Anda di halaman 1dari 25

1

AUDIT ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT Vi

BENI SETYO GIRI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kepercayaan publik terhadap kondisi keuangan perusahaan menjadi


hal yang sangat penting. Hal tersebut di implementsikan dalam bentuk laporan
keuangan. Laporan keuangan sangat berarti bagi berbagai pihak maka perlu
disajikan dengan data yang andal, relevan, mudah dipahami dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk itu pemeriksaan terhadap laporan keuangan
menjadi hal terpenting agar keseluruhan karakteristik data disajikan secara wajar
dan sesuai dengan standar yang berlaku. Kegiatan pemeriksaan termasuk salah satu
kegiatan dari audit.
Audit diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan dapat disajikan
dengan wajar dan sesuai standar yang berlaku. Menurut Sukrisno Agoes (2017),
Audit merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sisematis,
oleh pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut. Apabila laporan keuangan tidak dalam keadaan diaudit maka
ada kemungkinan laporan keuangan tersebut bisa mengandung kesalahan catat
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Laporan keuangan yang belum
dilakukan audit tentunya masih kurang dipercaya kewajarannya oleh berbagai
pihak yang berkepentingan. Pada pelaksanaan audit atas laporan keuangan ada
4 tahapan di antaranya tahap penerimaan perikatan audit, perencanaan audit,
pelaksanaan dan pengujian audit, dan terakhir pelaporan audit. Dalam audit
terdapat salah satu jenis akun yang termasuk dalam kategori material yaitu akun
utang usaha.
Utang usaha merupakan salah satu komponen yang penting dalam keuangan
perusahaan karena dianggap sebagai salah satu golongan kewajiban lancar yang
paling likuid di neraca. Utang usaha dapat terjadi ketika perusahaan membeli
barang dari pemasoknya secara kredit. Dalam kasus utang sering kali ditemukan
perbedaan saldo catatan perusahaan dengan saldo yang ada pada kreditor dan
terkadang penyajian saldo utang usaha yang belum dicatat (unrecorded) pada
tanggal neraca yang disengaja maupun tidak disengaja sehingga adanya
kemungkinan penyajian utang usaha yang lebih rendah (understatement) dari saldo
yang seharusnya. Dengan munculnya kondisi tersebut perlu melakukan kegiatan
audit atas utang usaha pada klien yang terkait.
Dalam topik kali ini akan membahas pada salah satu klien yaitu PT Vi. PT
Vi merupakan perusahaan dibidang industri perdagangan. Perusahaan sedang
dalam proses tahap pengembangan untuk itu penggunaan dana yang berasal dari
pihak eksternal yaitu utang usaha sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan operasional perusahaan. Dari uraian-uraian di atas, maka dapat diketahui
tentang pentingnya audit atas akun utang usaha pada suatu perusahaan.
2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini ialah:


1. Mengidentifikasi penyajian utang usaha pada PT Vi
2. Menguraikan tujuan kegiatan pemeriksaan atas utang usaha pada PT Vi
3. Memaparkan analisis hasil temuan audit atas akun utang usaha pada PT Vi

1.3 Manfaat

1. Bagi PT Vi
Perusahaan menjadi lebih mengerti tentang konsekuensi dan manfaat dari
utang usaha dan dapat mengetahui letak kesalahan dari internal kontrol
sehingga lebih mengoptimalkan lagi pengelolaan utang usaha yang ada.
2. Bagi penulis
Penulis dapat mengetahui strategi perusahaan dalam strategi pembelian
melalui utang usaha. Mengetahui keputusan manajemen perusahaan ketika
utang usaha terus bertambah.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Audit Atas Utang Usaha


Hampir seluruh perusahaan pasti memiliki utang, akan tetapi dalam nominal
besaran utang cenderung berbeda-beda terkait pemenuhan kegiatan operasional
perusahaan. Semakin besar jumlah uang yang dibutuhkan, akan semakin besar pula
peluang kecurangan yang akan terjadi. Untuk itu peran auditor dalam memeriksa
utang (liabilitas) perlu dilaksanakan. Menurut Agoes (2017:18-19), ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka pendek adalah
sebagai berikut.
1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat liabilitasnya lebih rendah dari yang
sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan
laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Misalnya dengan tidak mencatat
sebagian biaya dan pembelian barang dagangan bahan baku yang belum
dibayar. Untuk itu auditor harus melakukan prosedur yang disebut “searching
of unrecorded liabilities”, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).
2. Perbedaan antara account payable dan accrued expenses. Account payable
angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat kewajibannya berdasarkan
invoice yang diterimanya dari supplier. Accrued expenses angkanya
didasarkan pada estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan
accounts payable.
Jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang berasal dari
pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti-bukti yang
lengkap, seperti: purchase requisition, purchase order, supplier invoice, dan
receiving report. Selain itu, pembelian tersebut harus diotorisasi oleh pejabat
3

perusahaan yang berwenang. Misalnya manajer pembelian dan manajer akuntansi


dan keuangan.

2.2 Klasifikasi Utang


Menurut Agoes (2017:17), ada beberapa contoh liabilitas jangka pendek
adalah sebagai berikut.
1. Utang Usaha (Accounts Payable)
Utang Usaha yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian
barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau
sama dengan satu tahun.
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
Pinjaman dari bank yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh
suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja
working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang
atau Sama dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)
Per tanggal laporan posisi keuangan, bagian dari liabilitas jangka Panjang yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari liabilitas
jangka Panjang ke liabilitas jangka pendek.
4. Utang Pajak (Taxes Payable)
Utang Pajak yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam
periode berikutnya, misalnya utang PPh 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah,
honorarium), PPh 25 (pajak penghasilan badan), PPN (pajak pertambahan
nilai), dan lain-lain.
5. Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
Biaya yang masih harus dibayar yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi
beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode
berikutnya. Misalnya biaya gaji, biaya listrik, telpon, air dan lain-lain.
6. Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)
7. Utang Dividen (Dividend Payable)
8. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue)
9. Uang Muka Penjualan
10. Utang Pemegang Saham
11. Utang Leasing (Kewajiban Sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun yang Akan
Datang
12. Utang Bunga
13. Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)

2.3 Definisi Audit


Menurut Arens et al (2015:2), auditing adalah pengumpulan dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Hery (2019:10), pengauditan (auditing) didefinisikan sebagai suatu
proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi (secara objektif) bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi,
dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang
telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
4

Menurut Mulyadi (2014:9), secara umum auditing adalah suatu proses


sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.
Berdasarkan pendapatan dari para tokoh tersebut mengenai definisi auditing
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian audit merupakan suatu proses
pengumpulan bukti-bukti yang dilakukan oleh akuntan publik yang independent
dalam memberi penilaian atas kewajaran laporan keuangan.

2.4 Tujuan Audit


Suatu pendapat terkait kewajaran laporan keuangan menjadi tujuan demi
meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan. Tujuan audit adalah untuk
menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh
auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku
(Arens et al:2015:168).
Sedangkan menurut Mulyadi (2014:72), tujuan umum audit atas laporan
keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum di Indonesia.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh tersebut bisa disimpulkan bahwa
tujuan audit merupakan untuk memberikan dasar suatu pendapat atas kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku.

2.5 Asersi Manajemen


Mengenai risiko dampak kesalahan keuangan bisa diminimalisir dengan
upaya manajemen memberikan pernyataan mengenai transaksi dan akun-akun
terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen
(management assertions) adalah reprensentasi pernyataan yang tersirat atau
diekspresikan oleh manjemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan
yang terkait dalam laporan keuangan (Arens et al:2015:182),.
Menurut Hery (2017:77), asersi manajemen adalah pernyataan manajemen
yang secara tersirat tentang transaksi atau peristiwa, saldo akun, serta penyajian dan
pengungkapan yang terkait dengan laporan keuangan.
Menurut Mulyadi (2014:72), bahwa asersi manajemen yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar berikut
yaitu:
a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence).
b. Kelengkapan (completeness)
c. Hak dan kewajiban (right and obligations)
d. Penilaian (valuation)
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
5

2.6 Materialitas dan Risiko


Dalam tahapan perencanaan audit, auditor perlu sekali mempertimbangkan
materialitas dan risiko dalam menentukan ketepatan laporan audit. Penetapan suatu
pertimbangan materialitas dapat membantu auditor dalam mendeteksi tingkat
kemungkinan kesalahan penyajian atas besaran tertentu yang bersifat material.
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit
yang harus dikeluarkan. Penentuan materialitas memerlukan pertimbangan
professional (Arens et al:2015:292).
Sedangkan menurut Arum (2018:64), risiko audit adalah ketidakpastian auditor
ketika melaksanakan penugasan audit, dengan kata lain risiko audit adalah risiko
yang terjadi apabila auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Menurut SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA Seksi 312
mengharuskan auditor untuk selalu merencanakan auditnya sedemikian rupa,
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut
pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Risiko audit dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Risiko Bawaan (inherent risk)
b. Risiko Pengendalian (control risk)
c. Risiko Deteksi (detection risk)

2.7 Bukti dan Sampel Audit


Menurut Mulyadi (2014:95), Bukti audit merupakan segala informasi yang
mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan
keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan
pendapatnya. Standar pekerjaan lapangan ketiga mewajibkan auditor untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya.
Menurut PSA No.26, Sampling audit adalah penerapan prosedur audit
terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari
seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau
kelompok transaksi tersebut.
Bisa disimpulkan bahwa auditor perlu menggunakan pertimbangan
profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam
menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit dalam
menyatakan pendapat atas saldo akun kelompok transaksi yang berkaitan.
2.8 Kertas Kerja Pemeriksaan
Dalam tahapan pelaksanaan audit, auditor memerlukan dokumen untuk
digunakan dalam mencatat informasi setiap temuan serta prosedur audit. Menurut
Mulyadi (2014:103), kertas kerja memiliki beberapa tipe sebagai berikut.
1. Program Audit
Program Audit ialah kertas kerja yang daftar prosedur audit yang digunakan
untuk mengaudit suatu unsur tertentu. Program audit digunakan sebagai
rencana kerja dalam pelaksanaan audit. Auditor perlu menyebutkan prosedur
yang diperlukan serta verifikasi terhadap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksanaan prosedur audit tersebut.
2. Working Trial Balance
6

Working Trial Balance berisi daftar saldo akun buku besar yang telah
dikumpulkan berdasarkan tahun yang diaudit beserta tahun sebelumnya.
Didalamnya auditor harus menyantumkan saldo-saldo akun sebelum dan
sesudah audit serta menyantumkan daftar penyesuaian (adjustment) maupun
penggolongan kembali (reclassification) yang diperlukan.
3. Ringkasan Jurnal Adjustment
Dalam pelaksanaan auditnya, auditor mungkin akan menemukan beberapa
kekeliruan dalam laporan keuangan klien. Untuk itu auditor dapat mengajukan
jurnal penyesuaian ataupun reklasifikasi terhadap salah satu akun dalam
laporan keuangan yang bersangkutan. Nantinya ringkasan jurnal penyesuaian
ini akan diajukan ke klien dan diminta persetujuan.
4. Skedul Utama
Skedul Utama merupakan kertas kerja yang berisi ringkasan skedul
pendukung. Didalam skedul utama berisi saldo akun yang dikelompokkan
berdasarkan akun-akun buku besar yang sejenis.
5. Skedul Pendukung
Skedul Pendukung digunakan oleh auditor untuk memverifikasi setiap unsur
yang tercantum dalam laporan keuangan klien. Didalam skedul pendukung
auditor juga perlu untuk mencantumkan berbagai prosedur yang telah
dilakukan.

2.9 Opini Audit


Opini audit memberikan keyakinan bagi pengguna mengenai tentang
keandalan laporan keuangan. Menurut Arum (2018:157), Opini audit adalah
keniscayaan yang harus diberikan oleh auditor setelah masa penugasan audit
berakhir. Opini audit menurut ISA terbagi menjadi dua, yaitu tanpa modifikasi dan
opini dengan modifikasi.

2.9.1 Opini Tanpa Modifikasi


Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan yang berlaku. Opini ini mencakup juga paragraph penekanan suatu hal
dan paragraph hal lain. Opini ini merujuk pada ISA 700 dan 706. Ketentuan
kerangka pelaporan yang berlaku (paragraph 13 SA 700) adalah sebagai berikut ini.
a. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan keuangan yang berlaku dan sudah tepat.
b. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar.
c. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan relevan, dapat diandalkan,
dapat diperbandingkan dan dapat dipahami.
d. Laporan keuangan menyediakan pengungkapan memadai untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju, memahami pengaruh
transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang disampaikan dalam
laporan keuangan.
e. Terminology yang digunakan dalam laporan keuangan termasuk judul setiap
laporan keuangan sudah tepat.

2.9.2 Opini dengan Modifikasi


7

Auditor harus memodifikasi opininya berdasarkan ISA 705.6 apabila (a)


menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh laporan keuangan
secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material, atau (b) auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material. Berdasarkan ISA 705
maka opini ini terdiri dari opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
opini tidak wajar (adverse opinion), dan opini tidak menyatakan pendapat
(disclaimer opinion).
a. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Berdasarkan ISA 705.7 menyatakan bahwa auditor wajib memberikan opini
wajar dengan pengecualian jika sebagai berikut.
1) Auditor setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
menyimpulkan bahwa salah saji sendiri-sendiri atau digabungkan adalah
material, tetapi tidak pervasive untuk laporan keuangan yang bersangkutan.
2) Auditor tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
dijadikan dasar pemberian pendapat, tetapi ia menyimpulkan bahwa
dijadikan dampak salah saji yang tidak ditemukan mungkin material tapi
tidak pervasive.
b. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Berdasarkan ISA 705.8 opini ini diberikan auditor apabila setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat menyimpulkan bahwa salah saji sendiri-
sendiri atau digabungkan adalah material dan pervasive untuk laporan
keuangan yang bersangkutan.
c. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Berdasarkan ISA 705.9 auditor wajib memberikan opini tidak menyatakan
pendapat (TMP) jika ia tidak berhasil memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat, untuk dijadikan dasar pemberian pendapat dan ia menyimpulkan bahwa
dampak salah saji yang ditemukan bisa material dan pervasive.

