ORGANISASI PEMERINTAHAN
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS 45 MATARAM
PRODI ILMU PEMERINTAHAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Walaupun makalah ini telah selesai, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa di
dalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan tersebut karena keterbatasan
pengalaman, pengetahuan, kemampuan, waktu serta tenaga. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah yang sederhana ini, dapat berguna dan
bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi para pembacanya.
1.1 Latar Belakang
Pemerintahan merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok manusia atau
yang disebut organisasi. Kitapun hidup dalam suatu masyarakat yang memiliki bentuk organisasi
masyarakat yang terkait dengan pemerintahan. Misalnya saja dari segi kebudayaan kebudayaan
umum pemerintah dan lembaga organisasi lain di Indonesia adalah ramah tamah dan suka
berbasa-basi, serta menjujung tinggi nilai kebersamaan atau kelompok, lain halnya dengan orang
barat yang tanpa basa-basi dan bersifat individualis. Kebudayaan yang kita miliki secara sadar
atau tidak akan mempengaruhi sikap dan perilaku kita dalam berbagai aspek kehidupan.
Tidak berbeda dengan budaya pemerintah yang mempengaruhi masyarakatnya, maka
budaya organisasi juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua
anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam organisasidapat memberikan paksaan atau
dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh organisasi. Dengan adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan
pemerintah tersebut maka diharapkan bisa mengoptimalkan kinerja dan pelayanan di masyarakat
untuk mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan budaya organisasi tersebut, terdapat peran budaya organisasi
pada organisasi pemerintahan. Adapun masalah yang muncul adalah disiplin Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang secara umum terkesan rendah yang akhirnya menghasilkan kinerja yang rendah
pula. Misalnya saja kebanyakan kantor pemerintahan itu memiliki jam masuk pagi pukul 07.00
tapi kenyataannya dijalan-jalan atau angkutan umum sering ditemui beberapa orang dengan
pakaian PNS pada jam tersebut. Gejala yang lain misalnya saja pada waktu kita pergi ke kantor
kecamatan untuk mengurus KTP atau surat-surat penting lainnya misalnya, kadang kita menemui
sistem pelayanan yang lama, dengan alasan masih banyak pekerjaan lain yang lebih penting yang
masih menumpuk, akan tetapi dengan kita memberi suatu stimulus barulah kita mendapatkan
pelayanan yang kita inginkan. Padahal fungsi dari organisasi pemerintahan itu tidak lain adalah
untuk melayani kepentingan masyarakat luas. Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai
pelanggaran terhadap disiplin kerja, karena para pegawai tersebut tidak bertindak atau bersikap
sesuai dengan aturan danprosedur yang telah ditetapkan oleh organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penyakit Organisasi
Beberapa kemungkinan dalam konsep penerapan budaya organisasi akan selalu mendapat
tantangan seperti adanya penyakit dan atau kebiasaaan buruk kinerja organisasi yang
ditimbulkan oleh adanya beberapa hal berikut:
Ø Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidak membumi);
Ø Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);
Ø Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan (kaku);
Ø Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok penting);
Ø Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
Ø Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
Ø Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama, tetapi
perintahnya saling bertentangan (plin plan);
Ø Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).
3. Tantangan Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)
Lingkungan strategis yang senentiasa berubah, Pergeseran paradigma penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan layanan masyarakat, dan Kondisi masyarakat yang mengalami
dinamika.
Ø Paradigma Pergeseran Organisasi
- Birokratis (bureaucratic organization) weberian – rasional oleh Max Weber
- Performance based organization (organisasi kinerja) oleh Peter Druker
- Leaning Organization (organisasi pembelajaran) oleh Peter Senge, 2000)
Ø Organisasi Pembelajaran
Adalah suatu organisasi yang senantiasa mengembangkan kapasitasnya untuk membangun masa
depan (Peter Senge).
Suatu organisasi yang memiliki keterampilan menciptakan, menguasai dan
mempelajarkan pengetahuan serta dengan perubahan perilakunya mampu melakukan kilas balik
terhadap pengetahuan baru serta pandangannya (David Garvin).
- Memiliki otonomi,
- Memiliki daya tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
- Menghasilkan kualitas asli (Genuine Quality).
Karakteristik Organisasi Pembelajaran
(The Fifth Diciplines, Peter Senge, 1996)
Ø Systems Thinking
- Fokus terhadap bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan melalui interaksi antar elemen
dalam suatu sistem,
- Lebih mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar dan saling berinteraksi
daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu sistem.
Ø Personal Mastery
Ø Mental models
Ø Building shared vision
Ø Team learning
- Tim adalah sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
(Robinson dan Finley),
- Fundamental bellets sebuah tim:
a. tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b. tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem serta hubungan kemitraan antar mereka
untuk mencapai kesuksesan.
- Karakteristik team learning yang handal, adalah:
a. memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa meningkat,
b. struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil capaian,
c. anggota tim memiliki kompetensi,
d. bersatunya komitmen,
e. lingkungan kerjasama kondusif,
Pelayanan
Efisien dan Kualitas dengan
tujuan profesional Palayanan prima pelayanan pemberdayaan
Fungsional Fungsional System
insentif struktural System konsekuen structural swasta konsekuen
Pada klien
dan Pada warga
konsituen Negara (citizens)
Pertanggung secara Pada customer ala secara Pada customer
jawaban hirarkis pasar multidimensional ala pasar
Pada pekerja
Pada top Pada pekerja dan Pada warga dan pengguna
Kekuasaan management pengguna jasa negara jasa
Menyentuh
rutin Menyentuh winning minds, hati, winning
Budaya Arogan hati Ramah inovatif minds
Penekanan pada ketaatan menjalankan aturan dan efisiensi Penekanan pada
perombakan visi dan misi Penekanan pada perombakan kultur pelayanan Penekanan pada
perombakan DNA birokrasi
Peranan pemerintah Rowing (mendayung) sterring serving sterring Konsef
kepentingan publik Kepentingan public tercermin dalam UU yang secara politis sudah didesain
pemerintah Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan individu Kepentingan
public merupakan hasil dialog mengenai nilai Kepentingan public merupakan aggregate
kepentingan individu Electronic -Government (E-G).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA