Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BEBERAPA ISTILAH DASAR TENTANG AQIDAH :

IMAN, KUFUR, NIFAQ, SYIRIK, DAN FASIQ

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu :Drs. H. Musaddad Lubis, M .Ag

DISUSUN OLEH :

Kelompok 7
Sayla Arrahmah Hafiidzah Harahap
Rizky Sabirin
Mahfuddin Arif Ridho
Muhammad Abdullah Syarif

KELAS IAT-I A

JURUSAN ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)

2020
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................................. 3


BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Tujuan.................................................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
A. IMAN .................................................................................................................................. 5
B. KUFUR................................................................................................................................ 6
C. NIFAQ ................................................................................................................................. 8
D. SYRIK ............................................................................................................................... 11
A. FASIQ ............................................................................................................................. 12
E. Perbedaan antara Iman, Kufur, Nifaq, Syirik dan Fasiq ....................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................................... 14
PENUTUP................................................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................ 15
B. SARAN ........................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 16
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Beberapa Istilah Dasar
Tentang Aqidah : Iman, Kufur, Nifaq, Syirik, Nifaq ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Teologi Islam.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Iman, Kufur, Nifaq, Syirik, Nifaq bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Musaddad Lubis, M .Ag
selaku dosen mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat yang modern dengan arus globalisasi yang cenderung pada
materialism-hedonistik sering mendewa-dewakan harta, kedudukan dan kemewahan tanpa
menghiraukan norma-norma agama, dipengaruhi beberapa faktor, baik eksternal maupun
internal dalam diri manusia itu sendiri, sehingga manusia sering kehilangan pedoman hidup.

Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan dan
sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan
dan implementasi dari aqidah itu. Islam adalah agama yang bersumber dari Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan dan perbuatan.
Keimanan dalam islam merupakan dasar atau pondasi yang diatasnya berdiri syariat-syariat
islam. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Tauhid yang berkaitan
dengan Iman, Kufur, Nifaq, Syirik, dan Fasiq.

Keimanan kita kepada Allah SWT harus terus menerus dipupuk agar semakin kokoh
dan kuat, karena ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita kepada kufur. Kekufuran
apabila tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang
menyimpang yaitu syrik dan nifaq. Iman, kufur, nifaq, fasiq termasuk hal yang dapat
membatalkan tauhid seseorang setidaknya mengurangu kesempurnaan keimanan seseorang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian iman, kufur, nifaq, dan syrik?


2. Apa perbedaan antara iman, kufur, nifaq dan syrik?
3. Sebutkan dalil tentang iman, kufur, nifaq dan syrik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu iman, kufur, nifaq dan syrik


2. Untuk mengetahui perbedaan antara iman, kufur, nifaq dan syrik
3. Untuk mengetahui dalil tentang iman, kufur, nifaq dan syrik
BAB II
PEMBAHASAN
A. IMAN

1. Pengertian Iman

Pengertian iman menurut etimologi, berasal dari kata amana –yu’minu –imanan yang
bermakna mempercayai.

Pengertian iman dari bahasa arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan
dan kesempurnaanNya.1

Al Qur-an mendefinisikan iman dengan ayat-ayat yang sangat jelas tentang ciri-ciri
orang-orang beriman. Jika kita cermati ayat-ayat ini selalu menghubungkan iman sebagai
aktifitas hati dengan amal saleh (kerja yang baik atau amalan produktif) sebagai aktifitas.

Orang-orang yang memiliki kecintaan kepada Allah dan Kitab Suci-Nya sehingga
selalu membaca Al Qur-an, mengkaji kandungannya, dan mengamalkan isinya. Mereka juga
menunaikan rukun Islam: menegakkan syahadat, mendirikan sholat, berzakat, dan lain-lain.

Jadi seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna
apabila memenuhi unsur yang ada dalam definisi iman di atas. Apabila seseorang mengakui
dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakaan sebagai mukmin yang
sempurna, sebab unsur-unsur keimanan tersebut merupakan suatu kesatuan yang uruh dan
tidak dapat dipisahkan.