2.10 Tahapan Audit


Auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan perlu melalui beberapa
tahapan audit. Auditor akan mempertimbangkan kelayakan atau kemampuan dalam
melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan klien. Setelah
mempertimbangkan kemampuan audit serta kelayakan audit atas laporan keuangan
klien, auditor kemudian melakukan perencanaan audit dan tahapan-tahapan
pengujian audit yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya, tahapan audit yang
dilakukan (Mulyadi, 2014:122) sebagai berikut.
1. Penerimaan Perikatan Audit
Langkah awal pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau
untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari klien berulang.
2. Perencanaan Audit
Langkah berikutnya setelah perikatan audit diterima oleh auditor adalah
perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat
ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
3. Pelaksanaan dan Pengujian Audit
Tahap ketiga pekerjaan audit adalah pelaksanaan pengujian audit. Tahap ini
disebut juga tahap pekerjaan lapangan. Pelaksanaan pekerjaan lapangan ini
8

harus mengacu ke tiga standar auditing yang termasuk dalam kelompok standar
pekerjaan lapangan. Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah
untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan
kewajaran laporan keuangan klien. Tahap pelaksanaan dan pengujian
pengujian audit ini mencakup sebagian besar pekerjaan audit.
4. Pelaporan Audit
Tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan adalah pelaporan audit.
Pelaksanaan tahap ini harus mengacu ke standar pelaporan. Ada dua langkah
penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini: (1)
menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
kesimpulan, (2) menerbitkan laporan audit.

3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu PKL

Kantor Akuntan Publik Tanuwijaya berlokasi di Jl. KH Mas Mansyur No.


121, RT. 10/RW. 11, Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan
selama 8 minggu (2 bulan) mulai dari tanggal 20 Januari 2020 hingga tanggal 20
Maret 2018. Lamanya waktu kerja sesuai dengan jam kerja kantor.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai


berikut.
1. Wawancara
Metode wawancara penulis lakukan langsung kepada tim auditor beserta
pembimbing lapangan. Wawancara penulis lakukan dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada narasumber yang bertujuan untuk meminta
keterangan yang berkaitan tentang keragaan KAP Tanuwijaya, tahapan audit
yang dilakukan, dan lain sebagainya.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui metode dokumentasi penulis lakukan untuk
mengumpulkan data-data laporan audit tahun lalu, kertas kerja, dan lainnya.
3. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap segala proses audit yang
dilakukan di KAP Tanuwijaya dan turut ikut serta dalam pengerjaan audit yang
sedang berjalan.

4 KEADAAN UMUM KAP TANUWIJAYA dan PERUSAHAAN


KLIEN
9

4.1 Profil KAP Tanuwijaya

Kantor Akuntan Publik Tanuwijaya (selanjutnya disebut KAP TWJ) berdiri


pada tanggal 27 Februari 2017 dan jenis usahanya perorangan. KAP TWJ telah
memperoleh izin usaha yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Republik
Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 142/KM.1/2017
tanggal 2 Maret 2017.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa
profesi akuntan publik, KAP TWJ memiliki visi dan misi menjadi salah satu
penyedia jasa profesi di bidang audit, akuntansi, keuangan, bisnis, dan perpajakan
yang membe-rikan nilai lebih kepada klien serta stakeholder lainnya dalam
memenuhi kebutuhannya di bidang sebagaimana disebutkan di atas untuk
menunjang bisnis yang dijalankannya.
KAP Tanuwijaya memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam
bidangnya, serta selalu berusaha memberikan hasil terbaik kepada para stakeholder
terkait .

3.2 Jenis-jenis jasa yang diberikan KAP TWJ

3.2.1 Audit Finansial


Jasa audit ini untuk memeriksa dan memberikan pendapat atas laporan
keuangan dan kewajaran atas laporan keuangan sesuai standar akuntansi yang
berlaku umum. Laporan audit akan bermanfaat bagi manajemen, pemegang saham,
dan pemangku kepentingan lainnya.

3.2.2 Audit Forensik


Jasa audit ini untuk menganalisa, mendeteksi kemungkinan-kemungkinan
risiko dan melaporkan potensi penipuan, penggelapan dan pelanggaran yang
ditimbulkan oleh perilaku kejahatan untuk digunakan sebagai bukti kuantitatif yang
bermanfaat di muka pengadilan.

3.2.3 Audit Internal


Jasa audit ini untuk membantu pihak manajemen klien memenuhi tanggung
jawabnya untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi dalam proses
manajemen risiko, kontrol, dan tata kelola yang menjamin perusahaan berjalan
sesuai dengan perencanaan dan mengarah kepada tujuan.

3.2.4 Jasa Akuntansi


Jasa ini memberikan solusi khusus untuk mendukung kebutuhan organisasi
dalam hal pembukuan dan persiapan laporan keuangan perusahaan, seperti jasa
pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, akuntansi manajemen, sistem
informasi akuntansi.

3.2.5 Jasa Perpajakan


Jasa ini yang diberikan oleh akuntan publik yang berperan sebagai
advisor/konsultan atas kewajiban pajak kliennya. Beberapa jasa yang diberikan
meliputi jasa konsultasi atas pajak penghasilan badan perusahaan dan tax planning
10

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang


berlaku.

3.2.5 Jasa Konsultasi Bisnis


Jasa ini yang diberikan oleh akuntan publik yang berperan sebagai
advisor/konsultan untuk mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi serta
mendukung pertumbuhan perusahaan klien agar bisa memenuhi target profitabilitas
yang diinginkan.

3.3 Struktur Organisasi KAP TWJ

3.3.1 Struktur Organisasi

Rekan
David Tanuwijaya

Manager Audit
Manager Audit Manager Umum
Roselin
Yenny Gunawan Joanita B. Salim
Hutahaean

Audit Senior Administrasi Audit Senior

Audit junior Audit junior

Gambar 1 Struktur Organisasi KAP Tanuwijaya

Gambar 2 Logo KAP Tanuwijaya


11

3.3 Profil PT Vi

PT Vi ("Perusahaan") didirikan berdasarkan Akta Notaris XXX,. No. 000


tanggal 0X XX 20XX. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-
00XXXXX..AH.01.01. Tahun 20XX. Perusahaan berkedudukan di Jakarta Selatan.
Berdasarkan Akta Notaris XXX,. No.XXX tanggal 00 XX 20XX, memiliki susunan
komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal XX XX 2019.
PT Vi didirikan pada tahun 2017. Perusahaan ini adalah adalah pelopor dalam
produsen mie rendah kalori yang terbuat dari olahan serat shirataki kering atau yang
lebih dikenal menjadi konyaku, mempunyai teksturnya lebih kenyal dan serat. Kini
produk mie tersebut dalam melakukan penawarannya sementara fokus pada
penjualan melalui marketplace online dengan sasaran segmen middle up dan target
konsumen fokus pada individu yang baru akan memulai gaya hidup sehat. Produksi
perusahaan ini mengandalkan pabrikan maklon di Sentul, Bogor. Perusahaan ini
juga menggunakan bahan baku produksi yang dipergunakan sebagian besar berasal
dari lokal.

