Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN

“PROSES PEMBUATAN BAUT”


Dosen Pengampu:
Bapak Prof.Syamsul Hadi, Ir. M.T .,Ph.D.

Disusun Oleh:
1. Daffa Fitra Ananta
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN
JURUSAM TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN
AKADEMIK 2022/2022

i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu guna memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Agama. Kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Mualif, M.ag. selaku dosen mata kuliah agama
Politeknik Negri Malang dan terimakasih atas segala arahan yang sudah diberikan.
Kami selaku penyusun makalah menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih jauh
dari kata sempurna dari berbagai sisi mulai segi penyusunan, penulisan, maupun bahasa. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menjadi acuhan kami dalam menyusun makalah selanjutnya dan dapat menjadi baik lagi
kedepannya. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Malang, 20 Novmber 2022

Penyusun

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ajaran Islam terdiri dari akidah, syariah dan akhlak. Apabila syariah berbicara tentang ibadah
dan hukum, sementara akhlak berdiskusi tentang prilaku manusia, maka akidah merupakan
aspek yang membicarakan keyakinan dan keimanan seseorang. Pada sisi lain dia juga
berfungsi sebagai pondasi tempat tegak dan tumbuhnya ajaran Islam lainnya. Oleh sebab itu,
apabila akidah kokoh, maka syariah dan akhlak akan baik pula.
Akidah Islam lebih dikenal dengan tauhid, yaitu konsep keyakinan yang hanya mengakui
Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa dan menolak semua bentuk yang dapat menodai
kesempurnaannya seperti syirik, tahayul dan khurafat. Tauhid dalam bentuk keilmuan adalah
keyakinan yang didasari oleh 1 Hamka, Pelajaran Agama Islam , Jakarta: Bulan Bintang,
1992 hlm. 63 2 Hamka, Pelajaran Agama Islam , Jakarta: Bulan Bintang, 1992 hlm. 63 2 ilmu
pengetahuan sehingga menghadirkan bukti-bukti ilmiah memadukan antara wahyu dan logika
sehingga mengokohkan keimanan seseorang.
Akidah yang kokoh akan memotivasi manusia menjadi insan paripurna, dan melahirkan
pribadi yang siap berkarya. Sebab manusia yang terbaik itu adalah mereka yang paling
banyak memberi manfaat kepada manusia yang lain (Khoirunnas anfa’uhum linnas), itulah
karakter karakter yang harus dimiliki oleh orang muslim. Bukan hanya mencari manfaat orang
lain atau memanfaatkan orang lain. Tapi kita juga harus bisa mengimplementasikan konsep
akidah Islam yang penuh dengan cinta, yaitu memberi. Apabila kita bisa bermanfaat bagi
orang lain, maka kebaikan juga akan kembali kepada diri kita sendiri. Seorang muslim setelah
dia membingkai misi kehidupannya dengan ibadah kepada Allah swt semata, maka orientasi
hidupnya adalah memberikan manfaat bagi orang lain. Tidak memandang apapun profesinya.
Apabila kita memiliki ilmu yang bermanfaat tidak boleh egois atau mementingkan diri
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu akidah islam?
2) Apa saja konsep akidah islam?
3) Apa saja dasar-dasar akidah islam?
4) Apa tujuan akidah islam ?
1.3 Tujuan Penulisan Masalah
1) Menjelaskan apa itu akidah islam

