TINJAUAN PUSTAKA
Proceed adalah suatu konsep yang dibuat oleh Lawrence W. Green pada tahun
kebijakan dan evaluator untuk menganalisis situasi dan program kesehatan yang
efektif dan efesien. Konsep ini digunakan karena komponen-komponen yang ada
di dalamnya sesuai dengan apa yang ingin diukur di dalam penelitian ini. Model
Proceed memberikan desain yang lengkap untuk menilai kesehatan dan kebutuhan
Program PIK-R.
11
maka faktor predisposisi yang diukur antara lain pengetahuan dan sikap remaja
akses atau keterjangkauan terhadap fasilitas dan sarana prasarana tersebut. Faktor
dan perilaku petugas kesehatan, dukungan (teman sebaya, guru, orang tua dan
yang berlaku di daerah tersebut serta komitmen pemangku kepentingan dan mitra
kerja. Faktor penguat yang dapat dievaluasi dari Program PIK-R berdasarkan
konselor sebaya.
yang diukur adalah pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi, pola pikir
upaya promosi kesehatan pendewasaan usia perkawinan oleh Pusat Informasi dan
sikap dan perilaku, kecakapan hidup, akses ke layanan konseling dan rujukan
serta kesiapan kehidupan berumah tangga pada remaja, yang akan dijelaskan
layanan PIK-R dan tidak di SMA Negeri 1 Nguter (p=0,000). Hal ini
siswa di SMA Negeri 1 Pundong Bantul (Dhati, 2013). Sejalan dengan penelitian
kesehatan reproduksi pada siswa di sekolah yang memiliki PIK-R dengan sekolah
yang tidak memiliki PIK-R. Pada sekolah yang ada layanan PIK-R tidak terdapat
perilaku siswa yang berisiko tinggi, sedangkan pada sekolah yang tidak ada
14
layanan PIK-R terdapat 1,9% siswa dengan perilaku kesehatan reproduksi dalam
kategori risiko tinggi. Namun perbedaan yang terjadi tidak begitu bermakna.
memiliki perilaku seksual tidak berisiko lebih besar dibandingkan dengan remaja
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainun (2016) yang
memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi konselor yang baik, yaitu
remaja yang sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, maka hal ini merupakan
langkah yang sangat penting. Remaja akan memiliki rasa tanggungjawab terhadap
15
(Anas, 2010).
organ reproduksi untuk pernikahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Herliani (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
Program PIK-R dengan persepsi remaja terkait kesiapan organ reproduksi untuk
terkait kesiapan organ reproduksi dalam pada remaja yang memiliki persepsi yang
kurang tepat.
(Hadjam, 2010).
dan sesuai dengan realitas. Perilaku seks dan risiko seksual yang dihadapi oleh
remaja berimplikasi pada pengetahuan siswa yang masih terbatas. Hal ini
kesehatan reproduksi dan seksual remaja tentang fenomena biologis. Agar lebih
seksualitas remaja secara positif sebagai makhluk seksual (sexual being) yang
Penelitian lain yang dilakukan oleh James (2006) tentang dampak program
yang positif tentang perilaku seksual dan hubungan seksual dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Demikian pula mengenai hubungan seks bebas, lebih rendah
memerlukan informasi tentang perubahan fisik, psikologis dan sosial yang perlu
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (pasal 71 ayat 3).
terkait kesehatan reproduksi dapat disediakan melalui media cetak seperti koran,
majalah, poster dan yang lainnya. Informasi juga dapat disajikan melalui media
elektronik seperti radio, televisi dan internet. Sumber informasi yang tidak
tepat.
2011).
reproduksi termasuk layanan konseling penting untuk diperhatikan. Hal ini dapat
18
rumah sakit dan sekolah (Anas, 2010). Akses informasi kesehatan reproduksi
yang baik akan diikuti oleh pengetahuan kesehatan reproduksi dan praktik
menjaga organ reproduksi yang baik, nilai-nilai psikologis yang positif terhadap
seksualitas di dalam dirinya serta perilaku seksual yang aman (Mahda, 2015).
pendidikan seks berbasis sekolah dan indikator kesehatan seksual pada orang
negatif dari aktifitas seksual. Kuncinya adalah memberikan lingkungan seks yang
positif bagi anak muda untuk belajar bagaimana melindungi dirinya dari bahaya
dan moral untuk menjadi dewasa, menikah, menjadi orang tua serta hubungan
berumah tangga berkaitan dengan pernikahan usia muda. Pernikahan usia muda
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari beberapa hasil penelitian, dapat dilihat
pendidikan orang tua, status ekonomi, kehamilan di luar nikah, kemauan sendiri,
dapat berkoordinasi dengan BKKBN atau lintas sektoral terkait yang peduli
sekolah.
kesehatan reproduksi bagi siswa di sekolah, pengetahuan, sikap dan praktik terkait
kesehatan reproduksi yang terpenuhi lebih tinggi pada sekolah dengan fasilitas
PIK-R.
20
kebutuhan terkait kesehatan remaja, serta efektif dan efisien dalam memenuhi
Kelompok Siswa Peduli AIDS (KSPAN) kegiatan yang ada di SMP dan
SMA dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa agar dapat
kehidupan generasi muda yang bebas dari seks bebas dan narkoba serta
menjauhkan perilaku sosial yang menyimpang dari norma agama dan budaya.
Sasarannya adalah siswa SMP dan SMA yang berminat, memilih dan memiliki
untuk mengawasi diri sendiri dan siswa lainnya terutama di luar jam sekolah,
dengan tema HIV/AIDS dan Narkoba, serta menyusun artikel tentang HIV/AIDS
REGULASI
Lingkungan Kepuasan Klien
- Undang - Undang No. 52/2009
tentang Perkembangan FAKTOR PENGUAT
Kependudukan dan Pembangunan - Komitmen pemangku
Keluarga kepentingandan mitra
- Peraturan Kepala BKKBN kerja
Nomor 88/PER/F2/2012 tentang - Dukungan sekolah
Pedoman Pengelolaan Pusat - Teman sebaya
Informasi dan Konseling Remaja - Keluarga
/ Mahasiswa - Petugas kesehatan
- Guru
Gambar 2.1
23
Kerangka Teori Modifikasi Model Evaluasi Precede-Proceed dikaitkan dengan Program PIK-R
Sumber : Green & Kreteur (1974),Sulistiawan, dkk (2014), Wahyuningrum, dkk (2015)
24