5 AUDIT ATAS AKUN UTANG USAHA PADA PT Vi

5.1 Tahap Tahapan Audit

KAP Tanuwijaya melaksanakan prosedur audit atas laporan keuangan PT Vi


melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu tahap penerimaan perikatan audit
antara PT Vi dengan KAP Tanuwijaya. Selanjutnya dengan proses perencanaan
audit sesuai dengan prosedur yang telah berlaku. Kemudian memasuki tahap
pelaksanaan dan pengujian dan pengujian audit dengan mencari segala bukti audit
dan temuan. Tahap terakhir yaitu tahap pelaporan audit yang berisi opini laporan
keuangan perusahaan klien.

5.1.1 Tahap Penerimaan Perikatan Audit


Pertama langkah awal dalam pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa
pengambilan keputusan, selaku audior berhak untuk menerima atau menolak
perikatan audit dari calon klien dengan cara mengevaluasi integritas manajemen
perusahaan. Kedua mengidentifikasi risiko audit. Ketiga menentukan tingkat
kompetensi dan independensi auditor untuk melaksanakan audit. Keempat
membuat surat perikatan audit.
5.1.1.1 Mengevaluasi Integritas Manajemen
Dengan mengevaluasi integritas manajemen, auditor akan mendapatkan
keyakinan bahwa manajemen klien dapat dipercaya sehingga laporan yang diaudit
akan terhindar dari salah saji material. Integritas manajemen itu sangat penting
karena menentukan kelayakan sebuah laporan keuangan klien. Klien ini merupakan
salah satu klien lama dari KAP Tanuwijaya yang meminta jasa audit atas laporan
keuangan per 31 desember 2019. Berdasarkan review terhadap pengalaman auditor
12

tahun lalu, perusahaan tersebut telah mendapatkan opini audit wajar dalam semua
hal yang material.

5.1.1.2 Mengidentifikasi Risiko Audit


Risiko audit menjadi hal yang sangat berpengaruh karena menjadi fondasi
suatu audit. Auditor juga mempertimbangkan kemungkinan adanya risiko
signifikan. Risiko signifikan ialah risiko salah saji material yang dinilai begitu
besar yang dianggap bisa mengakibatkan kerugian.

5.1.1.3 Menentukan tingkat kompetensi dan independensi auditor untuk


melaksanakan audit
Dalam melaksanakan audit, auditor perlu menentukan kompetensi tim yang
akan melakukan audit pada laporan keuangan klien. Umumnya tim audit yang akan
dibentuk terdiri dari seorang partner, manajer audit, dan staf audit senior maupun
junior. Kali ini KAP Tanuwijaya membentuk tim audit sama seperti tahun lalu
karena diharapkan sudah memiliki bekal pengalaman dalam menangani klien
terkait di antaranya selaku manager audit yaitu Roselin Hutahaean, Max Dewar
Rivedo sebagai audit senior, dan saya sendiri sebagai audit junior.

5.1.1.4 Membuat surat perikatan audit


Selanjutnya pembuatan surat perikatan audit, setelah KAP Tanuwijaya dan
PT Vi setuju dengan segala persyaratan yang diajukan oleh kedua belah pihak,
maka dibuatlah surat perikatan audit. Surat perikatan audit berisi antara lain tujuan
audit, deskripsi tanggung jawab auditor dan manajemen, ruang lingkup audit, fee
audit dan poin-poin penting lainnya. Surat perikatan audit ini ditandatangani oleh
partner KAP Tanuwijaya selaku pimpinan auditor dan pimpinan PT Vi selaku
perwakilan manajemen.

5.1.2 Tahap Perencanaan Audit


Setelah dilakukan tahap perikatan audit, tahap selanjutnya adalah tahap
perencanaan audit. Pada tahap ini auditor perlu melakukan beberapa hal sebagai
bentuk perencanaan audit yang akan dilakukan nantinya pada tahap pelaksanaan
dan pengujian lapangan. Beberapa tahap yang dilakukan oleh KAP Tanuwijaya
dalam perencanaan audit.
5.1.2.1 Memahami Bisnis Klien
Memahami bisnis klien adalah hal utama yang harus dipahami, auditor dapat
dengan mudah memperoleh informasi tentang bisnis klien dengan cara review
kertas kerja audit dan catatan-catatan yang telah disimpan dalam arsip permanen.
Cara ini digunakan auditor untuk memudahkan dalam mengingat kembali mengenai
kebijakan-kebijakan klien dan pengendalian intern. Beberapa hal yang dapat
dilakukan auditor untuk memahami bisnis dan kebijakan usaha yang dijalankan
klien salah satunya dengan melakukan diskusi atau wawancara dengan pihak terkait
bagian manajemen.
PT Vi adalah perusahaan industri perdagangan yang bergerak di bidang
produsen mie rendah kalori. Dalam pelaksanaan pencatatan akuntansi atas usaha
menggunakan web accounting. Semua kegiatan penjurnalan, pembukuan, hingga
pelaporan laporan keuangan klien dibuat dengan aplikasi tersebut.
13

5.1.2.2 Penentuan Tingkat Materialitas Audit


Auditor dalam mempertimbangkan keputusan mengenai opini yang akan
dinyatakan dalam laporan audit perlu menentukan materialitas. Hal tersebut sangat
berpengaruh karena dapat membantu untuk mengambil kesimpulan terkait dengan
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Sebagai contoh perhitungan
dengan metode Planning Materiality dan Tolerable Error dari KAP Tanuwijaya.
Selanjutnya dalam perhitungan Planning Materiality menggunakan total nilai yang
terbesar antara total aset, total pendapatan atau total beban. Ilustrasinya bisa dilihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel 1 Pemilihan Basis Material
Keterangan Saldo (Rp)
Total Aset 8 438 475 933
Total Pendapatan 4 788 580 178
Total Beban 3 943 076 910
Sumber: PT Vi
Dapat dilihat dari tabel tersebut, basis material yang digunakan untuk
perhitungan Planning Materiality adalah total aset karena memiliki saldo yang
terbesar. Selanjutnya presentase materialitas dikalikan 5% dengan komponen total
aset sesuai dengan risiko terkait.
Tabel 2 Perhitungan Planning Materiality

Keterangan Saldo (Rp) Presentase (%) Hasil Materialitas


(Rp)
Total Aset 8 438 475 933 5% 421 923 796,65
Sumber: KAP Tanuwijaya
Jika salah saji yang telah dilakukan oleh klien melebihi hasil materialitas
tersebut maka akan mempengaruhi opini auditor secara keseluruhan. Auditor juga
akan menentukan Tolerable Error sesuai dengan risk assessment yang terdiri dari
High (15%), Greater than Normal (20%), dan Normal (30%). Selanjutnya Hasil
Materialitas akan dikalikan dengan presentase dari Tolerable Error yang berarti
kesalahan yang dapat ditoleransi.
Tabel 3 Perhitungan Tolerable Error
Keterangan Saldo (Rp) Presentase (%) Hasil Materialitas
(Rp)
Planning Materiality 421 923 796,65 15% 63 288 569,49

