welhelmina29 welhelmina29
Iklan
Sebagai seorang bidan yang bekerja di komunitas, harus mengetahui dan memahami beberapa pokok
permasalahan yang terjadi di komunitas, diantaranya :
Kehamilan remaja
Unsafe abortion
Perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.
Perdarahan
Keracuanan kehamilan/eklampsi
Abortus
Infeksi
Partus lama/partus macet
Penyebab lain
Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status sosial
Penerimaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dapat menurunkan AKI AKP
Pekerjaan yang bera sekalipun sedang hamil tua karena harus ikut serta dalam menunjang kebutuhan
sosial ekonomi keluarga
Budaya komunal sehingga saat kritis masi memerlukan persetujuan kepala keluarga, kepala desa,
mereka yang di segani sehingga terlambat mengambil keputusan ( 3 terlambat)
4 Terlalu
Setiap wus mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak di inginkan dan penganan
komplikasi keguguran
Strategi dalam menurunkan AKI adalah melakukan peningkatan cakupan dan kualita pelayanan kesehtan
IBU dan BBL yang efektif dan didukung oleh
Kerja lintas program dan lintas sektor terkait, mitra lain, pemerintah dan swasta
Pemberdayaan perempuan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyedia tenaga bidan di desa
Mencegah terjadinya kehmilan yang tidak diingikan dan penanganan komplikasi keguguran
Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi
Kematian Bayi
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi saat setalah bayi lahir sampai bayi berusia tepat 1 tahun.
Asfiksia
Infeksi
Hipotermi
BBLR
Trauma persalian
Peningkatan ASI ekslusif, status gizi, deteksi dini dan pemantaan tumbuh kembang
Program manajemen tumbang balita sakit dan manajemen tumbang balita muda
Di harapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan sesuai
standar kesehatan
Program asuh
Kehamilan Remaja
Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan perilaku remaja yang makin dapat
menerima hubungan seksual sebagai cerminan fungsi rekreasi. Akibatnya meningkatnya kehamilan yang
belum dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual.
Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai
bentuk komplikasi
Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya,
dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya.
Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan masyarakat.
Faktor Fisik
Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang
lebih lengkap.
Tumbuh kembang janin dalam rahim belum matang dapat menimbulkan aboruts, persealinan
premature dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan usia
reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.
Perubahan perilaku seksual remaja menuju liberalisasi tanpa batas akan makin meningkatkan kejadian
penyakit hubungan seks. Penyakit hubungan seks tanpa pengobatan yang memuaskan dapat
menimbulkan infeksi radang panggul dan mengenai genetalia bagian atas. Penyakit infeksi radang
panggul tanpa pengobatan adekuat dapat berlangsung akut dan besar kemungkinan memerlukan
tindakan radikal untuk mengangkat sumber infeksinya. Sebagian berlangsung secara menahun dengan
menimbulkan kerusakan fungsi utamanya yaitu prokreasi. Setiap kejadian (infeksi) pertama penyakit
radang panggul telah dapat menimbulkan perlekatan yang berat, sehingga dapat terjadi gangguan fungsi
tuba fallopii yaitu sebagai transportasi ovum spermatozoa dan hasil konsepsi serta khususnya ampula
tuba fallopii merupakan tempat terjadinya konsepsi. Tertutupnya sebagaian tuba fallopii sehingga hasil
konsepsi tersangkut dalam perjalanan dapat menimbulkan kehamilan ektopik. Terbatasnya kemampuan
tuba fallopii untuk berkembang dan menampung hasil konsepsi, melibatkan terjadinya kehamilan
ektopik. Kehamilan ekatopik yang bernidasi pada kornu uteri dengan kemampuan agak besar untuk
berkembang dan membentuk pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan hebat intra abdominal
sampai dengan kematian. Pada gangguan yang sangat berat sehingga tuba sama sekali tertutup maka
habislah harapan perempuan untuk hamil. Upaya promotif dan preventif kesehatan alat reproduksi
khususnya para remaja menjadi sangat penting untuk mengurangi jumlah pasangan infertilitas.
Pengobatan post abortus, post partum dan penyakit hubungan seksual merupakan kunci utama
sehingga pasangan infertilitas dapat ditekan sekecil mungkin. Perlunya diingatkan bahwa pemakaian
IUCD pada mereka yang belum mempunyai anak atau baru menikah sebaiknya dihindari karena besar
kemungkinan terjadi infeksi asenden menahan yang berakhir dengan kerusakan alat genetalia interna
khususnya tuba fallopii.
Unsafe abortion
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan
keselamatan jiwa pasien.
Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil (tenaga
medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai.
Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
Mengkonsumsi obat-obatan
Pijat
Injeksi
Melompat
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni, dan
keagamaan.
Sex education.
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd
yaitu:
1) Kematian mendadak karena perdarahan hebat.
5) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan
seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental
seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After
Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
BBLR
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir (yang diukur dalam 1 jam setelah lahir)
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan.
Menurut Saifudin, dkk (2000), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidup bayi, BBLR
diklasifikasikan menjadi :
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram
Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah diantaranya:
Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan
Masalah perdarahan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya BBLR adalah :
Upayakan ANC yang berkualitas, segera lakukan rujukan apabila ditemukan kelainan
Secara psikologis merupakan turun menurun dan pertolongan yang tidak bersih dan aman.
Faktor fisik dukun di Indonesia masih 65-70% di jawa adalah perempuan sedangkan di Bali adalah laki-
laki.
Teknik pertolongan oleh dukun adalah menunggu tanda mengenal mekanisme yang benar dan kurang
mengenal bahaya risiko ibu dan janin.
Komplikasi pertolongan dukun adalah persalinan lama dan terlantar yang dapat mengakibatkan
pendarahan dengan berbagai sebab, rupture uteri immien atau rupture uteri, robekan jalan lahir dan
infeksi karena persalinan kurang bersih dan aman.
Faktor-faktor Penyebab Mengapa Masyarakat Lebih Memilih Penolong Bersalin Dengan tenaga
Kesehatan Non-medis
Kemiskinan
PMS
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah
penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran
bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.
Infeksi menular seksual berhubungan dengan keadaan akut, kronik dan kondisi-kondisi lain yang
berhubungan dengan kehamilan, seperti Gonore, Chlamidya, Sifilis, Herpes kelamin, Hepatitis, Kutil HPV
kelamin, Trichomoniasis, HIV/AIDS. Infeksi endogen vagina meliputi Vaginosis bacterial dan Candidiasis,
keduanya merupakan hasil dari pertumbuhan berlebihan dari organisme-organisme yang secara normal
memang ada di vagina. Infeksi berhubungan dengan prosedur dapat meliputi saluran reproduksi atas
dan bawah, serta dapat mengebabkan komplikasi-komplikasi
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat terkait dengan infeksi menular seksual, dan
perlu memperhatikan semua jenis infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS.
HamiL
2) dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat kelahirannya adalah upacara mitoni,
1) KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makananbergizi, batasi
aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan.
2) KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar
ditinggalkan.
3) Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atauberpengaruh
buruk terhadap kehamilan.
Persalinan
Bayi laki – laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik.
Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat danperalatan.
Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
Perilaku sosial budaya yang mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir.
Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir.
4) Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin, bayi dan balita.
Iklan
Bagikan ini:
Terkait
27 Maret 2018
27 Maret 2018
5 April 2018
Berikan Komentar
Welhemina Randa
Kembali ke atas
Iklan