Anda di halaman 1dari 7

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

Oleh: Pandu Rudy Widyatama (195600023)

Proses sosial merupakan rangkaian pengembangan dari adanya struktur sosial yang
merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat. Proses sosial adalah interaksi sosial
(yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk
khusus dari interaksi sosial (Soekanto, 2013:55).

Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis di mana menyangkut antara


individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, dan individu dengan kelompok.
Apabila ada dua individu yang saling bertemu maka akan terjadi proses hubungan berupa
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Interaksi sosial dapat terjadi
ketika dua individu atau kelompok melakukan kontak sosial (social-contact) dan juga
komunikasi.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi
sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Pertemuan antara individu dengan individu
secara fisik tidak akan menghasilkan pergaulan hidup secara langsung dalam suatu kelompok
sosial. Pergaulan hidup tersebut akan terjadi ketika adanya unsur timbal balik antara kedua
belak pihak dalam rangka mencapai tujuan tertentu seperti bekerja sama, persaingan, konflik
dan lain sebagainya.

Interaksi sosial sebagai faktor penting dalam kehidupan sosial. Di mana dalam
kehidupan sehari-harinya, masyarakat akan melakukan proses sosialisasi seperti saling
menyapa, berkenalan, berdiskusi, tolong menolong, kerja sama, dan lain sebagainya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain: faktor
imitasi, sugesti, identifikasi, dan juga simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri
secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah suatu bentuk interaksi
yang dapat dilihat apabila ada dua individu atau lebih maupun kelompok yang saling bertemu
dan melakukan hubungan timbal balik dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Adanya kontak sosial (social-contact) dan komunikasi menjadi syarat paling penting
dalam menjalin suatu interaksi sosial di masyarakat, tanpa adanya kedua syarat tersebut maka
tidak akan terjadi interaksi sosial.

Kontak sosial (social-contact) merupakan tahap awal dalam menjalin suatu hubungan
sosial. Kontak sosial adalah suatu bentuk dari hubungan sosial antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Kontak sosial biasanya dapat berupa tatapan mata, tersenyum, bersalaman,


bersentuhan, berkomunikasi, dan lain sebagainya. Kontak sosial sendiri dapat berlangsung
dalam tiga bentuk, antara lain: antara orang perorangan, antara orang perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya, dan juga antara suatu kelompok manusia dengan kelompok
lainnya.
Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Kontak sosial yang bersifat
positif akan mengarahkan seseorang pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif
akan mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan atau konflik bahkan sama sekali tidak
menghasilkan suatu interaksi sosial. Contoh kontak sosial seperti Putri sedang bersalaman
dengan Ninin.

Sumber: nulalampung.or.id
Gambar 1. Putri sedang bersalaman dengan Ninin

Sedangkan komunikasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian informasi dari


satu pihak ke pihak lain. Komunikasi sendiri merupakan bentuk dari interaksi dengan orang
lain. Fungsi dari komunikasi untuk menyampaikan informasi dan menjalin hubungan sosial
dengan orang lain.

Arti penting dari komunikasi adalah individu tersebut memberikan tafsiran pada
perilaku individu lain di mana berwujud pembicaraan, gerakan fisik, sikap, perasaan-perasaan
apa yang ingin disampaikan oleh individu tersebut. Kemudian individu yang bersangkutan
menangkap dan memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh individu
lain tersebut. Contoh komunikasi seperti Indah dan Lani sedang berkomunikasi menggunakan
Bahasa Inggris dengan turis asing.

Sumber: idntimes.com
Gambar 2. Indah dan Lani sedang berkomunikasi dengan turis asing

Komunikasi yang dilakukan seseorang dapat ditafsirkan oleh orang lain menjadi
bermacam-macam. Ada yang sebatas memberikan senyuman tetapi ditafsirkan oleh orang lain
sebagai kebahagiaan ataupun sikap aneh. Ada juga yang memberikan pandangan tajam sebagai
rasa suka atau malah menunjukkan rasa tidak suka. Sehingga komunikasi yang diberikan
seseorang dapat ditangkap secara positif atau negatif oleh orang lain karena dipengaruhi
suasana hati dan ketidaktahuan seseorang itu.
Komunikasi dapat dijadikan sebagai sarana seseorang untuk bekerja sama dengan orang
lain. Akan tetapi, tidak selalu komunikasi dapat menjalin kerja sama seseorang bahkan bisa
saja kerja sama itu terjalin karena adanya suatu konflik yang diakibatkan karena suatu
kesalahpahaman.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Kerja sama Persaingan Akomodasi Kontravensi


