Anda di halaman 1dari 3

Bahan Khotbah Minggu, 29 Maret 2020

Lukas 23: 26-31

Tema: Roh Kudus Menolong untuk Sadar dan Menyesal atas Dosa

Anak: Roh Penolong telah menuntun kita memasuki minggu ke-6 dalam
masa perayaan sengsara Tuhan Yesus. Tahun ini kita merayakan masa raya
kesengsaraan Tuhan Yesus dibawah ancaman virus Corona yang
menyebabkan penderitaan, bahkan kematian manusia. Semua pihak,
termasuk GMIT, sedang mengambil langkah-langkah penanganan terhadap
situasi sulit sekarang ini. Dalam suasana dunia seperti inilah kita datang ke
hadapan Tuhan dan menyambut isi hatiNya melalui bacaan Lukas 23:26-31.

Ibu: kita patut bersyukur bahwa di tengah ancama virus corona, kita dapat
kesempatan untuk menimba lagi hikmat dari Tuhan untuk menyadari dan
menyesali dosa mengaktifkan karya baik bersama Tuhan di tengah
tantangan sekarang ini. Tuhan Yesus adalah Juruselamat dunia. Ia berkuasa
menyembuhkan dan menyelamatkan kehidupan yang utuh. Baik jiwa
maupun tubuh, bagi manusia dan bagi alam semesta. Karya Penyelamatan
yang Tuhan Yesus lakukan terarah bagi semua orang dan semua makhluk,
tanpa membeda-bedakan berdasarkan jenis, golongan dan keadaan masing-
msaing. Dalam situasi sekarang dimana kuasa kematian sedang menyebar
melalui ancaman virus corona, kiranya renungan Firman Tuhan hari ini
menyegarkan iman, memulihkan persekutuan dan mendorong tindakan
bersama untuk melawan segala bentuk kuasa kematian.

Bapak: Dari perikop Lukas 23:26–31, kita menjumpai sosok Simon dari
Kirene, seseorang yang hadir dalam iring-iringan penyaliban menuju ke
bukit Golgota. Pada (ayat 26) dikatakan bahwa “mereka menahan Simon
dari Kirene, lalu diletakkan salib di atas bahunya supaya dipikulnya sambil
mengikut Yesus”. Simon dari Kirene adalah orang yang diikutkan
menanggung beban salib. Saya membayangkan, ketika Tuhan Yesus sedang
menderita siksaan salib, Simon dari Kirene memberi bahunya untuk turut
menanggung beratnya salib. Simon tidak disalibkan, tetapi memikul salib
dan berjalan di belakang Yesus yang sedang menanggung penderitaan.
Sosok Simon dari Kirene membuka mata batin kita untuk melihat sosok-
sosok orang yang sedang memberi diri bekerja bagi kemanusiaan yang
terkoyak. Di tengah bahaya mereka terus bekerja meringankan penderitaan.

Ketika virus corona melanda dunia, ada begitu banyak orang yang terus
bekerja. Pemerintah bangsa-bangsa bekerja keras memutus rantai
penyebaran dan menangani resiko akibat virus corona. Para dokter dan
tenaga medis terus berjuang bagi kesembuhan orang-orang sakit. Para
ilmuan sedang berusaha menemukan vaksin dan obat penangkal. Orang-
orang di seluruh dunia yang sedang bekerja keras membangun kesiapan
masyarakat menghadapi ancaman virus dan mereka yang menyumbang
untuk menopang sesama yang rentan agar bisa lolos dari ancaman virus
yang mematikan ini. Sosok Simon dari Kirene mengingatkan kita sebagai
orang percaya, anggota gereja tidak berpangku tangan dan membiarkan
Tuhan bekerja sendiri, melainkan aktif berjuang sesuai panggilan iman,
merawat dan berbagi kehidupan.

Ibu: di antara kerumunan orang pada arak-arakan penyaliban Yesus, ada


banyak perempuan Yerusalem yang menangisi dan meratapi Yesus. Tuhan
Yesus menegur mereka yang sedang menangisi agar mereka menangisi diri
sendiri. Teguran Yesus menunjukkan apa yang harusnya ditangisi oleh para
perempuan Yerusalem. Teguran Yesus itu bermaksud mengalihkan perhatian
para perempuan, agar mereka memperhatikan masalah-masalah mereka
dan memberi sikap atas masalah-masalah mereka itu.

Penderitaan Kristus tidak dapat dipisahkan dari penderitaan dunia. Sampai


sekarang penderitaan-penderitaan itu belum berakhir. Tuhan Yesus meminta
kita memperhatikan bentuk-bentuk penderitaan yang sedang kita alami.
Ketakutan dan kecemasan yang sekarang ini perlu mendapatkan perhatian
kita bersama. Di tengah ancaman wabah Corona, tidak sedikit orang yang
menderita sakit, orang-orang yang sangat rentan terserang virus, yang tidak
dapat bekerja dan mengalami kekurangan makanan, yang tidak dapat
mengakses informasi dan tercecer dari gerakan bersama memutus rantai
penyebaran virus. Semua kita diarahkan oleh teguran Tuhan Yesus untuk
ikut bersedih dan bergumul bersama kaum yang paling lemah dalam
masyarakat kita sekarang ini. Ikut bersedih dengan saudara-saudari yang
sedang terluka, ikut prihatin dan memberi solusi atas masalah yang sedang
dihadapi. Kiranya kita tidak lagi saling menyakiti dan saling melukai,
berhenti merusak alam lingkungan di sekitar kita

Anak: Melalui bacaan hari ini saya belajar menghadapi penderitaan dan
kesedihan dengan sikap yang aktif. Simon dari Kirene tidak memikul salib
sendirian, ia mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia. Dalam hal
ini, ia bergumul dan berjuang bersama Kristus, sang Penyelamat.
Menghadapi ancaman Virus Corona, kiranya oleh Roh Tuhan kita pun dapat
memberi bahu untuk memikul kesulitan dan menghadirkan solusi demi
mengakhiri penderitaan sekrang ini. Menghadapi masalah ini, janganlah
saling mempersalahkan dan putus asa. Kiranya air mata kesedihan sekarang
ini membuat kita lebih jernih melihat masalah yang sedang dihadapi dan
mendorong kita untuk bergandengan doa dan karya untuk saling
meringankan beban penderitaan akibat wabah virus Corona.

Anda mungkin juga menyukai