Sumber: KAP Tanuwijaya


Berdasarkan perhitungan tersebut bahwa salah saji yang dapat ditoleransi
sebesar Rp 63 288 569,49 untuk seluruh akun. Jumlah salah saji yang dapat diterima
untuk masing-masing akun adalah 10% dari nilai materialitas secara keseluruhan.
Jika salah saji melebihi perhitungan ini maka auditor menyarankan untuk membuat
jurnal penyesuaian.
14

Tabel 4 Nilai Materialitas secara keseluruhan


Keterangan Saldo (Rp) Presentase (%) Hasil Materialitas
(Rp)
Tolerable Error 63 288 569,49 10% 6 328 856,94
Sumber: KAP Tanuwijaya

5.1.2.3 Program Audit


Menyiapkan program audit merupakan hal yang penting untuk proses
perencanaan dalam rangka menyusun program audit. Pada program audit
merupakan daftar detail dari langkah analitis yang dilaksanakan selama proses
audit. Program ini berisikan tujuan audit terdapat lima asersi yaitu eksistensi, hak
dan kewajiban, penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan. Hal ini sebagai
acuan auditor untuk melaksanakan audit atas utang usaha pada klien.

5.1.3 Tahap pelaksanaan dan pengujian Audit


Tahap ini merupakan bagian tahapan yang terpenting untuk membuktikan
kewajaran atas utang usaha pada PT Vi. Tujuan dari pelaksanaan ini untuk
memastikan bahwa utang usaha yang dimiliki oleh klien adalah benar-benar sesuai
dengan jumlah dari bukti fisik. Pelaksanaan audit atas utang usaha ini dilakukan
dengan pengujian pengendalian, pengujian analitik, dan pengujian substantif.
Beberapa tahapannya yang dilaksanakan sebagai berikut.
5.1.3.1 Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian internal atas utang usaha pada PT Vi dilakukan oleh
staf-staf dibidang yang terdiri dari chief, staf purchase and accounting. Tugas Chief
yaitu mengotorisasi atau menyetujui atas adanya pembelian. Staf Purchase bertugas
untuk menerbitkan purchase order. Staf accounting bertugas untuk menerima
supplier invoice, memeriksa semua bukti dan melakukan pencatatan atas semua
transaksi khususnya pada utang.
Auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen tersebut
dengan memastikan setiap dokumen telah diotorisasi oleh bagian yang berwenang
dan telah diterbitkan oleh penanggung jawab dokumen, bernomor urut serta telah
dicatat dengan tepat sesuai pada tanggal neraca.

5.1.3.2 Pengujian Analitik


Pada pengujian ini auditor melakukan pembandingan rasio dengan nilai
tahun sebelumnya yang menunjukan perbedaan jumlah utang pada tahun 2018 dan
2019 dengan melihat selisih jumlah utang. Analisis perbandingan peningkatan
ataupun penurunan utang digunakan oleh auditor dalam mengestimasi tentang
kewajaran. Utang usaha pada PT Vi selama tahun 2018 sebesar Rp 846 756 126
dan mengalami kenaikan 151% di tahun 2019 dengan nominal sebesar Rp 1 275
534 714 sehingga totalnya menjadi sebesar Rp 2 122 290 840. Hal ini menjadi
perhatian auditor untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap akun utang tersebut.

5.1.3.3 Pengujian Substantif


Pengujian subtantif dirancang untuk mendeteksi monetary error atau salah
saji yang berpengaruh terhadap kewajaran saldo atas utang usaha. KAP Tanuwijaya
menggunakan pendekatan substantif dalam strategi auditnya. Hal ini karena dari
15

pihak auditor lebih mempercayai hasil dari pengujian substantif dibandingkan


dengan pengendalian intern yang diterapkan oleh klien.
Beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh auditor dalam melakukan
pegujian substantif adalah sebagai berikut:
1. Meminta buku besar dan laporan keuangan per 31 desember 2019
Auditor meminta buku besar dengan tujuan untuk melihat rincian transaksi
yang telah terjadi. Buku besar pembantu utang sebagai alat yang digunakan
auditor untuk mengetahui mutasi utang serta perubahan-perubahan yang terjadi
karena adanya transaksi keuangan. Laporan keuangan per 31 desember 2019
nantinya akan digunakan auditor sebagai dasar pemeriksaan untuk menyatakan
opini kewajaran atas lapora keuangan.
2. Memeriksa kebenaran atas perhitungan utang usaha
Auditor melaksanakan pemeriksaan perhitungan utang dengan cara
mengakumulasi segala bentuk mutasi berkaitan dengan utang yang telah terjadi
selama tahun berjalan, setelah itu menambahkannya dengan saldo awal utang
per tanggal neraca dan nantinya hasil tersebut dicocokan dengan saldo akhir
utang per tanggal 31 desember 2019.
3. Menguji saldo utang pada buku besar dengan laporan posisi keuangan.
Auditor menguji perhitungan saldo utang pada buku besar dengan cara saldo
awal ditambahkan dengan jumlah saldo kredit setelah itu dikurangi dengan
jumlah saldo debit, terakhir total dari perhitungan tersebut disinkronkan dengan
saldo akun utang pada neraca.
4. Melakukan konfirmasi utang kepada pelanggan
Auditor membuat konfirmasi utang untuk meningkatkan keyakinan nilai
utang yang tercatat tersebut yang nantinya akan diberi isi kop surat perusahaan
dan ditanda tangani oleh pihak yang berwenang. Untuk membuat konfirmasi
utang, auditor menggunakan teknik sampling mutasi saldo yang material.
Konfirmasi utang yang dilakukan auditor KAP Tanuwijaya kepada kreditur PT
Vi adalah jenis konfirmasi positif. Auditor meminta alamat dari setiap kreditur
PT Vi dari pihak manajemen. Keakuratan alamat kreditur sangat penting untuk
menunjang kelengkapan dari surat konfirmasi. Surat konfirmasi utang yang
telah dibuat akan diserahkan kepada PT Vi untuk dicetak menggunakan kop
surat perusahaan lalu dikirim oleh PT Vi sendiri kepada para krediturnya.
Jawaban surat konfirmasi utang tersebut dari kreditur dikirimkan ke KAP Vi.
Setelah menerima jawaban konfirmasi dari setiap kreditur, semua jawaban
konfirmasi yang berisikan saldo utang masing-masing kreditur, auditor
menyocokan dengan saldo utang pada pencatatan utang usaha PT Vi.