(cooperation) (competition) (accomodation) (contravention)

Bagan 1. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang ada dimasyarakat dapat dibagi menjadi 4 bentuk,
antara lain: kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation),
dan kontravensi (contravention). Namun, keempat bentuk interaksi sosial tersebut dibagi lagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok asosiatif (persatuan) dan kelompok disosiatif
(perpecahan).

Bentuk
Interaksi Sosial

Kelompok Kelompok
Asosiatif Disosiatif

Kerja Sama Akomodasi Persaingan Kontravensi


(Cooperation) (Accomodation) (Competition) (Contravention)

Bagan 2. Pengelompokan bentuk-bentuk interaksi sosial

A. Kelompok asosiatif

Kelompok asosiatif merupakan turunan dari bentuk interaksi sosial yang


mengarahkan suatu individu atau kelompok pada nilai kesatuan (positif). Kelompok
asosiatif dibagi menjadi dua bentuk interaksi sosial, yaitu kerja sama (cooperation) dan
akomodasi (accomodation).

1. Kerja sama (cooperation)

Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh suatu
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dan kepentingan bersama di
masyarakat.
Kerja sama sendiri timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai
kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan
yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja
sama yang berguna (Soekanto, 2013:55).

Dalam teori sosiologi sendiri, kerja sama (cooperation) dibedakan menjadi 4


bagian, antara lain:

Kerja Sama Kerja Sama Kerja Sama Kerja Sama


Spontan Langsung Kontrak Tradisional

•Secara •Hasil •Atas dasar •Unsur


serta- perintah tertentu sistem
merta atasan sosial
Bagan 3. Penggolongan kerja sama menurut sosiologi

Contoh kerja sama yang biasanya dilakukan dimasyarakat seperti warga desa
bekerja sama membangun balai desa untuk kepentingan publik.

Sumber: karangmojo.desa.id
Gambar 3. Warga bekerja sama membangun balai desa

2. Akomodasi (accomodation)

Akomodasi merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau
kelompok tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah atau pertentangan yang
terjadi.

Apabila akomodasi telah dilakukan maka suatu masalah atau pertentangan yang
terjadi akan terselesaikan dengan baik, sehingga nantinya intensitas konflik dari
kedua belah pihak dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan dari akomodasi untuk
mengurangi pertentangan yang terus terjadi di antara kedua belah pihak, mencegah
terjadinya pertentangan yang semakin besar, memungkinkan terjalin kerja sama
antara individu dengan individu dan kelompok dengan kelompok yang hidupnya
terpisah, dan menjalin silaturahmi bagi kedua belah pihak yang saling berseteru sejak
dulu.

Selain itu, akomodasi sebagai suatu proses interaksi sosial yang mempunyai
beberapa bentuk, seperti:
Coercion
Adanya unsur paksaan

Compromise
Saling mengurangi tuntutan dari kedua pihak

Arbitration
Penyelesaian dilakukan pihak ketiga

Mediation
Adanya pihak ketiga yang netral

Concilitation
Mempertemukan kedua belah pihak

Toleration
Tanpa persetujuan yang formal

Stalemate
Memiliki kekuatan yang seimbang

Adjudication
Penyelesaian perkara di pengadilan
Bagan 4. Bentuk-bentuk proses akomodasi

Akomodasi yang telah dilakukan dapat menghindarkan masyarakat dari


pertentangan dan menjalin integrasi masyarakat. Selain itu, adanya perubahan-
perubahan pada lembaga kemasyarakatan dan kedudukan suatu individu atau
kelompok tertentu. Serta akomodasi juga mengarahkan akomodasi para proses
asimilasi. Proses asimilasi merupakan pembauran suatu individu atau kelompok
manusia dimana mengurangi sifat dalam perbedaan dan meningkatkan kesatuan
bahkan memerhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

Contoh akomodasi yang biasanya dilakukan masyarakat saat ini yaitu dengan
cara toleransi dalam kehidupan beragama.

Sumber: beritasatu.com
Gambar 4. Toleransi dalam kehidupan beragama

B. Kelompok disosiatif

Kelompok disosiatif merupakan turunan dari bentuk interaksi sosial yang


mengarahkan suatu individu atau kelompok pada nilai pertentangan (negatif).
Kelompok disosiatif dibagi menjadi dua bentuk interaksi sosial, yaitu persaingan
(competition) dan kontravensi (contravention).

1. Persaingan (competition)

Persaingan adalah bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh individu atau
kelompok yang bersaing untuk mencari keuntungan.

Persaingan mempunyai dua tipe umum dimana ada persaingan yang bersifat
pribadi dan ada yang bersifat tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi seperti
seseorang mahasiswa yang ingin merebut juara atau peringkat. Sedangkan
persaingan yang bersifat tidak pribadi, yang bersaing adalah kelompok seperti
kelompok siswa yang bersaing dalam lomba cerdas cermat matematika untuk meraih
kemenangan.

Adanya unsur persaingan dalam interaksi sosial dimasyarakat, akan


menghasilkan beberapa bentuk dari persaingan, seperti:

Persaingan Persaingan Persaingan Persaingan


Ekonomi Budaya Kedudukan Ras

Bagan 5. Bentuk-bentuk persaingan

Sebenarnya persaingan juga dapat menjadi sarana positif bagi individu atau
kelompok, yaitu: untuk menyalurkan keinginan yang bersifat kompetitif dalam
perlombaan, dapat memenuhi suatu keinginan masyarakat seperti bersaing dalam
mencari vaksin, dan sebagai media untuk mengadakan suatu perlombaan atau
kompetisi.

Persaingan yang ada di dalam masyarakat dapat menghasilkan kepribadian


seseorang mengalami perubahan, adanya kemajuan dibidang tertentu, memengaruhi
kebersamaan kelompok sosial, terjadinya disorganisasi dimasyarakat, dan
keterbelakangan di suatu individu atau kelompok.

Contoh persaingan yang terjadi dimasyarakat seperti anak-anak yang bersaing


dalam lomba makan kerupuk untuk memperebutkan juara.

Sumber: id.wikipedia.org
Gambar 5. Anak-anak yang berlomba makan kerupuk
2. Kontravensi (contravention)

Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan


dan pertentangan.

Kontravensi terjadi karena adanya ketidakpastian mengenai individu atau


kelompok lain bahkan segala rencana dan perasaan tidak menyukai sesuatu yang
disembunyikan, unsur kebencian, keraguan, atau iri terhadap kepribadian individu
atau kelompok bahkan unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.

Bentuk kontravensi yang ada dimasyarakat saat ini dapat berupa penolakan,
penyangkalan, penghasutan, memfitnah, mengganggu, dan memaksa seseorang
untuk tidak seseorang atau golongan tertentu tanpa adanya alasan yang jelas. Selain
itu, juga adanya tipe-tipe dari kontravensi seperti kontravensi antar masyarakat,
antagonisme agama, kontravensi dalam pemikiran atau pengetahuan, oposisi moral,
dan kontravensi dalam bidang kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Kontravensi juga ditimbulkan karena pertentangan (conflict) dimana suatu


individu dan kelompok ingin memenuhi tujuan yang dicapai dan menentang individu
atau kelompok lain yang ada. Pertentangan tersebut dapat berupa penolakan akan
adanya peraturan sekolah seperti memakai seragam secara rapi sesuai jadwal.

Kontravensi yang terjadi dimasyarakat seperti menyebarkan berita bohong atau


hoax untuk menjelekkan hingga merugikan seseorang ataupun golongan tertentu.

Sumber: wartakota.tribunnews.com
Gambar 6. Berita bohong atau hoax tentang Ibu Sri Mulyani

Anda mungkin juga menyukai