Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amerika Serikat merupakan Negara yang terletak di Benua Amerika yang ditemukan
oleh Columbus pada tahun 1942. Sesuai namanya, Amerika Serikat merupakan Negara
serikat yang terdiri atas 50 negara bagian dan sebuah distrik federal yaitu Washington DC.
Negara yg memiliki luas 9,83 juta km2 ini memiliki penduduk dengan etnik yang beraneka
ragam dan bahkan menjadi salah satu Negara multikultural di dunia.
Negara “Paman Sam” ini adalah salah satu Negara yang menganut sistem liberal pada
sistem politiknya, hal ini tercantum dalam konstitusi Negara “Declaration of Independence”
yang ditangguhkan pada 1787. Sebagai salah satu Negara federasi tertua di dunia, Amerika
Serikat merupakan Negara demokrasi perwakilan dimana demokrasi telah tertanam kuat
didalam kehidupan masyarakat Amerika Serikat.
Sedangkan Inggris adalah negara kesatuan atau yang biasa disebut dengan United
Kingdom terbentuk pada tahun 1707 dengan 18 wilayah meliputi England, Wales, Irlandia
Utara dan Skotlandia. Inggris sudah menggunakan sistem pemerintahan monarki pada abad
ke-9 berubah menjadi monarki konstitusional pada abad ke-17 (Bimbie.com, 2018). Sistem
pemerintahan di Inggris didasarkan pada konstitusi tidak tertulis. Inggris adalah salah satu
dari negara-negara di dunia yang tidak memiliki konstitusi tunggal dan tertulis. Sebaliknya,
di Inggris yang berlaku adalah konvensi-konvensi, hokum yang berlaku umum, kebiasaan-
kebiasaan tradisional dan bagianbagian yang terpisah dari hukum tata negara. konstitusi
kerajaan Inggris memang tidak memiliki bentuk yang terkodifikasi, namun aturan-aturan
hukum yang memuat berbagai hal tertentu dan saling terpisah banyak ditemukan dengan
istilah “constitution”
Pada Makalah ini, berkaitan dengan “Sistem Politik Amerika dan Inggris”, maka
penyusun bertujuan untuk membahas mengenai hal tersebut. Harapan penyusun dengan
adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui Sistem Politik Amerika baik itu system
pemerintahanya maupun konstitusinya dan sebagainya

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem politik dan sistem pemerintahan yang dianut Amerika
Serikat dan Inggris?
2. Bagaimana konstitusi di kedua Negara tersebut ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sistem politik dan sistem pemerintahan yang dianut Amerika
Serikat dan Inggris
2. Mengetahui Konstitusi di Kedua Negara Tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Amerika Serikat


Amerika Serikat adalah suatu Negara federasi yang memiliki 50 negara bagian dengan
pusatnya Washington D.C yang berbentuk republik, sistem pemerintahan Amerika Serikat
sendiri didasarkan atas Konstitusi 1787 yang telah mengalami beberapa kali amandemen.
Amerika Serikat memiliki tradisi demokrasi yang kuat dan berakar dalam kehidupan masyarakat,
dengan begitu, sistem pemerintahan yang dianut oleh Amerika Serikat adalah demokrasi dengan
Sistem Presidensial.

Dalam pemerintahan Amerika Serikat, kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden,


disini Presiden berkedudukan sebagai Kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Dalam
pengangkatan presiden, presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu paket oleh rakyat secara
langsung dengan begitu presiden tak bertanggung jawab kepada kongres ( parlemen ) tetapi
pada rakyat. terkait jabatannya, Presiden membentuk kabinet dan mengepalai badan eksekutif
yang mencakup departemen ataupun lembaga non departemen.

Kekuasaan legislative dipegang oleh parlemen yang disebut kongres. Kongres sendiri
terdiri atas dua bagian ( atau sering disebut bicameral ) yaitu senat dan badan perwakilan ( The
House of Representative ). Anggota senat yaitu perwakilan dari tiap Negara bagian yang dipilih
melalui pemilu oleh rakyat Negara bagian itu sendiri. Sedangkan tiap Negara memiliki dua orang
wakil. Jadi senat terdiri atas 100 senator yang terhimpun dalam The Senate of United States
dalam enam tahun masa jabatan. Sedangkan badan perwakilan ( The House of Representative )
merupakan perwakilan dari rakyat Amerika Serikat yang dipilih langsung oleh masyarakat yang
memiliki masa jabatan dua tahun.

Sedangkan Kekuasaan yudikatif berada pada mahkamah agung atau Supreme Court.
Badan ini bebas dari pengaruh dua badan lainnya. Hal ini karena Mahkamah Agung bertugas
menjamin tegaknya kebebasan, kemerdekaan, dan hukum melalui pengawasan pelaksanaan
Undang Undang.

