Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PROJEK KIMIA FARMASI ANALISIS PAGI B

PEMBAGIAN ASAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. ALRIFAT IMANUEL ZEBUA 1843050037
2. RAHMAH NURFAHANUM 1943057042
3. SILMI KAFA 1843050042
4. YOSEPHINE ALFANI 1643040146

Dosen Pengampu : SARJAENI JAMAL

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih
kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk
garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai). Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian, mencicipi rasa asam,
terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.(Anonim.2011)
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis:
1. Arrhenius : menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi
ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali
dekemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang
dapat larut dalam air. Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam
dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat
korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak
pahit dan bersifat kaustik ( licin). Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan
penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794)
mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian
menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian
tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah
suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat
didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini
dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :

Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat
asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan
HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq)
Basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain,
pembawa sifat basa adalah (OH-) dan dirumuskan dengan
M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq)
Asam karboksilat merupakam segolongan senyawa organik yang dicirikan
oleh gugus karboksil. Asam karboksilat tergolong asam karena dalam larutan,
menghasilkan ion karboksilat dan proton. RCOOH ----> RCOO- + H+
Asam karboksilat melimpah dan tersebar luas di alam. Anggota deret asam
karboksilat alifatik BM rendah tidak berwarna, mudah menguap, baunya tajam dan
tidak sedap. Contoh asam karboksilat adalah Asam formiat, asam asetat, asam
propionat, asam butirat, asam oxalat, asam fumarat dan lain-lain.
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan
sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna,
merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia: asam
paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan aldehida.
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling
penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam
asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam
asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih 80ºC),
dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut
organic.

Menurut Arrhenius
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh:
1)HCl(aq)→H+(aq)+Cl-(aq)
2) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

2. Bronsted-Lowry : asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan desebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Bronsted dan Lowry secara
terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang Contoh:
1) HAc(aq)+H2O(l)↔H3O+(aq)+Ac-(aq)asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.


H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
2)H2O(l)+NH3(aq)↔NH4+(aq)+OH-(aq)asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi. Pada contoh di atas
terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton
akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
3. Lewis : asam adalah penerima pasangan electron dari basa. Definisi ini dapat mencakup
asam yang tidak mengandung hydrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi
(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara
umum, suatu asam dapat menerima pasangan electron pada orbital kosongnya yang
paling rendah dari orbital terisi yang tertinggi dari suatu basa. Dasarnya adalah
pemakaian pasangan elektron Bebas dikatakan asam jika menerima pasangan
elektron dan basa jika memberikan pasangan electron.

Asam Dan Basa Polivalen


Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai
tetapan kesetimbangan sendiri. Contoh: Asam sulfat
sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur
tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O

2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti
asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi
oksidasi, reaksi Grignat .Adapun sifat umum yang dimiliki senyawa kimia glongan ini
adalah :
1. Dapat membentuk garam dengan NaOH dan NaHCO3 sedang fenol hanya
membentuk garam dengan NaOH.
2. Berdasarkan rantai ikatan, maka golongan ini terdapat dalam bentuk alifatis
dan aromatis.
3. Bentuk alifatis umumnya mudah larut dalam air, sedangkan bentuk aromatis
larut dalam petroleum eter.
4. Asam alifatis dan aromatis ada yang ikut dengan uap jika di destilasi uap,
tetapi ada juga tidak larut.

Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak digunakan untuk
pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat yang termasuk dalam golongan
asam. Obat-obat yang termasuk dalam golongan asam ini terdapat berbagai
macam yang dibedakan berdasarkan sifat fisika kimianya, identifikais berdasarkan
reaksinya terhadap pereaksi tertentu, cara pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap
yang keluar pada saat dipijarkan. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka dapat
dilakukan pemisahan golongan asam ini dengan cara :
1. Pemisahan destilasi uap
Jenis senyawa asam yang dapat dipisahkan dengan cara destilasi uap : Asam
formiat, Asam Benzoat, Asam asetat, Acetosal, salipyrin, dan asam sinamat.
2. Pemisahan sisa destilat
Dipisahkan dengan cara pengendapan, yaitu larutan diasamkan dengan asam
asetat + Ca2+, maka terbentuk endapan, endapan disaring dan diasamkan kembali.
a. Filtrat + 3 volume etanol terbentuk endapan, maka terdapat : Tatrat, Asam
Sitrat, Asam Suksinat, Asam Malat dan Asam Glikolat.
b. Filtrat + air kapur berlebih, maka terbentuk endapan. Misalnya : Asam Gallat
dan Asam Lemak.
Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni disebut
asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku
16,70C. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang
penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, glukosa asetat dan polivinal asetat.       
Asam borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai
antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau asam klorida
pada boraks. Dimana boraks adalah senyawa kimia natrium tetrabonat (NaB4O7),
berbentuk padat jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida. Boraks
ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika. Pemakaiannya dalam obat-obatan
seperti bedak, salep, dan lain-lain.
Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga
biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol, atau 2-formilfenol. Senyawa ini
stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam
kuat, dan pengoksidasi kuat .
Acetosal atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor),
antiseptik (terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acetosal juga
memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo
lama untuk mencegah serangan jantung .

