Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NASHOIHUD DINIYYAH (Takut Kepada Allah SWT Tergantung Pada Kuatnya


Iman, Tanda-tanda Kebahagiaan dan Keutamaan Mukmin yang Paham Agama)
Tugas disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
BATHSUL KHUTUB
Dosen Pengampu : Muhammad Badaruddin, M.Pd

Pendidikan Agama Islam (PAI) / Kelas G

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

AHMAD KADAFI : 1901011008

AHMAD ZAIDAN AMRI. MR : 1901011010

GALIH ATMAJA : 1901011067

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah yang merupakan salah satu tugas
mata kuliah Bathsul Khutub yang berjudul ” Nashoihud Diniyyah (Takut Kepada
Allah SWT Tergantung Pada Kuatnya Iman, Tanda-tanda Kebahagiaan dan
Keutamaan Mukmin yang Paham Agama) ” ini dapat terselesaikan.

Terimakasih kami sampaikan khususnya kepada bapak Muhammad


Badaruddin, M.Pd yang telah membimbing dan memmberi pengarahan kepada kami
dalam menyusun makalah ini, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 14 Oktober 2020

penyusun

2
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .............................................................................................................1


B. Rumusan masalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAAN

A. Takut Kepada Allah SWT Tergantung Pada Kuatnya Iman........................................2


B. Tanda-tanda Kebahagiaan............................................................................................5
C. Keutamaan Mukmin yang Paham Agama....................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakikatnya, iman yang kuat akan mendorong seseorang untuk
lebih bertaqwa atau takut kepada Allah, sehingga segala godaan untuk
melakukan larangannya dan godaan untuk meninggalkan perintahnya dapat
dikalahkan. Sebaliknya iman yang lemah akan menjadikan seseorang lebih
liar, dan bahkan rasa takutnya kepada Allah dapat dilumpuhkan oleh
selainnya, sehingga segala rayuan Syaitan yang datang kepadanya tidak
dapat dihindarkan. Perintah agama diabaikan sedangkan larangannya
dikerjakan. Kebahagiaan (sa'adah) sebagaimana kebaikan, kesuksesan dan
keberkahan senantiasa dicari manusia. tiada henti manusia mencari arti
hakikat bahagia dan memikirkan cara untuk dapat berbahagia. Namun
persepsi dan definisi kebagian manusia itu tetap beragam.
Semua kenyataan ini kembali kepada kata kunci atau muaranya, yaitu
kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT Pada dasarnya setiap manusia
mempunyai fitrah berupa kepercayaan tentang adanya zat yang maha kuasa,
yang dalam istilah agama disebut Tuhan. fitrah manusia tersebut adalah fitrah
beragama tauhid yang dijadikan oleh Allah SWT pada saat manusia itu
diciptakan. tidak bisa disangkal lagi, bahwa keimanan merupakan inti agama,
terlebih agama Islam. Persoalan iman ini sangat penting, bukan hanya karena
masalah tersebut berkaitan dengan esensi dan eksistensi Islam sebagai
agama,tetapi juga karena perbincangan mengenai konsep ini menandai titik
awal dari semua pemikiran teologi di antara orang-orang Islam masa awal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tanda-tanda Kebahagiaan?
2. Bagaimana Menjadi Mukmin yang Paham Agama?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Takut Kepada Allah SWT Tergantung Pada Kuatnya Iman

Secara bahasa, iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut


istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan
mengamalkan dalam perbuatannya”. Adapun iman menurut pengertian istilah yang
sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari. Akidah Islam dalam al-
Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan
yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman
sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim
yang disebut amal saleh.

Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu,


melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan
sesuatu sesuai dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau
diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan
dalam perbuatannya.

‫وْ ف‬GG‫انَ ال َخ‬GG‫ َك‬،‫صلِح‬ّ ‫ان َأقُوى َو ْال َع ِم ُل أ‬


ُ ‫ يَقِيْنا ً َأنّهُ َكلَّ َما َكانَ اِإل ْي َم‬- ‫ك هللا‬
َ ‫ َرحْ َم‬- ‫َوا ْعلَ ُم‬
‫ َواأل ِم ُن‬،َّ‫ل‬GGِ‫وف َأق‬GGَ‫الخ‬
ُ َ‫ان‬GG‫ َك‬،‫وأ‬GG‫أس‬
ّ ‫ل‬GG ِ ‫عف َوال َع َم‬GG‫انَ أض‬GG‫انَ اإل ْي َم‬GG‫ا َك‬GG‫ َو ُكلَّ َم‬.ٌ‫ر‬GGِ‫أ َكث‬
َ ِ‫َواالغترا ُر ُأ ْغل‬
َ ‫ فَا ْعتَبِ َر ذلِكَ فِي نّ ْف ِسكَ َوفِي َغ ْي ُر‬،‫ب‬
ً ‫ك تَجْ َدهُ بَيْنا‬

Semakin kuat iman seseorang, semakin baik amalnya, maka rasa takut kepada
Allah semakin besar. Dan semakin lemah iman seseorang, semakin buruk
amalnya, maka rasa takut kepada Allah semakin kecil dan rasa aman serta

5
keterpedayaannya semakin besar. Renungkanlah hal itu pada dirimu dan orang
lain, niscaya engkau akan mendapatinya secara jelas.

ُ‫ َويُخَلّص‬،‫ت‬
ِ ‫ق هُ َو الّ ِذي يَ ْع َم ُل بِالصّالِ َحا‬
ِ ‫الصا ِد‬
َ َ‫ فَِأ ّن ال ُمْؤ ِمن‬،‫َو َعلَى ال ُج ْملَة‬
‫ُول َوالثواب َعلَ ْيهَا ِم ْن فَضْ ِل هللا‬
ِ ‫ َويَرْ ِجو القَب‬،‫فِ ْيهَا‬
Singkatnya, orang mukmin yang tulus adalah orang yang mengerjakan amal-amal
baik dan bersikap ikhlas serta berharap untuk diterima amalnya dan diberi pahala
dari karunia Allah.

Tingkat keimanan manusia tertinggi adalah seberapa jauh rasa takut


(khauf) dan keikhlasan dalam ibadah. Imam Ibnu Taimiyah mengungkapkan, "Apa
saja yang menghalangimu dari berbuat dosa, maka itulah khauf yang kita cari.
Islam tidak pernah menuntut lebih dari itu. Begitulah para sahabat, mereka
menjadi manusia istimewa dengan ketakutan mereka kepada Allah yang
Mahahidup dan Mahakuasa".

Ulama lain mendefinisikan khauf dengan: "Ketika engkau duduk sendirian,


maka engkau membayangkan seakan Allah SWT menampakkan Dzat-Nya kepada
manusia dari atas 'Arasy-Nya."

Khauf tumbuh seiring dengan tumbuhnya cinta seseorang kepada Allah


SWT. Ketika seseorang mencintai Allah, ia akan takut melakukan perbuatan yang
dimurkai-Nya. Ia pun takut dijauhi-Nya sebagaimana seorang kekasih yang takut
ditinggal orang yang disayanginya. Khauf akan memunculkan sikap berpikir ke
depan, bukan hanya dunia tetapi juga akhirat. Ia akan berhati-hati dalam bertindak
karena setiap tindakannya mengandung konsekuensi, disukai atau dimurkai Allah
SWT. Khauf juga akan motivasi untuk terus beramal dan terus meningkatkan
amalnya. Dengannya ia akan terus mendekati Allah.

6
Allah SWT menjanjikan surga kepada orang yang takut kepada-Nya.
Difirmankan:

ٰ ‫ْٱلهَ َو‬
(40)‫ى‬ َ ‫اف َمقَا َم َربِّ ِهۦ َونَهَى ٱلنَّ ْف‬
‫س َع ِن‬ َ ‫َوَأ َّما َم ْن َخ‬
(41)‫ى‬ ٰ ‫ٱل َمْأ َو‬
ْ ‫فَِإ َّن ْٱل َجنَّةَ ِه َى‬

"Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan (diri)
dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka sungguh, syurgalah tempat tinggalnya."
(QS An-Nazi'at: 40-41).

Rasulullah SAW menyatakan bahwa beliaulah manusia yang paling takut


kepada Allah. Sabdanya, "Sesungguhnya orang yang paling tahu dan takut kepada
Allah di antara kalian adalah aku." (HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud dan Imam
Malik).

Menurut Dr 'Aidh Abdullah Al-Qarny ada empat tanda khauf:

1. adanya kesesuaian antara lahir dan batin. Artinya, perbuatan dan hati
seseorang tidak saling bertentangan. Amal lahirnya tidak lebih baik daripada
batinnya.
2. Kedua, jujur kepada Allah SWT dalam ucapan, perbuatan dan sikapnya. Allah
Maha Mengetahui atas segala yang diperbuat oleh manusia, terlihat maupun
tidak, sehingga tidak ada peluang untuk berdusta. Kejujuran ini tidak sebatas
pada hati saja. Para ulama berkata, "Ada tiga tingkatan kejujuran, yaitu
kejujuran dalam bersikap, kejujuran dalam perbuatan dan kejujuran dalam
ucapan".
3. Ketiga, menyesali kejelekan dan bergembira atas amal baik yang telah
diperbuat. Tanda ini terungkap dalam QS Ali Imran ayat 135-136, Dan orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka

7
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
4. Keempat, hari ini lebih baik dari kemarin. Khauf akan memacu seseorang
untuk senantiasa berburu amal. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana ia
terus menambah dan memperbaiki amalnya. Ia berusaha agar amal hari ini
lebih baik dan lebih banyak daripada sebelumnya.

‫ َويخشى العقاب َعلَى َما عمله‬،‫ َويخاف َأ ْن يُ ْبتَلِى بِهَا‬،‫ َويبعد عنها‬،‫ت‬ ِ ‫َوي َُجانِبُ ال َسيَّئا‬
َ‫ فِ َم ْن َكانَ ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْين‬،‫ َويَ َرجُوْ ال َم ْغفِ َر ِة ِمنَ هللا بَ ْع َد ْالتَوْ بَةً َواإلنابة ِإلَى هللا‬،‫ِم ْنهَا‬
‫ فافهم هَ ِذ ِه‬.‫ َوَأ ْم ِر ِه فِي غَايَة الخطر‬،‫األوصافَ فهو ِمنَ المخَ لِّ ِطين‬
َ ‫َعلَى َغي ِْر هَ ِذ ِه‬
َ ‫ َوطَالَبُ نّ ْف َس‬،ُ‫الج َملَة‬
‫ك بها تن ُج وتَفُ ْز ِإ ْن َشاء هللا تَ َعالى‬ َ
Disamping itu ia pun menjauh dari berbuat dosa, karena takut hukuman atas
perbuatannya serta mengharapkan ampunan dari Allah sesudah bertobat dan
kembali kepada Allah, Bilamana seorang mukmin tidak memiliki sifat-sifat ini, ia
pun termasuk orang-orang merugi. Maka pahamilah hal-hal itu dan tuntutlah
dirimu untuk mengerjakannya, niscaya engkau selamat dan beruntung insya
Allah.1

B. Tanda-tanda Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah kosakata dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna
yang kurang lebih serupa dengan kata kesuksesan, keberuntungan, kesenangan
atau kata lain yang searti. Kebahagiaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah perasaan bahagia; kesenangan dan ketentraman hidup (lahir batin),
keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin.2

1
Aplikasi Nashoihud Diniyyah
2
Mandhur Ibnu, Lisan al-Arab, (Kairo: Daral-Ma’arif, 2011), huruf sin.

8
Dalam terminologi bahasa Arab, Kebahagiaan adalah terjemah lazim dari
kata ‫ سعادة‬yang bermakna ‫( الشقاوة خالف‬ketiadaan derita). Kata kebahagiaan yang
berasal dari kata dasar bahagia adalah terjemah dari kata sa’a>dat dalam bahasa
Arab, terutama menurut istilah Ibn Miskawaih6 juga al-Ghaza>li dalam kitab-kitab
keduanya misalnya. Barangkali kata ini lebih dipilih karena mempunyai cakupan
makna yang lebih luas dan dalam daripada kata kepuasan, kesenangan, kelezatan
ketika misalnya dinisbatkan dengan kata diri, manusia, hari, dan hidup. Jadi, kata
kebahagiaan hidup misalnya adalah lebih luas daripada kata kesenangan hidup,
dan kelezatan hidup. Di samping bahwa kebahagiaan merupakan suatu keadaan
yang berlangsung, bukan perasaan emosi yang berlalu.3

