Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

”DISPENSING”

DISUSUN OLEH :

KADEK SUASTINI (D1A119001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESIONAL APOTEKER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI FARMASI, RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020
”DISPENSING”

I. Definisi

Dispensing berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu to

dispense, yang secara harfiah berarti membagikan. Jadi

apabila dokter dispensing obat, artinya dokter membagikan

obat kepada pasien. Namun di dalam praktiknya dokter tidak

hanya membagikan obat, juga menyimpan sejumlah obat di

tempat praktik kedokteran pribadinya.

Dispensing obat merupakan proses yang mencakup

berbagai kegiatan, yang dilakukan oleh seorang Apoteker, mulai

dari penerimaan resep dengan memastikan penyerahan obat yang

tepat bagi pasien serta kemampuannya mengonsumsi sendiri

dengan baik.

Dispensing merupakan proses sejak diterimanya resep

sampai obat diberikan kepada pasien diikuti dengan pemberian

informasi yang memadai.

Dispensing obat adalah kegiatan atau proses untuk

memastikan kelayakan atau order resep obat, seleksi suatu obat

zat aktif yang memadai dan memastikan bahwa penderita atau

perawat mengerti penggunaan dan pemberian obat yang tepat dari

obat tersebut Siregar, 2003.

Dispensing adalah proses menyiapkan dan menyarahkan

obat kepada orang yang namanya tertulis pada resep. Dispensing


merupakan tindakan atau proses yang memastikan ketepatan

resep obat, ketepatan seleksi zat aktif yang memadai dan

memastikan bahwa pasien atau perawat mengerti penggunaan dan

pemberian yang tepat Siregar, 2006.

Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap

validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan

label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat

yang memadai disertai system dokumentasi.

Dispensing obat adalah proses berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan dispensing obat. Berbagai kegiatan tersebut

adalah menerima dan memvalidasi resep obat, mengerti dan

menginterpretasikan maksud resep yang dibuat dokter, membahas

solusi masalah yang terdapat dalam resep bersama-sama dengan

dokter penulis resep, mengisi Profil Pengobatan Penderita (P-3),

menyediakan atau meracik obat, memberi wadah dan etiket yang

sesuai dengan kondisi obat, merekam semua tindakan,

mendistribusikan obat kepada Penderita Rawat Jalan (PRJ) atau

Penderita Rawat Tinggal (PRT), memberikan informasi yang

dibutuhkan kepada penderita dan perawat.


II. Tujuan

Adapun tujuan dispensing yaitu :

1. Menjamin agar pasien menerima obat sesuai dengan dosis

yang dibutuhkkan;

2. Menjamin sterilitas dan stabilitas produk;

3. Melindungi petugas dari paparan zat berbahaya;

4. Menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.

5. Menyediakan nutrisi bagi penderita yang tidak dapat

menerima makanan secara oral atau emperal.

6. Menurunkan total biaya obat

III. Prinsip Dasar

Praktek Dispensing yang Baik adalah suatu praktek yang

memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang benar,

ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis dan kuantitas

sesuai instruksi yg jelas, dan dalam kemasan yang memelihara

potensi obat.

Hal yang harus diperhatikan dalam proses peracikan pastikan yaitu:

1. Nama obat

2. Macam sediaan

3. Kekuatan obat

4. Jumlah obat
5. Fokus pada obat yang diambil, utk menghindari kesalahan

(gunakan sistem barcode)

6. Obat tdk kontak langsung dengan tangan

7. Lingkungan higienis

8. Ketepatan pengukuran miniskus sediaan cair

IV. Bagian Penting Dari Preskripsi

Dalam menerima resep pastikan:

1. Identitas pasien

2. Keabsahan resep (jika kurang, konform ke pasien/dokter)

Dalam menerjemahkan & analisis resep pastikan:

1. Ada/tdknya DRP (drug related problem)

2. Dosis, indikasi, kontraindikasi, interaksi obat

3. Kondisi pasien (usia, hamil, menyusui, liver, ginjal)

4. Terapi yang rasional

5. Ketersediaan obat

Dalam mencatat dan dokumentasi pastikan label obat berisi

tanggal, nama pasien, nama obat, kekuatan obat, aturan pakai,

keterangan tambahan. Label disiapkan satu persatu sesuai obat.

Penyerahan obat dengan informasi yg lengkap :

1. Jadwal minum obat (hub dgn mkn & obat lain)

2. Cara minum obat (kunyah, telan, dilarutkan)

3. Cara menyimpan & menjaga kestabilan


V. Langkah-Langkah Penting Dispensing

Kegiatan dalam proses dispensing mencakup:

1. Menerima dan memvalidasi resep dokter;

2. Mengerti dan menginterpretasikan maksud dokter dalam

resep obat;

3. Solusi masalah jika terdapat dalam resep bersama dokter

penulis resep;

4. Mengisi P3 (Profil Pengobatan Penderita);

5. Menyediakan/meracik obat dengan teliti;

6. Memberi wadah dan etiket yang benar;

7. Merekam semua tindakan;

8. Mendistribusikan obat kepada pasien rawat inap atau rawat

jalan;

9. Memberikan informasi yang diperlukan bagi pasien dan

perawat.

Dispensing merupakan proses rutin dan sederhana yang

tidak boleh salah. Praktik Dispensing yang Baik adalah suatu

praktik yang memastikan bahwa obat yang diberikan kepada

pasien yang benar, dosis dan frekuensi yang benar, instruksi yang

jelas dan dalam suatu kemasan yang memelihara potensi obat.

Dispensing termasuk semua kegiatan yang terjadi antara waktu

resep diterima dan obat yang ditulis disampaikan kepada pasien.


Proses dispensing mencakup semua kegiatan yang terlibat

dari penerimaan resep sampai penyerahan obat yang ditulis

kepada pasien. Tahap kegiatan utama dalam proses dispensing

antara lain:

1. Menerima dan Memvalidasi Resep

Tahap pertama yaitu menerima dan menvalidasi

resep. Pada waktu menerima suatu resep, Apoteker

bertanggung jawab mengidentifikasi pasien dan harus

menegaskan nama pasien. Mengidentifikasi pasien yang

akan menggunakan obat merupakan hal yang sangat

penting dilakukan karena orang yang menyerahkan resep

belum tentu pasien yang sebenarnya.

2. Mengkaji Resep untuk Kelengkapan

Dalam mengkaji kelengkapan resep, Apoteker harus

memastikan bahwa informasi berikut telah tertera, yaitu:

1) Nama pasien,

2) Ruangan, kamar dan nomor pasien (untuk pasien

rawat inap),

3) Nama obat, kekuatan, bentuk sediaan, kuantitas,

aturan pakai,

4) Tanggal dan jam penulisan resep,

5) Tanda tangan dokter penulis,

6) Instruksi lain dari dokter.


3. Mengerti dan Menginterpretasi Resep

Mengerinterpretasikan suatu resep harus dilakukan

oleh Apoteker yang telah terlatih, yaitu:

1) Membaca resep

2) Secara benar menginterpretasikan setiap singkatan

yang digunakan dokter penulis resep

3) Menegaskan bahwa dosis yang ditulis berada dalam

rentang yang normal bagi penderita (perhatikan jenis

kelamin dan umur)

4) Secara benar melakukan perhitungan dosis dan

kuantitas

5) Mengkaji ketidaktepatan yang tertera pada resep,

antara lain kontraindikasi, interaksi, duplikasi dan

inkompatibilitas.

4. Menapis Profil Pengobatan Pasien

Setelah tahap pertama sampai tahap ketiga selesai,

Apoteker memasukkan semua data obat yang tertulis pada

resep ke dalam formulir profil pengobatan pasien (atau

terkomputerisasi), kemudian dilakukan pengkajian

menyeluruh atas profil tersebut. Suatu profil pengobatan

pasien (P-3) mengandung dua jenis informasi, yaitu

informasi khusus pasien dan informasi terapi pasien.

Informasi khusus pasien disebut juga “database” pasien.


Dalam proses penapisan P-3, terlebih dahulu dilakukan

penapisan database pasien, yaitu umur dan bobot tubuh,

dihubungkan dengan kesesuaian dosis yang ditulis dokter.

Untuk pasien pediatrik dan geriatrik (diatas 65 tahun) pada

umumnya memerlukan dosis yang pas untuk mencegah

terjadinya toksisitas. Dalam database pasien perlu diperiksa

adanya peristiwa alergi obat dialami, yang diketahui dari

wawancara pasien sewaktu pengambilan sejarah obatnya.

Obat yang tertulis pada resep perlu dikaji tentang risiko

merugikan pada pasien. Setelah penapisan database

pasien, dilakukan penapisan profil pasien tentang terapi obat

bersamaan yang diberikan pada pasien. Secara mendasar

dalam penapisan ini apoteker mengkaji adanya interaksi

obat-obat; interaksi obat-makanan; duplikasi terapi, reaksi

obat merugikan dan terapi kontraindikasi. Di samping itu,

Apoteker juga bertanggung jawab mengkaji ketepatan dosis

dan frekuensi pemberian, untuk mengetahui adanya dosis

toksis atau dosis kurang (subterapi).

5. Menyiapkan, Membuat atau Meracik Sediaan Obat

Penyiapan, pembuatan atau peracikan sediaan

merupakan bagian utama dari proses dispensing. Ada

beberapa langkah dalam penyiapan atau peracikan sediaan

obat yang diminta dokter, yaitu:


1) Menemukan/memilih wadah obat persediaan;

2) Formulasi, membuat, menghitung, mengukur dan

menuang;

3) Memproses/pemberian etiket; dan

4) Penghantaran/distribusi.

6. Menyampaikan atau mendistribusikan Obat kepada

Pasien

Untuk pasien rawat jalan, obat diberikan kepada

paisen yang namanya tertera pada resep atau wakil pasien

dengan informasi dan edukasi. Untuk pasien rawat inap,

obat didistribusikan sesuai dengan sistem distribusi obat

untuk rawat inap di rumah sakit. Selain penekanan dosis,

frekuensi, lama pengobatan dan rute pemberian, prioritas

adalah memberikan penderita informasi yang akan

memaksimalkan efek pengobatan. Oleh karena itu, informasi

perlu ditekankan pada:

1) Kapan obat digunakan (terutama berkaitan dengan

makanan dan obat-obatan lain)

2) Cara obat digunakan (dikunyah, ditelan seluruhnya,

tidak boleh digerus, dikocok dahulu, dikonsumsi

dengan banyak air minum dan sebagainya)

3) Cara menyimpan dan memelihara obat


4) Peringatan tentang kemungkinan efek samping. Efek

samping yang umum tetapi tidak berbahaya (mual,

diare ringan dan perubahan warna urin), perlu

diberitahukan guna mencegah pasien yang takut dari

penghentian pengobatan.

Setiap upaya wajib dibuat untuk menegaskan bahwa

pasien mengerti informasi yang diberikan.

VI. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan Dispensing

Kategori Kesalahan Dispensing Menurut Direktorat Bina

Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2008 kategori kesalahan

dalam pemberian obat adalah:

1. Pasien mengalami reaksi alergi.

2. Kontraindikasi.

3. Obat kadaluwarsa.

4. Bentuk sediaan yang salah.

5. Frekuensi pemberian yang salah.

6. Label obat salah tidak ada tidak jelas.

7. Informasi obat kepada pasien yang salah tidak jelas.

8. Obat diberikan pada pasien yang salah.

9. Cara menyiapkan meracik obat yang salah.

10. Jumlah obat yang tidak sesuai.


11. ADR jika digunakan berulang.

12. Rute pemberian yang salah.

13. Cara penyimpanan yang salah.

14. Penjelasan petunjuk penggunaan kepada pasien yang salah.

Penyebab terjadinya kesalahan dispensing yaitu :

1. Tidak adanya apoteker (apoteker tidak berada di tempat)

2. Obat yang diresepkan dokter sulit diperoleh

3. Pasien menerima informasi yang salah

4. Dispensing bukan dilakukan oleh Apoteker.

VII. Lingkup Yang Mendukung Proses

Lingkungan dispensing harus bersih karena kebanyakan

obat dikonsumsi secara internal. Lingkungan tersebut harus

menjamin kesehatan dan tidak terkontaminasi. Oleh karena itu,

lingkungan dispensing wajib diorganisasikan sedemikian sehingga

didapatkan daerah kerja yang aman, nyaman dan efisien.

Lingkungan dispensing termasuk staf, sekeliling fasilitas fisik, rak

dan ruang penyimpanan, ruang peracikan permukaan yang

digunakan selama bekerja, peralatan dan bahan pengemas.

Lingkungan dispensing harus memiliki ruang yang cukup agar

memungkinkan gerakan yang longgar bagi staf selama proses

dispensing, tetapi jarak atau jangkauan yang harus dicakup oleh

personel dispensing harus diminimalkan untuk memelihara efisiensi


selama proses dispensing. Staf yang terlibat dalam dispensing

harus memelihara kebersihan pribadi dan harus memakai pakaian

kerja bersih. Sekeliling fasilitas fisik harus dipelihara dan harus

sedapat mungin bebas debu dan kotoran. Memelihara suatu

lingkungan yang bersih memerlukan pembersihan rutin dan tetap

pada semua rak dan lemari obat, membersihkan lantai dan

permukaan tempat kerja (misalnya meja kerja) setiap hari, serta

harus ada jadwal tetap untuk memeriksa dan membersihkan. Jika

terjadi tumpahan, tumpahan-tumpahan harus segera dibersihkan,

terutama cairan tumpahan yang lekat, manis atau yang menarik

serangga, seperti semut dan lalat. Makanan dan minuman tidak

boleh disimpan atau ditemaptkan didaerah dispensing dan dalam

lemari pendingin tempat penyimpanan obat.

Alat penyimpanan yang digunakan untuk meracik, seperti

lumpang dan mortir, gelar ukur, timbangan serta anak timbangan,

sendok obat, sudip, spatula, alat penghitung tablet atau kapsul,

semuanya harus selalu bersih dan kering sebelum digunakan untuk

setiap peracikan produk yang berbeda dan pada akhir kerja.

Timbangan harus dilakukan kalibrasi sesuai dengan peraturan

pemerintah.

Yang termasuk lingkungan dispensing adalah staf, sekeliling

lingkungan fisik, rak, ruang peracikan, ruang penyimpanan,


peralatan, permukaan yang digunakan selama bekerja, dan bahan

pengemas.

Lingkungan dispensing harus bersih dan diorganisasikan.

Bersih karena umumnya obat digunakan secara internal dan

diorganisasikan agar dispensing dapat dilakukan dengan aman,

akurat, dan efisien.

Staf harus memiliki kebersihan diri dan harus memakai baju

kerah putih/baju kerja. Sekeliling lingkungan fisik, ruang peracikan,

dan ruang penyimpanan harus bebas debu dan kotoran; sebaiknya

dibersihkan setiap hari. Wadah dan obat-obattan sebaiknya

diorganisasikan dalam rak; sebaiknya  obat dalam dan obat luar

diletakkan secara terpisah; bahan kimia cair dan padat juga

sebaiknya disimpan secara terpisah; semua wadah dan obat harus

diberi etiket secara jelas untuk memastikan pemilihan yang aman

dari sediaan dan meminimalkan kesalahan. Semua peralatan untuk

meracik, seperti lumpang dan alu, spatula, timbangan, dll harus

dibersihkan hingga bersih dan kering sebelum pemakaian sediaan

selanjutnya. Timbangan sebaiknya dikalibrasi sesuai dengan

peraturan yang ada.

Lingkungan dispensing harus memiliki ruangan yang

memungkinkan gerakan yang longgar bagi staf selama proses

dispensing, tetapi pergerakan harus diminimalkan untuk

memelihara efisiensi.
Sistem perputaran sediaan harus ditetapkan berbasis obat

yang digunakan terlebih dahulu, misalnya yang masuk dulu/keluar

dulu. (First In/First Out).


DAFTAR PUSTAKA

https://ladytulipe.wordpress.com/2010/03/21/praktik-dispensing-yang-baik/

https://www.scribd.com/document/367368223/Dispensing

http://worldfarmasi.blogspot.com/2016/11/compounding-dispensing-

pharmacy-farmasi.html

https://www.slideshare.net/roywidhie/dispensing-sediaan-steril01

http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/10/kebijakan-

dispensing-obat-rumah-sakit.html

https://dokumen.tips/documents/kasusetik-dispensing-obat.html

https://text-id.123dok.com/document/dy4wlo9vq-definisi-dispensing-

medication-error-pada-dispensing.html

Anda mungkin juga menyukai