Anda di halaman 1dari 13

Welhemina Randa

MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS

welhelmina29 welhelmina29

2 tahun yang lalu

Iklan

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Sebagai seorang bidan yang bekerja di komunitas, harus mengetahui dan memahami beberapa pokok
permasalahan yang terjadi di komunitas, diantaranya :

Kematian ibu dan bayi

Kehamilan remaja

Unsafe abortion

Angka kejadian BBLR

Tingkat kesuburan PUS

Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan

Infeksi Menular Seksual (IMS) pada masyarakat

Perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.

Kematian Maternal dan Perinatal

Penyebab Langsung kematian ibu

Perdarahan

Keracuanan kehamilan/eklampsi

Abortus

Infeksi
Partus lama/partus macet

Penyebab lain

Penyebab kematian antara yaitu

Kesanggupan dalam memberikan pelayanan gawat darurat

Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosial

Kebodohan dan kemiskinan

Penerimaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dapat menurunkan AKI AKP

Masalh Perilaku seksual terjadi dalam kehamilan

Penyebab kematian tidak langsung

Rendahnya status perempuan indonesia secara umum

Pekerjaan yang bera sekalipun sedang hamil tua karena harus ikut serta dalam menunjang kebutuhan
sosial ekonomi keluarga

Budaya komunal sehingga saat kritis masi memerlukan persetujuan kepala keluarga, kepala desa,
mereka yang di segani sehingga terlambat mengambil keputusan ( 3 terlambat)

4 Terlalu

Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan AKI yang di sebut MPS

( making pregnan safer)

Setiap persalinan harus di tolong tenaga kesehatan terlatih

Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal medapat pelayanan yang adekuat

Setiap wus mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak di inginkan dan penganan
komplikasi keguguran

Strategi dalam menurunkan AKI adalah melakukan peningkatan cakupan dan kualita pelayanan kesehtan
IBU dan BBL yang efektif dan didukung oleh
Kerja lintas program dan lintas sektor terkait, mitra lain, pemerintah dan swasta

Pemberdayaan perempuan

Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyedia tenaga bidan di desa

Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar

Mencegah terjadinya kehmilan yang tidak diingikan dan penanganan komplikasi keguguran

Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor

Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat

Penyediaan buku KIA

Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program

Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi

Kematian Bayi

Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi saat setalah bayi lahir sampai bayi berusia tepat 1 tahun.

Penyebab kematian bayi

Asfiksia

Infeksi

Hipotermi

BBLR

Trauma persalian

Penyebab lain pemberian makan secara dini


Pengetahuan yang kurang ttentang perawatan bayi

Sistem rujukkan yang kurang efektif

Upaya yang dapat dilakukan ntuk mencegah kematian bayi

Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi

Peningkatan ASI ekslusif, status gizi, deteksi dini dan pemantaan tumbuh kembang

Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi

Program manajemen tumbang balita sakit dan manajemen tumbang balita muda

Pertolngan persalinan dan penatalaksanaan BBL dengan tepat

Di harapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan sesuai
standar kesehatan

Program asuh

Keberadaan bidan desa

Perawatan neonatal dasar meliputi perawatan tali pusat

Kehamilan Remaja

Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin dapat
menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya meningkatnya kehamilan yang
belum dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.

Dampak kehamilan remaja :

Faktor psikologis belum matang

Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai
bentuk komplikasi

Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya,
dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya.
Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan masyarakat.

Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.

Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman keras.

Faktor Fisik

Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya.

Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang
lebih lengkap.

Tumbuh kembang janin dalam rahim belum matang dapat menimbulkan aboruts, persealinan
premature dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.

Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.

Outcome, janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah.

Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan usia
reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.

Perubahan perilaku seksual remaja menuju liberalisasi tanpa batas akan makin meningkatkan kejadian
penyakit hubungan seks. Penyakit hubungan seks tanpa pengobatan yang memuaskan dapat
menimbulkan infeksi radang panggul dan mengenai genetalia bagian atas. Penyakit infeksi radang
panggul tanpa pengobatan adekuat dapat berlangsung akut dan besar kemungkinan memerlukan
tindakan radikal untuk mengangkat sumber infeksinya. Sebagian berlangsung secara menahun dengan
menimbulkan kerusakan fungsi utamanya yaitu prokreasi. Setiap kejadian (infeksi) pertama penyakit
radang panggul telah dapat menimbulkan perlekatan yang berat, sehingga dapat terjadi gangguan fungsi
tuba fallopii yaitu sebagai transportasi ovum spermatozoa dan hasil konsepsi serta khususnya ampula
tuba fallopii merupakan tempat terjadinya konsepsi. Tertutupnya sebagaian tuba fallopii sehingga hasil
konsepsi tersangkut dalam perjalanan dapat menimbulkan kehamilan ektopik. Terbatasnya kemampuan
tuba fallopii untuk berkembang dan menampung hasil konsepsi, melibatkan terjadinya kehamilan
ektopik. Kehamilan ekatopik yang bernidasi pada kornu uteri dengan kemampuan agak besar untuk
berkembang dan membentuk pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan hebat intra abdominal
sampai dengan kematian. Pada gangguan yang sangat berat sehingga tuba sama sekali tertutup maka
habislah harapan perempuan untuk hamil. Upaya promotif dan preventif kesehatan alat reproduksi
khususnya para remaja menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan infertilitas.
Pengobatan post abortus, post partum dan penyakit hubungan seksual merupakan kunci utama
sehingga pasangan infertilitas dapat ditekan sekecil mungkin. Perlunya diingatkan bahwa pemakaian
IUCD pada mereka yang belum mempunyai anak atau baru menikah sebaiknya dihindari karena besar
kemungkinan terjadi infeksi asenden menahan yang berakhir dengan kerusakan alat genetalia interna
khususnya tuba fallopii.
Unsafe abortion

Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan
keselamatan jiwa pasien.

Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil (tenaga
medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).

Penyebab Unsafe Abortion

Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai.
Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :

Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.

Kehamilan di luar nikah.

Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.

Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.

Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.

Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

Metode yang dilakukan untuk unsafe abortion antara lain yaitu :

Kuretase tidak steril

Mengkonsumsi obat-obatan

Memasukkan benda asing ke dalam vagina

Pijat
Injeksi

Melompat

Pencegahan dan Penanganan Kasus Unsafe Abortion

Unsafe abortion dapat dicegah dengan beberapa langkah, yaitu :

Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni, dan
keagamaan.

Menghindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba


tubuh pasangannya dan menonton video porno.

Sex education.

Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Penyuluhan tentang aborsi dan bahayanya.

Kerjasama dengan pemuka agam dan tokoh adat.

Penanganan Kasus Unsafe Abortion

Adapun penanganan kasus unsafe abortion adalah sebagai berikut :

Memberikan dukungan moril pada ibu yang melakukan aborsi.

Mencegah terjadinya komplikasi.

Mengatasi adanya perdarahan, perlukaan dan infeksi.

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik.

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd
yaitu:
1) Kematian mendadak karena perdarahan hebat.

2) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

3) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

4) Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

5) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

6) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (infertil)

7) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

8) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).

Resiko gangguan psikologis.

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan
seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental
seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After
Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:

Kehilangan harga diri (82%).

Berteriak-teriak histeris (51%).

Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).


Ingin melakukan bunuh diri (28%).

Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).

Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).

BBLR

BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir (yang diukur dalam 1 jam setelah lahir)
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan.

Menurut Saifudin, dkk (2000), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidup bayi, BBLR
diklasifikasikan menjadi :

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram

Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram

Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram

Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah diantaranya:

Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan
Masalah perdarahan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya BBLR adalah :

Upayakan ANC yang berkualitas, segera lakukan rujukan apabila ditemukan kelainan

Meningkatkan gizi masyarakat

Tingkatkan penerimaan gerakan KB

Tingkatkan kerjasama dengan dukun paraji

PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH DUKUN


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang
disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji.

Tidak mengetahui mekanisme persalinan

Tidak mengenal hamil dengan risiko tinggi.

Secara psikologis merupakan turun menurun dan pertolongan yang tidak bersih dan aman.

Faktor fisik dukun di Indonesia masih 65-70% di jawa adalah perempuan sedangkan di Bali adalah laki-
laki.

Teknik pertolongan oleh dukun adalah menunggu tanda mengenal mekanisme yang benar dan kurang
mengenal bahaya risiko ibu dan janin.

Komplikasi pertolongan dukun adalah persalinan lama dan terlantar yang dapat mengakibatkan
pendarahan dengan berbagai sebab, rupture uteri immien atau rupture uteri, robekan jalan lahir dan
infeksi karena persalinan kurang bersih dan aman.

Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong Bersalin Dengan tenaga
Kesehatan Non-medis

Kemiskinan

Masih langkanya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman

Kultur budaya masyarakat

Pengaruh tingkat pendidikan ibu hamil terhadap pemilihan penolong persalinan

PMS

Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah
penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran
bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.

Infeksi menular seksual berhubungan dengan keadaan akut, kronik dan kondisi-kondisi lain yang
berhubungan dengan kehamilan, seperti Gonore, Chlamidya, Sifilis, Herpes kelamin, Hepatitis, Kutil HPV
kelamin, Trichomoniasis, HIV/AIDS. Infeksi endogen vagina meliputi Vaginosis bacterial dan Candidiasis,
keduanya merupakan hasil dari pertumbuhan berlebihan dari organisme-organisme yang secara normal
memang ada di vagina. Infeksi berhubungan dengan prosedur dapat meliputi saluran reproduksi atas
dan bawah, serta dapat mengebabkan komplikasi-komplikasi

jangka panjang karna infertile.

Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat terkait dengan infeksi menular seksual, dan
perlu memperhatikan semua jenis infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.

PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS.

HamiL

Perilaku sosial budaya masyarakat selama kehamilan

1) Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin

2) dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni,

3) procotan dan brokohan.

4) Mengidam, dikotomi panas dingin

5) Larangan masuk hutan

6) Pantangan keluar waktu maghrib

7) Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.

8) Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.

Peran bidan terhadap perilaku selama hamil

1) KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makananbergizi, batasi
aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan.

2) KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar
ditinggalkan.
3) Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atauberpengaruh
buruk terhadap kehamilan.

Persalinan

Perilaku sosial budaya selama persalinan

Bayi laki – laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik.

Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.

Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.

Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.

Minum air akar rumput fatimah dapat membuat persalinan lancar.

Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan

Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan,proses persalinan,


perawatan selama dan pasca persalinan.

Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat danperalatan.

Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.

Nifas dan Bayi Baru Lahir

Perilaku sosial budaya yang mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir.

Pantang makan ikan, pedas, asin.

Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan

Minum jamu dapat memperlancar ASI

Upacara adat : brokohan, sepasaran, selapanan.

Menaruh ramuan pada tali pusat

Khitan yang dilakukan pada bayi laki – laki dan perempuan.

Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir.

1) Kie perilaku positif dan negatif.

2) Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama masa nifas dan

menyusui sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.


3) Memberikan pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir yang benar dan tepat, meliputi
pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan (kolostrum), menjaga kehangatan.

4) Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin, bayi dan balita.

Iklan

Bagikan ini:

Terkait

TUJUAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

27 Maret 2018

dalam "Tak Berkategori"

Konsep dasar kebidanan komunitas

27 Maret 2018

dalam "Tak Berkategori"

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS

5 April 2018

dalam "Tak Berkategori"

Kategori: Tak Berkategori

Berikan Komentar

Welhemina Randa

Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai