingga mengalami
Resistensi insulin yang terjadi berulang-
uang dapat menyebabkan inflamasi pada
jaringan tubuh. Semakin banyaknya
gula yang masuk, tubuh  semakin
resisten terhadap insulin, kemudian
menyebabkan inflamasi yang terjadi
semakin parah. Beban kerja jantung
meningkat gagal memompa pada
ventrikel kiri sehingga terjadinya
hambatan pada aliran penyuplain darah
(forward Failure) kembali lagi
terjadinya disfungsi pada Ami. Ketika
itu terjadi maka terjadi suplai darah
menurun dikarenakan adanya
penumpukkan atau ada hambatan. Lalu
terjadi lah asidosis metabolic yaitu
kadar asam terlalu tinggi pada darah
sehingga laktat dan ATP juga menurun
pada tubuh. Sehingga tubuh mengalami
fatique (kelelahan) dan mengalami
intoleransi aktifitas, kehilangan
konsentrasi dan tidak bersemangat.
Sehingga terjadi peningkatan glukosa
darah.
BUN 7 – 22 mg/dl Meningkat Tes Blood Urea Nitrogen Pada Pasien yang mengalami CHF
(BUN) adalah (Congestive Heart Failure) Beban
41 mg/dl pemeriksaan sistolik yang berlebihan diluar
laboratorium yang kemampuan ventrikel (systolic
bertujuan untuk overload) menyebabkan hambatan pada
menetapkan kadar pengosongan ventrikel sehingga
nitrogen ureum dalam menurunkan curah ventrikel atau isi
darah. Pemeriksaan kadar sekuncup. Preload yang berlebihan dan
nitrogen ureum darah melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
(BUN) dilakukan dengan overload) akan menyebabkan volum
cara mengukur dan tekanan pada akhir diastolic dalam
konsentrasi nitrogen di ventrikel meninggi. Prinsip Frank
dalam plasma darah Starling ; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya
Blood Urea Nitrogen
regangan otot jantung, tetapi bila beban
atau ureum adalah
terus bertambah sampai melampaui
produk limbah hasil
batas tertentu, maka curah jantung
metabolisme protein
justru akan menurun kembali sehingga
yang bersifat racun bagi
beban jantung meningkat sehingga
tubuh.
mengalami gagal memopa darah pada
ventrikel kiri sehngga mengalami
hambatan aliran darah (forward failure)
jika itu terjadi terjadi terus menerus
maka terjadi renal flow menurun. sistem
RAA menyebabkan peningkatan
konsentrasi renin, Angiotensin II plasma
dan aldosteron. Angiotensin II
merupakan vasokonstriktor renal yang
poten (arteriol eferen) dan sirkulasi
sistemik yang merangsang pelepasan
noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan
merangsang pelepsan aldosteron.
Aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air serta meningkatkan
sekresi kalium mengakibatkan
kelebihan volume cairan sehingga
terjadi peningkatan Bun
Ureum Darah 10 – 50 mg/dl Meningkat Kadar ureum tinggi bisa Pada Pasien yang mengalami CHF
menandakan bahwa (Congestive Heart Failure) Beban
88 mg/dl
ginjal Anda tidak sistolik yang berlebihan diluar
berfungsi dengan baik. kemampuan ventrikel (systolic
Idealnya, ginjal berfungsi overload) menyebabkan hambatan pada
menyaring dan pengosongan ventrikel sehingga
membuang ureum dari menurunkan curah ventrikel atau isi
darah melalui urine. Jika sekuncup. Preload yang berlebihan dan
menumpuk di darah, melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
ureum dapat overload) akan menyebabkan volum
menimbulkan beragam dan tekanan pada akhir diastolic dalam
keluhan dan gangguan ventrikel meninggi. Prinsip Frank
kesehatan. Starling ; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya
regangan otot jantung, tetapi bila beban
terus bertambah sampai melampaui
batas tertentu, maka curah jantung
justru akan menurun kembali sehingga
beban jantung meningkat sehingga
mengalami gagal memopa darah pada
ventrikel kiri sehngga mengalami
hambatan aliran darah (forward failure)
jika itu terjadi terjadi terus menerus
maka terjadi renal flow menurun. sistem
RAA menyebabkan peningkatan
konsentrasi renin, Angiotensin II plasma
dan aldosteron. Angiotensin II
merupakan vasokonstriktor renal yang
poten (arteriol eferen) dan sirkulasi
sistemik yang merangsang pelepasan
noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan
merangsang pelepsan aldosteron.
Aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air serta meningkatkan
sekresi kalium mengakibatkan
kelebihan volume cairan sehingga
terjadi peningkatan Ureum darah
Kreatinin darah 0.67 - 1.17 mg/dl Meningkat tes untuk menentukan Pada Pasien yang mengalami CHF
kadar kreatinin dalam (Congestive Heart Failure) Beban
1.69 mg/dl
darah. Kreatinin sistolik yang berlebihan diluar
merupakan zat sisa hasil kemampuan ventrikel (systolic
pemecahan otot yang overload) menyebabkan hambatan pada
akan dibuang melalui pengosongan ventrikel sehingga
ginjal. Kadar kreatinin menurunkan curah ventrikel atau isi
yang tinggi dalam darah sekuncup. Preload yang berlebihan dan
dapat menjadi tanda melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
adanya gangguan pada overload) akan menyebabkan volum
ginjal. dan tekanan pada akhir diastolic dalam
ventrikel meninggi. Prinsip Frank
Starling ; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya
regangan otot jantung, tetapi bila beban
terus bertambah sampai melampaui
batas tertentu, maka curah jantung
justru akan menurun kembali sehingga
beban jantung meningkat sehingga
mengalami gagal memopa darah pada
ventrikel kiri sehngga mengalami
hambatan aliran darah (forward failure)
jika itu terjadi terjadi terus menerus
maka terjadi renal flow menurun. sistem
RAA menyebabkan peningkatan
konsentrasi renin, Angiotensin II plasma
dan aldosteron. Angiotensin II
merupakan vasokonstriktor renal yang
poten (arteriol eferen) dan sirkulasi
sistemik yang merangsang pelepasan
noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan
merangsang pelepsan aldosteron.
Aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air serta meningkatkan
sekresi kalium mengakibatkan
kelebihan volume cairan sehingga
terjadi peningkatan Kreatinan darah
Troponin I 0.00 – 0.02 mg/dl Meningkat Troponin I merupakan Pada Pasien yang mengalami CHF
protein yang dilepaskan (Congestive Heart Failure) Beban
0.05 mg/dl
ke dalam darah ketika sistolik yang berlebihan diluar
terjadi kerusakan pada kemampuan ventrikel (systolic
otot jantung, sehingga overload) menyebabkan hambatan pada
menjadi indikator infark pengosongan ventrikel sehingga
miokard yang sangat menurunkan curah ventrikel atau isi
sensitif dan spesifik. sekuncup sehingga menggalami beban
Pemeriksaan Troponin I sytole meningkat Aktivasi sistem
mendeteksi adanya simpatis melalui tekanan pada
Troponin I dalam darah baroreseptor menjaga cardiac output
untuk membantu dengan meningkatkan denyut jantung,
menentukan apakah meningkatkan kontraktilitas serta
seseorang mengalami vasokonstriksi perifer (peningkatan
serangan jantung. katekolamin). Apabila hal ini timbul
Pemeriksaan Troponin I berkelanjutan dapat menyebabkan
segera dilakukan selama gangguan pada fungsi jantung. Ketika
beberapa jam ketika itu terjadi adanya hambatan
seseorang mengalami pengosongan ventrikel dan mengalami
tanda dan gejala yang penurunan COP maka itu troponin I
mungkin disebabkan oleh melepaskan protein kedalam darah
serangan jantung, seperti ketika kerusakan pada otot jantung.