1
2) Menjelaskan apa saja konsep akidah islam
3) Menjelaskan apa saja dasar-dasar akidah islam
4) Menjelaskan tujuan akidah islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Akidah Islam
Adapun menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang oleh orang yang mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam adalah
pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim dengan
bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, yaqidu, ‘aqdan, aqidatun” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti
iman, kepercayaan dan keyakinan. Tumbuhnya kepercayaan tentunya dalam hati,
sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang mendalam yang menghujam
atau simpul dalam hati.
Dalam bahasa Arab, pengertian aqidah adalah kata yang berasal dari al-'aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang
artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat
dengan kuat. Sederhananya, pengertian aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang.
Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap
sesuatu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian aqidah adalah kepercayaan dasar
atau keyakinan pokok. Sementara itu, menurut istilah atau terminologi, pengertian aqidah
adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
meyakininya. Jadi, secara bahasa pengertian aqidah adalah keyakinan yang kokoh atas
sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang mengiringinya. Keyakinan ini tentu saja harus
sesuai dengan realita agar aqidah yang dimiliki menjadi benar.
Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada
para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk.
Semua hal tersebut memiliki sumber Al-Qur’an dan hadis.
Pengertian akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Setiap agama memiliki
aqidah sendiri yang dipercayai. Dalam Islam, aqidah yang dimiliki umat Islam berasal
dari Allah SWT, Dzat yang Maha Mengetahui.

3
Salah satu buktinya adalah dengan merunut kisah para Nabi dan apa yang diajarkannya.
Allah mengutus Nabi dan Rasul dengan jarak yang bervariasi antara satu dengan lainnya.
Bahkan bisa berjarak ratusan tahun. Selain itu, lokasi para nabi tersebut berdakwah juga
berbeda-beda. Namun, jika melihat dari ajaran yang disampaikan, maka akidah yang
diajarkan oleh para nabi tersebut merupakan aqidah yang sama.
Berkebalikan dengan aqidah yang benar, akidah yang salah adalah segala bentuk akidah
yang bertentangan dengan wahyu dan firman Allah SWT. Termasuk akidah yang
bersumber dari akal manusia, wahyu yang diselewengkan, dan lain sebagainya. Jadi,
pengertian akidah adalah yang bersumber dari wahyu dan firman Allah SWT dari Al-
Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Aqidah menurut syara’ ialah : iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut
dalam Al Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah
Islamiyah, yaitu :
1. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, Nama-nama-Nya yang baik dan segala
pekerjaan-Nya.
2. Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan
risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka dan
beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.
3. Alam Kebangkitan;
a) Alam Rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat oleh mata.
b) Alam Barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur sampai bangkit pada hari
kiamat.
c) Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huruhara, pembalasan amal
perbuatan.
Secara lughah (etimologi) Kata aqidah di ambil dari kata dasar “alaqdu yaitu ar-rabth
(ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihqam (penguatan), at-tawatsuq (menjadi kokoh)
biquwwah (pengikatan dengan kuat) Di antaranya juga mempunyai al-yaqiin (keyakinan)
dan al-jazmu (penetapan). Aqidah berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan yang berarti
simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti
keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul
dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara
terminologis (istilahan), terdapat bebrapa definisi (ta’rif) antara lain:

4
a) Menurut Hasan al-Banna,
‫اَ ْل َعقَاِئد ِه َي اُأل ُموْ ُر ال‬‫ُص‬
َ ‫ تِى يَ ِحبُ اَ ْن ي‬َ‫د ق‬
َِ ْ ‫ ا قَ ْلبُكَ َوت‬ َ‫ك ال‬
‫َط َم ِئ‬ َ ‫ك ونُ يَقِ ْي نًا ِع ْن َد‬ َ ُ‫ن ا لَ ْيهَا ن ْفَس‬
َ َ‫ك َوت‬
‫ش‬َ ُ‫از ُجهُ َريْبٌ َوالَ يُخَالِطُه‬
ِ ‫ يُ َم‬ ‫ك‬
“Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keraguraguan”.
b) Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
ْ ْ ِ‫س ْمع َو ْالف‬
َْ ‫ضايَا‬
‫الح‬ ِ ‫ اَ ْل َع‬ ‫ َوال‬,‫ ق ال ِْه َديَة ْال ُم ْسلِ َمةُبِ ْال َع ْق ِل‬ ,ُ‫ يقَ ِع ُد َعلَ ْيهَا ا ِال ْن َسان قَ ْلبُه‬,‫ط َو ِة‬
َ َ‫ق ي َدةُ ِه َي َمجْ ُموْ َعةٌ ِم ْن ق‬
ْ
‫ص‬
ِ ِ‫از ًماب‬ ِ ‫ص ْد َرهُ َج‬ َ ‫ َويثُنَى َعلَ ْيهَا‬ ‫قَا ِطعًا ي َُو‬,‫ حتِهَا‬ ‫جوْ هَا َوثبُُوْ تهَُا الَي َُرى ِخلَفِهَا اِن‬‫ص ُح‬ ِ َ‫ه ُ ي‬
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia
di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu dapat disimpulkan bahwa
akidah merupakan suatu keyakinan yang teguh tanpa keraguraguan terhadap perkara-
perkara yang dapat diterima kebenarannya berdasarkan akal, wahyu dan fitrah,
apabila kita berpegang teguh padanya akan menimbulkan ketentraman didalam jiwa
orang yang meyakininya.
c) ”Menurut Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq, landasan akidah Islam
adalah rukun iman, yakni beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan kepada qada dan qadar-Nya.
d) H. Masan menjelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak,
akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya'qudu-aqidatan yang artinya mengikat atau
mengadakan perjanjian. Para ulama mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang
terikat dari hati nurani.
e) Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa
seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah
yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.
f) Menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Wasithiyah” makna aqidah
dengan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa yang
menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh
keraguan dan tidak dipengaruhi oleh salah sangka.
g) Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang
enam.7 Berarti menurut pengertian ini, iman yaitu keyakinan atau kepercayaan akan

5
adanya Allah SWT, Malaikatmalaikat- Nya, Kitab-kitab-Nya, Nabi-nabi-Nya, Hari
kebangkit.
Akidah merupakan sesuatu yang mengaharuskan hati kita membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepada-Nya dan menjadi kepercayaan yang besih dari
kebimbangan atau keraguan.13 Yang secara teknis merupakan
kepercayaan,keyakinan,iman yang terangkum al-arkan al-iman yaitu: iman kepada
Allah Swt, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman
kepada Rasul-rasul-Nya, iman kepada hari kiamat dan iman kepada Qada‟ dan
Qadar.14 13 Hasan Al-Banna, Akidah Islam, terj. M. Hasan Baidaie, Bandung: Al-
Ma‟arif, 1983, hlm. 9 14 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Pokok-pokok
Pikiran tentang Paradigma dan Sistem Islam, Jakarta: Gema Insani, 2004,hlm. 44. 10
Syariah merupakan peraturanperaturan yang diciptakan Allah SWT atau
diciptakannya pokok-pokoknya supaya manusia berpegang kepadanya dalam
berhubungan dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan alam se-kitarnya dan
berhubungan dengan kehidupannya.15 Akhlak merupakan suatu perangai (watak,
tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya
perbuatanperbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.16 Perbuatan yang dilakukan hanya sekali
atau dua kali yang bukan merupakan kebiasaan, maka bukan menunjukkan akhlak.17
Karena adakalanya orang yang berwatak kikir namun kadang ia memberi
sedekah/infak, hal itu terdorong oleh suatu kepentingan dirinya atau karena ingin
dipuji.

Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:


"Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir dan hendaklah engkau beriman kepada qadar (ketentuan)
baik dan buruk." (HR Muslim)
Lebih lanjut H. Masan menjelaskan, Al-Qur'an dan hadits merupakan dasar akidah
Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum muslimin. Selama berpegang kepada
keduanya, maka akan selamat dari kesesatan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬
َ ‫ ِكت‬: ‫َضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫ت ََر ْك‬

6
"Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman, jika kamu tetap berpegang kepada
keduanya, kamu takkan tersesat selama-lamanya, yakni Kitabullah (Al-Qur'an) dan
Sunah Rasulullah." (HR Al Hakim)
1.2 Tahapan-Tahapan Akidah
Ditinjau dari segi kuat dan tidaknya, akidah dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu ragu,
yakin, „ainul yaqin, dan haqqul yaqin. Tingkatan ini terutama didasarkan atas sedikit
banyak atau besar kecilnya potensi dan kemampuan manusia yang dikembangkan dalam
menyerap akidah tersebut. Semakin sederhana potensi yang dikembangkan akan semakin
rendah akidah yang dimiliki, begitu pula sebaliknya. Empat tingkatan akidah tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat ragu (taqlid), Yakni orang yang berakidah hanya karena ikut-ikutan saja, tidak
mempunyai pendirian sendiri. Akan tetapi dalam masalah keyakinan yang bersifat
individual harus memiliki keyakinan utuh, dan tidak dibenarkan adanya taqlid
(kepercayaan atas dasar pernyataan atau keyakinan orang lain). 15 Mahmud Syaltout,
Islam sebagai Akidah & Syariah, Jilid I terj. Bustami S. Gani dan B. Hamdani Ali,
Jakarta: Bulan Bintang, 1983, hlm. 29. 16 Hadarah Rajab, Akhlak Sufi: Cermin Masa
Depan Umat, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004, hlm. 97. 17Ahmad Amin, Etika Islam
(Ilmu Akhlak), terj. Farid Ma‟ruf, Jakarta: Bulan Bintang, 1983, hlm. 63. 11
2. Tingkat yakin, Yakni orang yang berakidah atau sesuatu dan mampu menunjukkan
bukti, alasan, atau dalilnya, tapi belum mampu menemukan atau merasakan hubungan
kuat dan mendalam antara obyek (madlul) dengan data atau bukti (dalil) yang
didapatnya. Sehingga tingkat ini masih mungkin terkecoh dengan sanggahan-
sanggahan yang bersifat rasional dan mendalam. Atau keyakinan yang didasarkan
kepada pengetahuan semata.

ِ ِ‫ون ِع ْل َم ْاليَق‬
‫ين‬ َ ‫َكاَّل لَ ْو تَ ْعلَ ُم‬
Firman Allah: “Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin. (Q.S. at-Taka sur/102: 5)19
3. Tingkat ain al-yaqin Yakni orang yang berakidah atau meyakini sesuatu secara
rasional, ilmiah, dan mendalam mampu membuktikan hubungan antara obyek
(madlul) dengan data atau bukti (dalil). Tingkat ini tidak terkecoh dengan sanggahan-
sanggahan yang bersifat rasional dan ilmiah. Atau berkeyakinan yang didasarkan

7
kepada penglihatan rohani yang disebut „ain al-basirahirah (melihat dengan mata
kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat).

‫ين‬
ِ ِ ‫ق‬َ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫ثُ َّم لَتَ َر ُونَّهَا َعي َْن‬
Firman Allah: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin. (QS. at-Takasur /102: 7)20
4. Tingkat haqqul-yaqin yakni orang yang berakidah atau meyakini sesuatu, disamping
mampu membuktikan hubungan antara obyek (madlul) dengan bukti atau data (dalil)
secara rasional, ilmiah, dan mendalam, juga mampu menemukan dan merasakannya
melalui pengalaman-pengalaman dalam pengamalan ajaran agama. Atau berkeyakinan
yang didasarkan kepada 18 Muslim Nurdin, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: CV
Alfabeta, 1993), hlm. 84. 19 Departemen Agama Republik Indonesia, al - Qur‟an dan
Terjemahannya, hlm. 914. 20 Departemen Agama Republik Indonesia, al - Qur‟an dan
Terjemahannya, hlm. 914. 12 pengetahuan dan penglihatan rohani. Orang yang telah
memiliki akidah pada tingkat ini tidak akan tergoyahkan dari sisi manapun, ia akan
berani berbeda dengan orang lain sekalipun hanya seorang diri, ia akan berani mati
untuk membela akidah itu sekalipun tidak seorangpun yang mendukung atau
menemaninya.