Firman Allah:

{ َُُ٘‫عيَ ٰى َزبِّ ِٖ ٌْ ٌَخ ََ٘ َّمي‬


َ َٗ ‫عيَ ٍْ ِٖ ٌْ آٌَبحُُٔ شَ ادَحْ ُٖ ٌْ إٌِ ََبًّب‬ ْ ٍَ‫ج قُيُ٘بُ ُٖ ٌْ َٗإِذَا ح ُ ِي‬
َ ‫ج‬ َّ ‫ إَِّّ ََب ْاى َُؤْ ٍِ َُُْ٘ اىَّرٌَِِ إِذَا ذُم َِس‬-
ْ َ‫َّللاُ َٗ ِجي‬

َّ ‫]اىَّرٌَِِ ٌُقٍِ ََُُ٘ اى‬


3-2 : ‫ص ََلة َ ٍَِٗ ََّب َزشَ ْقَْبُٕ ٌْ ٌُْ ِفقَُُ٘ [األّفبه‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka

1
Majid, Abdul Az-Zandani .Ensiklopedi Iman (Jakarta:Eksiklopedi Iman , 2016),H. 9
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (Al-Anfaal: 2-3)

1. Dalil-dalil tentang iman

َّ ‫َّللا ۚ أُٗ ٰىَئِلَ ُٕ ٌُ اى‬


َُُ٘‫صب ِدق‬ ِ َّ ِ‫إَِّّ ََب ْاى َُؤْ ٍَُُِْ٘ اىَّرٌَِِ آ ٍَُْ٘ا ب‬
َ ًِ‫بَّلل َٗ َزسُ٘ ِى ِٔ ث ُ ٌَّ ىَ ٌْ ٌَ ْسح َببُ٘ا َٗ َجب َٕد ُٗا بِأ َ ٍْ َ٘ا ِى ِٖ ٌْ َٗأَّفُ ِس ِٖ ٌْ ف‬
ِ َّ ‫سبٍِ ِو‬
51 : ‫][اىحجساث‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-
orang yang benar.” (Al Hujarat: 15)

{ ‫بَّلل َٗ ٍَ ََلئِ َنخِ ِٔ َٗمُخ ُ ِب ِٔ َٗ ُزسُ ِي ِٔ ََل ُّف ِ َّس ُق َبٍَِْ أ َ َح ٍد ٍِِّ ُّزسُ ِي ِٔ ۚ َٗقَبىُ٘ا‬ ِ ُ ‫اىسسُ٘ ُه ِب ََب أ‬
ِ َّ ‫ّص َه ِإىَ ٍْ ِٔ ٍِِ َّز ِبّ ِٔ َٗ ْاى َُؤْ ٍَُُِْ٘ ۚ ُم ٌّو آ ٍََِ ِب‬ َّ ٍََِ ‫آ‬
281 : ‫ (اىبقسة‬- ‫ٍس‬ ُ ‫ص‬ ِ ََ ‫غ ْعَْب ۖ غُ ْف َساَّلَ َزبََّْب َٗ ِإىٍَْلَ ْاى‬ َ َ ‫س َِ ْعَْب َٗأ‬
َ )

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan
kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al Baqarah: 285)

B. KUFUR

1. Pengertian Kufur

Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau menutup.
Sedangkan menurut syari‟at adalah menolak kebenaran dan berbuat kufur karena
kebodohannya. Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar dan menyimpang dari
landasan Iman. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya disebut Kafir.

Al-Kufr secara bahasa berarti penutup. Sedang menurut deinisi syar‟i berarti tidak
beriman kepada Allah dan rasul-Nya, baik dengan mendustakannya ataupun tidak.
Persoalan persoalan kufur timbul dalam sejarah bermula dari tuduhan kufurnya
perbuatan sahabat-sahabat yang menerima arbitrasi sebagai penyelesaian perang Siffin.
Selanjutnya persoalan hukum kafir ini bukan lagi hanya orang yang tidak menentukan hukum
dengan al-Quran, tetapi juga orang yang melakukan dosa besar, yaitu murtakibal-kabair.
Kufur bisa terjadi karena beberapa sebab, antara lain:

a. Mendustakan atau tidak mempercayai sesuatu yang harus diyakini dalam syariat
b. Ragu terhadap sesuatu yang jelas dalam syariat
c. Berpaling dari agama Allah
d. Kemunafikan yakni menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keislaman
e. Somboong terhadap perintah Allah seperti yang dilakukan iblis
f. Tidak mau mengikrarkan kebenaran agama Allah bahkan dibarengi dengan
memeranginya, padahal hatinya yakin kalau itu benar.

2. Macam-Macam Kufur

Kufur dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Kufur Akbar (Kufur Besar)

Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama islam. Terkadang kufur besar
terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan iman
seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau menginjak Al Qur`an dalam keadaan tahu
kalau itu adalah Al Qur`an dan tidak terpaksa. Kufur besar atau bisa disebut juga kufur
aqidah ,merupakan kufur yang dapat mengakibatkan murtadnya seseorang dari agama islam. 2

Kufur jenis ini terbagi menjadi lima, yaitu:

1) Kufrut Takdziib (Kafir karena mendustakan) dalilnya ialah firman Allah Ta‟ala QS
Al-Ankabuut: 68.
2) Kufrul Ibaa‟ wal Istikbaar Ma‟at Tashdiiq (kafir karena menolak dan sombong, tapi
disertai dengan pembenaran) dalilnya adalah QS Al-Baqarah: 34.
3) Kufrusy Syakk (kafir karena ragu) dalilnya adalah firman Allah QS Al-Kahfi:35-38.
4) Kufrul I‟radh (kafir karena berpaling) dalilnya ialah firman Allah QS Al-Ahqaf: 3.
5) Kufrun Nifaaq (kafir karena nifak) dalilnya adalah QS Al-Munafiqun: 3.

b. Kufur Ashghar (Kufur Kecil)

Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur
amali. Kufur amali ialah dosa yang disebutkan didalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah sebagai
dosa dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.Yang termasuk kedalam kufur
ashghar di antaranya yaitu, kufur nikmat Allah, membunuh, dan bersumpah selain nama
Allah.

2
Muhammad, Ibrahim. Pengantar Studi Aqidah Islam (Jakarta:Robbani Press, 2000)
Beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kufur:

ُٗ‫َّللاُ فَأُٗ ٰىَئِلَ ُٕ ٌُ ْاىنَبف ُِس‬


َّ ‫َٗ ٍَ ِْ ىَ ٌْ ٌَ ْحنُ ٌْ ِب ََب أ َ ّْصَ َه‬

“Dan barang siapa tidak memutuskan perkara dengan hukum yang diturunkan Alloh,
maka mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. Al Maa-idah: 44)
َّ ‫سبٍِ ِو اى‬
ِ ُ٘‫طبغ‬
‫ث‬ َ ًِ‫َٗاىَّرٌَِِ َمف َُسٗا ٌُقَبحِيَُُ٘ ف‬

“Dan orang-orang kafir berperang di jalan thoghut.” (QS. An Nisaa‟: 76).

ٌِ ٍِ ْ‫ٕ َُ٘ اىَّرِي َخيَقَنُ ٌْ فََِْنُ ٌْ مَبف ٌِس ٍَِْٗنٌُ ٍُّؤ‬

“Dialah yang menciptakan kalian lalu diantara kalian ada yang kafir dan ada yang
mu‟min.” (QS. At Taghoobun: 2)

kebanyakan orang-orang kafir itu adalah:

‫ص ْْعًب‬ َ ‫س ْعٍُ ُٖ ٌْ فًِ ْاى َحٍَبةِ اىدُّ ٍَّْب َُٕٗ ٌْ ٌَ ْح‬


ُ َُُْ٘‫سبَُُ٘ أََّّ ُٖ ٌْ ٌُحْ ِس‬ َ ٌَِِ‫اىَّر‬
َ َّ‫ظو‬

“Orang-orang yang sia-sia perbuatan mereka di dunia sedangkan mereka menyangka


bahwa mereka itu berbuat baik.” (QS.Al Kahfi: 104).

C. NIFAQ

1. Pengertian Nifaq

Secara bahasa, kata nifak berasal dari kata nafiqa; lobang tempat keluar hewan
sejenis tikus (yarbu‟) dari sarangnya, jika hendak ditangkap dari satu lobang maka ia akan
berlari ke lobang lainnya dan keluar darinya. Ada yang berpendapat, berasal dari kata an-
nafaq, lobang terowongan yang digunakan untuk bersembunyi. Sedangkan menurut syar‟i,
makna nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekafiran
dan keburukan.