rasa sakit di dada, bahu, Maka beban kerja jantung meningkat
leher, rahang, dan/atau juga maka gagal memompa pada
sesak nafas; ketika ventrikel kanan mengalami tekanan
kondisi angina (sakit diastole meningkat dan mengalami
dada yang berhubungan bendungan atrium kanan setelah
dengan masalah jantung) mengalami bendungan tejadilah
memburuk, terutama bila bendungan vena sistemik penimbunan
dengan istirahat tidak yang terjadi terus menerus maka
kunjung membaik. mengalami pembesaran pada lien dan
Pemeriksaan Troponin I hepar dan medesak diafrgma sehingga
membutuhkan sampel mengalami sesak nafas yang berujung
berupa darah yang kematian.
diambil dari pembuluh
darah vena di lengan
Natrium (Na+) 136 – 146 meq/L Meningkat pemeriksaan natrium Pada Pasien yang mengalami CHF
(Na) berguna untuk (Congestive Heart Failure) mengalami
142 meq/L mengetahui konsentrasi beban volume berlebihan dimana
Na (elekrolit dan mengalami gagal jantung kananyang
mineral) di dalam darah. mengakibatkan beban jantung
Natrium berfungsi untuk meningkat sehingga mengalami gagal
menjaga keseimbangan memopa darah pada ventrikel kiri
air (sejumlah cairan di sehngga mengalami hambatan aliran
dalam maupun di luar sel darah (forward failure) jika itu terjadi
tubuh) dan elektrolit di terjadi terus menerus maka terjadi renal
dalam tubuh, mengontrol flow menurun. sistem RAA
tekanan darah, serta menyebabkan peningkatan konsentrasi
berperan penting dalam renin, Angiotensin II plasma dan
fungsi kerja saraf dan aldosteron. Angiotensin II merupakan
otot. Konsentrasi Na vasokonstriktor renal yang poten
banyak terdapat di dalam (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik
darah dan cairan limfa. yang merangsang pelepasan
Keabnormalan Na dalam noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
darah mengindikasikan menghambat tonus vagal dan
adanya gangguan merangsang pelepsan aldosteron.
kesehatan. Biasanya Aldosteron akan menyebabkan retensi
pemeriksaan ini natrium dan air serta meningkatkan
dilakukan bersamaan sekresi kalium mengakibatkan
dengan pemeriksaan kelebihan volume cairan
elektrolit darah yang lain
seperti kalium (K),
klorida (Cl), kalsium
(Ca), dan magnesium
(Mg).
) Kalium (K+) 3.5 – 5.0 meq/L Normal Pemeriksaan yang Pada Pasien yang mengalami CHF
berguna untuk (Congestive Heart Failure) mengalami
mengetahui konsentrasi beban volume berlebihan dimana
3.5 meq/L kalium (K) di dalam mengalami gagal jantung kananyang
serum atau plasma darah. mengakibatkan beban jantung
Kalium merupakan suatu meningkat sehingga mengalami gagal
elektrolit dan mineral memopa darah pada ventrikel kiri
yang berfungsi untuk sehngga mengalami hambatan aliran
menjaga keseimbangan darah (forward failure) jika itu terjadi
air (sejumlah cairan di terjadi terus menerus maka terjadi renal
dalam maupun di luar sel flow menurun. sistem RAA
tubuh) dan elektrolit di menyebabkan peningkatan konsentrasi
dalam tubuh, serta renin, Angiotensin II plasma dan
berperan penting dalam aldosteron. Angiotensin II merupakan
fungsi kerja saraf dan vasokonstriktor renal yang poten
otot. Keabnormalan K (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik
dalam serum atau plasma yang merangsang pelepasan
darah dapat noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
mengindikasikan adanya menghambat tonus vagal dan
gangguan kesehatan merangsang pelepsan aldosteron.