ِ ِ‫ق ْاليَق‬
‫ين‬ ُّ ‫َوِإنَّهُ لَ َح‬
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini. (Q.S.
al-haqqah/69: 51)
Dalam akidah Islam, keyakinan merupakan prasyarat dari keimanan seseorang. Orang
yang beriman haruslah orang yang yakin, dan keyakinan yang haruslah mencapai
tingkat paling tinggi, yang disebut dengan i‟tiqad jazim (keyakinan utuh). Hal ini
terkait dengan definisi iman, yaitu pembenaran dalam hati, pengakuan dengan lidah,
dan pengamalan dengan anggota badan. Adanya ketiga unsur ini merupakan bukti
betapa keyakinan haruslah inheren (melekat) dalam iman. Keyakinan itu tempatnya di
dalam hati, diketahui melalui manifestasinya, yang diungkapkan dalam bentuk
ungkapan dan tindakan. Adanya pembenaran, ungkapan, dan tindakan sebagai pilar
dari iman, merupakan gambaran dari keyakinan utuh tersebut. Keyakinan harus seperti
ini, tidak boleh dihinggapi kecurigaan (zann), apalagi keraguan (syakk).23
1.3 Dasar - Dasar Akidah Islam

8
Dasar-dasar akidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT banyak
menyebut dalam firman-Nya terkait pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan sifat-
sifat yang dimiliki-Nya, tentang malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga, neraka,
dan lain-lain.
Sebagaimana termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 285. Allah SWT berfirman:
ۤ ‫هّٰلل‬
ُ ‫س ْو ُل بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِمنْ َّربِّ ٖه َوا ْل ُمْؤ ِمنُ ْو ۗنَ ُك ٌّل ٰا َمنَ بِا ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر‬
ُ ‫سلِ ٖ ۗه اَل نُفَ ِّر‬
ُ ‫ق بَيْنَ اَ َح ٍد ِّمنْ ُّر‬
ۗ ‫سلِ ٖه‬ ُ ‫ٰا َمنَ ال َّر‬
٢٨٥ ‫ص ْي ُر‬ ِ ‫س ِم ْعنَا َواَطَ ْعنَا ُغ ْف َرانَكَ َربَّنَا َواِلَ ْي َك ا ْل َم‬ َ ‫َوقَالُ ْوا‬
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,)
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Mereka juga berkata,
"Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu
tempat (kami) kembali."
1.4 Konsep Akidah Islam
Konsep akidah merupakan satu konsep utama yang menjadi asas dalam semua sudut
pandangan dan seluruh aspek kehidupan Muslim. Akidah merupakan satu asas keimanan
yang di tekankan dalam Islam. Akidah yang merupakan satu konsep yang melambangkan
kepercayaan monoteisme dalam Islam yang mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu.
Hasan al-Banna mengatakan bahwa ruang lingkup Aqidah islam meliputi ilahiyah,
nubuwwah, ruhuniyah, dan sam'iyah. Ilahiyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan Allah, seperti wujud, nama-nama, sifatsifat, dan perbuatan-
perbuatan Allah SWT.

1.5 Karakteristik Akidah Islam


1. Aqidah Tauqifiyah
Aqidah Tauqifiyah, yakni bahwa dalam beraqidah dan memahami aqidah islam, kita
wajib berhenti dan membatasi diri pada batas-batas ketetapan wahyu Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang shaih saja. Kita tidak dibenarkan mengedepankan dan
mendominankan peran penalaran akal dan logika dalam berakidah dan memahami
akidah islam.
2. Aqidah Ghaibiyah
Aqidah Ghaibiyah, yakni bahwa muatan dan esensi aqidah islam itu didominasi oleh
keimanan kepada yang gahib. Yang dimaksud dengan istilah ghaib dalam keimanan
islam disini bukanlah “ghaib” versi dunia dukun dan paranormal, yang dibatasi pada