Secara gramatikal bahasa Arab, kata nifaq merupakan mashdar (kata jadian) dari
tsulatsi mazid biharfin wahid, yaitu naafaqa, yunaafiqu, munaafaqah, dan nifaaq yang berarti
memasukkan sesuatu dengan mengeluarkan yang lain 3. Sedangkan kata munafiq adalah kata
sifat atau isim fa‟il dari kata naafaqa yang menunjukkan orang yang menyandang sifat
tersebut. Sedangkan kata munafiq adalah kata sifat atau isim fa‟il dari kata naafaqa yang
menunjukkan orang yang menyandang sifat tersebut. Berdasarkan pengertian kebahasan di
atas, maka orang munafik adalah orang yang menampakkan kebaikan pada satu sisi dan

3
A.W. Munawwir. 2007. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab, (Surabaya:Pustaka Progressif),Hal.429
menyembunyikan keburukan pada sisi lain, atau melaksanakan ajaran agama pada satu sisi
dan menyembunyikan kekufuran pada sisi lain.

Sedangkan makna nifaq secara terminologi adalah menampakkan Islam dengan


menyembunyikan kekufuran. Kata nifaq merupakan suatu termasuk yang diperkenalkan oleh
al-Qur‟an. Oleh karena itu masyarakat Arab tidak mengetahui makna lain selain makna yang
dimaksud oleh al-Qur‟an itu sendiri. Sementara itu, menurut Quraish Shihab, kata munafiq
terambil dari kata nafiqa‟, yang bermakna sejenis lubang tikus, semacam terowongan yang
memiliki dua lubang tempat ia keluar masuk. Jika dikejar di sini ia keluar di sana, demikian
pula sebaliknya. Quraish melanjutkan bahwa seperti itu lah sifat orang-orang munafik, ia
masuk dalam kelompok orang-orang yang beriman dengan pengakuan mereka“saya
beriman”, dan masuk pula dalam kelompok orang-orang yang kufur dengan ucapan “aku
seperti kalian.”

Dalil Tentang Nifaq:

ً ‫َّللا ُ َٗ َزسُ٘ىُٔ ُ ِإ ََّل غُ ُس‬


‫ٗزا‬ َّ ‫عدََّب‬ ٌ ‫َٗ ِإذْ ٌَقُ٘ ُه ْاى ََُْبفِقَُُ٘ َٗا َّىرٌَِِ فًِ قُيُ٘ ِب ِٖ ٌْ ٍَ َس‬
َ َٗ ‫ض ٍَب‬

“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu
daya".(Qs.Al-Ahzab 33:12)

َُّ ‫عَُ٘ أ َ ٌْ ِدٌَ ُٖ ٌْ ۚ َّسُ٘ا َّللاَّ َ فََْ ِسٍَ ُٖ ٌْ ِإ‬ َ َُْ٘ َٖ ْْ ٌََٗ ‫ط ۚ ٌَأ ْ ٍُ ُسَُٗ ِب ْبى َُ ْْن َِس‬
ُ ‫ع ِِ ْاى ََ ْع ُسٗفِ ٌََٗ ْق ِب‬ ُ ‫ْاى ََُْب ِفقَُُ٘ َٗ ْاى ََُْبفِقَبثُ بَ ْع‬
ٍ ‫ع ُٖ ٌْ ٍ ِِْ بَ ْع‬
َُُ٘‫ْاى ََُْب ِفقٍَِِ ُٕ ٌُ ْاىفَب ِسق‬

"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf
dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik."(Qs.At-Taubah 9:67)

2. Macam-Macam Nifaq

Nifaq terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Nifaq i’tiqadi (nifak keyakinan)

Disebut juga dengan nifaq besar. Yaitu, menampakkan keislaman dan


menyembunyikan kekafiran. Nifaq jenis ini dapat menyebabkan pelakunya keluar dari agama
Islam secara total dan menempatkannya di neraka yang paling bawah. Allah menyifati
pelakunya dengan segala sifat buruk; kafir, tidak mempunyai iman, tindakan mengolok-olok
dan mengejek Islam dan pemeluknya, serta kecenderungan total kepada musuh-musuh Islam
karena keikutsertaan mereka dalam memusuhi Islam.

Seorang munafik akan menampakkan keimanan kepada Allah, para Malaikat, Kitb-
Kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan keimanan pada Hari Akhir. Padahal dalam batinnya ia
terlepas dari itu semua dan mendustakannya.
Nifaq jenis ini ada empat macam:

1) Mendustakan rasul atau mendustakan sebagian ajaran yang beliau bawa.

2) Membenci rasul atau membenci sebagian ajaran beliau bawa.

3) Senang jika melihat agama islam kemunduran

4) Tidak senang melihat islam menang

b. Nifaq Amali

Yaitu, melakukan suatu amalan orang-orang munafik dengan masih menyisakan iman
di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak sampai menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Hanya
saja ia dapat menghantarkannya pada hal tersebut. Di dalam diri pelakunya terdapat iman dan
nifaq. Semakin banyak ia mengerjakan amalan (nifaq) ini, itu akan menyebabkannya menjadi
seorang munafiq tulen.

Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

“ada empat sifat, jika semuanya ada dalam diri seseorang maka ia seorang munafik
tulen. Barangsiapa dalam dirinya terdapat salah sifat itu, berarti dalam dirinya ada satu sifat
kemunafikan hingga ia meninggalkannya, yaitu jika dipercaya ia berkhianat, jika ia berbicara
ia berdusta, jika berbanji ia menyalahinya, dan jika bertikai ia berkata kotor.” (HR Mutaffaq
„Alaih).

3. Bahaya Nifaq dalam Kehidupan Dunia

Al-Qur‟an telah menjelaskan dalam berbagai ayatnya bahwa nifaq termasuk salah satu
penyakit kejiwaan atau abnormalitas dalam diri manusia. Semua itu menegaskan bahwa
lemahnya iman dalam diri seseorang yang akan mengendalikan perilakunya. Dalam surat al-
Baqarah ayat 10 dapat dipahami dalam konteks ini yang artinya:

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. 2: 10)

Syaikh Mutawally Sya‟rawi ketika menafsirkan ayat ini menyatakan, “Allah


mengumpamakan hati orang munafik dengan penyakit. Seakan-akan hati mereka tidak
memiliki kesehatan iman yang menghidupkan hati dan menjadikannya memiliki stamina dan
kekuatan”. Mental mereka sakit, dalam hati mereka ada penyakit, dan ini lah yang
memalingkan mereka dari jalan yang terang dan lurus, serta menjadikan mereka pantas
mendapatkan tambahan penyakit dari Allah. Penyakit yang bersemayam dalam hati orang-
orang munafik berdampak dalam kehidupan mereka dengan senantiasa membuat kerusakan
di pentas bumi ini.
D. SYRIK

1. Pengertian Syirik

Syirik menurut bahasa berasal dari kata ‫ شسك‬yang memiliki arti kongsi, saham, adil,
kerjasama.4 Secara istilah syirik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal
yang seharusnya ditujukan khusus untuk Allah, seperti berdoa meminta kepada selain Allah
disamping berdoa memohon kepada Allah. Atau, memalingkan suatu ibadah tertentu seperti
dzabh (penyembelihan kurban), bernadzar, doa dan lain sebagainya kepada selain Allah.

Adapun dari segi syara‟, syirik adalah segala sesuatu yang membatalkan tauhid atau
mencemarinya, dari apa saja yang dinamakan syirik dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah. Dengan
kata lain syirik adalah mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu selain diri-Nya
sebagai sembahan, obyek pemujaan atau tempat menggantungkan harapan dan dambaan.

Allah tidak mengampuni orang musryik yang mati diatas kesyrikan. Allah Ta‟ala
berfirman:

ۚ ‫َّللا ََل ٌَ ْغف ُِس أ َ ُْ ٌُ ْش َسكَ بِ ِٔ ٌََٗ ْغف ُِس ٍَب د َُُٗ ٰذَىِلَ ِى ََ ِْ ٌَشَب ُء‬
َ َّ َُّ ِ‫إ‬

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (Qs An-Nisa:48)

Selain itu, surga juga diharamkan atas orang musryik. Allah ta‟ala berfirman:

‫بز‬
ٍ ‫ص‬َ ّْ َ ‫ظب ِىٍََِِ ٍ ِِْ أ‬ ُ َّْ‫عيَ ٍْ ِٔ ْاى َجَّْتَ َٗ ٍَأ ْ َٗآُ اى‬
َّ ‫بز ۖ َٗ ٍَب ىِي‬ ِ َّ ‫ِإَُّّٔ ٍَ ِْ ٌُ ْش ِس ْك ِب‬
َّ ًَ ‫بَّلل فَقَدْ َح َّس‬
َ ُ‫َّللا‬

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti


Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun." (Qs.Al-Maidah:72)

Kesyrikan itu menghapus amal kebajikan. Allah ta‟ala berfiman:

َُ ُ٘‫ع ْْ ُٖ ٌْ ٍَب مَبُّ٘ا ٌَ ْع ََي‬ َ ِ‫َٗىَ ْ٘ أ َ ْش َسمُ٘ا ىَ َحب‬


َ ‫ػ‬

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan


yang telah mereka kerjakan." (Qs.Al-An'am : 88)

Jadi syirik merupakan dosa yang paling besar. Nabi bersabda, “maukah kalian
kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?‟ para sahabat menjawab „Ya, wahai
Rasulullah.‟ Beliau bersabda, „(Yaitu) menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang
tua.”

2. Macam-Macam Syirik

4
Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah Dan Syariah, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Hal. 226
Terdapat dua macam Syirk yaitu:

a. Syirik Besar

Definisi Syirik al-akbar yakni menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam masalah
rububiyah, uluhiyah atau asma dan sifat-Nya. Syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya
dari Islam dan menempatkannya kekal di dalam neraka bila hingga meninggal dunia ia
belum bertobat darinya.

Terdapat empat macam Syirk besar, yaitu:

1) Syirkud Da‟wah (syirik do‟a). Berdo‟a memohon kepada selain Allah disamping
memohon kepada Allah.
2) Syirkun Niyyah wal Iradah wal Qashd (syirik niat), yaitu memperuntukkan dan
meniatkan suatu ibadah kepada selain Allah.
3) Syirk Tha‟ah (syirik ketaatan); yaitu mentaati selain Allah dalam bermaksiat kepada-
Nya.
4) Syirkul Mahabbah (syirik kecintaan); menyamakan kecintaan kepada selain Allah
dengan kecintaan.
b. Syirik Kecil

Syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi dapat mengurangi
(nilai) tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.

Terdapat dua macam Syirk kecil, yaitu:

1) Syirik Dzahir/al-Jaliy (Syirik yang Nampak); berupa perkataan dan perbuatan.


2) Syirik Khafiy (Tidak Nampak); yaitu kesyirikan yang terdapat pada keinginan dan
niat, seperti riya (ingin dilihat orang).

E. FASIQ

Kata fasiq berasal dari bahasa Arab „Al-Fisq‟ atau „Al-Fusuq‟ yang bermakna
keluarnya sesuatu dari sesuatu yang lain dalam keadaan rusak. Adapun dalam pengertian
syariat maka artinya adalah keluar dari ketaatan.

Secara terminologis (istilah), menurut al-Jurjani, orang fasik adalah orang yang
menyaksikan tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Sedangkan munafik adalah sebutan
untuk orang yang melakukan perbuatan Nifâq. Al-Quran kemudian memberikan konotasi lain
pada kata tersebut, yaitu menampakkan wajah yang berbeda anatara di dalam dan di luar
Islam, atau di hadapan kaum Muslim menampakkan sikap yang sependirian dengan mereka,
tetapi di hadapan kaum lain menampakkan sikap yang sependirian dengan kaum tersebut.
Inilah sikap nifâq.

Fasiq dan munafik keduanya merupakan kemaksyiatan kepada Allah. Kemaksyiatan


dapat berupa kemaksyiatan yang besar yaitu kekafiran (keluar dari aqidah Islam) atau berupa
perbuatan dosa saja (tidak keluar dari aqidah).
Ketaatan yang dimaksud mencakup segala perbuatan, baik yang bila ditinggalkan
menyebabkan kufur atau jika ditinggalkan tidak menyebabkan kufur.

