Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rayhan Binti Hasan

NIM : 841418025
Kelas/Semester: A/4
Mata Kuliah : Wawasan Budaya
Review Artikel koran Gorontalo post Senin, 13 April 2020 yang ditulis oleh Pak Basri
Amin dengan judul Artikel Manusia Melambat
Sampai saat ini isu terkait Covid-19 masih hangat menjadi perbincangan masyarakat dunia.
Penambahan kasus yang luar biasa ditambah informasi jumlah kasus diberbagai negara maju
semakin menambah kepanikan dibenak publik, tak lain juga di negara kita Indonesia. Angka
kumulatif PDP maupun ODP setiap harinya terus bertambah di Indonesia. Tak hanya persentase
angka, namun dampak dari penyakit Coronavirus 2019 ( Covid 19 ) juga terus menjadi penyebab
keresahan masyarakat. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, tenaga
kesehatan, politisi, penggiat seni, influencer, bahkan oleh masyarakat biasa Covid-19 ini
memiliki pengaruh yang begitu besar.
Pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki dampak multi sektor, dari kesehatan, pendidikan,
ekonomi, sosial berupa pembatasan mobilitas di ruang publik, pengetatan jam kerja untuk
layanan logistik dan transportasi, pengawasan perkumpulan-perkumpulan, hingga aktivitas
beribadah di masyarakat. Dampak pada sektor tersebut kian hari mulai dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat. Ini tersebab menyangkut persoalan kesejahteraan sosial masyarakat.
Kesejahteraan sosial disini berkaitan dengan kesehatan, kondisi ekonomi, domestik rumah
tangga, rasa aman dan nyaman, serta kualitas hidup yang baik. Sehingga masyarakat yang
sedang dihadapkan pada pandemi Covid-19 dapat tetap memenuhi kebutuhan dasarnya dan
menjalankan fungsi sosialnya.
Kemudian selanjutnya, Kerentanan sosial ( sosial vulnerability ) menjadi realitas nyata yang
terjadi pada masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kerentanan sosial menjadikan
posisi ketahanan masyarakat ( community resilience ) mengalami guncangan ( shock ) akibat
pandemi ini. Ketahan masyarakat berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat
menggunakan sumber daya yang tersedia ( seperti teknologi, makanan, pekerjaan, dan rasa
aman-nyaman ). Namun kondisi saat ini justru menjadikan ketahanan masyarakat mengalami
kerentanan sosial yang membuat produktivitas menurun, mata pencaharian terganggu, dan
munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat ( seperti kepanikan ). Hal inilah yang bisa
kita lihat mengapa instruksi mengenai physycal distancing tidak berjalan dengan efektif. Sebab
instruksi physical distancing dianggap menciptakan kerentanan sosial pada masyarakat,
khususnya masyarakat yang memiliki status pekerjaan informal yang sumber pemasukan
ekonominya di dapat sehari-hari dan tidak memiliki gaji pokok tetap ( seperti pedagang dan ojek
online). Dampak kerentanan Sosial dapat membuat masyarakat melakukan tiga tindakan yang
saing terkat, yaitu tindakan apatis, tindakan irasional, dan tindakan kriminal. Hal ini dapat kita
lihat pada fenomena masyarakat yang terjadi saat ini. Sehingga apa yang terjadi di masyarakat
merupakan kulminasi dari kerentanan sosial yang kini sedang dihadapi oleh masyarakat. Oleh
karena itulah pemerintah selain berfokus utama pada penanganan pandemi Covid-19, juga jangan
mengesampingkan kondisi kesejahteraan masyarakat dimasa pandemi ini. Jika kesejahteraan
masyarakat diabaikan, dikuatirkan akan memicu kerentanan sosial yang masif dimasyarakat. Ini
tentu semakin membuat situasi dan kondisi di Indonesia bisa seperti benang kusut,
menyelesaikan satu masalah muncul masalah lain.

Anda mungkin juga menyukai