،‫ و ييسره له‬،‫واعلم أن عنوان السعادة أن يوفِّق هللا العبد للعمل الصالح في حياته‬
‫ ويبتلى بالعمل السوء‬،‫وعنوان الشقاوة أن ال يُيَسَّر للعمل الصالح‬
Ketahuilah bahwa tanda-tanda kebahagiaan manusia adalah bila Allah
memberinya taufik untuk melakukan amal baik di masa hidupnya dan
memudahkannya baginya. Sedangkan tanda kesengsaraan adalah bila hamba tidak
diberi taufik untuk mengerjakan amal baik dan mengerjakan amal buruk.

َ ِ‫ َوا ْع َملُوْ ا فَ ُك ٌّل ُميَ َّس َر َما ُخل‬:-‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم‬-
،ُ‫ق لَه‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬
ِ َّ‫ار يُ ِّس َر لِ َع َم ٍل َأ ْه ٌل الن‬
‫ار‬ ِ ّ‫ق لِلن‬ َ ‫ق لِ ْل َجنّ ِة يُس َِّر لِ َع َم ٍل َأ ْه ُل ْا‬
َ ِ‫ َو ِم ْن ُخل‬،‫لجنَّ ِة‬ َ ِ‫ِم ْن ُخل‬
Rasulullah saw bersabda : “Beramallah kamu sekalian. Masing-masing akan
dimudahkan untuk sesuatu yang dicipatakan untuknya. Jika diciptakan untuk surga
ia pun dimudahkan untuk amal penghuni surga. Dan siapa yang diciptakan untuk
neraka, ia pun dimudahkan untuk amal penghuni neraka”

‫ ِة‬Gّ‫ ُل ْال َجن‬G‫ ٍل َأ ْه‬G‫ ِة َوبِ َع َم‬Gّ‫ُؤاَل ِء لِ ْل َجن‬Gَ‫ ه‬: ‫ ْعدَا ُء‬G‫الس‬
ّ ‫ ِة‬G‫ْض‬ َ ‫َو لَ َّما قَبْضُ هللاِ ْالقَ ْب‬
َ ‫ا َل لِقَب‬Gَ‫ن ق‬Gِ ‫ضتَ ْي‬
ِ ّ‫ار َوبِ َع َم ٍل َأ ْه ُل الن‬
َ‫ار يَ ْع َملُوْ ن‬ ِ ّ‫ َوهَُؤاَل ِء لِلن‬: ‫ْض ٍة اَْأل ْشقِيَا ُء‬
َ ‫ َوقَا َل لِقَب‬. َ‫يَ ْع َملُوْ ن‬
3
Haris Abdul, Etika Hamka, (Yogyakarta: LKiS, 2010), 130.

9
Ketika Allah menjadikan dua kelompok, Dia berfirman kepada kelompok orang-
orang yang bahagia : Mereka ini untuk surga dan mengerjakan amal penghuni
surga. Dan berfirman kepada kelompok orang-orang yang sengsara. Mereka ini
untuk neraka dan mengerjakan amal penghuni neraka4

C. Keutamaan Mukmin yang Paham Agama


Menurut bahasa Mukmin memiliki akar kata iman yang artinya percaya.
Mukmin adalah seorang muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam
berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil.

‫ هو الذي يُح ِس ُن العم َل‬:‫ الراسخ في العلم واليقين‬،‫ثً ًم اعلم أن المؤمن البصير بالدين‬
.‫ ويجتهد في ذلك ب ُكلِّيَّتِه‬،‫هلل‬

Ketahuilah bahwa orang mukmin yang memahami agama, kokoh dalam ilmu dan
keyakinan, adalah orang-orang yang beramal baik karena Allah dan berusaha
sungguh-sungguh untuk itu secara menyeluruh.

.)‫ (لَ ْن يَ ْد ُخ َل َأ َح ُد ْال َجنّ ِة بعمله‬: ‫ بِقَوْ لِ ِه‬-‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم‬-
َ ‫َوِإلَى ذلِكَ َأ َشا َر‬
)‫(واَل َأنَا ِإاّل َأ ْن يَتَ َغ ّم َدنِ َي هللاُ بِ َرحْ َمتِ ِه‬َ : ‫ َواَل َأ ْنتَ يَا َرسُوْ َل هللاُ؟ قَا َل‬: ‫قَالُوْ ا‬
Dengan demikian, Nabi saw memberikan isyarat dengan sabdanya : “Seseorang
tidak akan masuk surga dengan amalnya”. Para sahabat bertanya : “Tidak juga
dengan engkau wahai Rasulullah?” Nabi saw bersabda : “Aku juga tidak, kecuali
bila Allah memenuhinya dengan rahmat-Nya”

Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa iman itu mempunyai tujuh puluh
cabang, artinya indikator seorang mu'min itu ada tujuh puluh variabel. Di antara
tujuh puluh indikator itu antara lain:

4
Aplikasi Nashoihud Diniyyah

10
1. Seorang mukmin hanya berbicara yang baik.
2. Jika mendapati sesuatu yang mengganggu orang lewat ketika ia melewati
suatu jalan maka ia tidak akan meneruskan perjalanannya sebelum
menyingkirkan sesuatu yang mengganggu itu.
3. Merasa sependeritaan dengan mukmin yang lain, dan sebagainya.

Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-
sebenarnya. Artinya orang mengatakan keimanan itu dengan lidah , diyakini
dengan hati dan dikerjakan dengan perbuatan. Dalam arti senantiasa menjalankan
segala perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, dan berjihad dengan harta
jiwa mereka pada jalan Allah SWT. Allah SWT. Berfirman:

ٓ
َ ‫ت ُأ ۟و ٰ َل‬
‫ِئك ُه ْم َخ ْي ُر ْٱل َب ِر َّي ِة‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صل ٰ َِح‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ِإنَّ ٱلَّذ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah


sebaik-baik makhluk.” )QS. Al_bayyinah: 7)

Perihal kehidupan orang-orang mukmin di akhirat, digambarkan oleh Allah


SWT. dalam Al-Qur’an, antara lain:

1. Orang mukmin memperoleh kemenangan karena Allah SWT hapuskan segala


kesalahannya.

ْ‫لِحًا يُ َكفِّر‬GG‫ص‬ َ ٰ ْ‫ك يَوْ ُم ٱلتَّغَاب ُِن ۗ َو َمن يُْؤ ِم ۢن بِٱهَّلل ِ َويَ ْع َمل‬ َ ِ‫يَوْ َم يَجْ َم ُع ُك ْم لِيَوْ ِم ْٱل َج ْم ِع ۖ ٰ َذل‬
‫وْ ُز‬GGَ‫ك ْٱلف‬ َ G ِ‫دًا ۚ ٰ َذل‬G َ‫ت تَجْ ِرى ِمن تَحْ تِهَا ٱَأْل ْن ٰهَ ُر ٰ َخلِ ِدينَ فِيهَٓا َأب‬ ٰ
ٍ َّ‫َع ْنهُ َسيِّـَٔاتِ ِهۦ َويُ ْد ِخ ْلهُ َجن‬
‫ْٱل َع ِظي ُم‬
"Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan niscaya
Allah akan menghapus kesalahan-kelasahannya dan memasukkannya ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di

11
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-
Taghobun: 9)

2. Wajah orang mukmin bercahaya.

(22) ِ ‫ُوجُوهٌ يَوْ َمِئ ٍذ نَّا‬


ٌ‫ض َرة‬
(23) ٌ‫َاظ َرة‬
ِ ‫ِإلَ ٰى َربِّهَا ن‬
"Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang
Tuhannya." (QS. Al- Qiyamah: 22-23)

3. Orang mukmin dalam keberuntungan.

‫ت َِحيَّتُهُ ْم يَوْ َم يَ ْلقَوْ نَهۥُ َس ٰلَ ٌم ۚ َوَأ َع َّد لَهُ ْم َأجْ رًا َك ِري ًما‬
“Penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) ketika mereka menemui-
Nya adalah "salam" (yakni salam sejahtera dari segala bencana) dan Dia
menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (QS. Al-Ahzab: 44)

ّ ‫ا ِل‬GG‫ ُد فِي اْأل ْع َم‬GG‫ يَجْ تَ ِه‬-‫لَّ َم‬GG‫ ِه َو َس‬GGِ‫ ِه َوآل‬GGْ‫لَّى هللاِ َعلَي‬GG‫ص‬-
‫ ِة‬GGَ‫الِ َح ِة ِإلَى ْالغَاي‬GG‫الص‬ َ َ‫ان‬GG‫ثُ ّم َك‬
‫ت قَ ّد َماهُ ِم ْن طُوْ ِل القِيَ ِام بِاللّ ْي ِل‬ ْ ‫ َحتّى تُ َو َّر َم‬،‫َوالنّهَايَ ِة‬

Kemudian Rasulullah saw bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh dengan


maksimal, sampai-sampai bengkak kedua kakinya karena lamanya berdiri
dimalam hari.

َ ‫َوَأ ّما الّ ِذيْ يَجْ تَ ِه ُد فِي ْاأل ْع َما ِل الصّالِ َح ِة َويَ ْعتَ ِم ُد َعلَ ْيهَا فَهُ َو ُمع‬
‫ َج ِريْ ٌء‬،‫ْجبٌ بِنَ ْف ِس ِه‬
َ ‫ َو ُربَّ َما يُ ْبتَلِى لِيَ ْستِبِ ْينَ لَهُ َعجْ ُزهُ َو ْع َد ُم‬،‫َعلَى َربِّ ِه‬
ِ ‫صاَل َحيَتِه لِ َش ْي ٍء ِمنَ الصّالِ َحا‬
‫ت‬
‫لَوْ اَل فَضْ ُل هللاِ َو َرحْ َمتِ ِه‬

12
Adapun orang yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal-amal baik dan
mengandalkannya, maka ia pun membanggakan dirinya dan berani terhadap
Tuhannya. Boleh jadi ia mendapat cobaan supaya menyadari ketidakmampuannya
dan ketidaklayakannya untuk mengerjakan suatu amal baik kalau bukan karena
karunia Allah dan rahmat-Nya.5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkat keimanan manusia tertinggi adalah seberapa jauh rasa takut
(khauf) dan keikhlasan dalam ibadah. Imam Ibnu Taimiyah mengungkapkan, "Apa
saja yang menghalangimu dari berbuat dosa, maka itulah khauf yang kita cari.
Islam tidak pernah menuntut lebih dari itu. Begitulah para sahabat, mereka
menjadi manusia istimewa dengan ketakutan mereka kepada Allah yang
Mahahidup dan Mahakuasa".
5
Aplikasi Nashoihud Diniyyah

13
tanda-tanda kebahagiaan manusia adalah bila Allah memberinya taufik
untuk melakukan amal baik di masa hidupnya dan memudahkannya baginya.
Sedangkan tanda kesengsaraan adalah bila hamba tidak diberi taufik untuk
mengerjakan amal baik dan mengerjakan amal buruk.
Mukmin adalah mentaati aturan dan selalu beriman kepada Allah SWT
dengan sebenar-sebenarnya. Artinya orang mengatakan keimanan itu dengan
lidah , diyakini dengan hati dan dikerjakan dengan perbuatan. Dalam arti
senantiasa menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, dan
berjihad dengan harta jiwa mereka pada jalan Allah SWT. Allah SWT. Berfirman:

ٓ
َ ‫ت ُأ ۟و ٰ َل‬
‫ِئك ُه ْم َخ ْي ُر ْٱل َب ِر َّي ِة‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صل ٰ َِح‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ِإنَّ ٱلَّذ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah


sebaik-baik makhluk.” )QS. Al_bayyinah: 7)

DAFTAR PUSTAKA

Ibn Mandhur. Lisan al-Arab. Kairo: Daral-Ma’arif, 2011.

Abdul Haris. Etika Hamka. Yogyakarta: LKiS, 2010.

Aplikasi Nashoihud Diniyyah

14

Anda mungkin juga menyukai