SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR
STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM
OLEH:
MOHAMMAD FIQQRI FAJAR NUGROHO
NIM: 12340017
PEMBIMBING:
1. NURAINUN MANGUNSONG, S.H., M.Hum.
2. Prof. Dr. H. MAKHRUS MUNAJAT, S.H., M.Hum.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
ABSTRAK
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 12340017
hasil karya atau laporan penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan plagiat
dari hasil karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini
Yang menyatakan,
iii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-02/RO
iv
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-02/RO
v
HALAMAN PENGESAHAN
vi
MOTTO
Jangan tanya apa yang dibuat negara untukmu, tapi tanyalah apa
yang boleh kamu buat untuk negara (Abraham Lincoln)
Pendidikan merupakan perlengkapan baik untuk hari tua (Aristoteles)
vii
PERSEMBAHAN
Untuk kedua kakakku Ani Noviana Idallaili dan M. Aditya Ainun Afifi, dengan
kecerewetan dan kejailannya yang membuat suasana keceriaan dalam rumah;
Untuk guru-guruku SD Sekarjalak 01, MTs. Salafiyah Kajen dan MA. Salafiyah
Kajen, yang telah sabar dan tak pernah lelah untuk berbagi ilmu kepadaku;
Untuk sahabat seperjuangan, Keluarga Mahasiswa Pelajar Pati (KMPP), UKM
Badminton, Kawan Mahasiswa Badminton Club (MBC) Yogyakarta;
Untuk seseorang yang telah memberi cinta yang tulus, yang mau untuk berbagi
disaat suka maupun duka;
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim...
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan karunia, hidayah, serta
inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada Sang Kekasih Allah, Nabi Muhammad
sunnah-sunnahnya.
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan serta arahan dari
berbagai pihak. Penyusunan karya ilmiah ini disusun guna memenuhi syarat untuk
dengan segenap jerendahan hati ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN
3. Bapak Dr. Ahmdad Bahiej, S.H., M.Hum selaku ketua jurusan Ilmu
ix
4. Bapak Faisal Luqman Hakim, S.H., M.H selaku sekretaris jurusan
penyusun.
BPD Desa Bulumanis Lor beserta para anggotanya yang telah banyak
x
10. Kedua orang tua saya Bapak Ali Rosyidi, S.Pd., dan Ibu Dwi
11. Kedua kakakku tercinta Ani Noviana Idallaili, S. Pd., dan M. Aditya
untuk terus belajar menyelesaikan studi strata satu saya dengan baik.
Nurul Huda.
14. Seluruh teman-teman yang saya kenal maupun yang mengenal saya
xi
dimanapun berada dan kepada semua pihak yang tidak dapat
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik, saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bernilai ibadah dan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya pihak yang menekuni bidang
hukum tata negara, serta menjadi sumbangsih yang berharga bagi pengembangan
Penyusun,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
MOTTO............................................................................................................ vii
xiii
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN
b. Kependudukan ...................................................................... 70
xiv
e. Keadaan Sosial Politik dan Pemerintahan ............................ 87
LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk
Dalam konteks ini, pemerintahan desa merupakan sub sistem dari sistem
undang-undang.
1
Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1
2
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 2014 tentang
kepada desa.2
sebagai salah satu daerah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
sendiri. Dalam UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.
Tahun 2014 tentang Desa. Menurut ketentuan ini desa diberi penegrtian
sebagai berikut:
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkna
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan /atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.4
2
Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3
HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat, dan Utuh, Cet.
Ke-2, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), hlm. 3.
4
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3
politik, dan ekonomi. Dengan adanya kemandirian ini diharapkam akan dapat
maupun ekonomi.
masyarakat.
5
Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
4
oleh pemerintah desa dan telah direncanakan dalam pembangunan desa tidak
akan mampu disalurkan secara optimal jika tidak ada pengawasan dari BPD
6
Pasal 61 Undand-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
7
Ulfatul Istiqlaliyah, “Kerjasama pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dalam pembangunan Desa (Studi kasus Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep),”Skripsi,
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
5
perbaikan jalan. Oleh karena itu, BPD sebagai salah satu unsur dari
pemerintah desa ikut andil dalam pembangunan desa, karena setiap kebijakan,
tidak dapat berjalan tanpa ada persetujuan dari BPD. Adapun desa yang akan
saya kaji meliputi Desa Kajen dan Desa Bulumanis Lor (utara).
Margoyoso. Kurang lebih 18 km sebelah utara kota Pati. Desa ini terkenal
Pesantren di dalamnya. Luas Desa Kajen hanya sikitar 63 hektare. Di Desa ini
tidak ada sawah sama sekali walaupun demikian roda Ekonomi di Desa ini
Selain Desa Kajen juga terdapat Desa Bulumanis Lor (utara), dari segi
pendidikan desa ini masih kalah jauh dari desa Kajen, hal ini dibuktikan
bahwa fasilitas pendidikan yang ada di desa hanya beberapa saja, kebanyakan
6
anak-anak setelah dari lulus SD, mereka melanjutkan sekolahnya pada tingkat
mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan pedagang pasar, hal ini
dibuktikan terdapat banyak sawah serta pusat perbelanjaan atau pasar terdapat
di desa ini. Akan tetapi, ketika musim hujan biasanya desa ini terkena banjir
akibat dampak dari luapan air sungai, hal ini di karenakan sungai yang ada
sangat dangkal dan masih banyak timbunan sampah yang ada pada sungai
tersebut. Hal ini sangat menarik untuk diteliti, khususnya dalam bidang
pemerintah desa, rencana apakah yang akan dibuat dalam pembangunan desa
B. Rumusan Masalah
Margoyoso Kabupaten Pati yaitu di desa Kajen dan desa Bulumanis Lor
C. Tujuan Penelitian
Desa (BPD) yang berada di desa Kajen dan Bulumanis Lor (utara) Kecamatan
D. Manfaat Penelitian
Bahwa hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan nilai dan
bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
desa.
2. Manfaat Praktis
8
Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
pembangunan desa.
E. Telaah Pustaka
penulusuran terhadap beberapa hasil penelitian baik yang berupa karya ilmiah
Skripsi yang disusun oleh Ratna Sofiana dengan judul “Tinjauan yuridis
masyarakat dan juga membahas apa saja kendala yang dialami oleh BPD dalam
9
menjadi kendala dala proses penyusunan dan penepatan perdes, serta upaya
tersebut.10
Ponrang Kabupaten Luwu” yang ditulis oleh Melisa Fitra. Skripsi ini
Buntu Nanna Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, baik dalam hal penyaluran
Desa yang Baik (Studi penelitian di Desa Sure Kecamatan Kutoarjo Kabupaten
Purworejo)”, yang disusun oleh R. Dipo Prasetyo Wibowo. Sebagai hasil dari
fungsi mengayomi dan melestarikan adat istiadat, artikulasi, politik, checks and
Skripsi yang ditulis oleh Permadi Budi Haryadi dengan judul “Peran
peran dar BPD dalam penyusunan perdes apakah sudah sesuai dengan
11
Melisa Fitra, “Peran Bdadan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan di Desa Buntu Nanna Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu,” Skripsi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin Makasar, 2009.
12
R. Dipo Prasetyo Wibowo, “Peran Badan Perwakilan Desa (BAPERDES) Dalam
rangka Mewujudkan Pemerintahan Desa yang Baik (Studi penelitian di Desa Sure Kecamatan
Kutoarjo Kabupaten Purworejo),” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta, 2004.
11
perdes tersebut.13
Pembangunan Di Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai
Kartanegara”, dalam tulisan ini menyoroti pelaksanaan fungsi BPD di desa Loa
istiadat.14
fungsi pengawasan BPD terhadap kinerja kepala desa kurang optimal, hal ini
13
Permadi Budi Haryadi, “Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam
Penyusunan Peraturan Desa (PERDES) Di Kabupaten Sleman,” Skripsi, Progam Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2011.
14
Rudiansyah, dkk, “Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan
Pembangunan Di Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara,”
E-jurnal Administrative, Vol 2 (1), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNMUL, 2014.
12
Skripsi yang ditulis oleh Eko Tri Utami dengan judul “Peranan Badan
Percut Sei Tuan)”, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan
Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan dengan hasil penelitian bahwa peranan
BPD tersebut sudah berjalan dengan baik dan masih perlu diadakan perubahan
Selanjutnya adalah tesis yang ditulis oleh Otniel Bobsuni dengan judul
BPD dalam pemerintahan Desa dilihat dari segi fungsi dan peran BPD dalam
BPD sebagai obyek kajian peneliti hanya fokus dalam ranah pelaksanaan
pembangunan desa. Berangkat dari sinilah skripsi yang penyusun susun ini
F. Kerangka Teori
1. Negara Hukum
hukum yang berlaku yang berkadilan yang tersusun dalam suatu konstitusi,
dimana setiap orang dalam negara tersebut, baik yang diperintah maupun
yang memerintah, harus tunduk kepada hukum yang sama, sehingga setiap
orang yang sama diperlakukan sama dan setiap orang berbeda diperlakukan
perbedaan warna kulit, ras, gender, agama, daerah dan kepercayaan, dan
18
Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtstaat), Cet. Ke-2, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2011), hlm. 3.