II. Tujuan
 Menganalisa atau mengidentifikasi analit secara kualitatif
 Menganalisa atau mengidentifikasi suatu zat terutama obat – obatan
 Mengetahui sifat-sifat asam dan golongannya
 Mengetahui sifat-sifat karbohidrat dan golongannya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 Penggolongan asam

a.Asam organik b..Asam anorganik

contoh: Contoh:

1.Asam asetat CH3COOH 1. HCl

2. Asam Laktat C3H6O3 2. H2SO4

3.Asam Ascorbat /Vit C C6H8O6 3. H3PO4

4. Asam Benzoat C7H6O2 4. HNO3

5. Asam Salisilat C7H6O3 5. H2CO3

 Membedakan as organik & anorganik

As organik : - terdiri dari unsur C,H&O

- jika dibakar mengarang dan habis menguap

jadi CO2 +H2O

- Bisa diesterifikasi  bau buah

- konsistensi umumnya padat, kecuali

as asetat, as laktat,as formiat, as oleat

- Tak berbau kecuali as asetat,formiat

As anorganik:- disamping terdiri dari unsur H dan O juga unsur yg lain (P,S,Cl ,P dan N ) tdk
habis dibakar

- dipanaskan terurai menjadi oksida


- umumnya konsistensi cair

- bersifat korosif - bau khas

- mudah diendapkan dgn reagent tertentu

 Asam memiliki sifat-sifat berikut:

 Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.


 Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah.
 Dapat menghantarkan arus listrik (untuk asam kuat).
 Bereaksi dengan logam (untuk asam kuat).

 Identifikasi Asam organic

1.As Ascorbat (Vit.C)

• - larutan 2% mereduksi larutan KCu(III)tatrat,


• jika dipanaskan terjadi lebih cepat
• - larutan 2 % +kan 4 tts larutan metilen biru
• panaskan pada 40 C biru tua ,lalu 3 menit
• berubah jadi lebih muda,lalu hilang
• - Mereduksi kuat larutan Iodium
• - + CuSO4 +NaOH  biru keunguan
• - Fehling positip
• - Spot test: zat + FeSO4+NaHCO3  ungu

2. As.Asetat

• - zat + KHSO4 Bau cuka


• - Reaksi cacodyl: zat dlm tabung reaksi +kan
As2O3 ,panaskan  bau bawang
- Esterifikasi:- larutan zat +etanol + H2SO4 p
 bau wangi etil asetat (Cutex)
- larutan zat+amil alkohol+H2SO4 p
 bau ester amil asetat
3.Ac.acetylsalicylicum
(Asetosal)

• -Pemerian: serbuk/hablur tak bewarna,tak


berbau/lemah, rasa asam
Identifikasi:
- Didihkan 50 mg zat dgn 2 ml NaOH 8% 3 menit,
dinginkan+kan 2 ml H2SO4 encer hablur putih dari
as salisilat (jarum2)
- Zat + FeCL3 ,masak ungu
- MARQUIS: merah darah setelah bbrpa waktu
- FROHDE: ungu segera
- larutan zat + CaCO3,kocok,saring, filtrat +kan FeCl3
 coklat muda

4. As.Benzoat

• Pemerian: kristal/hablur halus, tak bewarna,tak


• berbau, sukar larut dlm air,mudah dlm
• pelarut organik
• Identiufikasi:
• - 50 mg zat+kan 50 mg CaCO3 + 5 ml air,
• saring, pada filtrat +kan larutan FeCl3
•  endapan kuning coklat
• - Sublimasi: mudah
• - Esterifikasi: zat + etanol +H2SO4,encerkan
• dgn air  bau etilbenzoat
5.As.Borat (Boric acid)

• Pemerian: serbuk/hablur putih mengkilat,


ringan, tak berbau
Identifikasi:
- basahi kertas saring yg dibubuhi larutan
kurkumin(kunyit) dgn larutan zat dlm HCl p
 keringkan  warna kertas berubah jadi
merah , jika ditiupkan uap amoniak  warna
menjadi hitam kehijauan
- Reaksi nyala: zat + metanol+ H2SO4 p ,
bakar  nyala hijau

6.As.Sitrat (Acidum Citricum)

• Pemerian:hablur tak bewarna,tak berbau,rasa


sangat asam,higroskopik,merapuk dlm udara
kering & panas
Identifikasi:
- Reaksi Cuprifil : positip
- DENIGES: positip
- HAUSEHER: Zat + Vanilin dlm etanol ,uapkan
ad kering diatas penangas air +kan H2SO4 dil
 biru kehijauan/ biru keunguan, jika +kan air
warna hilang

7.As.Laktat

• Pemerian: cairan tak bewarna atau sedikit


• kekuningan,bereaksi asam, kental,
• higroskopik,bau tak enak, dapat
• bercampur dengan air
• Identifikasi:
• - + KMnO4+ H2SO4 aduk,diatas w batch
 asetaldehid (bau kelapa muda)
- Zat H2SO4 p 2 ml, diatas w batch,dinginkan +
guaiacolat 3 % dlm alkohol p merah

8.As.Glutamat

• Pemerian: Serbuk/hablur tak bewarna


atau putih,sukar larut dlm air
garam Na (MSG) mudah larut
dlm air
Identifikasi:
- Reaksi ninhidrine: larutan zat dlm air
(0,1%) +kan 1 ml Ninhidrine LP
,panaskan 3 menit ungu

9. As.Oksalat

• Pemerian: Hablur tak bewarna,larut dalam air dan etanol P


• Identifikasi:
• - CARLETTI: Zat + resorcin+gliserin
• +H2SO4pviolet merahbiru ungu
• , hilang bila diencerkan dgn air
• - GUNN: larutan pekat zat +larutan campuran H2SO4+H3PO4 (1:10) kuning
• - Sublimasi: garam Cakristal oksalat
• (tetragonal)
10.As.Nikotinat

• Pemerian: Bubuk kristal putih,tak berbau,larut


• dalam air dingin & panas,etanol 95%
• Identifikasi:
- larutan zat dlm air+HgCl kristal jarum
- Larutan netral + CuAc2 biru muda
kristal sphaerolit
- Larutan zat +2,4dinitroklorbenzen +
spritus,KOH merah
-BOUCHARDAT: tetesan minyak
- Sublimasi mikro kristal
BAB III

KESIMPULAN

1. Pembagian atau penggolongan asam ada 2 yaitu asam organik dan asam anprganik.
2. Contoh dari penggolongan asam organik adalah asam asetat, asam laktat, asam
ascorbat, asam benzoat, dan asam salisilat dan contoh dari asam anorganik adalah
HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, dan H2CO3
3. Sifat asam adalah sebagai berikut mempunyai rasa asam dan bersifat korosif, dapat
mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna merah, dapat menghantarkan arus
listrik (untuk asam kuat) dan bereaksi dengan logam (untuk asam kuat).

4. Contoh identifikasi asam adalah As Ascorbat (Vit.C), As.Asetat, As.acetylsalicylicum


(Asetosal), As.Benzoat, As.Borat (Boric acid), As.Sitrat (Acidum Citricum),
As.Laktat, As.Glutamat, As.Oksalat, As.Nikotinat
DAFTAR PUSTAKA

De Man, J.M. 1997. Kimia Makanan. Terjemahan. ITB. Bandung.

Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.

Houston, M.E. 1995. Biochemistry Primer For Exercise Science. Human


Kinetics. Champaign.USA.

Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. Collier-


MacMillan.Canada.

Kuchel, P., G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Schaum. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.

Lehninger, A..L., et al. 1997. Principles of Biochemistry. 2nd .Worth Publisher.    New York.

Ngili Yohanis.2009. Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Tarigan, P. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Alumni. Bandung

Winarno, F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen KesehatanRepublik


Indonesia : Jakarta.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen KesehatanRepublik


Indonesia : Jakarta.

Mulyono,HAM.2006.Membuat Reagen Kimia di laboratorium.Bumi Aksara : Jakarta.

Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai