3. Rencana Keperawatan.
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekresi
tertahan, tebal, sekresi kental akibat influenza.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan jalan napas kembali efektif.
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas kembali normal.
2) Mengeluarkan atau membersihkan secret secara mandiri dengan batuk efektif.
No Intervensi Rasional
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh
sekresi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pertukaran gas
kembali normal.
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan AGD dalam rentang normal
(PCO2 : 35-45 mmHG, PO2 : 80-100 mmHG) dan tak ada gejala distres pernapasan.
2) Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi.
No Intervensi Rasional
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea dan anorexia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan perubahan nutrisi
terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan peningkatan napsu makan.
2) Mempertahankan/meningkatkan berat badan pasien.
No Intervensi Rasional
e. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan peningkatan suhu
tubuh (Hipertermi) kembali normal.
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh klien kembali normal (36°C)
2) Secara verbal klien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
No Intervensi Rasional
4. Implementasi.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kreteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry,
1997). Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi sebagai berikut :
a. Berdasarkan respon klien;
b. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan operasional,
hukum dan kode etik keperawatan;
c. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia;
d. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan;
e. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam perencanaan keperawatan;
f. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan
peran serta untuk merawat diri sendiri (Self care);
g. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan;
h. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien;
i. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan;
j. Bersifat holistik;
k. Kerjasama dengan profesi lain;
l. Melakukan dokumentasi.
5. Evaluasi.
Menurut Craven Hirnle (2000). Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektivitas asuhan
keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku
klien yang tampil. Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi :
a. Masalah teratasi; jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kreteria hasil
yang telah ditetapkan;
b. Masalah sebagian teratasi; jika klien menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali yang
sesuai dengan tujuan dan kreteria hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah
ataau diagnosa keperawatan baru.