tubuh. Biasanya Aldosteron akan menyebabkan retensi
pemeriksaan ini natrium dan air serta meningkatkan
dilakukan bersamaan sekresi kalium mengakibatkan
dengan pemeriksaan kelebihan volume cairan
elektrolit darah yang lain
seperti natrium (Na),
klorida (Cl), kalsium
(Ca), dan magnesium
(Mg)
Ca++ 1.15 – 1.29 mmol/L Menurun Tes kalsium dalam darah Pada Pasien yang mengalami CHF
memeriksa kadar kalsium (Congestive Heart Failure) mengalami
1.05 mmol/L
pada tubuh yang tidak beban volume berlebihan dimana
tersimpan di tulang. mengalami gagal jantung kananyang
Kalsium adalah mineral mengakibatkan beban jantung
paling umum dan salah meningkat sehingga mengalami gagal
satu yang penting bagi memopa darah pada ventrikel kiri
tubuh. Tubuh sehngga mengalami hambatan aliran
memerlukannya untuk darah (forward failure) jika itu terjadi
membangun dan terjadi terus menerus maka terjadi renal
memperbaiki tulang serta flow menurun. sistem RAA
gigi, membantu kerja menyebabkan peningkatan konsentrasi
saraf, membantu otot, renin, Angiotensin II plasma dan
membantu pembekuan aldosteron. Angiotensin II merupakan
darah, serta membantu vasokonstriktor renal yang poten
kerja jantung. Hampir (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik
semua kalsium dalam yang merangsang pelepasan
tubuh disimpan di tulang. noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan
Umumnya kadar kalsium
merangsang pelepsan aldosteron.
dalam darah secara hati-
Aldosteron akan menyebabkan retensi
hati dikontrol. Ketika
natrium dan air serta meningkatkan
kadar kalsium darah
sekresi kalium mengakibatkan
menjadi rendah
kelebihan volume cairan
(hipokalsemia), tulang
mengeluarkan kalsium
untuk mengembalikan
kadar normal kalsium
dalam darah. Ketika
kalsium dalam darah
tinggi (hiperkalsemia),
kalsium berlebih yang
disimpan dalam tulang
akan dikeluarkan dari
tubuh melalui air seni
dan feses

HGB 12.1 – 17.6 g/dl Normal Hemoglobin (Hb) yaitu Pada Pasien yang mengalami CHF
protein dalam sel darah (Congestive Heart Failure ) mengalami
13.3 g/dl
merah yang bertugas gagal pompa ventrikel kiri karena
mengangkut oksigen dari ketidak mampuan jantung memompa
paru ke bagian tubuh lain atau forwad failure maka Terjadinya
kelainan otot jantung akan
menyebabkan penurunan kontraktilitas
jantung. Adapun kondisi yang dapat
menjadi penyebab kelainan fungsi pada
otot jantung antara lain aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan
penyakitotot degeneratif atau
peradangan. Sehingga suplai O2 otak
menurun mengakibatkan kehilangan
kesadaran (sinkop) yang berujung bisa
kematian karna tidak adnanya aliran
darah ke perifer. Dikhawatirkan pada
paisen ini kekurangan haemoglobin/hgb
Hipoksia atau anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung
RBC 4.50 – 5.90 10^6/ul Menurun Hitung Sel Darah Merah Pada Pasien yang mengalami CHF
(red blood cell (Congestive Heart Failure ) mengalami
4.23 10^6/ul
count/RBC) yang gagal pompa ventrikel kiri karena
menghitung jumlah total ketidak mampuan jantung memompa
sel darah merah atau forwad failure maka Terjadinya
kelainan otot jantung akan
menyebabkan penurunan kontraktilitas
jantung. Adapun kondisi yang dapat
menjadi penyebab kelainan fungsi pada
otot jantung antara lain aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan
penyakitotot degeneratif atau
peradangan. Sehingga suplai O2 otak
menurun mengakibatkan kehilangan
kesadaran (sinkop) yang berujung bisa
kematian karna tidak adnanya aliran
darah ke perifer dikhawatirkan
mengalami hipovolemia yaitu
kehilangan cairan ekstraselular seperti
syok dan dehidrasi berat. Apabila
individu mengalami kehilangan cairan
dalam batas tertentu, tubuh akan
berusaha beradaptasi dengan cara
meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan melakukan vasokontriksi perifer
untuk meningkatkan volume darah yang
kembali ke jantung dan meningkatkan
curah jantung
HCT 40.0 – 52.0 % Normal Hematokrit (Ht atau Pada Pasien yang mengalami CHF
HCT) mengukur (Congestive Heart Failure ) mengalami
40.3 %
persentase sel darah gagal pompa ventrikel kiri karena
merah dalam seluruh ketidak mampuan jantung memompa
volume darah atau forwad failure maka Terjadinya
kelainan otot jantung akan
menyebabkan penurunan kontraktilitas
jantung. Adapun kondisi yang dapat
menjadi penyebab kelainan fungsi pada
otot jantung antara lain aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan
penyakitotot degeneratif atau
peradangan. Sehingga suplai O2 otak
menurun mengakibatkan kehilangan
kesadaran (sinkop) yang berujung bisa
kematian karna tidak adnanya aliran
darah ke perifer dikhawatirkan ketika
Hemoglobin membawa 97% oksigen
yang telah berdifusi ke jaringan. Setiap
proses yang menurunkan atau
mengubah hemoglobin, seperti anemia
dan inhalasi substansi beracun akan
menurunkan kapasitas darah yang
membawa oksigen.
