Anda di halaman 1dari 4

Sifa Alzannha Seviani

1808202107

Hukum Ekonomi Syariah 6/C

Rangkuman Materi HLKBnB

ASPEK HUKUM PERBANKAN

Menurut Kasmir, Bank secara sederhana merupakan “Lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.

Menurut UURI No. 10 Tahun 1998 ttg Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 ttg
Perbankan, Pasal 1 angka 2: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Ruang Lingkup Usaha Perbankan yaitu Manajemen bank itu sendiri, pemasok, Perantara
pemasaran bank, nasabah, pesaing, publik.

IMPLEMENTASI PRODUK PEMBIAYAAN

Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Bab I Pasal 1 Nomor 12, yang
dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Macam-macam ketenagakerjaan yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (Sale and Purchase),
pembiayaan dengan prinsip sewa ijarah,dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
ASPEK HUKUM MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN

Menurut undang-undang republik indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
dalam pasal 38 ayat 1 disebutkan bahwa manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan oleh perbankan untuk mengindentifikasi, memantau, mengukur
dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Manajemen risiko adalah
mengindentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank
dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PERBANKAN


Pengertian yuridis istilah pembinaan dan pengawasan disebutkan dalam pasal 29 Undang-
Undang No 10 Tahun 1998. Dalam penjelasan itu dibedakan antara pengertian pembinaan dan
pengawasan yaitu:

1. Pembinaan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan cara menetapkan peraturan yang
menyangkut aspek-aspek:

a. Kelembagaan bank
b. Kepemilikan bank
c. Kepengurusan bank
d. Usaha bank
e. Pelaporan bank, dan
f. Aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional bank.

2. Pengawasan meliputi; Pengawasan tidak langsung yang terutama dalam bentuk pengawaan
diri melalui penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank, dan Pengawasan langsung dalam
bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbankan.

LIKUIDASI PERBANGKAN

Pasal 1 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha,
Pembubaran dan Likuidasi Bank (selanjutnya disebut dengan “Peraturan Pemerintah Likuidasi”)
mendefinisikan likuidasi bank sebagai tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank
sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank.

PERAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM
LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), adalah suatu lembaga independen, yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas system
perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Penanganan dan penyelamatan terhadap suatu bank gagal berdampak sistemik dapat dilakukan
oleh LPS dengan memilih satu di antara dua opsi yakni;
1. Penanganan dengan mengikutsertakan pemegang saham lama.
2. Penanganan tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama.

Otoritas jasa keuangan (OJK) adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak
lain yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan.

TINDAK PIDANA PERBANKAN


Tindak pidana perbankan lebih tertuju kepada perbuatan yang dilarang, diancam pidana yang
termuat khusus hanya dalam Undang-undang Perbankan dan Undang-undang Perbankan
Syariah.
Tindak pidana yang cakupannya lebih luas dan menyangkut segala perbuatan yang berkaitan
dengan kegiatan menjalankan usaha bank, baik bank sebagai sasaran maupun sebagai sarana.
Dalam bukunya Marwan Efendi mengemukakan bahwa: ”Sesuai dengan ruang lingkup
pengaturannya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku tipologi tindak
pidana dalam perbankan dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tipologi tindak pidana perbankan yang di rumuskan di dalam Undang-undang tentang


Perbankan meliputi, perizinan usaha bank, masalah perkreditan, masalah rahasia bank
dan sebagainya, serta dirumuskan dalam Undang-undang tentang Bank Indonesia.
2. Tipologi tindak pidana di bidang perbankan yaitu tindak pidana yang bersangkut paut
dengan tindak pidana lain yang terkait dengan perbankan, seperti yang dirumuskan di
dalam KUHP, Undang-undang Tindak Pidana Korupsi, Undang-undang Tindak Pidana
Pencucian Uang (Money Laundering) dan Undang-undang Lalu Lintas Devisa dan Sistem
Nilai Tukar.

Anda mungkin juga menyukai