Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HADIST MAUDHU’I

(KEBERSIHAN HATI TERHADAP ALLAH)

Makalah Hadist Maudhu’i Diajukan untuk Melengkapi Tugas Semester


Genap 2019 Di Susun Oleh:

Anggit Amirul Insai (1404618050)

Kharisma Febrianti (1404618043)

Muhamad zaki (1404618032)

Safira (1404618080)

PENDIDIKAN ILMU AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU


SOSIALUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019
KATA PENGANTAR

Makalah Hadist Maudu’i yang berjudul “Kebersihan Hati Terhadap


Allah” ini dapat kami selesaikan dengan baik semata-mata atas rahmat Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, penulis mengucapkan puji syukur kepada-
Nya. Makalah ini ditulis untuk melengkapi kegiatan kuliah Hadist Maudhu’i di
Universitas Negeri Jakarta pada semester genap 2019. Penulisan berdasarkan
data pustaka.

Penulisan makalah ini dimungkinkan oleh adanya bantuan dan bimbingan


dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan bimbingan tersebut kepada:

Kedua orang tua kami, Tim kelompok Bapak Zzulkifli Lubis selaku
dosen pembimbing.

Penulis menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis


menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak
disengaja. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima
dengan rasa syukur.

Jakarta, 14 maret 2019


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kebersihan merupakan unsur pokok dalam mewujudkan
kesehatan yang merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan tidak
bisa terlepas dari masalah yang berkaitan erat dengan kebersihan. Profil
kesehatan lingkungan pada tahun 2009 menyajikan data bahwa 64,41%
sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi
pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah 58,84%),
fasilitas kesehatan (77,02%), dan sarana lain (62,26%).1 Hal ini
menunjukkan bahwa pembinaan kesehatan lingkungan terutama kebersihan
dalam tatanan masyarakat masih memerlukan perhatian yang serius agar
berdampak positif bagi kesehatan masyarakat. Indonesia melalui program
MDGs (Mellenium Development Goals) dengan semboyan “Health is not
everything, but without health everything is nothing” Kesehatan memang
bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti,
menempatkan kebersihan sebagai faktor utama dalam meraih untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Di sisi lain, Islam sebagai agama yang sempurna, memberikan kedudukan
tinggi terhadap kebersihan. Sebagaimana firmanNya,
‫ِحي ُّ َ ۡ ي َطه ِ ِري حتَ َن م‬OPُِ ‫ِحي ُّ ِ ِۡب َي ا ۡ ب ال‬OPُِ ‫ب التَّو َّن َهلال‬
yang artinya “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan mensucikan /membersihkan diri” (QS. Al Baqarah: 222). 2 Al-Qur‟an
sebagai pedoman hidup umat Islam menggambarkan bahwa orang yang
beriman kepada Allah adalah orang yang senantiasa menjaga kebersihan
dirinya. Sebagaimana diisyaratkan pada ayat di atas dengan
didampingkannya bertaubat dan membersihkan diri, maka pentingnya
perilaku membersihkan diri sejajar dengan pentingnya taubat bagi seorang
muslim. Sehingga orang yang membersihkan diri akan dicintai oleh Allah
SWT sebagaimana Allah mencintai orang yang senantiasa bertaubat.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian kebersihan?
2. Apa saja hadist-hadist tentang kebersihan hati?
3. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar terciptanya hati yang bersih?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui hadits – hadits tentang kebersihan hati
2. Dapat menganalisis hadits – hadits tentang kebersihan hati
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewajiban mensucikan hati

Sabda Rasulullah SAW: “Bahawasanya di dalam jasad anak Adam ada


seketul daging. Apabila baik daging itu, baiklah seluruh anggotanya.
Sebaliknya, jika buruk daging itu, buruklah seluruh anggotanya. Ketahuilah
daging itu ialah hati (qalbu).” - Riwayat Al-Bukhari.

Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia
wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati
manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya
sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah: “Di dalam hati mereka ada
penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10) Terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666
urat-saraf di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada
6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di
dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di
antaranya: hawa nafsu, cintakan dunia, tamak, rakus,pemarah, dendam, hasad
dengki, ujub, riak, takbur, sombong, bongkak. Jadi bila tidak diubati, maka
sambungan ayat mengatakan:

“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)

Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan


hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu
kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan
hatinya sebagaimana firman Allah: “Beruntunglah orang yang mensucikan
hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87
Al-A’la: 14-15).
Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-
orang yang beruntung adalah disebabkan kerana sesungguhnya hanya orang-
orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah. Menurut
al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya boleh menangkap
cahaya ghaib (Allah) apabila tidak tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat
mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang
beruntung.

