PEMBAHASAN AQIDAH
AQIDAH
Dosen pengampu :
RAMLI M.PD.I
DISUSUN
KELOMPOK 4
SRIWAHYU NINGSIH
YUNI ARDILA
Allhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah Akidah tepat waktu. Tanpa rahmat
dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa pula shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung, Nabi besar
Muhammad SAW. Semoga syafa’atnya mengalir pada kita dihari akhir kelak. Aamiin
Adapun penulisan makalah yang berjudul “Defenisi Aqidah Menurut Ulama” ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akidah. Makalah ini disusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami satu kelompok maupun datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman. Saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
menerima berbagai saran maupun kritikan yang bersifat membangu. Akhir kata saya
menucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
Aqidah dalam tubuh manusia ibarat kepalanya. Maka apabila suatu umat sudah rusak,
bagian yang harus direhabilitasi adalah aqidahnya terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya
aqidah ini, apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akhirat.
Sebagai dasar, tauhid memiliki implikasi terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan
seorang Muslim, baik ideologi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.
B. TUJUAN
1. agar kita mengerti pengertian aqidah
2. supaya menegtahui ilmu-ilmu tentang aqidah
3. supaya mengetahui tujuan aqidah dalam Islam
4. supaya kita kenal penyimpangan aqidah dan cara-
cara penanggulangannnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AQIDAH
Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. ‘Aqd berarti juga janji, ikatan
(kesepakatan) antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah secara definisi
adalah suatu keyakinan yang mengikat hati manusia dari segala keraguan. Aqidah
dalam istilah umum yaitu keimanan yang mantap dan hukum yang tegas, yang tidak
dicampur keragu- raguan terhadap orang yang mengimaninya. Ini adalah aqidah secara
umum, tanpa memandang aqidah tersebut benar atau salah. Aqidah secara terminology
adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan
menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut
syara’ berarti iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya
dan kepada Hari Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun
yang buruk.
Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan sunnah Rasul.
Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan segala aturan
hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang Muslim berarti
meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam, seluruh
hidupnya didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini seperti yang tersebut dalam Al Quran
surat Al Baqarah ayat 208 yaitu:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.”(Q.S Al-Baqarah:208)
Pengertian Aqidah mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua, dibawah ini saya
akan menguraikan pengertian agidah menurut para ahli.
Aqidah menurut syara’ ialah : iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut
dalam Al Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah
Islamiyah, yaitu :
Aqidah adalah suatu hal yang pokok dalam ajaran Islam, karena itu merupakan suatu
kewajiban untuk selalu berpegang teguh kepada aqidah yang benar. Aqidah
mempunyai posisi dasar yang diibaratkan sebuah bangunan yang mempunyai pondasi
yang kokoh maka bangunan itu akan berdiri tegak.
Pengertian Aqidah secara terminologi (istilah) dikemukakan oleh para ahli di
antaranya :
1) Menurut Hasan al-Banna
ِي اُألم ُْو ُر ال
َ اَ ْل َع َقاِئد هُص
َ تِى َيحِبُ اَنْ يد َق َِ ك َو َت ْط َم ِئ َ ُن ا لَ ْي َها ن ْ َفس
َ ا َق ْل ُب ك
ش ُ ك الَ ُي َماز ُج ُه َريْبٌ َوالَ ي َُخال
َ ِط ُه َ ك ونُ َيقِيْ ًنا عِ ْن َد
َ َو َت ك
ِ
“Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keraguraguan”.
2) Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
َ ْ ضا َيا
الح َ ِي َمجْ م ُْو َع ٌة مِنْ َقَ اَ ْل َع ِق ي َدةُ ه َوال,اله َد َية ْالمُسْ لِ َم ُة ِب ْال َع ْق ِل
ِْ ق سمْ ِع
ُ ْ ْ ْ
ص ِ ازمًا ِبِ ص ْد َرهُ َجَ َويث َنى َعلَ ْي َها,ُ ي َق ِع ُد َعلَ ْي َها االِن َسان َقل ُبه,ِ َو ْالفِط َوة ح ِت َها,
ْ ْ
َقاطِ عً ا َُيو يرى ِخلَفِ َها اِن َُ َجو َها َوث ُبُ ْوت َُها الُ
ْ هُ يَصِ ح
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di
dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangn dengan kebenaran itu.”
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa
seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah
yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa iman terdiri dari ucapan (lidah, pembenaran
hati) dan amal perbuatan.
Firman Allah SWT berbunyi :
ُ ُت َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفال َي َخاف
َو َمنْ ي ْ َع َم ْل م َِن ال )ظ ْلمًا َوال َهضْ مًا (االية ِ صالحِا
َ
“Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang shaleh dan ia dalam keadaan
beriman, Maka ia tidak khawatir akan pelakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
(pula) akan pengurangan haknya.” (QS :Thoha, 112).9
Dari berbagai pendapat pengertian tentang aqidah, maka dapat disimpulkan bahwa
aqidah adalah suatu paham tentang sesuatu yang diyakini atau diimani oleh hati
manusia yang benar yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-
raguan.
Dalam pelajaran Aqidah dipelajari tentang keesaan Allah SWT, berarti pula tentang
keimanan. Keimanan kepada wujud dan keesaan Allah menjadi prinsip pokok dalam
agama Islam. Tanpa beriman orang tidak dianggap beragama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah erat hubungannya dengan akhlak, karena akhlak tersarikan dari akidah dan
pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang berakidah dengan benar, maka akhlak
nya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah, maka
akhlak nya pun akan salah. Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah
merupakan landasan dan dasar pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah
segenap perbuatan baik dari seorang mukalaf, baik hubungannya dengan Allah,
sesama manusia, maupun lingkungan hidupnya. Berbagai amal perbuatan tersebut
akan memiliki nilai ibadah dan terkontrol dari berbagai penyimpangan jika diimbangi
dengan keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya tidak dapat dipisahkan,
seperti halnya antara jiwa dan raga.
Akidah yang kuat sangat penting di era globalisasi,di karenakan pengaruh
globalisasi sangat banyak yang bertolak belakang dengan ajaran agama islam.Tanpa
adanya akidah yang kuat di era globalisasi ini maka keyakinan kita terhadap ALLAH
SWT menjadi lemah di karenakan banyaknya pengaruh negative dari globalisasi ini.
B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat membantu bagi seluruh mahasiswa khususnya para
pembaca. Sebagai generasi muda hendaknya kita senantiasa memperbaiki akidah kita
mulai dari sekarang.Karena akidah merupakan fondasi agama kita. Demi
penyempurnaan makalah ini, saya mengharap kritik dan saran yang konstruktif.