Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Konsep Mikrobiologi dan Parasitologi


Dosen Pengampu: Ns. Sinta Wijayanti.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
Mata Ajar : Manajemen Patient Safety

Disusun oleh:
Yen Jessica Nim 1926120

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TA2019/2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Mikrobiologi dan Parasitologi ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ns. Sinta Wijayanti.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B pada mata ajar Manajemen Patient Safety ,
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mikrobiologi dan
Parasitologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 20 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II ISI
A. Kasus..........................................................................................................................2
B. Gejala Keracunan.......................................................................................................2
C. Proses Infeksi Mikroba..............................................................................................2
BAB III Pembahasan
A. Pengertian Mikrobiologi...........................................................................................6
B. Ciri-ciri Mikroorganisme..........................................................................................6
C. Siklus Hidup Mikroorganisme..................................................................................7
D. Perkembangbiakan Mikroorganisme........................................................................8
E. Cara Penularan Mikroorganisme..............................................................................9
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................12
Saran......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut
mikroba ataupun jasad renik. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai
bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu
teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Di laboratorium mikrobiologi dan
bakteriologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri
diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne,
1987). Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang
mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya dengan media buatan
kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu bakteri.

Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad hidup), yang hidup di
permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara waktu atau selama
hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme
lain tersebut, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau makhluk hidup yang
menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup yang ditumpangi
biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes, yang memberi makanan dan
perlindungan fisik kepada parasit.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan
manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang
kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya.
D. Rumusan Masalah
1.apa yang dimaksud dengan mikrobiologi?
2.Bagaimana cara perkembang biakkan parasit?
3.seperti apa cara penularannya?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu mikrobiologi
2.Mengetahui cara perkembangbiakan Bakteri

4
3.Mengetahui cara penularannya

BAB II
ISI
A.Kasus
Keracunan massal yang dialami ratusan warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten disebabkan
tiga bakteri yakni Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum dan escherichia coli. Ketiga
bakteri itu terdapat di tiga jenis makanan yang dihidangkan yakni bistik daging, sop galantin
dan resoles. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK
Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium ditemukan tiga
bakteri yang terdapat di tiga jenis makanan yang dimakan para tamu undangan.
B.Gejala keracunan
Setelah memakan hidangan itu, para tamu undangan yang mayoritas berasal dari Desa
Ngringo mengelami gejala keracunan makanan seperti pusing, mual dan muntah-muntah.
C.Proses infeksi mikroba

Bakteri dapat menyebabkan keracunan pangan melalui 2 mekanisme , yaitu intoksikasi dan
infeksi.  Intoksikasi adalah keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik bakteri
patogen baik itu toksin maupun metabolit toksik. Infeksi merupakan penyebab penyakit
seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui konsumsi pangan
yang telah tercemar bakteri. Jenis bakteri yang menyebabkan keracunan massal yang terjadi
di desa Ngringo, Solo antara lain:

 Jenis Bakteri

a.   Escherichia coli

          Bakteri E. coli merupakan spesies dengan habitat alami dalam saluran pencernaan


manusia maupun hewan. E. coli pertama kali diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja
seorang anak kecil pada tahun 1885. Bakteri ini berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-
3,0 μm, termasuk gram negatif, dapat hidup soliter maupun berkelompok, umumnya motil,
tidak membentuk spora, serta fakultatif anaerob (Gambar 1) (Carter & Wise 2004).

     E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau
berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus
diare. E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi  adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat
dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa,
dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat
dianggap sebagai makhluk hidup.[2]
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan
proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies[2] Perkembangan biologi yang
pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi
terbukanya bidang penting lain: biokimia.

Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan
dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu
gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi. Kata mikroorganisme
merupakan istilah yang tidak asing bagi dunia kesehatan. Mikroorganisme atau mikroba
merupakan organisme hidup yang berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) dan
hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Mikroorganisme ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa
sel (multiseluler). Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah
bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri dan archaea
termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa, dan alga mikroskopis
termasuk golongan eukariota.

Mikrobiologi (dalam Bahasa Yunani mikros = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu)
merupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Mikrobiologi
merupakan ilmu aneka disiplin karena ilmu ini mencakup beberapa bidang, pembagiannya
dapat berdasarkan tipe mikrobiologi (pendekatan taksonomis) atau berdasarkan aktivitas
fungsional. Berdasarkan pendekatan taksonomi, mikrobiologi dibagi menjadi virologi,
bakteriologi, mikologi, fikologi, dan protozoologi. Sedangkan berdasarkan pendekatan
fungsional, mikrobiologi dibagi atas ekologi mikroba, mikrobiologi industri, mikrobiologi
pertanian, mikrobiologi kedokteran, mikrobiologi pangan, fisiologi mikroba, genetika
mikroba, dan sebagainya. Setelah Anda mengerti batasan mikrobiologi, marilah kita
lanjutkan pembahasan tentang bagaimana sejarah mikroorganisme berikut ini.
B. Ciri-ciri Mikroorganisme
Ciri-ciri utama dari suatu Mikroorganisme dikelompokkan sebagai berikut:

6
 Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam micrometer. Oleh
karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba.
Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh
peneliti.

 Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba di beri perlauan kimiawi, maka
sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.

 Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda, ada mikroorganisme
yang hanya dapat hidup dan tubuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum,
darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganic saja atau bahan
organic (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim).

 Metabolisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut
metabolism. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolism dapat digunakan
untuk mencirikan mikroorganisme.

 Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentuk antibody yang mengikat
antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dan sel mikroba.

 Genetik
Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme
tersebut sehingga dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.

 Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan penyakit
merupakan cirri khas mikroorganisme tersebut selain itu dapat pula bekteri yang
memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag) yang mengifesi dan
menghancurkan bakteri.

C.Siklus Hidup Mikroorganisme


Siklus hidup dalam biologi adalah rangkaian perubahan yang dijalani anggota spesies ketika
mereka lulus dari tahap awal perkembangan yang diturunkan kepada tahap dimulainya
perkembangan yang sama pada generasi berikutnya. Dalam banyak organisme sederhana,
termasuk bakteri dan berbagai protista, siklus hidup selesai dalam satu generasi: organisme
dimulai dari pembelahan individu yang ada; organisme baru tumbuh hingga jatuh tempo; dan
kemudian terbagi menjadi dua individu baru, sehingga menyelesaikan siklus. Pada hewan
yang lebih tinggi, siklus hidupnya mencakup satu generasi: hewan memulainya dengan
peleburan sel jantan dan sel kelamin betina (gamet); tumbuh hingga jatuh tempo reproduksi;
dan kemudian menghasilkan gamet, di mana titik siklus dimulai lagi (dengan asumsi bahwa
pembuahan berlangsung).

7
Pada kebanyakan tanaman, sebaliknya, siklus hidup multigenerasi. Tanaman memulainya
dengan perkecambahan spora, yang tumbuh menjadi organism gamet – memproduksi
(gametofit). Gametofit mencapai kematangan dan berbentuk gamet, setelah fertilisasi,
tumbuh menjadi organisme penghasil spora (sporofit). Setelah mencapai kematangan
reproduksi, sporophyte menghasilkan spora, dan siklus dimulai lagi. Siklus hidup
multigenerasi ini disebut pergantian generasi; itu terjadi pada beberapa protista dan jamur
serta tanaman. Kehidupan karakteristik siklus bakteri disebut haplontic. Istilah ini mengacu
pada fakta bahwa itu mencakup satu generasi organisme sel haploid (yaitu, berisi satu set
kromosom). Siklus hidup satu generasi dari hewan diplontic yang lebih tinggi; melibatkan
organisme yang tubuhnya memiliki sel diploid (yaitu, mengandung dua set kromosom).
Organisme dengan siklus diplontic menghasilkan sel kelamin yang haploid, dan masing –
masing gamet tersebut harus menggabungkan dengan gamet lain untuk mendapatkan set
ganda kromosom yang diperlukan untuk tumbuh menjadi organisme lengkap. Siklus hidup
ditandai oleh tanaman ini dikenal sebagai diplohaplontic, karena mencakup generasi diploid
(sporofit) dan generasi haploid (gametofit).

D. Perkembanganbiakkan Mikroorganisme

Berikut ini merupakan cara perkrmbangbikan mikroorganisme secara Aseksual dan Seksual.

1. Perkembangbiakan Aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual yang paling
banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual atau vegetatif. Reproduksi aseksual tidak
melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi genetik, suatu kerugian
karena organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan beradaptasi
terhadap tekanan lingkungan. Macam-macam perkembangbiakan aseksual adalah sebagai
berikut :

a) Pembelahan biner (binary fission)


yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel
anak membentuk dua sel anak lagi dan Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri
adalah pembelahan biner suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu
sel bakteri menjadi dua sel anak yang secara genetis identik. Kecepatan pembelahan
biner bergantung pada spesies yang bersangkutan dan keadaan lingkungan. Dalam
kondisi ideal (Mis. Bangsal rumah sakit yang hangat dan lembab), basil negatif-gram
tipikal misalnya E.coli  akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya
M. tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium
untul E.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis mungkin belum
selesai setelah beberapa minggu. Namun pengobatan untuk tuberculosis dapat
dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain, misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya
BTA di spesimen sputum.

b) Pembelahan ganda (multiple fission)

yakni satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.

c) Perkuncupan (budding)

8
yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya.
Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk
semacam mata rantai.

d) Pembelahan tunas
yakni kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Biasanya terjadi pada khamir,
misalnya Saccharomyces cerevisiae. Sel induk akan membentuk tunas. Jika ukuran
tunas hampir sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan
terbentuk dinding penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau menempel
pada induknya dan membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat berbagai bentuk
pertunasan, yakni:

1) Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel yang berbentuk silinder
dan oval (Saccharomyces).
2) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi pada sel khamir
berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
3) Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu atau kedua ujung sel
yang memanjang, misal sel berbentuk lemon seperti Hanseniaspora dan
4) Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga ujung sel yang
memanjang seperti Trigonopsis.
5) Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.

e) Pembentukan spora atau sporulasi


adalah perkembangbiakan dengan pembentukan spora. Spora ini terbagi menjadi dua,
yakni spora aseksual (reproduksi vegetatif) dan spora seksual (reproduksi generatif).

2. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro alga serta secara
terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:

a. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.


b. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
c. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.

Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif  yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau
rekombinasi DNA.  Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a) Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung


melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua
sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
b) Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).
c) Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja
dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
E. Cara Penularan Mikroorganisme

9
Pada banyak kasus bakteri keluar dari tubuh melalui rute masuk, tetapi terdapat pengecualian.
Bakteri penyebab gastroenteritis memperoleh akses melalui mulut dan keluar dari tinja
sehingga dikatakan menyebar melalui rute fekal-oral. Mikroorganisme disebarkan dari satu
individu ke individu berikutnya melalui kontak langsung dan tidak langsung. Penyebaran
juga dapat terjadi melalui udara, makanan, air yang tercemar, dan melalui serangga.

1. Kontak
Kontak adalah rute utama penyebaran kuman di rumah sakit dan juga mungkin di
masyarakat. Di rumah sakit, bakteri disebarkan terutama melalui tangan staf karena mereka
sering menangani pasien dan peralatan, sehingga terjadi peningkatan kemungkinan infeksi-
silang. Hubungan antara mencuci tangan dan penurunan angka infeksi pertama kali
dibuktikan oleh Ignaz Semmelweiss dalam serangkaian studi epidemiologi pada tahun 1940-
an (Newson, 1993). Di masyarakat, terdapat bukti bahwa banyak patogen yang dahulu
diperkirakan menyebar melalui percikan ludah ternyata menyebar melalui kontak (Worsley et
al., 1994). Stimulasi laboratorium membuktikan bahwa individu lebih besar kemungkinannya
terjangkit infeksi saluran nafas setelah berkontak dengan tangan dan benda (fomites) yang
tercemar oleh virus daripada setelah terpajan pada aerosol yang mengandung virus (Gwaltney
et al., 1978). Diperkirakan bahwa batuk dan bersin menyebabkan pengeluaran percikan ludah
terinfeksi yang mengendap ke berbagai permukaan, termasuk busana, di lingkungan sekitar.
Bakteri kemudian dipindahkan oleh tangan ke benda lain (Peralatan makan minum, pegangan
pintu, dsb), mencapai korban baru setelah tangan mereka kemudian tercemar.

Virus mencapai hidung dan konjungtiva saat wajah tersentuh higiene tangan dapat
mengurangi insiden infeksi saluran nafas atas. (Leclair et al., 1987). Demikian juga, rotavirus
yang menyebabkan muntah dan diare, walaupun keluar melalui percikan ludah, tampaknya
disebarkan melalui kontak tangan. Pada studi insiden eksperimen yang dilakukan di tempat
penitipan anak, dibuktikan bahwa terjadi penurunan angka infeksi saat mencuci tangan
diperkenalkan pada anak dan petugas yang merawatnya (Black et al., 1981). Perlu diingat
bahwa mencuci tangan adalah cara yang mudah dan hemat untuk infeksi (Gould, 1997;May,
1998).

