Konsep Bermain 1586060064
Konsep Bermain 1586060064
Hand OuT
PENGARUH BERMAIN
PADA TUMBUH KEMBANG ANAK
By :
Alwin Widhiyanto
PENGARUH BERMAIN
PADA TUMBUH KEMBANG ANAK
A. DEFINISI BERMAIN
Brennan, 1994, Bermain merupakan aktivitas yang dapat dilakukan
anak sebagai upaya stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya dan
bermain pada anak di rumah sakit menjadi media bagi anak untuk
mengekpresikan perasaan, relaksasi dan distraksi perasaan yang tidak
nyaman selama perawatan, dengan demikian kegiatan bermain harus
menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan anak di rumah sakit.
Champbell dan Glaser, 1995, Bermain sama dengan anak bekerja.
Dalam bermain anak melakukannya secara berkesinambungan, komplek,
menurunkan ketegangan dalam proses kehidupan, komunikasi dan
meningkatkan hubungan dengan orang / teman lain.
Wong, 2000 bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial, yang berguna sebagai media untuk
belajar berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan dan mengenal waktu, jarak, serta
suara.
B. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Sosial Affectife Play / bermain afektif sosial
Permainan yang menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan
dengan orang lain, misalnya orang tua memeluk anaknya sambil berbicara atau
bersenandung kemudian anak memberikan respon seperti tersenyum, tertawa,
bergembira. Sifat dari bermain ini adalah orang lain berperan aktif dan anak
hanya berespon terhadap stimulus sehingga akan memberikan kesenangan,
kegembiraan dan kepuasan bagi anak.
2. Sense Pleasure Play / bermain bersenang-senang
Model bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui satu objek
atau objek yang ada di lingkungannya sehingga anak merasa senang dan
bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain, misalnya bermain boneka,
binatang-binatangan, mobil-mobilan, dll.
3. Skill Play / bermain keterampilan
Bermain ini dilakukan dengan menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan
keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreasi dan terampil dalam
beberapa hal. Permainan ini bersifat aktif, dimana anak selalu ingin mencoba
kemampuan keterampilan tertentu dan dilakukannya secara berulang-ulang,
misalnya bermain bongkar pasang, latihan memakai baju, dll.
4. Unoccupied behavior
Dalam permainan ini anak tidak bermain melainkan berkonsentrasi terhadap
kejadian-kejadian yang terjadi yang menarik bagi anak, misalnya anak melamun,
memainkan pakaian atau objek lain, berjalan tanpa tujuan. Peran ini berbeda
dengan pengamatan/onlooker yang secara aktif memperhatikan aktivitas orang
lain.
5. Dramatic play / bermain drama / bermain pura-pura
C. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorimotorik
merupakan komponen utama dalam bermain untuk semua usia dan merupakan
bentuk bermain yang paling utama bagi bayi, karena :
Memperbaiki keterampilam motorik kasar dan halus serta
koordinasi
Meningkatkan perkembangan semua indra
Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
Memberikan pelampisaan kelebihan energi
2. Perkembangan Intelektual/kognitif
Dalam bermain anak akan dirangsang dalam bahasanya, kemampuan mengenal
objek permainan, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, belajar
mengenal warna, bentuk, ukuran dan berbagai manfaat dari benda yang
digunakan untuk bermain. Fungsi bermain akan meningkatkan perkembangan
kognitif selanjutnya.
3. Perkembangan sosialisasi
Dalam sebuah permainan anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran
orang lain atau teman dengan dunia yang sama sehingga diharapkan anak mampu
melakukan sosialisasi dengan teman sebaya dan orang lain.
4. Perkembangan Kreativitas
Sebuah permainan menuntut anak untuk belajar menciptakan sesuatu dari
permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek permainan sehingga anak
lebih kreatif, misalnya main bongkar pasang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Dalam bermain, anak mulai belajar mengatur perilaku serta membandingkan
dengan perilaku orang lain, mampu mengeksplorasi tubuh dan merasakan dirinya
sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan.
6. Mempunyai Nilai Therapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya
stress dan ketegangan dapat dikurangi atau bahkan dihindari karena bermain
dapat menghibur anak terhadap dunianya.
7. Perkembangan Nilai Moral
Dalam sebuah permainan terkadang terdapat sebuah peraturan yang harus
diikuti dan tidak boleh dilanggar oleh pengikut permainan sehingga anak sudah
harus mulai belajar benar dan salah.
Selain menggunakan alat permainan edukatif, peran orang tua atau pembimbing
dalam bermain adalah memiliki pengetahuan tentang jenis alat permainan dan
kegunanaannya, sabar, tidak boleh memaksa, mampu mengkaji kebutuhan bermain
seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai memberikan kesempatan
mandiri.
Jangan pernah
menangis hanya karena
sesuatu berakhir,
Selalu tersenyumlah
karena sesuatu terjadi...