Apakah keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan


hatinya? Keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya
adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:

“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang
telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)

Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah
mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya
yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah
orang-orang yang rugi, kerana sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor
tidak akan pernah dapat mengenal Tuhan.

B. Hadis-hadis tentang Kebersihan Hati


 Hadis Pertama
Oِ ‫ض ُل قَا َل ُكلُّ َم ْخ ُم‬
( ‫وم‬ َ ‫اس أَ ْف‬
ِ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَيُّ الن‬
َ ِ ‫عَن ع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو قَا َل قِي َل لِ َرسُو ِل هَّللا‬
ُ ‫صدُو‬
‫ق‬ َ ‫ان قَالُوا‬ ِ ‫ُوق اللِّ َس‬
Oِ ‫صد‬ َ ‫ب‬ِ ‫ْالقَ ْل‬
‫ب قَا َل هُ َو التَّقِ ُّي النَّقِ ُّي اَل إِ ْث َم فِي ِه َواَل بَ ْغ َي َواَل ِغ َّل َواَل َح َس َد ) حديث‬
ِ ‫ْرفُهُ فَ َما َم ْخ ُمو ُم ْالقَ ْل‬ ِ ‫اللِّ َس‬
ِ ‫ان نَع‬
‫صحيح رواه ابن ماجه‬

Abdullah bin ‘Amru berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam ; “Manusia bagaimanakah yang paling mulia?” Beliau menjawab:
“Semua orang yang hatinya makhmum (disapu/dibersihkan) dan tutur katanya
benar.” Mereka berkata; “Tutur kata yang benar telah kami sudah mengerti,
tetapi apakah maksud dari hati yang makhmum?” Beliau bersabda: “Yaitu hati
yang bertakwa dan bersih, tidak ada dosa, kezoliman, kedengkian dan hasad di
dalamnya.” (Hadis shahihriwayat Ibn Majah).

 Hadis Kedua

Dari Abdullah Bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu


‘alaihi wasallam bersabda :

ِ ّ‫ب ِمنَ ال‬


( ‫ناس‬ ٍ ‫ار ُكلِّ هَيِ ٍن لَيِّن قَ ِري‬
ِ َّ‫ُر َم َعلَى الن‬
ِ ‫رواه أحمد والترمذى ) ح‬

(Diharamkan (terlindung dari neraka) setiap orang yang suka


memudahkan, lemah lembut, dan akrab dengan sesama manusia ).” HR.
Ahmad dan Tirmizi

 Hadis Ketiga

Diriwayatkan dari Iyadh Bin Himmar radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi


shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ِ ‫ق ْالقَ ْل‬
( ،‫ب لِكُلِّ ِذي قُرْ بَى‬ ٌ َّ‫ق ُم َوف‬
ُ O‫ َو َرجُ ٌل َر ِحي ٌم َرقِي‬O،‫ق‬ َ ‫ ُذو س ُْلطَا ٍن ُم ْق ِسطٌ ُمت‬:ٌ‫أَ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ثَاَل ثَة‬
ٌ ‫ ِّد‬O‫َص‬
ٌ ‫ص ِّد‬
‫ق‬ ٌ ‫ َو َر ُج ٌل فَقِي ٌر َعفِي‬،‫رواه ابن حبان ) َو ُم ْسلِ ٍم‬
َ َ‫ْف ُمت‬

( Ahli surga itu ada tiga :

Pertama : orang yang punya kekuasaan dan berlaku adil serta mau bersedekah
atas pertolongan Allah.

Kedua ; orang yang di dalam hatinya terdapat rasa belas kasihan kepada sanak
saudara dan sesama muslim.

Ketiga : orang miskin yang mampu menjaga harga dirinya [dari meminta-
minta], dan ia-pun masih mau bersedekah ) HR Ibnu Hibban.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :

َّ ‫لِي ُم‬O‫ا َس‬OOَ‫ فَإِنِّي أُ ِحبُّ أَ ْن أَ ْخ ُر َج إِلَ ْي ُك ْم َوأَن‬،‫رواه ) اَل يُبَلِّ ُغنِي أَ َح ٌد ِم ْن أَصْ َحابِي ع َْن أَ َح ٍد َش ْيئًا‬
( ‫ ْد ِر‬O‫الص‬
‫أبو داود والترمذى‬

( Tidaklah seseorang di antara sahabat-sahabatku yang menyampaikan


sesuatu kepadaku dari seseorang, [melainkan] aku sungguh senang jika
aku keluar menemui kalian sementara aku dalam keadaan hati yang
bersih) HR Abu Dawud dan Tirmizi.

Dari Syaddad Bin Aus radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mengajarkan kepada kami doa ini :

( ، َ‫ك‬OOِ‫ َو ُح ْسنَ ِعبَا َدت‬، َ‫ َوأَسْأَلُكَ ُش ْك َر نِ ْع َمتِك‬،‫ َوال َع ِزي َمةَ على الرُّ ْش ِد‬،‫ك الثَّبَاتَ فِي األَ ْم ِر‬
َ ُ‫اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَل‬
‫ َوقَ ْلبًا َسلِي ًما‬،‫صا ِدقًا‬
َ ‫وأَسْأَلُكَ لِ َسانًا‬،َ
ِ ‫ك أَ ْنتَ َعالَّ ُم ال ُغيُو‬
)‫ب‬ Oَ ‫ َوأَ ْستَ ْغفِر‬،‫ك ِم ْن َخي ِْر َما تَ ْعلَ ُم‬
َ َّ‫ُك ِم َّما تَ ْعلَ ُم إِن‬ َ ُ‫ َوأَسْأَل‬،‫َوأَعُو ُذ بِكَ ِم ْن َش ِّر َما تَ ْعلَ ُم‬
‫ والنسائي‬O‫رواه أحمد والترمذى‬

(Ya Allah, aku mohon kepadaMu ketetapan hati dalam segala urusan dan
keteguhan kehendak menuju kebenaran. Dan aku memohon agar aku dapat
mensyukuri nikmatMu dan beribadah kepadaMu dengan sebaik-baiknya. Ya
Allah, aku memohon kepadaMu tutur kata yang benar, hati yang bersih, dan aku
berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang Engkau ketahui, aku memohon
kepadaMu kebaikan dari apa yang Engkau ketahui, aku memohon ampun
kepadaMu dari apapun yang Engkau ketahui, sesungguhnya hanya Engkau
jualah yang Maha Mengetahui yang ghaib). HR Ahmad, Tirmizi dan Nasai.

Sebaik-baik kondisi hati, yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya
adalah bersihnya hati dan baiknya hati. Dan kesempurnaan bersihnya hati
bertingkat-tingkat. Maka barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam
meneladani para nabi –’alaihimus salam- maka ia akan meraih kebersihan hati
sesuai kadar keteladanannya.

Barangsiapa yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi


wasallam dan berpegang teguh dengan sunnahnya yang mulia maka ia telah
dibimbing kepada petunjuk yang terbaik, amal dan keyakinan yang terbaik. Dan
Allah akan menganugerahkan kepadanya hati yang bersih sebagaimana Allah
menganugerahkan hati yang bersih kepada para sahabat yang meneladani
petunjuk Nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan berpegang
teguh dengannya. Hati yang bersih punya sifat dan ciri khas tertentu, yang
paling menonjol dan terpenting ialah terbebasnya hati seseorang dari
kemusyrikan besar ( syirik akbar ) dan kecil ( syirik asghar ) beserta cabang-
cabangnya, juga terhindarnya dosa-dosa besar dan kecil, terjauhkan dari sifat-
sifat tercela dan perilaku nista, seperti kikir, terlampau pelit, iri hati, dengki,
sombong, menipu, curang, khianat, tipu muslihat, dusta dan sifat-sifat hati tak
terpuji lainnya. Di samping itu, hati yang bersih pemiliknya selalu menjalankan
kewajiban dan memperbanyak ibadah sunah serta menghindari hal-hal yang
makruh.

Adapun sebaik-baik karakter dan sifat hati yang bersih dan yang paling
tinggi tingkat kesuciannya ialah sebagaimana yang sifat-sifat hati bersih yang
disandang oleh para Nabi -alaihimussalam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hadits memiliki banyak tema yang dibahas di dalamnya. Hadits yang dibahas sesuai
dengan tema yaitu metode hadits maudhu’I. Salah satu tema dalam hadits maudhu’I adalah
tentang kebersihan hati. Kebersihan hati adalah salah satu perintah Allah SWT dan juga
anjuran Rasulullah SAW. Banyak hal penting dari kita menjaga kebersihan hati. Perintah
menjaga kebersihan hati banyak terdapat dalam Al-Quran dan juga hadits. Oleh karena itu,
menjaga kebersihan hati wajib hukumnya bagi setiap muslim.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://pengusahamuslim.com/2013-
menyucikan-jiwa-membersihkan-qalbu-
12.html&ved=2ahUKEwjsl8CfhZToAhUF93MBHcuRC9EQFjAFegQIBxA
B&usg=AOvVaw0Z3zV-HgBEK4PWzvU1qmVG&cshid=1583985392574

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.republika.co.id/amp/p2beh3396&
ved=2ahUKEwjr_5aBiJToAhXzzjgGHcxgBBgQFjANegQIBhAB&usg=AO
vVaw3yHhBsYal_hLJohEUqxcom&ampcf=1&cshid=1583986131957

firanda.com/1540-hati-yang-bersih.html

Anda mungkin juga menyukai