2. Penyebaran melalui udara

10
Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam jarak yang pendek untuk patogen positif-gram
dan untuk infeksi virus misalnya cacar air. Kajian ekstensif terhadap literatur memastikan
bahwa infeksi silang melalui rute ini tidak lazim diluar lingkungan beresiko tinggi misalnya
ruang operasi dan unit luka bakar (ayliffe dan lowbury., 1982). Diruang operasi, skuama kulit
yang penuh dengan stafilococcus memperoleh akses ke jaringan yang terbuka, sering dengan
mendarat di duk dari udara. Kuman mungkin berasal dari pasien atau petugas yang hadir.
Rute melalui udara juga penting di unit luka bakar. Kulit adalah pertahanan utama terhadap
bakteri, dan apabila kulit tidak lagi utuh maka pasien menjadi sangat rentan terhadap infeksi.

3. Makanan dan air yang tercemar


Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai kendaraan bagi bakteri. Infeksi seperti ini
terjadi higiene yang buruk di rumah, restoran, tempat penjualan capat saji, toko, dan pabrik
(North, 1989; Hobbs dan Roberts 1993). Pada sebagian besar kasus, pencemaran terjadi
melalui tangan Salmonella yang mencemari jari tangan dan sumber makanan yang tercemar
dapat bertahan dari pencucian tangan. Dengan demikian penyebarah terjadi melalui rute
fekal-oral. Penyebaran melalui air terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk. Kolera
bersifat endemik di seluruh negara yang sedang berkembang termasuk asia dan kejadian luar
biasa di inggris. Thypoid juga ditularkan melalui air yang tercemar. Penyakit Legionnaire
(Disebabkan oleh Legionella pneumophila) menyebar melalui aerosol yang tercemar (Woo et
al., 1986); kejadian luar biasa penyakit ini pernah terjadi di inggris.

4. Vektor singgris
Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui penularan mekanis dan biologis. Penularan
mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain melalui
permukaan serangga, sering dengan kakinya. Lalat rumah berlaku sebagai vektor mekanis
untuk Singgris. Di rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda lain mungkin
mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan klines (Fotedar et al., 1992). Penularan
biologis melibatkan interaksi kompleks antara patogen dan vektor. Plasmodium, organisme
penyebab malaria, berkembang biak di dalam usus nyamuk dan meningkatkan jumlah
protozoa yang tersedia untuk dosis infeksi. Penularan terjadi saat serangga menggigit
penjamu manusia.
5. Resevoar infeksi
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang menguntungkan mendorong pertumbuhan
dan reproduksi sejumlah besar bakteri. Resevoar dapat terbentuk di kulit petugas atau pasien
sehingga terjadi infeksi-silang. Peran resevoar lingkungan terhadap infeksi silang bergantung
pada situasi. Suatu reservoar bakteri yang besar dalam suatu drain kecil kemungkinannya
berperan dalam infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena hanya
sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke individu lain yang rentan tetapi apabila
reservoar melibatkan benda-benda yang mungkin berkontak dengan pasien atau petugas,
maka resiko akan meningkat. Penelitian epidemiologis telah berperan banyak dalam
meningkatkan pemahaman kita tentang resiko infeksi dan pengembangan petunjuk
pengendalian infeksi untuk mengurangi penyebaran penyakit. Penelitian tersebut memberikan
sangat banyak bukti bahwa apabila pasien mengalami infeksi atau terkolonisasi, maka
organisme penyebab berasal dari orang lain dan bukan dari tempat jauh di lingkungan.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara
lain:
1. Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua
sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, misalnya sektor pertanian, medis,
industri, biokimia dan banyak lagi yang lainnya.
2. Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi, mikrobiologi terbagi menjadi
beberapa cabang lagi, berdasarkan konsentrasi pokok bahasannya. Pembagian
mikrobiologi ini didasarkan pada orientasinya.
3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang
menguntungkan maupun peranan yang merugikan. Salah satu peranannya yang
merugikan adalah karena beberapa jenis mikroorganisme dapat menyebabkan
penyakit dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan peranan yang menguntungkan
adalah peranannya dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen,
bioremediasi, produksi antibodi, dan lain-lain.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan antara lain:
1. Perlu perhatian yang lebih lagi untuk pengembangan ilmu mikrobiologi, mengingat
begitu sentral dan pentingnya peranan mikroorganisme di dalam kehidupan.
2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme.

12
DAFTAR PUSTAKA
• Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),
(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
• Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
• Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Universitas Negeri Malang.
• Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
• Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
• Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam.
Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
• Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
• Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to
Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.
• Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana

13

Anda mungkin juga menyukai