5.1.3.2 Pengujian pada Kertas Kerja Pemeriksaan


Pengujian pada kerta kerja pemeriksaan digunakan oleh auditor untuk
mendukung pendapatnya dan merupakan bukti pelaksanaan audit. Berikut ini
komponen pendukung kertas kerja pemeriksaan yang digunakan oleh auditor KAP
Tanuwijaya untuk memeriksa utang usaha antara lain.
1. General Ledger of account payable
Berisi tentang rangkuman data mengenai perubahan transaksi penambahan dan
pengurangan sesuai dengan kelompok rekening khususnya pada akun utang
yang terjadi setiap transaksi.
2. Daftar Saldo utang.
16

Berisi tentang saldo pencatatan akun utang dari masing-masing kreditur yang
nantinya akan digunakan auditor untuk memeriksa bahwa rincian daftar saldo
utang benar terjadi dan bukan fiktif.
3. Daftar Umur Utang
Berisi tentang klasifikasi akun utang menurut jangka waktunya dari setiap
kreditur. Sehingga klasifikasi tersebut dapat menjadi acuan kontrol pihak
manajemen dalam mengelola akun utang.
4. Surat Konfirmasi
Berisi tentang surat konfirmasi yang berisi saldo konfirmasi utang dari pihak
yang terkait digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten dan mengetahui
jumlah utang telah sinkron atau adanya perbedaan jumlah utang usaha dengan
hasil konfirmasi utang.
Kertas kerja pemeriksaan yang digunakan KAP Tanuwijaya adalah sebagai
berikut.
1. Skedul Utama ( Top Schedule )
Skedul Utama ini merupakan bagian dari kertas kerja yang berisi rincian
hutang usaha yang menunjukan hasil audit. Skedul utama ini juga berisi tentang
saldo utang per book, adjusment, dan saldo per audit sekarang serta saldo audit
tahun lalu. Auditor menggunakan skedul utama untuk mengelompokan akun-akun
buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan di cantumkan di dalam laporan
keuangan. Berikut skedul utama H-1 Account Payable yang dibuat oleh auditor.

Gambar 3 Skedul Utama (top schedule) H-1 Account Payable


Sumber : Kertas Kerja Pemeriksanaan Audit KAP Tanuwijaya

2. Skedul Pendukung (Supporting Schedule)


17

Skedul Pendukung merupakan bagian dari kertas kerja yang bersifat sebagai
informasi tambahan rincian nilai yang tercatat dalam Skedul Utama. Skedul
pendukung ini terdiri dari index H-2 rincian Others Payable.

CLIENT PT FIT INDONESIA TAMA COMPLETED BY BG SCHEDULE


UNIT Single Audit DATE 13 Maret 2020
H-2
PERIOD AUDIT 31 Desember 2019 REVIEWED BY MDR
SCHEDULE NAME Hutang Lain-lain DATE 1 of 1

WP Balance per AuditBalance per Book Proposed AJE/RJE Balance per Audit
Account Name
Ref. Dec 31, 2018 Dec 31, 2019 Refr Debit Credit Refr Dec 31, 2019
PY TB
Hutang Lain-lain
Hubungan Istimewa
PT Fit Lokal Gourmet - 6.030.000 6.030.000
PT Trifecta Fit Tangguh 520.197.150 - 323.401.711 323.401.711
PT Dua Puluh Fit - - 82.248.760 82.248.760
PT Kredo Aum 20.000.000 - -
Jumlah Hutang Lain-lain Hubungan Istimewa 540.197.150 6.030.000 411.680.471
Pihak Ke Tiga
CC Permata - 3.499.168 3.499.168
CC CIMB NIAGA - 391.745 391.745
Jumlah Hutang Lain-lain Pihak Ke Tiga - 3.890.913 3.890.913
Jumlah 540.197.150 9.920.913 - 405.650.471 415.571.384

WBS - L
Tickmark : TB Telah Sesuai Dengan Laporan Dec 31, 2019
PY Telah Sesuai Dengan Laporan Audited Des 31, 2018
Semua Rumus Dan Perhitungan Telah Diuji
Audit Note : -
Audit Procedures : Kami Telah Melakukan Konfirmasi Hutang Kepada Pihak Ketiga dan Pihak Berelasi
Kami Telah Mencocokan antara GL dengan Inhouse
Audit Objective : Existance, Completeness, Accuracy
Conclusion : Berdasarkan Pengujian Audit Kami, Dapat Kami simpulkan Bahwa Akun Hutang Usaha Telah Disajikan Secara Wajar, dalam Semua Hal Material,
dan Telah Sesuai Dengan Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia.

Gambar 4 Skedul Pendukung (Supporting Schedule) H-2 Others Payable


Sumber : Kertas Kerja Pemeriksanaan Audit KAP Tanuwijaya

3. Kontrol konfirmasi
Kontrol konfirmasi merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh auditor
untuk mendata sampling customer yang akan dikirimi konfirmasi saldo utang.
Konfirmasi memiliki tingkat independen yang baik. Hal ini dikarenakan konfirmasi
akan meminta keterangan dari pihak ke tiga berkaitan dengan transaksi klien.
Dalam konfirmasi tersebut terdapat rincian nama perusahaan, saldo konfirmasi,
tanggal kirim, tanggal terima dan jumlah balasan serta memudahkan auditor untuk
mendapatkan selisih jika terdapat perbedaan antara saldo yang dicatat oleh pihak
ketiga dengan PT Vi.
18

CLIENT PT Vi
UNIT Konfirmasi Kontrol Hutang
PERIOD AUDIT 31 Desember 2019
(A) (B) D=A-B
Jumlah
NO NAMA PERUSAHAAN Rev in TB Rp tgl kirim tgl balasan selisih
Balas
1 PT AMBICO 1.171.471.700 14-Feb-20 24-Feb-20 1.170.421.200,00 1.050.500
2 PT INTIKEMAS PUTRA MAKMUR 378.060.551 14-Feb-20 21-Feb-20 351.419.200,00 26.641.351
3 QUINDOFOOD 287.462.318 14-Feb-20 28-Feb-20 287.462.318 -
4 PT. TUMBAKMAS NIAGASAKTI 232.387.202 14-Feb-20 28-Feb-20 301.982.042,00 (69.594.840)

JUMLAH 2.069.381.772 2.111.284.760,05 (41.902.988)


Invoice Amount 2.122.290.840
% 98%

PREPARED BY REVIEWED BY INDEX


INITIAL INITIAL DATE
H-4
BG MDR 28-Feb-20

Gambar 5 kontrol konfirmasi


Sumber : Kertas Kerja Pemeriksanaan Audit KAP Tanuwijaya

4. Working Trial Balance


Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku
besar pada akhir tahun yag diaudit pada akhir tahun sebelumnya. Pada Working
Trial Balance ini terdapat kolom Adjusment/Reclasification yang mana terdapat
penyesuaian kelompok akun account payable pada PT Intikemas Putra Makmur dan
PT Tumbaknas Niagasakti sedangkan akun others payable mengalami reklasifikasi
pada PT Trifecta Fit Tangguh dan PT Dua Puluh Fit. Berikut ini Working Trial
Balanced pada PT VI yang telah dibuat oleh auditor.
PT Vi
BALANCE SHEETS - Credit (continued )
As of December 31, 2019 and 2018
Saldo Audit Adjusment/Reclasification Saldo Audit Saldo Audit
Descriptions
31-12-2019 Debet Credit 31-12-2019 31-12-2018
LIABILITIES
Current Liabilities

Accounts Payable
Related Party
PT Dua Puluh Fit - - 374.717
Third Parties
PT Ambico 1.171.471.700 1.171.471.700 407.370.000
PT Intikemas Putra Makmur 378.060.551 1 26.641.351 351.419.200 94.708.180
PT Quindofood 287.462.318 287.462.318 113.873.295
PT Tumbaknas Niagasakti 232.387.202 2 69.594.840 301.982.042 -
Lain-lain (dibawah 50jt) 52.909.068 52.909.068 135.721.755
PT Forstock Teknologi Indonesia - - 94.708.180
Total Accounts Payable 2.122.290.840 2.165.244.329 846.756.126

Other Payables
Related Party
PT Fit Lokal Gourmet 6.030.000 6.030.000 -
PT Trifecta Fit Tangguh - 3 323.401.711 323.401.711 520.197.150
PT Dua Puluh Fit - 4 82.248.760 82.248.760 -
PT Kredo Aum - 20.000.000
Third Party
CC Permata 3.499.168 3.499.168 -
CC Cimb Niaga 391.745 391.745 -
Total Other Payables 9.920.913 415.571.384 540.197.150
PT Ambico 1.171.471.700 1.171.471.700 407.370.000
PT Intikemas Putra Makmur 378.060.551 1 26.641.351 351.419.200 94.708.180
PT Quindofood 287.462.318 287.462.318 113.873.295
PT Tumbaknas Niagasakti 232.387.202 2 69.594.840 301.982.042 -
Lain-lain (dibawah 50jt) 52.909.068 52.909.068
19
135.721.755
PT Forstock Teknologi Indonesia - - 94.708.180
Total Accounts Payable 2.122.290.840 2.165.244.329 846.756.126

Other Payables
Related Party
PT Fit Lokal Gourmet 6.030.000 6.030.000 -
PT Trifecta Fit Tangguh - 3 323.401.711 323.401.711 520.197.150
PT Dua Puluh Fit - 4 82.248.760 82.248.760 -
PT Kredo Aum - 20.000.000
Third Party
CC Permata 3.499.168 3.499.168 -
CC Cimb Niaga 391.745 391.745 -
Total Other Payables 9.920.913 415.571.384 540.197.150

Gambar 6 Working Trial Balance


Sumber : Kertas Kerja Pemeriksanaan Audit KAP Tanuwijaya

5. Adjusment Journal Entry or Reclasification Journal Entry


Adjusment Journal merupakan suatu jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan angka-angka yang terdapat pada Working Trial Balance agar dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya sebelum pelaporan audit. Auditor
memutuskan membuat jurnal reklasifikasi karena adanya transaksi yang dicatat ke
dalam akun utang jangka panjang tidak sesuai sehingga memindahkannya ke utang
lain-lain sebab menurut auditor umur utang tersebut masih kurang atau sama
dengan satu tahun dan termasuk dalam golongan liabilitas jangka pendek.
Tabel 5 Jurnal Penyesuaian atas Account Payable
Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31 Desember 2019 Account Payable – PT Rp 26 641 351
Intikemas Putra Makmur
Supplies and Materials Rp 26 641 351
Sumber: KAP Tanuwijaya

Tabel 6 Jurnal Penyesuaian atas Account Payable


Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31 Desember 2019 Supplies and Materials Rp 69 594 840
Account Payable – PT
Tumbaknas Niagasakti Rp 69 594 840
Sumber: KAP Tanuwijaya

Tabel 7 Jurnal Reklasifikasi atas Other Payable


Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31 Desember 2019 Long term Payable Rp 323 401 711
(Account Payable related
parties - PT Kredoaum)
Other Payables (Related
parties - PT Trifecta Fit
Tangguh) Rp 323 401 711
Sumber: KAP Tanuwijaya
20

Tabel 8 Jurnal Reklasifikasi atas Other Payable


Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31 Desember 2019 Long term Payable Rp 82 248 760
(Account Payable related
parties - PT Fit)
Other Payables (Related
parties - PT 20 Fit) Rp 82 248 760
Sumber: KAP Tanuwijaya

5.1.3.3 Mencari Bukti Temuan Audit


Auditor telah memeriksa laporan keuangan pada PT Vi khususnya atas akun
utang usaha telah di lakukan pengujian substantif di temukan beberapa temuan
diantaranya terdapat selisih konfirmasi atas utang sebesar Rp -41.902.988. Hal ini
berakibat merugikan perusahaan karena adanya penyajian saldo utang usaha yang
belum dicatat (unrecorded) pada tanggal neraca. Akibat kesalahan tersebut
menimbulkan penyajian utang usaha yang lebih rendah (understatement) dari saldo
yang seharusnya.
Saran dari auditor untuk mencegah timbulnya fraud adalah melalui
peningkatan sistem pengendalian intern (internal control system), dengan jalan
melakukan pengujian keefektifan sistem dengan mengevaluasi seberapa jauh risiko
yang potensial, pada sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan hutang.

5.1.6 Tahap Pelaporan Audit


Setelah auditor melaksanakan tiga tahap perikatan, perencanaan hingga
pelaksanaan audit, selanjutnya tahap terakhir yang harus dilakukan adalah tahap
pelaporan audit. Dalam laporan audit ini merupakan media yang digunakan oleh
pihak auditor dalam melakukan komunikasi dengan pihak yang terkait, pada
laporan tersebut auditor akan menyatakan opininya mengenai kewajaran atas
laporan keuangan. Opini tersebut disajikan berupa suatu laporan tertulis dalam
laporan auditor Independen. Berikut ini beberapa tahapan dalam pelaporan audit.
5.1.6.1 Penyelesaian Hasil Pekerjaan Lapangan Sampai Penyusunan Draf
Pada tahap ini, auditor melakukan review terhadap kertas kerja pemeriksaan
yang telah dikerjakan oleh tim audit. Kertas kerja pemeriksaan tersebut direkap
beserta bukti-bukti hasil vouching berupa cetakan dari aplikasi camscanner yang
dimasukan ke dalam sebuah bantex. Rekap tersebut digunakan oleh auditor untuk
menyusun draf laporan keuangan audit klien berupa laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas
laporan keuangan dengan menggunakan standar bahasa inggris dan indonesia. Hasil
draf laporan keuangan ini kemudian akan direview oleh seorang partner dan
dilakukan pembahasan tentang masalah yang terjadi selama kegiatan pelaksanaan
audit berlangsung. Jika partner tersebut merasa ada yang perlu diperbaiki maka tim
audit akan segera menindak lanjuti hingga melaporkan kembali hasilnya ke partner.
Setelah partner menyetujuinya, draf laporan keuangan tersebut dikirim ke pihak
klien untuk direview oleh mereka.
21

5.1.6.2 Persetujuan Draf Audit Report


Dalam persetujuan ini diadakan sebuah meeting khusus yang dihadiri antara
pihak KAP Tanuwijaya dengan pihak klien. Pertemuan tersebut dihadiri oleh tim
audit dengan pihak manajemen klien yang akan mendiskusikan mengenai
permasalahan selama terjadinya proses audit, munculnya temuan, dan
penyesuaian/reklasifikasi akun serta isi draf laporan keuangan audit. Apabila dari
pihak klien menyetujui draf yang telah diajukan, maka Audit Report final dapat
dibuat.

5.1.6.3 Penerbitan Audit Report


Audit Report merupakan laporan yang berisi pernyataan bahwa pemeriksaan
telah dilakukan sesuai dengan aturan pemeriksaan akuntan yang disertai opini
mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang terkait. Dalam laporan
ini KAP Tanuwijaya bertanggung jawab atas opini yang terkait pada laporan
keuangan klien yang telah diaudit. Opini audit merupakan simbol kepercayaan
publik terhadap kredibilitas informasi yang terkandung dalam suatu laporan. Opini
audit sangat penting bagi klien karena citra perusahaan ditentukan oleh faktor
kewajaran atas laporan keuangan yang nantinya menjadi acuan dari berbagai pihak
eksternal seperti investor, kreditor, pemerintah maupun masyarakat umum.
Disamping adanya audit report terdapat juga suatu laporan tambahan yaitu
management letter. management letter merupakan surat yang dibuat oleh akuntan
publik yang ditujukan kepada manajemen perusahaan yang berisi pemberitahuan
kelemahanndari pengendalian intern perusahaan dan disertai dengan saran-saran
perbaikan. Diharapkan dengan adanya management letter ini, klien merasa menjadi
lebih puas dan lebih percaya atas jasa audit yang telah diberikan. Demikianlah
proses pelaksanaan dan pengujian audit dari KAP Tanuwijaya yang dapat di uraikan
dalam bab ini.

5.2 Penyajian Utang Usaha Pada PT Vi

Utang usaha pada PT Vi berasal dari pembelian barang (barang dagangan,


bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai) secara kredit demi memenuhi
kegiatan operasionalnya. Untuk itu setiap kali ada transaksi pembelian barang
secara kredit, faktur yang diterima dari penjual akan dicatat dalam jurnal pembelian
dan buku besar pembantu utang. Pada jurnal pembelian digunakan untuk mencatat
pembelian secara kredit sedangkan dalam buku besar pembantu utang
pencatatannya dilakukan setiap terjadi transaksi yang mengakibatkan perubahan
utang. Dalam buku besar pembantu utang juga digunakan untuk mencatat secara
rinci terjadinya utang dan pelunasan pada masing-masing kreditor yang biasa
disebut mutasi utang. Berikut ini beberapa contoh transaksi pembelian secara kredit
dari PT Vi.

Tabel 9 Jurnal atas Pembelian Secara Kredit


Tanggal Nama Akun Debit Kredit
29 Januari 2019 Supplies and Materials Rp 2.080.000
Account Payable – PT Rp 2.080.000
Quindofood
22

Sumber: PT Vi

Tabel 10 Jurnal atas Pembelian Secara Kredit


Tanggal Nama Akun Debit Kredit
27 Desember 2019 Inventory - Material Rp 4.377.000
VAT In Rp 437.700
Account Payable – Rp 4.814.700
PT Quindofood
Sumber: PT Vi

5.3 Tujuan Kegiatan Pemeriksaan Atas Utang Usaha Pada PT Vi

Tujuan dari kegatan pemeriksaan ini di antaranya untuk memperoleh


keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang
usaha, dengan melakukan rekonsiliasi antara saldo utang usaha yang dicantumkan
dalam neraca dengan akun utang usaha dalam buku besar. Membuktikan
keberadaan utang usaha dan kejadian transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
yang dicantumkan pada neraca, pengujian tersebut ditunjukan untuk menemukan
kemungkinan adanya unrecorded pada utang usaha. Membuktikan kelengkapan
transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha
yang disajikan pada neraca. Utang usaha harus disajikan sesuai fakta dan tanggal
neraca dengan jumlah yang sesuai. Dengan demikian tujuan pembuktian
kelengkapan tersebut untuk mencari unrecorded pada utang usaha. Untuk
membuktikan semua itu, auditor sangat perlu melakukan berbagai pengujian
substantif.

5.4 Analisis Hasil Temuan Audit Atas Akun Utang Usaha Pada PT Vi

Utang usaha merupakan salah satu golongan kewajiban lancar yang paling
likuid di neraca. Terjadi ketika perusahaan membeli barang (bahan baku, bahan
penolong, dan suku cadang) dari supplier secara kredit. Dalam kasus ini telah
ditemukan sebuah bukti temuan pada konfirmasi utang yang nilainya tidak sedikit
yaitu sebesar Rp – 41 902 988. Selisih tersebut merupakan tidak tercatat
(unrecorded) pada utang usaha yang disengaja ataupun tidak disengaja akibatnya
laba perusahaan menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement of net
income), akan tetapi kemungkinan bahwa kecendrungan ini bisa didorong oleh
motif manipulasi untuk memberikan gambaran tentang modal kerja yang lebih baik,
ditempuh melalui menurunkan jumlah utang lancar yang umumnya dengan cara
tidak mencatat utang lancar sehingga terdapat utang yang tidak dicatat pada tanggal
neraca, oleh karena itu auditor melakukan pengujian subtantif yang ditujukan untuk
menemukan adanya penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang
seharusnya (understatement of liabilities). Jika auditor telah menemukan adanya
utang yang belum dicatat dan tidak disajikan dalam neraca, ada dua jalan yang dapat
ditempuh antara lain yaitu yang pertama mengusulkan adanya adjusment kepada
klien untuk mencatat kembali utang tersebut, yang kedua tidak mengusulkan
adanya adjusment kepada klien dengan membiarkan uang tersebut tetap tidak
tercatat. Kali ini auditor menerapkan hasil dari perhitungan materialitas jika
terdapat sebuah salah saji dengan kriteria jika terdapat akun saji melebihi sebesar
23

Rp 6 328 856,94 maka auditor menyarankan untuk membuat jurnal penyesuaian


dan kali ini auditor telah membuat jurnal penyesuaian tersebut. Sedangkan
mengenai pengaruh salah saji terhadap opini auditor tersebut masih dibawah
kriteria perhitungan Tolerable Error yaitu sebesar Rp 63 288 569,49 dengan
demikian temuan terhadap salah saji tersebut bisa dikatakan dapat ditoleransi atas
kewajaran laporan keuangan. Menurut saya, PT Vi mengalami kenaikan utang yang
terlalu signifikan yang besar kenaikannya 151% di tahun 2019 dengan sebesar Rp
2 122 290 840 dibandingkan dengan tahun 2018 yang utangnya sebesar Rp 846
756 126 disebabkan oleh arus kas di tahun 2019 sebesar Rp 181 068 146 telah turun
dari tahun 2018 yang sebesar Rp 306 240 823 karena arus kas yang semakin turun
maka utang perusahaan semakin naik menimbulkan kenaikan yang terlalu
signifikan, hal tersebut bisa diatasi oleh perusahaan jika piutang perusahaan dapat
tertagih kembali sehingga keuangan perusahaan bisa menjadi sehat kembali.

Anda mungkin juga menyukai