WBC 4.50 – 11.30 10^3/ul Meningkat mlah total leukosit. Pada Pasien yang mengalami CHF
Leukosit tinggi (hitung (Congestive Heart Failure) Beban
11.44 10^3/ul
sel darah putih yang sistolik yang berlebihan diluar
tinggi) umumnya berarti kemampuan ventrikel (systolic
tubuh kita sedang overload) menyebabkan hambatan pada
melawan infeksi. pengosongan ventrikel sehingga
Leukosit rendah artinya menurunkan curah ventrikel atau isi
ada masalah dengan sekuncup. Preload yang berlebihan dan
sumsum tulang. Leukosit melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
rendah, yang disebut overload) akan menyebabkan volum
leukopenia atau dan tekanan pada akhir diastolic dalam
sitopenia, berarti tubuh ventrikel meninggi. Prinsip Frank
kita kurang mampu Starling ; curah jantung mula-mula akan
melawan infeksi. meningkat sesuai dengan besarnya
regangan otot jantung, tetapi bila beban
terus bertambah sampai melampaui
batas tertentu, maka curah jantung
justru akan menurun kembali sehingga
beban jantung meningkat sehingga
mengalami gagal memopa darah pada
ventrikel kiri sehngga mengalami
hambatan aliran darah (forward failure)
jika itu terjadi terjadi terus menerus
maka terjadi renal flow menurun. sistem
Angiotensin II plasma dan aldosteron.
Angiotensin II merupakan
vasokonstriktor renal yang poten
(arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik
yang merangsang pelepasan
noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
menghambat tonus vagal dan
merangsang pelepsan aldosteron.
Aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air serta meningkatkan
sekresi kalium jika itu terjadi wbc
meninggkat dimana dia untuk melawan
infeksi dikarenakan adanya kebocoran
pada ginjal yang diakibatkan sekresi
kalium sehingga peningkatan urea
dalam darah.
PLT 139 – 335 10^3/ul Normal Trombosit atau platelet Pada Pasien yang mengalami CHF
berfungsi membantu (Congestive Heart Failure) Beban
220 10^3/ul
menghentikan sistolik yang berlebihan diluar
perdarahan dengan kemampuan ventrikel (systolic
membentuk gumpalan overload) menyebabkan hambatan pada
dan keropeng. Jika pengosongan ventrikel sehingga
trombosit kita kurang, menurunkan curah ventrikel atau isi
kita mudah mengalami sekuncup sehingga menggalami beban
perdarahan atau memar. sytole meningkat Aktivasi sistem
simpatis melalui tekanan pada
baroreseptor menjaga cardiac output
dengan meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan kontraktilitas serta
vasokonstriksi perifer (peningkatan
katekolamin) . Apabila hal ini timbul
berkelanjutan dapat menyebabkan
gangguan pada fungsi jantung. Ketika
itu terjadi adanya hambatan
pengosongan ventrikel dan mengalami
penurunan COP.dikhawtirkan Jika
jumlah trombosit dalam darah terlalu
banyak, maka risiko penyumbatan
pembuluh darah lebih banyak di
beberapa anggota tubuh Sehingga
suplai O2 otak menurun mengakibatkan
kehilangan kesadaran (sinkop) yang
berujung bisa kematian karna tidak
adnanya aliran darah ke perifer.

ANALISA MEDIKASI
OBAT PEMBERIAN FUNGSI OBAT ANALISA DIKAITKAN DENGAN KASUS DAN POHON
MASALAH (MINIMAL 250 KATA PER OBAT/KOLOM)
infus Ringer IV Tujuan pemberian infus Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure )
Laktat 500 cc / ringer laktat adalah mengalami gagal pompa ventrikel kiri karena ketidak mampuan
24 jam menambah elektrolit jantung memompa atau forwad failure maka Terjadinya kelainan
tubuh untuk otot jantung akan menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung.
mengembalikan Adapun kondisi yang dapat menjadi penyebab kelainan fungsi
keseimbangan tubuh. pada otot jantung antara lain aterosklerosis koroner, hipertensi
arterial, dan penyakitotot degeneratif atau peradangan. Sehingga
suplai O2 otak menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran
(sinkop) yang berujung bisa kematian karna tidak adnanya aliran
darah ke perifer jika itu terjadi mengalami hipovolemia yaitu
kehilangan cairan ekstraselular seperti syok dan dehidrasi berat
sehingga membutuhkan infus RL untuk mengembalikan
keseimbangan tubuh
obat enteral PO Spironolactone adalah Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure)
Spironolakton obat yang digunakan Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel
100 untuk mengobati tekanan (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan
darah tinggi. Obat ini ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
bekerja dengan cara Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel
menghambat penyerapan (diastolic overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada
garam (natrium) berlebih akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling ;
dalam tubuh dan menjaga curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya
kadar kalium dalam regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai
darah agar tidak terlalu melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan
rendah, sehingga tekanan menurun kembali sehingga beban jantung meningkat sehingga
darah dapat ditekan. mengalami gagal memopa darah pada ventrikel kiri sehngga
Dengan menurunkan mengalami hambatan aliran darah (forward failure) jika itu terjadi
tekanan darah, terjadi terus menerus maka terjadi renal flow menurun. sistem
spironolactone RAA menyebabkan peningkatan konsentrasi renin, Angiotensin II
bermanfaat untuk plasma dan aldosteron. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor
mencegah stroke, renal yang poten (arteriol eferen) dan sirkulasi sistemik yang
serangan jantung, dan merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat syaraf simpatis,
gagal ginjal, yang menghambat tonus vagal dan merangsang pelepsan aldosteron.
merupakan komplikasi Aldosteron akan menyebabkan retensi natrium dan air serta
dari hipertensi. meningkatkan sekresi kalium maka diberi obat enteral
Spironolakton untuk menghambat penyerapan garam (natrium)
berlebih dalam tubuh dan menjaga kadar kalium dalam darah agar
tidak terlalu rendah, sehingga tekanan darah dapat ditekan. Dengan
menurunkan tekanan darah, spironolactone bermanfaat untuk
mencegah stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, yang
merupakan komplikasi dari hipertensi
Digoxin 0,25 PO obat untuk mengobati Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure)
mg penyakit jantung, seperti Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel
aritmia dan gagal (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan
jantung. Obat ini bekerja ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup
dengan membuat irama sehingga menggalami beban sytole meningkat Aktivasi sistem
jantung kembali normal, simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac
dan memperkuat jantung output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
dalam memompa darah kontraktilitas serta vasokonstriksi perifer (peningkatan
ke seluruh tubuh. katekolamin) . Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi jantung. Ketika itu terjadi
adanya hambatan pengosongan ventrikel dan mengalami
penurunan COP(gangguan memompa darh keseluruh tubuh)
sehingga perlunya digoxin untuk untuk mengobati penyakit
jantung, seperti aritmia dan gagal jantung.