9
keghaiban alam jin saja, dan hanya terkait dengan hal-hal yang selalu berbau mistik.
Namun, yang dimaksud degan istilah ghaib menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah ialah
yang meliputi semua yang ada di balik alam nyata, yang tidak bisa ditangkap oleh
kemampuan alami indra manusia, dan bahkan tidak mampu dijangkau oleh penalaran
akal dan logika.
3. Aqidah Syumuliyah
Aqidah Syumuliyah, yakni aqidah yang lengkap, sempurna, menyeluruh,
komprehensif dan integral, yaitu aqidah dengan makna yang mencakup dan meliputi
keseluruhan pokok, prinsip-prinsip dan rukun-rukun keimanan dengan segala
konsekuensinya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama
lain. Sehingga seandainya ada seorang muslim yang telah menyatakan menerima dan
mengimani semua isi dan konsekuensi rukunrukun iman tersebut, kecuali ada 1%-
nya saja misalnyaatau bahkan kurang dari itu yang tidak ia imani dengan penuh
kepahaman kesadaran dan kesengajaan, maka seluruh keimanannya yang 99% itu
bisa menjadi sia-sia.
1.6 Penyebab penyimpangan Aqidah :
1. Kurangnya mengkaji ilmu tentang agama Islam, seperti saat sebuah masyarakat yang
tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan sangat rawan terbius berbagai
kotoran materialisme. Sehingga menurut Athian, mereka malas ketika diajak untuk
melakukan kajian-kajian tentang ilmu Islam yang baik dan benar
2. Ta'ashshub atau fanatik terhadap nenek moyang dan tetap mempertahankannya
meskipun hal tersebut termasuk kebatilan
3. Taklid buta atau mengikuti tanpa landasan dalil. Dalam hal ini, Athian menjelaskan
perkara tersebut terjadi dengan mengambil pendapatpendapat orang dalam
permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan dalil dan kebenarannya
4. Ghuluw (berlebihan) terhadap orang shalih dan mengangkat mereka melebihi
kedudukan yang semestinya yaitu dengan meyakini pada mereka sesuatu yang tidak
mampu kecuali hanya Allah seperti mendatangkan manfaat dan menolak
kemudharatan. Termasuk juga menjadikan mereka sebagai wasilah (perantara) antara
Allah dan makhluq-Nya. Sampai akhirnya mereka disembah selain Allah dan
kuburnya diagungkan.
Solusi mengatasi penyimpangan Aqidah :
1. Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah

10
Kembali kepada kitabullah dan sunnah rasulullah untuk mengambil aqidah yang
lurus dari keduanya. Hal ini sebagaimana dilakukan para salafush shalih zaman
dahulu dimana mereka menyandarkan aqidah mereka pada keduanya (Al Qur’an dan
As Sunnah). Akhir umat ini tidak akan kembali baik kecuali dengan sesuatu yang
telah memperbaiki generasi awalnya. Bersamaan dengan itu juga mengenali aqidah
kelompok-kelompok yang menyimpang dan mengetahui syubhat-syubhat mereka
untuk membantah dan memperingatkan darinya. Barangsiapa tidak mengetahui
kejelekan maka ditakutkan akan terjatuh kedalamnya.
2. Perhatian terhadap pendidikan aqidah yang lurus
Perhatian terhadap pembelajaran aqidah yang lurus – yaitu aqidah para salafush
shalih di seluruh jenjang pendidikan. Hendaknya masalah aqidah diberi porsi yang
cukup dalam kurikulum pendidikan.
2.7. Tujuan Akidah
Aqidah mempunyai tujuan yang mulia dalam mengarahkan dan membimbing manusia
untuk memproleh keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk lebih jelasnya tujuan akidah
Islam sebagai berikut:
1. Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang sudah ada sejak
lahir. Manusia sejak lahir sudah mempunyai fitrah ketuhanan.
2. Memelihara manusia dari kemusyrikan. Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan
perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena kemungkinan manusia untuk terperosok kepada kemusyrikan selalu
terbuka baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi.
3. Menghindarkan manusia dari pengaruh akal yang menyesatkan. Manusia adalah
makhluk sempurna yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa akal pikiran.
Akal manusia kadang-kadang bisa menyesatkan manusia jika tidak diberikan
tuntunan dan bimbingan. Tuntunan dan bimbingan itu bisa diperoleh melalui akidah
Islam. Dengan demikian terlihat jelas, betapa besar pengaruh akidah bagi kehidupan
seseorang, apabila akidahnya benar, maka hidupnya akan selamat didunia dan
akhirat. Oleh karena itu sangat perlu bagi kita untuk memperlurus dan memperkokoh
akidah. Apalagi pada kehidupan zaman sekarang yang penuh dengan godaan, zaman
yang penuh dengan kemajuan teknologi yang apabila kita tidak bisa menyikapinya
dengan baik, akan membuat kita tergelincir ke dalam kesesatan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengertian Akidah
Adapun menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang oleh orang yang mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam
adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap
muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli. Dalam bahasa Arab,
pengertian aqidah adalah kata yang berasal dari al-'aqdu yang berarti ikatan, at-
tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan

12
kuat. Sederhananya, pengertian aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang.
Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap
sesuatu.Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya,
beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir
baik dan buruk. Semua hal tersebut memiliki sumber Al-Qur’an dan hadis.
Secara terminologis (istilahan), terdapat bebrapa definisi (ta’rif) antara lain:
a) Menurut Hasan al-Banna,
b) Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
c) Menurut Taofik Yusmansyah
d) Menurut H. Masan
e) Menurut Imam Al-Ghazali
f) Menurut Ibnu Taimiyah
g) Menurut Abdullah Azzam
2. Tahapan-Tahapan Akidah
a) Tingkat ragu (taqlid),
b) Tingkat yakin
c) Tingkat ain al-yaqin
d) Tingkat haqqul-yaqin
3. Dasar - Dasar Akidah Islam
Dasar-dasar akidah Islam merujuk pada Al-Qur'an dan hadits. Allah SWT banyak
menyebut dalam firman-Nya terkait pokok-pokok akidah, seperti nama-nama dan
sifat-sifat yang dimiliki-Nya, tentang malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, surga,
neraka, dan lain-lain.
4. Konsep Akidah Islam
Konsep akidah merupakan satu konsep utama yang menjadi asas dalam semua sudut
pandangan dan seluruh aspek kehidupan Muslim.
5. Karakteristik Akidah Islam
a) Aqidah Tauqifiyah
b) Aqidah Ghaibiyah
c) Aqidah Syumuliyah
3.2 SARAN
Kajian tentang konsep akidah islam ini memberi kita pengetahuan dan menambah
wawasan , hal ini sangat penting agar para pendidik dapat memehami tentang konsep
akidah islam, untuk mewujutkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat bagi kita semua.

13
Adapun kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapat kekurangan
dikarenakan kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami
mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari pada pembaca agar makalah
kedepannya lebih baik dari pada sekarang.

DAFTAR PUSAKA
Kitab Aqidah Wasithiyah by Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah
Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1
Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165
Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21
Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1
Ibid. h. 21
Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyah. 1978.
Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6
Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997
https://www.kumpulanpengertian.com/2016/01/pengertian-aqidah-menurut-para-ahli.html?m=1
( 15-11-2022)
http://repository.uin-suska.ac.id/13207/7/7.%20BAB%20II_2018594PAI.pdf
(15-11-2022)
https://repository.uin-suska.ac.id/34856/1/Skripsi%20Gabungan%20RAFLI
%20%281153110331%29.pdf

14
(16-11-2022)
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6212968/pengertian-akidah-islam-dasar-dasar-dan-
tujuannya/amp
(16-11-2022)
https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam/

15

Anda mungkin juga menyukai