14
law.
Menururt Dicey, ada tiga arti dari rule of law, yaitu sebagai berikut:
law), dimana semua orang harus tunduk kepada hukum, dan tidak
rakyat.19
Negara rule of law atau negara hukum yang baik harus menepatkan
konstitusinya, karena hal tersebut merupakan hal yang paling pokok dari
berikut:
19
Ibid, hlm. 3-4.
15
sewenang-wenang.
2. Otonomi Daerah
20
Ibid, hlm. 4.
16
pemerintah pusat.21
bahwa:
1) Asas Desentralisasi
tingkat yang lebih tinggi kepada pemerintah daerah yang tingkat lebih
21
Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
22
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
23
C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil, Pemerintahan Daerah di Indonesia Hukum
Administrasi Daerah, Cet. Ke-2 (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 3.
17
2) Asas Dekonsentrasi
wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi
pemerintahan umum.”26
3) Tugas Pembantuan
24
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
25
C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil, Pemerintahan Daerah..., hlm. 4.
26
Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
18
27
menjadi kewenangan daerah provinsi. dengan adanya tugas
pembantuan ini ketika ada penugasan dari pemerintah kepada desa, maka
kehendak rakyat.
3. Demokrasi
Seperti diakui oleh Moh. Mahfud MD, menurutnya terdapat dua alasan
hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas
27
Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
28
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
19
tentang demokrasi.29
kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan
29
Moh. Mahfud MD, Sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, dan Masyarakat Madani, (ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Prenada Media, 2000),
hlm. 109.
30
Ibid. hlm. 110.
20
4. Pengawasan
tertentu.
31
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, (Bandung: Nusamedia,
2009), hlm. 382.
21
32
H. Makmur, Efektifitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, (Bandung: Refika
Aditama, 2011), hlm. 186-187.
22
pelaksanaannya.
merupakan suatu hal yang mutlak harus ada, karena dalam sistem
merupakan fungsi BPD yang sampai saat ini merupakan chekc and balance
goverment).
suatu proses pengukuran dan verifikasi dari serangkaian dari proses yang
33
Prayudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1992), hlm. 86.
23
yang telah dicapai dan menjadi dasar untuk langkah selanjutnya. Oleh
objek yang dikendalikan, atau dapat disebut sektor tertentu dari kegiatan
ditentukan.34
G. Metode Penelitian
Pati (Telaah Atas Pelaksanaan Perda Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Badan
1. Jenis Penelitian
langsung pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Kajen dan Desa
Semua data yang telah berhasil digali dan dikumpulkan bersumber dari
BPD.
2. Sifat Penelitian
34
Suriansyah Murhainai, Manajemen Pengawasan,... hlm. 4.
24
3. Pendekatan Penelitian
pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat 36 (fakta
35
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 1986), hlm. 10.
36
Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet. Ke-1, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2004), hlm. 134.
25
fakta-fakta yang berkaitan dengan bahan hukum primer dan hukum sekunder
4. Lokasi Penelitian
lokasi penelitian di Desa Kajen dan Desa Bulumanis Lor (utara) yang berada
5. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
b. Data Sekunder
Desa.
gambaran yang lebih jauh tentang pengawasan yang dilakukan oleh BPD.
b. Wawancara (interview)
sendiri, tujuannya adalah untuk memperoleh data yang akurat dan jelas.
27
c. Dokumentasi
mencari data atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan
tujuan penelitian.
a. Pengolahan Data
data untuk selanjutnya dilakukan dengan pengeditan data agar data yang
sesuai dengan permasalahan yang dikaji pada akhir dari pengolahan data
b. Analisis Data
deduktif.
H. Sitematika Pembahasan
dijadikan acuan dalam penelitian ini. Dari bab ini menyampaikan beberapa sub
bahasan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
sistematika pembahasan.
pengawasan.
sebagai unsur dari pemerintahan desa pada lokasi penelitian yaitu Kecamatan
deskripsi Desa Bulumanis Lor (utara), Visi dan Misi, serta tugas dan fungsinya.
Bab kelima penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan
diperoleh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pilihan, target, dan kesesuaian yang ingin dicapai. Selain itu, BPD juga
107
108
bentuk-bentuk penyelewengan.
B. Saran
desa dan pembangunan desa. Selain itu, BPD sangat perlu untuk tetap
BPD juga harus memiliki rasa tanggung jawab yang lebih terhadap
A. Buku-buku
Anwar, Saiful, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Glora Madani
Press, 2004.
Fuady, Munir, Teori Negara Hukum Modern (Rechtstaat), Cet. Ke-2, Bandung:
PT Refika Aditama, 2011.
Kartasapoetra, G., Desa dan Daerah dengan Tata Pemerintahan, Jakarta: Bina
Aksara, 1986.
Kelsen, Hans, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Bandung: Nusamedia,
2009.
110
111
Muhammad, Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet. Ke-1, Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2004.
Salindeho, John, Tata Laksana Dalam Manajemen, Jakarta: Sinar Grafika, 1998.
Widjaja, HAW., Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
B. Karya Ilmiah
Bobsuni, Otniel, Fungsi dan Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
Pemerintahan Desa (Studi di Kabupaten Kupang),” Tesis, Program Studi
Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya, 2008.
112
C. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa
Peraturan Desa Nomor 1 Tahun 2015 Rencana Jangka Menengah Desa Bulumanis
Lor Tahun 2015-2021.
Peraturan Desa Nomor 4 Tahun 2015 Rencana Kerja Pemerintahan Desa Kajen
Tahun 2015.
Lain-lain
Wawancara dengan Bapak Ahmad Qusyairi Ketua BPD Desa Bulumanis Lor.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
perencanaannya ?
BPD ?
hambatan tersebut ?
pemerintahan desa ?
pembangunan desa ?
10. Apakah BPD selalu ikut dalam musyawarah rencana pembangunan desa
tersebut ?
13. Menurut anda sebagai ketua BPD, bagaimana peran BPD di desa ini ?
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
TENTANG
BUPATI PATI,
dan
BUPATI PATI
MEMUTUSKAN :
DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
KEDUDUKAN
Pasal 2
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
PEMBENTUKAN
Bagian Kesatu
Tahap Pembentukan
Pasal 6
a. pembentukan Panitia;
b. penetapan tata tertib;
c. penetapan jumlah anggota BPD dan jumlah kuota wilayah
dusun;
d. pelaksanaan musyawarah;
e. penetapan hasil musyawarah
f. pengajuan pengesahan calon;
g. pengesahan dan pengucapan sumpah janji.
Bagian Kedua
Pembentukan Panitia
Pasal 7
Bagian Ketiga
Tata Tertib
Pasal 9
Pasal 10
Bagian Kelima
Pelaksanaan Musyawarah
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Keenam
Pasal 13
Bagian Ketujuh
Pengajuan Pengesahan
Pasal 14
Pasal 16
BAB V
BIAYA PEMBENTUKAN
Pasal 17
BAB VI
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
b. menyatakan pendapat.
Pasal 21
b. mengajukan pertanyaan;
e. memperoleh tunjangan.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
BAB VIII
MASA JABATAN
Pasal 25
BAB IX
PEMBERHENTIAN
Pasal 26
Pasal 27
BAB X
Pasal 28
TATA TERTIB
Pasal 30
BAB XII
MEKANISME KERJA
Pasal 31
RAPAT
Pasal 32
BAB XIV
Pasal 33
BAB XV
HUBUNGAN KERJA
Pasal 34
BAB XVI
Pasal 35
Pasal 36
BAB XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 38
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 39
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
BUPATI PATI,
Ttd
TASIMAN
Diundangkan di Pati
Ttd
SRIMERDITOMO
ATAS
TENTANG
I. UMUM.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4
Huruf a
Huruf b
Yang dimaksud “setia” adalah tidak pernah terlibat gerakan
separatis, tidak pernah melakukan gerakan secara
inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah Dasar
Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
Huruf c
Huruf d
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
huruf h
Yang dimaksud tidak ada hubungan dengan Kepala Desa dan
Perangkat Desa sampai derajat pertama adalah :
Ayah + Ibu
Kakak
Kakak
Suami + Istri
Adik
Adik
Anak + Menantu
Penjelasan :
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Huruf f
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “hal tertentu” adalah rapat BPD yang akan
membahas dan memutuskan kebijakan yang bersifat prinsip dan
strategis bagi kepentingan masyarakat Desa seperti usul
pemberhentian Kepala Desa dan melakukan pinjaman.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas