Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muh.

Ryan Ananda Putra


NIM : 1948 2013 025
Prodi S1 Alih Jenjang S1 Farmasi STIKSAM Samarinda

1. Contoh masing masing dari kelompok biopolimer in drug delivery serta manfaatnya
dalam bidang farmasi....
 Selulosa dan turunannya
Turunan selulosa telah digunakan secara luas sebagai bahan tambahan
(eksipien) dalam sediaan farmasetik, seperti etil selulosa, metil selulosa,
karboksimetil selulosa, dan hidroksipropil metil selulosa dalam bentuk sediaan oral,
topikal, dan injeksi. Penggunaan berbagai bentuk selulosa dalam sediaan farmasi
disebabkan sifatnya yang inert dan biokompatibel pada manusia (Bravo, dkk., 2010;
Jackson, dkk., 2011). Beberapa sumber alam telah digunakan untuk menghasilkan
selulosa mikrokristal, seperti serat rami(Bhimte dan Tayade, 2007), rambut biji
Cochlospermum planchonii(Ohwoavworhua dan Adelakun, 2005), ampas tebu,
jerami (Ilindra dan Dhake, 2008), dan lenan (Leppanen,dkk., 2009). Selulosa
mikrokristal yang telah beredar di pasaran dan banyak digunakan adalah dengan
nama dagang Avicel.
 Pektin
Penyusun utama pektin biasanya gugus polimer asam D – galakturonat, yang
terikat dengan α – 1,4 – glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil
yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas
polimer ‘berlekatan’ satu sama lain. Inilah yang menyebabkan rasa lengket pada
kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin larut dalam air. Garam-garam Mg –
pektin atau Ca – pektin dapat membentuk gel, karena ikatan tersebut berstruktur
amorphous (tak berbentuk pasti) yang dapat mengembang jika molekul air ‘terjerat’
di antara ruang-ruang ikatan tersebu
Pada industri kosmetika dan farmasi, pektin digunakan sebagai bahan aditif
dalam pembuatan krim, sabun, minyak rambut dan pasta. Penggunaan pektin dalam
bidang farmasi digunakan untuk diare, dimana pektin bekerja sebagai adsorbent
dalam usus dan juga digunakan untuk obat luka sebagai hemostatik agent. Selain itu
pektin digunakan sebagai antikoagulan yang memiliki efek heparin dan juga dapat
digunakan untuk menurunkan kolesterol darah pada diet kolesterol.Pektin juga
dilaporkan mampu digunakan sebagai antidotum yang efektif terhadap keracunan
logam berat, melalui pembentukan garam-garam yang tidak larut. Di bidang farmasi
pektin dikenal sebagai bahan yang bersifat potensiator dan memperpanjang pengaruh
antibiotik, hormon-hormon dan obat-obatan sulfat dan analgesik-analgesik. Pektin
juga digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan sirup, obat diare pada anak-
anak, obat penawar racun logam, bahan penurun daya racun dan meningkatkan daya
larut obat sulfa, memperpanjang kerja hormon dan antibiotika, bahan pelapis perban
(pembalut luka) guna menyerap kotoran dan jaringan yang rusak serta bahan
kosmetik, oral atau injeksi untuk mencegah pendarahan
 Kitin
Kitin merupakan komponen utama dari eksoskeleton invertebrata, crustacea
dan insekta dimana komponen ini berfungsi sebagai komponen penyokong dan
pelindung. Senyawa kitin adalah suatu polimer golongan polisakarida yang tersusun
at as satuan-satuan beta-(l' !4)2-asetamido-2-deoksiD-glukosa atau poli-(/-l,4-N-
asetilglukosamin) Melalui proses deasetilasi, kitin akan berubah menjadi kitosan
(poli(1,4)-2- amina-2-deoksi-I-D-glukosa atau poli-(/-1,4- glukosamin) (purnawan et
01.,2008).Nama lain senyawa kitin adalah 2-asetamida-2-deoksi-Dglukopiranosa..
Kitin merupakan tiga besar dari polisakarida yang paling banyak di temukan selain
selulosa dan starch (zat tepung). Kitin juga banyak di temukan di dalam rangka luar
marine zoo-plankton termasuk jenis coral dan jellyfish. Jenis serangga yaitu kupu-
kupu, kumbang mempunyai zat kitin terutama padal apisan kutikula luar. Sedangkan
pada dinding sel yeast, mushroom, dan jenis jamur lainnya banyak juga ditemukan
kitin (Taufan&Zulfahmi, 2010). Kitin merupakan polimer alamiah yang dapat di
temukan di alam berbeda-beda tergantung pada sumbernya.
Kitin dan kitosan memiliki kegunaan yang sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari misalnya sebagai adsorben limbah logam berat dan zat warna, pengawet,
anti jarnur, kosmetik, farmasi, flokulan, anti kanker, dan anti bakteri (Prashantb
&Tbaranatban, 2007; Stephen. 1995; Lee, et 01., 1999; Liu, et 01" 2006) dalam
bidang kesebatan, kitosan digunakan untuk bakteriostatik, immunologi, anti tumor,
cicatrizant, homeostatic dan anti koagulan, obat salep untuk luka, ilmu pengobatan
mala, ortopedi dan penyembuban jahitan akibat pembedahan (Kusumawati,2009).
 Alginat
Alginat merupakan suatu kopolimer linear yang terdiri dari dua unit
monomerik, yaitu asam D-mannuronat dan asam L-guloronat. Alginat terdapat dalam
semua jenis algae coklat (Phaeophyta) yang merupakan salah satu komponen utama
penyusun dinding sel. Ada dua jenis monomer penyusun alginat, yaitu β-D-
Mannopyranosil Uronat dan α-L-Asam Gulopyranosyl Uronat. Dari kedua jenis
monomer tersebut, alginat dapat berupa homopolimer yang terdiri dari monomer
sejenis, yaitu β-D-Mannopyranosil Uronat saja atau α-L-Asam Gulopyranosyl
Uronat saja; atau alginat dapat juga berupa senyawa heteropolimer jika monomer
penyusunnya adalah gabungan kedua jenis monomer tersebut.
Alginat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri makanan,
minuman, obat, kosmetik, tekstil, industri cat dan penggunaan lainnya. Pemanfaatan
alginat dibidang farmasi sebagai emulsifying agent, disintegrating agent,
moisturizing agent, pemanfaatan ini didasarkan pada sifat fisika dan kimia alginat
(Rachmat dan Rasyid 2004). Alginat juga banyak digunakan pada industri kosmetik
untuk membuat sabun, cream, lotion, shampo, dan pencelup rambut. Industri farmasi
memerlukannya untuk pembuatan suspense, emulsifier, stabilizer, tablet, salep,
kapsul, plester, dan filter (Susanto 2009).
Alginat juga dapat berfungsi sebagai senyawa peningkat daya suspensi larutan
(stabilisator) dengan proses pengentalan larutan itu sendiri. Di sistem lain, alginat
mampu menjaga suspensi karena muatan negatifnya serta ukuran kalorinya yang
memungkinkan membentuk pembungkus bagi pertikel yang tersuspensi (Winarno
2008).
 Gom dan Mucilago
Gom/musilago adalah eksudat tumbuhan berupa senyawa polisakarida atau
garam dari polisakarida Komposisi kimianya sangat heterogen. Jika dihidrolisis akan
menghasilkan senyawa arabinosa, galaktosa, glukosa, manosa, xylosa & berbagai
senyawa asam uronat. Istilah gom dan musilago kadang dibedakan Gom diartikan
sbg eksudat yg keluar akibat faktor patogenik Musilago merupakan proses fisiologis
Gom dpt berupa polimer rantai lurus atau bercabang Polimer rantai lurus memiliki
kelarutan yg kecil & menghasilkan larutan kental & kurang stabil Polimer bercabang
lebih cenderung membentuk gel dan lengket sehingga baik untuk pengikat. Gom
digunakan sebagai pengikat tablet, emulsifier, stabilizer dan pengental. Terdapat
macam macam gom antara lain gom arab (gom akasia), gom tragakan, gom ghati
(gom india), gom karaya, dan gom guar.

2. Gambar proses pembuatan etanol


Pembuatan etanol dalam industri ada 2 macam yaitu: 1) cara non fermentasi
(sintetik), suatu proses pembuatan alkohol yang tidak menggunakan enzim ataupun
jasad renik, 2) cara fermentasi, merupakan proses metabolisme dimana terjadi
perubahan kimia dalam substrat karena aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroba
(Endah dkk, 2007).

Pembuatan etanol secara sintetik yaitu dengan cara mengkombinasikan etana


dan air pada tekanan tinggi.
70 atm
C2H6 + H2O C2H5OH
300°C
Sedangkan cara fermentasi, etanol diproduksi dari bahan baku yang
mengandung karbohidrat dengan bantuan enzim zimase yang terdapat pada mikroba.
Zymase
C6H12O6 2CO2 + 2C2H5OH (Raymond, 1974).
Etanol yang diproduksi melalui proses fermentasi menggunakan mikroba
disebut bioetanol. Proses pembuatan bioetanol terdiri dari tiga langkah meliputi:
pengubahan polisakarida menjadi gula sederhana, fermentasi dan terakhir adalah
destilasi (proses pemurnin etanol) (Morris dan Armada, 2006).
Fermentasi etanol adalah proses biologi yang melibatkan mikroorganisme
untuk mengubah bahan organik menjadi komponen sederhana. Selama proses
fermentasi mikroorganisme memproduksi enzim untuk menghidrolisis substrat
menjadi komponen sederhana (gula) selanjutnya mengubahnya menjadi etanol (Lin
dan Tanaka, 2005).
Proses fermentasi terdiri atas glikolisis dan reaksi yang menghasilkan NAD +
melalui transfer elektron dari NADH ke piruvat. Glikolisis merupakan proses
pengubahan 1 molekul glukosa menjadi 2 molekul piruvat. Pada fermentasi alkohol,
piruvat diubah menjadi etanol (etil alkohol) dalam 2 langkah. Langkah pertama yaitu
dengan melepaskan karbondioksida dari piruvat selanjutnya diubah menjadi senyawa
asetaldehida berkarbon dua. Langkah kedua asetaldehida direduksi oleh NADH
menjadi etanol (Campbell dkk, 2002).

Anda mungkin juga menyukai