3
Diantara ketiga badan tersebut terdapat jurang pemisah kekuasaan yang tegas antara
eksekutif, legislative dan yudikatif. Hal ini dinamakan “ Separation of Power Theory” yang
berasal dari ajaran Trias Politika Monstesquieu. Antara ketiga badan tersebut, terjadi sebuah
Checks and Balances hal ini diharuskan sehingga diantara ketiga badan tersebut tak ada yang
dominan.

Amerika Serikat menganut sistem dwipartai, terdapat dua partai yang sangat dominan di
Amerika Serikat yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat. Sedangkan sistem pemilu yang
dianut Amerika serikat adalah Sistem Distrik, sistem ini didasarkan lokasi daerah pemilihan,
bukan berdasarkan jumlah penduduk, dari semua calon akan hanya diambil satu pemenang.

B. Sistem Pemerintahan Inggris

Inggris adalah negara kesatuan atau yang biasa disebut dengan United Kingdom
terbentuk pada tahun 1707 dengan 18 wilayah meliputi England, Wales, Irlandia Utara dan
Skotlandia. Inggris sudah menggunakan sistem pemerintahan monarki pada abad ke-9 berubah
menjadi monarki konstitusional pada abad ke-17 (Bimbie.com, 2018). Sistem pemerintahan di
Inggris didasarkan pada konstitusi tidak tertulis. Inggris adalah salah satu dari negara-negara di
dunia yang tidak memiliki konstitusi tunggal dan tertulis. Sebaliknya, di Inggris yang berlaku
adalah konvensi-konvensi, hokum yang berlaku umum, kebiasaan-kebiasaan tradisional dan
bagianbagian yang terpisah dari hukum tata negara. konstitusi kerajaan Inggris memang tidak
memiliki bentuk yang terkodifikasi, namun aturan-aturan hukum yang memuat berbagai hal
tertentu dan saling terpisah banyak ditemukan dengan istilah “constitution”. Monarki
konstitusional adalah Raja atau Ratu yang hanya diposisikan sebagai simbol kedaulatan negara
sehingga tidak mempunyai kekuasaan politik. Sedangkan roda pemerintahan dilaksanakan oleh
ada lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri yang dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilu. Namun, antara Raja atau Ratu dan pemerintah tidak berada dalam posisi yang
konfrontatif atau saling bertentangan. Untuk sistem pemerintahan, Inggris menganut sistem
perlementer (Susilo, 2018).

Sistem parlementer merupakan sistem pemerintahan dimana parlemen memiliki peranan


yang sangat besar di dalam pemerintahan. Parlemen yang duduk di pemerintahan berhak atau
memiliki wewenang untuk mengangkat perdana menteri, dan juga dapat menjatuhkan

4
permerintahan yang sedang memimpin negara melalui beberapa macam cara seperti salah
satunya mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kekuasaan pemerintah terdapat pada perdana menteri dan menteri atau bisa juga disebut dengan
kabinet (Ibrahim, 2018). Kekuasaan legislatif dalamsistem ketatanegaraan Inggris berada di
tangan parlemen yang biasa disebut dengan House of Commons dan House Of Lords. House of
Commons (majelis rendah) dapat meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan 19 diri atau
mengadakan pemilihan umum yang dilakukan oleh majelis Rendah dengan mengeluarkan mosi
tidak percaya atau dengan menarik dukungan terhadap Perdana Menteri. House of Lords adalah
adalah majelis tinggi dalam Parlemen Kerajaan Inggris. House of Lords tidak mengendalikan
masa jabatan Perdana Menteri atau memegang kendali pemerintahan. Dalam skema
pemerintahan di Inggris, Ratu memiliki hubungan khusus dengan Perdana Menteri meskipun
dalam secara konstitusional Ratu tidak mempunyai kewenangan mencampuri urusan
pemerintahan dan harus bersikap netral. Tetapi Ratu boleh untuk memberikan pendapat kepada
Perdana Menteri tentang jalannya pemerintahan. Ada waktu khusus yang disiapkan secara
berkala untuk audiensi antara Ratu dengan Perdana Menteri. Sistem parlemen dua kamar
(bicameral) Inggris inilah yang menjadi cikal bakal dari sistem parlemen bicameral di negara-
negara lainnya seperti Indonesia dan Amerika Serikat. Model parlemen seperti ini dianggap
sebagai bagian dari demokrasi yang tidak bisa dipisahkan. Negara Inggris dikenal dengan
sebutan The Mother of Parliaments atau pelopor sistem parlementer. Inggris berhasil
mempraktekkan sistem parlemen ini dengan baik dan diikuti oleh negara yang lainnya. Inggris
dapat mengatasi masalah sosial yang membuat kesejahteraan di negaranya meningkat melalui
pemilihan demokratis dan prosedur parlementaria. Inggris dikenal dengan sistem dwi partainya
dengan pemerintahan mayoritas satu partai yang kuat dan kerap mengalami pertukaran
kekuasaan antara kubu Konservatif dan Buruh. Arus suara pemilih berpindah-pindah dari
konservatif ke Buruh berulang-ulang sebanyak enam kali dari tahun 1945 hingga 1987. Partai
yang menang dalam pemilu adalah partai yang berkuasa pada periode tersebut dengan tugasnya
menyusun pemerintahan. Namun juga terdapat partai-partai kecil yang bertindak sebagai Partai
Oposisi dimana partai ini adalah partai yang kalah dalam pemilu yang bertugas mengawasi
pemerintahan sehingga partai yang berkuasa pada saat itu bersikap hati-hati dalam bertindak.
Secara teoritis, 20 partai-partai oposisi tidak terlibat dalam penyusunan kebijakan. Tindakan-

