Anda di halaman 1dari 3

Pandu Rudy Widyatama (195600023), Kelas PPKn 2019 A

Soal
1. Kepengurusan PGRI berjenjang dari tingkat pusat sampai ranting PGRI. Berilah
penjelasan dengan struktur kepengurusan yang berjenjang bagaimana komunikasi dijalin
serta apa manfaat jalinan komunikasi PGRI bagi guru.
2. PGRI memiliki himpunan/ikatan/asosiasi profesi dan keahlian sejenis. Berilah penjelasan
manfaat lembaga ini dan kaitkan dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.
Pembahasan
1. Struktur Kepengurusan PGRI
Struktur kepengurusan PGRI memiliki tata urutan/tingkat yang berjenjang dengan
susunan, meliputi tingkat pusat/nasional, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota, tingkat
cabang/cabang khusus, dan tingkat ranting. Organisasi tingkat nasional meliputi seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Organisasi tingkat provinsi
meliputi wilayah satu provinsi. Organisasi tingkat kabupaten/kota meliputi wilayah satu
kabupaten/kota.
Jumlah Pengurus PGRI
Pimpinan organisasi tingkat pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia. Jenjang kepengurusan, meliputi:
a. Pengurus Besar, untuk tingkat pusat, berkedudukan di Ibukota Negara, berjumlah 29
orang pengurus.
b. Pengurus PGRI Provinsi, berkedudukan di Ibukota Provinsi, sebanyak 33 buah masing-
masing berjumlah 25 orang anggota pengurus.
c. Pengurus PGRI Kabupaten/Kota, berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota madya,
sebanyak 350 buah, masing-masing berjumlah 22 orang anggota pengurus.
d. Pengurus Cabang, berkedudukan di Ibukota Kecamatan atau Unit Kerja, sebanyak 4126
buah, masing-masing berjumlah 15 orang anggota pengurus.
e. Pengurus Ranting, berkedudukan di unit kerja/desa, sebanyak 68.139 buah, masing-
masing berjumlah 5 orang anggota pengurus.
Struktur PGRI
Badan Pimpinan Anak Badan Himpunan Profesi dan Forum Badan Majelis Kehormatan
Organisasi Lembaga Khusus Keahlian Sejenis Organisasi Penasehat Organisasi dan Kode Etik

Perangkat Organisasi PGRI


Dewan
Badan Pimpinan Dewan Dewan Asosiasi Profesi Kehormatan Lembaga Badan Pembina Badan Badan
dan Keahlian Konsultasi dan Lembaga
Organisasi Penasihat Pakar Guru Usaha Khusus
Sejenis Bantuan Hukum Pendidikan
Indonesia
Pandu Rudy Widyatama (195600023), Kelas PPKn 2019 A

Jalinan Komunikasi PGRI


Kepengurusan PGRI berjenjang dari tingkat pusat sampai pada tingkat ranting PGRI.
Karena PGRI memiliki tata urutan atau tingkat organisasi dengan susunan organisasi.
Untuk mengelola bidang dan tingkat tertentu dalam upaya mencapai tujuan organisasi
yang bersifat tetap dan jangka panjang dibentuk anak lembaga PGRI jalinan komunikasi
PGRI dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal serta dapat pula secara diagonal dan
juga dapat digunakan berbagai bentuk sesuai dengan jenis, hambatan, dan tantangan yang
sedang dihadapi.
a. Jalinan vertikal dan horizontal yakni dapat dilakukan dari pengurus besar PGRI, turun
ke PGRI dan ke kabupaten/kota, sampai pada jajaran ranting PGRI atau dapat pula
sebaliknya. Semua elemen dan komponen yang terkait khususnya yang memiliki
kesamaan misi dibidang pendidikan.
b. Jalinan diagonal yakni jalinan komunikasi dengan badan dan anak lembaga PGRI serta
lembaga konsultasi dan bantuan hukum PGRI.
Manfaat Jalinan Komunikasi PGRI bagi Guru
Manfaat adanya jalinan komunikasi PGRI bagi guru, seperti:
a. Mempercepat dalam menginformasikan berbagai kebijakan terbaru secara cepat dari
tingkat atas ke tingkat yang paling bawah.
b. Memberikan banyak kontribusi seperti mengurangi kesenjangan ketersediaan guru di
Indonesia.
c. Mewujudkan secara cepat langkah seluruh jajaran organisasi sehingga dapat terjalin
ikatan struktural dan kultural dalam tubuh PGRI dan persoalan internal.
d. Menyelesaikan segala urusan organisasi yang ada secara cepat dalam membangun dan
menyelenggarakan sistem pendidikan.
e. Mempererat hubungan antar anggota PGRI terutama guru di seluruh Indonesia agar
saling mengenal.

2. Manfaat Lembaga PGRI dan Keterkaitan UU Nomor 14 Tahun 2005


a. Melakukan konsultasi dan pembelaan hukum terhadap anggota PGRI yang menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum.
b. Membantu anggota PGRI terutama guru-guru dalam memperoleh penghasilan dan
mendapatkan jaminan sosial.
c. Menjadi tempat untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi dalam hal
keguruan dan pendidikan.
Pandu Rudy Widyatama (195600023), Kelas PPKn 2019 A

d. Membantu dalam pembelaan hukum agar guru tidak mudah dilecehkan dan disepelekan
secara hukum oleh berbagai kalangan.
e. Menegakkan supremasi hukum melalui anak organisasi PGRI yaitu Lembaga Bantuan
dan Konsultasi Hukum agar harkat dan martabat guru dapat terjaga dengan baik.
f. Menjadi tempat menyalurkan aspirasi guru apabila hak yang seharusnya didapatkannya
tidak terpenuhi.
g. Menjamin segala hak dan kewajiban guru serta memajukan profesi dan karier guru
untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Lembaga PGRI sebagai asosiasi profesi bagi guru menjadi sangatlah penting
keberadaannya. Terutama partisipasi aktif dan tanggung jawabnya dalam meningkatkan
profesionalisme guru. Guru tidak dapat berdiri sendiri dan tidak akan dapat terpenuhi
berbagai macam haknya tanpa adanya partisipasi aktif, perjuangan, dan juga perlindungan
dari PGRI sebagai wadah satu-satunya untuk tempat menyalurkan aspirasi guru. Meski
secara resmi bahwa guru sudah diakui sebagai sebuah profesi pada tahun 2005 yang
bersamaan dengan diberlakukannya Undang-undang Guru dan Dosen, namun tentu saja
jauh sebelum itu guru sudah dikenal oleh semua orang bahkan ikut aktif dalam berjuang
demi memajukan negeri tercinta ini.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yaitu memperoleh penghasilan, jaminan
kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan pengharapan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja, memperoleh perlindungan dan di dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual, memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memiliki
jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas keprofesionalan, memiliki
organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru sehingga dengan adanya Lembaga Bantuan dan Konsultasi
Hukum PGRI pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri
yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, serta menjunjung
tinggi hak asasi manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa,
dan kode etik profesi, dan menyeimbangkan hak dan kewajiban guru.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara tegas, lugas,
dan jelas bahwa seorang guru harus menjadi anggota asosiasi profesi guru. Hal ini tentu
saja tidak hanya sekedar aturan yang harus dijalankan oleh seorang guru, namun juga
dimaksudkan agar guru tersebut lebih meyakinkan dalam meningkatkan kompetensinya,
dan agar profesi guru yang disandangnya lebih bermartabat, serta berkenaan dengan
terjaminnya kesejahteraan guru.

Anda mungkin juga menyukai