KELOMPOK 3
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Hadis Maudhu‟I dengan judul “Hadis
Tentang Iman : Iman kepada Allah”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Beriman kepada Allah adalah salah satu pokok terpenting yang harus dilakukan oleh
seluruh umat islam, selain beriman kepada Malaikat, kitab-Nya, Rasul-Nya, iman kepada hari
akhir, dan kepada qada‟ dan qadhar. Seorang belum dikatakan beriman kepada Tuhanya apabila
ia belum dapat meyakini dalam hatinya, bahwa Tuhan Allah adalah dzat yang Maha Esa dengan
segala keagungan dan sifat-sifatntnya. Adapun beriman kepada sifat Allah termasuk juga dalam
klasifikasi iman kepada Allah.
Maka dari itu, sebagai umat muslim kita wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat
yang melekat pada-Nya, yang patut kita percayai dan kita imani. Maka dari itu, pada makalah ini
kami akan membahas mengenai iman kepada Allah, tidak hanya membahas tentang iman
kepada Allah saja , melainkan juga membahas tentang hadisnya, unsur-unsur iman, dan pengaruh
beriman kepada Allah dalam kehidupan.
I.3. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah
adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan.
“Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota badan.” (HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT
membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati,
lisan dan anggota badan.Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar.
Tanpa adanya imankepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti
beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya,
Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya,Rasul-rasul-
Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya.” (QS.An
Nisa: 136)
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya.
Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.Sebagai
muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut. Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang
2
pasti dimiliki oleh Allah SWT. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnya
pun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT. Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi
Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang. Sifat jaiz
bagi Allah hanya satu, yaitu “Fi‟lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
1. Wujud (Ada)
2. Qidam (Dahulu atau Awal)
3. Baqa‟ (Kekal)
4. Mukhalafatu lil hawadits (Berbeda dengan Ciptaannya)
5. Qiyamuhu binafsihi (Allah berdiri sendiri)
6. Wahdaniyyah (Esa atau Tunggal)
7. Qudrat (Berkuasa)
8. Iradat (Berkehendak)
9. Ilmu (Mengetahui)
10. Hayat (Hidup)
11. Sam‟un (Mendengar)
12. Basar (Melihat)
13. Kalam (Berbicara/Berfirman)
14. Kaunuhu Qadirun
15. Kaunuhu Muridun
16. Kaunuhu „Alimun
17. Kaunuhu Hayyun
18. Kaunuhu Sami‟un
19. Kaunuhu Basirun
20. Kaunuhu Mutakallimun
Adapun terdapat hikmah jika kita meyakini Beriman kepada Allah SWT dengan sifat-sifat-Nya,
diantaranya:
3
b) Meningkatkan rasa syukur
c) Selalu menjalankan perintah-Nya
d) Selalu berusaha menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya
e) Tidak takut menghadapi kematian
A. HR. Muslim
Hadits Arbain
Ada dua kalimat yang jadi nasihat berharga dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam yaitu
berimanlah kepada Allah dan istiqamahlah
ُ اى َح ِذي
َِْْث اى َحادِي َٗاى ِع ْش ِزي
Penjelasan Hadits:
Kalimat “katakanlah suatu perkataan dalam Islam” yaitu dalam syariat Islam. Kalimat
“suatu perkataan yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun
selainmu”, maksudnya kalimat tersebut sangat berbeda, kalimat tersebut sudah jadi
definisi, sifat kalimat tersebut jaami‟ dan maani‟. Jaami‟ dan maani‟ artinya memasukkan
semua yang tercakup di dalamnya dan mengeluarkan yang tidak tercakup di dalamnya.
Beriman kepada Allah itu terkait dengan amalan hati, sedangkan “kemudian
istiqamahlah” berarti istiqamah dalam ketaatan termasuk amalan jawarih (anggota
badan).
4
Faedah Hadis tersebut:
a) Para sahabat sangat semangat dalam mencari ilmu. Hal ini dibuktikan dengan
semangatnya mereka dalam bertanya.
b) Sufyan bin „Abdillah Ats-Tsaqafi menanyakan perkara yang penting karena sudah
cukup tanpa perlu ditanyakan kepada selain Nabi shallallahu „alaihi wa sallam.
c) Sufyan bin „Abdillah Ats-Tsaqafi mungkin saja bertanya kepada sahabat lainnya
dalam masalah ilmu, dan ada di antara mereka yang bisa berfatwa. Namun karena
begitu pentingnya masalah ini, hanyalah Rasul shallallahu „alaihi wa sallam yang
diharapkan menjawabnya.
d) Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dikaruniakan jawaami‟ul kalim, yaitu kalimat
yang ringkas namun sarat makna. Dan ini tercakup dalam dua kalimat dalam
hadits ini yaitu “aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah”.