5
tindakan yang dilakukan partai oposisi lebih kepada upaya untuk mempersiapkan kemenangan
pada pemilu selanjutnya.

Dari pemaparan diatas dapat diperjelas dengan, pokokpokok pemerintahan di Inggris


adalah:

1. Inggris adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisas dengan bentuk pemerintahan
monarki.

2. Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri dan menteri). Sedangkan Ratu
sebagai kepala negara yang merupakan symbol keagungan, kedaulatan dan persatuan negara,
tetapi tidak memeiliki kekuasaan politik.

3. Parlemen terdiri dari dua kamar atau bikameral

4. Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri memegang kekuasaan pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari House of Common dan berasal dari partai mayoritas badan ini. Parlemen
dapatb membubarkan kabinte dengan mosi tidak percaya.

5. Adanya oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilu dengan posisi
membentuk kabinet tandingan.

6. Inggris menggunakan system dwi partai yang slaing bersaing yaitu Partai Konservatif dan
Partai Buruh.

7. Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet, meskipun begitu, mereka menjalankan peradilan
dengan bebas dan tidak memihak (Zuledi, 2018). Secara garis besar, sistem pemerintahan yang
diterapkan di Inggris memberikan pembatasan wewenang yang jelas antara eksekutif, legislatife
dan kerjanaan. Sistem ini menjadi kiblat bagi negara – negara lain yang berada dibawah negara –
negara.

C. Konstitusi Amerika Serikat

Konstitusi Amerika Serikat merupakan hukum tertinggi yang berada di Amerika Serikat.
Konstitusi ini selesai dibuat pada 17 September1787 dan diadopsi melalui Konvensi

6
Konstitusional di Philadelphia, Pennsylvania, dan kemudiandiratifikasi melalui konvensi khusus
di tiap negara bagian. Dokumen ini membentuk gabungan federasi dari negara-negara berdaulat,
dan pemerintah federal untuk menjalankan federasi tersebut.Pada tahun 1788, setelah Sembilan
negara bagian meratifikasinya, konstitusi Amerika Serikat menjadi hukum negara dengan 27
amandemen atau penambahan. Sebelum ratifikasi konstitusi, negara-negara bagian tersebut
diatur dalam Articles of Confederation atau Piagam Konfederasi yang sejajar dengan konstitusi
Amerika Serikat.Konstitusi ini mulai berlaku pada tahun 1789 dan menjadi model konstitusi
untuk banyak negara lain. Konstitusi Amerika Serikat ini merupakan konstitusi nasional tertua
yang masih dipergunakan sampai sekarang. Berdasarkan piagam ini, pemerintah pusat
kedudukannya lebih lemah dibandingkan dengan pemerintah negara bagian. Dalam mukadimah
atau pengantar konstitusi Amerika Serikat, mereka menyatakan prinsip dan tujuan bahwa para
pendiri mengakui Amerika Serikat sebagai pemerintahan dari rakyat, bukan dari negara.

D. Konstitusi Inggris

Konstitusi mengatur, mendistribusikan dan mengatur kekuasaan negara. Mereka menetapkan


struktur negara, lembaga-lembaga negara utama, dan prinsip-prinsip yang mengatur hubungan
mereka satu sama lain dan dengan warga negara. Inggris adalah tidak biasa karena memiliki
konstitusi yang ‘tidak tertulis’: tidak seperti kebanyakan negara lain, tidak ada satu pun dokumen
hukum yang menetapkan di satu tempat hukum dasar yang menguraikan bagaimana negara
bekerja. Kurangnya konstitusi ‘tertulis’ Inggris dapat dijelaskan oleh sejarahnya.

Di negara-negara lain, banyak di antaranya telah mengalami revolusi atau perubahan rezim,
perlu dimulai dari awal atau mulai dari prinsip pertama, membangun institusi negara baru dan
mendefinisikan secara detail hubungan mereka satu sama lain dan warga negara mereka.
Sebaliknya, Konstitusi Inggris telah berevolusi selama periode waktu yang panjang,
mencerminkan stabilitas relatif dari pemerintahan Inggris.

Tidak pernah dianggap perlu untuk mengkonsolidasikan blok bangunan dasar dari tatanan ini
di Inggris. Apa yang dilakukan oleh Inggris adalah akumulasi berbagai undang-undang,
konvensi, keputusan pengadilan, dan perjanjian yang secara kolektif dapat disebut sebagai
Konstitusi Inggris. Dengan demikian, lebih tepat untuk merujuk pada konstitusi Inggris sebagai
konstitusi yang ‘tidak beraturan’, dan bukan yang ‘tidak tertulis’ seperti tujuan konstitusi.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Amerika Serikat adalah sebuah republik federal dengan 50 negara bagian serta memiliki
prinsip yang disebut Separation of Powers, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Tiga
lembaga ini memiliki checks & balances yang dimana masing-masing dari tiga lembaga
memiliki kewenangan sendiri, dan lembaga dapat mengatur lembaga lain, dan juga lembaga
tersebut dapat diatur oleh lembaga yang lain.

Inggris adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisas dengan bentuk pemerintahan
monarki, Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri dan menteri).
Sedangkan Ratu sebagai kepala negara yang merupakan symbol keagungan, kedaulatan dan
persatuan negara, tetapi tidak memeiliki kekuasaan politik. Parlemen terdiri dari dua kamar atau
bicameral, Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri memegang kekuasaan pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari House of Common dan berasal dari partai mayoritas
badan ini. Parlemen dapat membubarkan kabinte dengan mosi tidak percaya. Adanya oposisi.
Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilu dengan posisi membentuk kabinet
tandingan, Inggris menggunakan system dwi partai yang slaing bersaing yaitu Partai Konservatif
dan Partai Buruh, Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet, meskipun begitu, mereka menjalankan
peradilan dengan bebas dan tidak memihak (Zuledi, 2018). Secara garis besar, sistem
pemerintahan yang diterapkan di Inggris memberikan pembatasan wewenang yang jelas antara
eksekutif, legislatife dan kerjanaan. Sistem ini menjadi kiblat bagi negara – negara lain yang
berada dibawah negara – negara.

Konstitusi AS mendirikan bentuk pemerintahan perwakilan yang bercirikan sebagai


federalisme, pembagi kekuasaan, dan peninjauan kembali. Kemudian dalam Politik Nasional AS,
pemilihan umum harus mencapai “pemerintahan oleh rakyat” dalam mencari pemimpin yang
bertanggung jawab. Di dalam Politik Luar Negeri AS, demokrasi dan menghormati hak asasi
manusia telah lama menjadi komponen utama kebijakan luar negeri AS yang dimana membantu

8
menciptakan arena global yang lebih aman, stabil, dan sejahtera yang sekaligus membuat
Amerika Serikat bisa memajukan kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga
telah mengambil peran kepemimpinan dalam perdamaian di seluruh dunia dan mencoba untuk
mengatasi masalah ekonomi serta lingkungan internasional.

Inggris memiliki konstitusi yang ‘tidak tertulis’: tidak seperti kebanyakan negara lain, tidak
ada satu pun dokumen hukum yang menetapkan di satu tempat hukum dasar yang menguraikan
bagaimana negara bekerja. Kurangnya konstitusi ‘tertulis’ Inggris dapat dijelaskan oleh
sejarahnya.

akumulasi berbagai undang-undang, konvensi, keputusan pengadilan, dan perjanjian yang


secara kolektif dapat disebut sebagai Konstitusi Inggris. Dengan demikian, lebih tepat untuk
merujuk pada konstitusi Inggris sebagai konstitusi yang ‘tidak beraturan’, dan bukan yang ‘tidak
tertulis’ seperti tujuan konstitusi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=pemerintahan+amerika+serikat&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DeftwCJQjJyoJ

DR. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si, Ilmu Politik, Penerbit Rineka Cipta, Jatinangor, 2010.

Hoffman, Abraham, Cliffs Quick Riview American Government, Hungry Mints, New York:
2001.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2008.

Zulkarnaen dan Beni Ahlmad Saebani, 2012. Hukum Konstitusi. Penerbit Pustaka Setia:
Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai