Anda di halaman 1dari 2

Hukum Penitentier

Teori Pemidanaan
1.Absolut(Retributif) : Pemidanaan merupakan pembalasan atas kesalahan dari pelaku
tindak pidana
Ciri: - Pidana Bertujuan untuk Pembalasan
- Pembalasan tujuan utama,tidak ada tujuan lain yang bermanfaat
- Kesalahan satu2nya syarat untuk adanya pidana
- Pidana harus sesuai dengan kesalahan si pelanggar
- Pidana melihat belakang.merupakan pencelaan murni&tidak bertujuan untuk
memperbaiki,mendidik&memasyarakatkan

2.Relatif(Detterence): Pemidanaan merupakan sarana mencapai tujuan bermanfaat untuk


melindungi masyarakat menuju kesejahteraan. Leonard Pidana ditujukan untuk mengubah
tingkah laku penjahat dan orang lain yang berpotensi atau cenderung melakukan kejahatan.
Ciri: - Tujuan pidana pencegahan
- Tujuan akhir bukan pencegahan,melainkan kesejahteraan masyarakat
- Syarat adanya pidana adalah pelanggaran hukum yang dapat
dipersalahkan(Sengaja atau Lalai)
- Berdasar sebagai alat pencegahan kejahatan
- Dapat mengandung unsur pencelaan,tetapi unsur pembalasan tidak dapat diterima
jika tidak bermanfaat bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat

3.Gabungan(Integratif): Mendasarkan pada penjatuhan hukuman adalah untuk


mempertahankan tata tertib hukum dalam masyarakat&memperbaiki pribadi si pelaku
Dapat dibedakan menjadi 2:
-Yang mengutamakan pembalasan. Pembalasan tidak boleh melampaui batas
dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya dipertahankan tata tertib
masyarakat.
-Mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat. Penderitaan atas pidana
tidak boleh lebih berat daripada perbuatan yang dilakukan terpidana
4.Treatment: Di arahkan kepada pelaku kejahatan,bukan perbuatannya. Dalam hal ini
pengenaan sanksi harus yang mendidik.
5: Perlidungan Social : Mengintegrasikan individu kedalam tertib social dan bukan pemidanaan
terhadap perbuatannya

Sumber Hukum: Pasal 10 KUHP: -Pidana terdiri atas Pidana


pokok(mati,penjara,kurungan,denda,tutupan)
-Pidana Tambahan(pencabutan hak tertentu,perampasan barang,pengumuman putusan
hakim)
Kriminalisasi: Pengaruh kondisi social yang membuat perbuatan yang awalnya bukan perbuatan
pidana,akhirnya dijadikan perbuatan pidana. Contoh: UU No.9 1976 (Penyalahgunaan narkotika)
De Kriminalisasi : Perbuatan yang diancam dengan pidana,dikarnakan perkembangan tidak
dapat dipidana. Contoh: Pasal 534 KUHP (pemeragaan alat kontrasepsi dimuka umum)
Prisonisasi:

Anda mungkin juga menyukai