Dari sini kefasiqan dibagi menjadi dua:

1. Kefasiqan akbar (besar) yang bersifat kulli (menyeluruh). Artinya keluar dari
Islam secara keseluruhan dan ini sama dengan kufur. Sehingga orang kafir
bisa disebut fasiq dalam pengertian ini.
2. Kefasiqan ashghar (kecil) yang bersifat juz‟i (sebagian). Artinya keluar dari
sebagian ajaran Islam dengan cara melakukan dosa besar. Dari pengertian ini
seorang mukmin yang melakukan dosa besar disebut fasiq atau Al-Fasiqul
Milli (orang fasiq yang masih dalam agama Islam) atau Mu‟min Naqishuh
Iman (mukmin yang imannya kurang) atau Mu‟min bi Imanihi Fisiq bi
Kabiratihi (mukmin dengan imannya, fasiq dengan dosa besarnya).

Tanda-tanda manusia yang memiliki sifat fasiq adalah sebagai berikut:

1. Berdusta dan menipu kepada Allah


2. Suka Mengejek Agama Allah, Rasul-Nya, dan Al-Qur‟an.
3. Membenci Rasulullah SAW.
4. Tidak percaya dengan janji Allah dan Rasul-Nya.
5. Beribadah bukan karena Allah tetapi untuk riya dan mendapat pujian.
6. Tidak mau melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan memberikan alasan-
alasan bahkan kalau perlu mereka akan bersumpah.
7. Menghalangi manusia untuk melaksanakan perintah Allah.
8. Menyerukan kemungkaran dan melarang atau mencegah kemakrufan.
9. Merasa senang jika berhasil menyesatkan orang lain dan jika dipuji orang atas
perbuatan baik yang sebenarnya tidak mereka lakukan.
10. Menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan kepercayaan, mereka tidak segan-segan
untuk mengorbankan umat dan menggadaikan kemuliaan umat untuk mendapatkan
kemuliaan semu dari orang-orang kafir.

F. Perbedaan antara Iman, Kufur, Nifaq, Syirik dan Fasiq

Perbedan iman, kufur, nifaq dan syirik yaitu Iman ialah, beriktikad dalam hati dan
berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.

Nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekafiran


dan keburukan. Lalu yang dimaksud dengan syrik ialah menyamakan selain Allah dengan
Allah dalam hal-hal yang seharusnya ditujukan khusus untuk Allah, seperti berdoa meminta
kepada selain Allah disamping berdoa memohon kepada Allah. Masing-masing syrik, kufur
dan nifaq masih terbagi menjadi dua, yaitu akbar (besar) dan ashghar (kecil).
Perbedaan kufur, nifaq dan syirik yang akbar, semuanya mengeluarkan pelakunya dari
islam dan jika pelakunya mati dalam keadaan tidak bertaaubat, maka ia kekal selama-
lamanya di neraka.

Sedangkan kufur, nifaq dan syirk ashgar/ kecil tidaklah sampai mengeluarkan pelakunya dari
islam dan jika pelakunya mati dalam keadaan tidak bertaubat, maka ia berada dibawah
kehendak Allah, jika Allah berkehendak untuk mengampuninya, maka Allah pun akan
mengampuninya, namun jika tidak, Allah pun akan menyiksanya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian iman menurut, etimologi berarti pembenaran hati. Secara terminologi iman berarti
pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.Pengertian iman menurut Khawarij
ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.

1. Kufur secara bahasa berarti menutupi.


2. Menurut syar‟i, makna nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan serta
menyembunyikan kekafiran dan keburukan.
3. Syirik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang seharusnya
ditujukan khusus untuk Allah.

B. SARAN

Penulis tentunya menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Daftar Pustaka

Majid, Abdul Az-Zandani . Ensiklopedi Iman (Jakarta:Eksiklopedi Iman , 2016)

Muhammad, Ibrahim. Pengantar Studi Aqidah Islam (Jakarta:Robbani Press, 2000)

A.W. Munawwir. 2007. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab, (Surabaya:Pustaka Progressif)

Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah Dan Syariah, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1996),

Anda mungkin juga menyukai