ٌْ ُ َّللاُ ث ُ ٌَّ ا ْسخَقَا ٍُ٘ا حَخَْ ََّز ُه َعيَ ْي ِٖ ٌُ ْاى ََ َمائِنَتُ أ َ َّا حَخَاُِ٘ا َٗ َا حَحْ زَ ُّ٘ا َٗأَ ْبش ُِزٗا بِ ْاى َجَّْ ِت اىَّخِي ُم ْْخ
َّ إِ َُّ اىَّذِيَِ قَاىُ٘ا َربَُّْا
َُُٗ حُ٘ َعذ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu“.” (QS. Fushshilat: 30)
يز
ٌ ص َ َِا ْسخ َ ِق ٌْ َم ََا أ ُ ٍِ ْزثَ َٗ ٍَ ِْ ح
ِ َاب ٍَ َعلَ َٗ َا ح َْطغ َْ٘ ۚا ِإَُّّٔ ِب ََا حَ ْع ََيَُُ٘ َب
5
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Hud: 112)
B. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin al-Khattab tentang kisah datangnya
malaikat Jibril menemui NabiMuhammad SAW. Dalam hadits tersebut Jibril bertanya
kepada NabiMuhammad SAW :
ٍَِِ ْس ِي ِٔ َٗ ْاىيَ ْ٘ ًِ ْاْل ِخ ِز َٗحُؤ َّ اُ ؟ قَا َه أ َ ُْ حُؤْ ٍَِِ ِب
ُ اَّللِ َٗ ٍَ َما ِئ َنخِ ِٔ َٗ ُمخ ُ ِب ِٔ َٗ ُر ِ ْ ِْ ع
ِ ََ اِإي َ أ ْخ ِب ْزِّي
ِٓ ِب ْاىقَذَ ِر َخي ِْز ِٓ َٗش ِ َّز
Hadits ini menunjukkan bahwa iman adalah ajaran inti yang agung dan pondasi yang
kuat. Dan ia memiliki enam unsur asasi:
1. iman kepada Allah Tabaraka wa Ta‟ala
2. iman kepada malaikat-malaikat
3. iman kepada kitab-kitab
4. iman kepada rasul-rasul
5. iman kepada hari akhir
6. iman kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
C. Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas bahwasanya ada beberapa
orang utusan dari bani Abdul Qois mendatangi NabiMuhammad SAW. Mereka berkata :
“Wahai Rasulullah, kami tidak bisa datang menemui Anda kecuali hanya di bulan haram.
Karena antara tempat tinggal kami dan tempat tinggal Anda terdapat suatu perkampungan
6
kafir dari bani Mudhar. Ajarkanlah kami amalan yang ringkas yang kami bisa ajarkan
kepada orang-orang di kampung kami, dan kami bisa masuk surga karena
mengamalkannya?” Maka Nabi memerintahkan mereka dengan empat perkara dan
melarang mereka dari empat perkara. Beliau memerintahkan mereka agar beriman
kepada Allah semata. Beliau bertanya, “Tahukah kalian apa itu beriman hanya kepada
Allah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Rasulullah
menjelaskan, “(yaitu) Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan
Muhammad adalah rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, dan memberikan seperlima dari ghanimah.”
1
Syarah Ushul Iman, hlm. 13–22
7
sunah Rasul-Nya, sesuai dengan kebesaran-Nya, tanpa tahrif (penyelewengan), ta‟thil
(penghapusan), takyif (menanyakan kaifiyahnya), dan tamtsil (penyerupaan).
Allah berfirman, yang artinya, “Allah mempunyai asma`ul husna (nama-nama yang
indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asma`ul husna itu, dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-
nama-Nya. Kelak, mereka akan mendapat balasan terhadap perbuatan yang telah
mereka kerjakan.” (QS. Al-A‟raf:180)
8
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah
adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan.
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya. Allah
SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.Sebagai
muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut. Dan telah disebutkan hadist riwayat
Muslim, riwayat Umar bin Khattab, dan riwayat dari Abdullah bin Abbas mengenai iman kepada
Allah.
Selanjutnya telah dijelaskan pula 4 unsur iman menurut Syarah Ushul Iman yaitu
mengimani wujud Allah, rububiyyah Allah, uluhiyyah Allah, dan Asma‟ wa shifat Allah. Dan
telah disebutkan pengaruh dari beriman kepada Allah dalam kehidupan yakni salah satunya
adalah hati yang selalu ingat pada Allah SWT.
III.2. Saran
Semoga dengan memaknai makna iman kepada Allah SWT dapat menambah rasa
penghambaan kita kepada-Nya, serta kita senantiasa mengagungkannya karena sifat-Nya yang
mulia dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
9
DAFTAR PUSTAKA
Syarh Al-Arba‟in An-Nawawiyyah. Cetakan ketiga, Tahun 1425 H. Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-„Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya.
Syarh Riyadh Ash–Shalihin. Cetakan ketiga, Tahun 1424 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
„Utsaimin. Penerbit Dar Kutub Al-„Alamiyyah.
https://rumaysho.com/20071-hadits-arbain-21-beriman-kepada-allah-dan-istiqamahlah.html
https://www.academia.edu/34975110/PENGERTIAN_IMAN_KEPADA_ALLAH_SWT
https://yufidia.com/2294-iman-kepada-allah.html
10