Clopidogrel 75 PO obat yang digunakan Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure )
mg untuk mencegah mengalami gagal pompa ventrikel kiri karena ketidak mampuan
serangan jantung atau jantung memompa atau forwad failure maka Terjadinya kelainan
stroke. Obat ini biasanya otot jantung akan menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung.
digunakan secara tunggal Adapun kondisi yang dapat menjadi penyebab kelainan fungsi
atau dikombinasikan pada otot jantung antara lain aterosklerosis koroner, hipertensi
dengan aspirin untuk arterial, dan penyakitotot degeneratif atau peradangan. Sehingga
mengobati nyeri dada, suplai O2 otak menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran
seperti angina, serangan (sinkop) yang berujung bisa kematian karna tidak adnanya aliran
jantung, dan mencegah darah ke perifer maka diberikan Clopidogrel untuk mencegah
terbentuknya bekuan serangan jantung atau stroke. Obat ini biasanya digunakan secara
darah di dalam pembuluh tunggal atau dikombinasikan dengan aspirin untuk mengobati
darah pada sindrom nyeri dada, seperti angina, serangan jantung, dan mencegah
koroner akut dan terbentuknya bekuan darah di dalam pembuluh darah pada
intervensi koroner sindrom koroner akut dan intervensi koroner perkutan (PCI)
perkutan (PCI) dengan dengan atau tanpa pemasangan stent.
atau tanpa pemasangan
stent.
Atorvastatin 20 PO obat generik penurun Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure)
mg kadar kolesterol dalam mengalami beban volume berlebihan dimana mengalami gagal
darah. Atorvastatin jantung kananyang mengakibatkan beban jantung meningkat
merupakan jenis obat sehingga mengalami gagal memopa darah pada ventrikel kiri
golongan penghambat sehngga mengalami hambatan aliran darah (forward failure) jika
HMG-CoA reduktase itu terjadi terjadi terus menerus maka terjadi renal flow menurun.
atau disebut statin. sistem RAA menyebabkan peningkatan konsentrasi renin,
HMG-COA merupakan Angiotensin II plasma dan aldosteron. Angiotensin II merupakan
enzim yang dapat vasokonstriktor renal yang poten (arteriol eferen) dan sirkulasi
memetabolisme dan sistemik yang merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat
memproduksi kolesterol. syaraf simpatis, menghambat tonus vagal dan merangsang
Obat ini bekerja dengan pelepsan aldosteron. Aldosteron akan menyebabkan retensi
cara menghambat 3- natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium kalau sampai
hydroxy-3- parah dapat memproduksi enzim yang dapat memetabolisme dan
methylglutaryl-coenzyme memproduksi kolestrol maka diberi Atorvastatin untuk penurun
A (HMG-CoA) kadar kolesterol dalam darah. Atorvastatin merupakan jenis obat
reductase, suatu enzim golongan penghambat HMG-CoA reduktase atau disebut statin.
yang berperan dalam HMG-COA merupakan enzim yang dapat memetabolisme dan
pembentukan kolestrol. memproduksi kolesterol. Obat ini bekerja dengan cara
Dengan terhambatnya menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A (HMG-
kinerja enzim ini kadar CoA) reductase, suatu enzim yang berperan dalam pembentukan
kolestrol dalam darah kolestrol. Dengan terhambatnya kinerja enzim ini kadar kolestrol
akan berkurang. Dalam dalam darah akan berkurang
penggunaan obat ini
HARUS SESUAI
DENGAN PETUNJUK
DOKTER.

obat parenteral IV sebuah vasodilator yang Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure )
drip NTG 1 mudah menguap, yang mengalami gagal pompa ventrikel kiri karena ketidak mampuan
ampul dalam mengurangi angina jantung memompa atau forwad failure maka Terjadinya kelainan
NS (Normal pectoris dengan cara otot jantung akan menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung.
Saline) 100 cc merangsang guanylate Adapun kondisi yang dapat menjadi penyebab kelainan fungsi
cyclase dan merendahkan pada otot jantung antara lain aterosklerosis koroner, hipertensi
kalsium sitosolik. arterial, dan penyakitotot degeneratif atau peradangan. Sehingga
Nitroglycerin digunakan suplai O2 otak menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran
untuk pengobatan angina (sinkop) maka diberikan parenteral drip NTG 1 ampul dalam NS
pectoris dan hipertensi, (Normal Saline)
untuk menghasilkan
hipotensi yang terkontrol
selama pembedahan dan
untuk mengobati gagal
jantung.
drip Xyillocain IV obat yang digunakan Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure )
2 vial dalam NS untuk menghilangkan mengalami gagal pompa ventrikel kiri karena ketidak mampuan
(Normal Saline) rasa sakit atau memberi jantung memompa atau forwad failure maka Terjadinya kelainan
100 cc efek mati rasa pada otot jantung akan menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung.
bagian tubuh tertentu Adapun kondisi yang dapat menjadi penyebab kelainan fungsi
untuk sementara. ... pada otot jantung antara lain aterosklerosis koroner, hipertensi
Selain itu, lidocaine arterial, dan penyakitotot degeneratif atau peradangan. Sehingga
injeksi juga digunakan suplai O2 otak menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran
untuk mengatasi aritmia (sinkop) yang berujung bisa kematian karna tidak adnanya aliran
atau gangguan irama darah ke perifer maka diberikan Xyillocain
jantung.
Furosemide IV IV mengurangi cairan Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure)
1 ampul berlebih dalam tubuh mengalami beban volume berlebihan dimana mengalami gagal
diberikan 3 kali (edema) yang disebabkan jantung kananyang mengakibatkan beban jantung meningkat
sehari oleh kondisi seperti gagal sehingga mengalami gagal memopa darah pada ventrikel kiri
jantung, penyakit hati, sehngga mengalami hambatan aliran darah (forward failure) jika
dan ginjal. Obat ini juga itu terjadi terjadi terus menerus maka terjadi renal flow menurun.
digunakan untuk sistem RAA menyebabkan peningkatan konsentrasi renin,
mengobati tekanan darah Angiotensin II plasma dan aldosteron. Angiotensin II merupakan
tinggi. vasokonstriktor renal yang poten (arteriol eferen) dan sirkulasi
sistemik yang merangsang pelepasan noradrenalin dari pusat
syaraf simpatis, menghambat tonus vagal dan merangsang
pelepsan aldosteron. Aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air serta meningkatkan sekresi kalium mengakibatkan
kelebihan volume cairan maka diberi Furosemide untuk
mengurangi cairan berlebih dalam tubuh (edema) yang disebabkan
oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati, dan ginjal. Obat
ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
Diviti SC 0,5 ml SC obat yang digunakan Pada Pasien yang mengalami CHF (Congestive Heart Failure)
diberikan 1 kali untuk mencegah dan Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel
sehari selama 5 mengobati penyakit deep (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan
hari vein thrombosis (DVT), ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup
yaitu suatu kondisi yang sehingga menggalami beban sytole meningkat Aktivasi sistem
menyebabkan simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga cardiac
terbentuknya gumpalan output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan
darah dan penyumbatan kontraktilitas serta vasokonstriksi perifer (peningkatan
di pembuluh darah katekolamin) . Apabila hal ini timbul berkelanjutan dapat
tungkai. Gumpalan darah menyebabkan gangguan pada fungsi jantung. Ketika itu terjadi
ini dapat lepas, dan adanya hambatan pengosongan ventrikel dan mengalami
menyumbat pembuluh penurunan COP.dikhawtirkan Jika jumlah trombosit dalam darah
darah paru-paru atau terlalu banyak, maka risiko penyumbatan pembuluh darah lebih
disebut emboli paru banyak di beberapa anggota tubuh Sehingga suplai O2 otak
menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran (sinkop) yang
berujung bisa kematian karna tidak adnanya aliran darah ke
perifer. Dikhawatirkan adanya Jika jumlah trombosit dalam darah
terlalu banyak, maka risiko penyumbatan pembuluh darah lebih
banyak di beberapa anggota tubuh Sehingga suplai O2 otak
menurun mengakibatkan kehilangan kesadaran (sinkop) yang
berujung bisa kematian karna tidak adnanya aliran darah ke
perifer. Maka perlu diberikan Diviti untuk mencegah dan
mengobati penyakit deep vein thrombosis (DVT), yaitu suatu
kondisi yang menyebabkan terbentuknya gumpalan darah dan
penyumbatan di pembuluh darah tungkai. Gumpalan darah ini
dapat lepas, dan menyumbat pembuluh darah paru-paru atau
disebut emboli paru

Anda mungkin juga menyukai