Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SYI’AH

MENGENAL SYI’AH DAN PARA PENGIKUTNYA

OLEH :

Nama : Hasanuddin Dg. Tawang

Stambuk : 09220180074

Mata Kuliah : Aqidah Islam

Dosen : Dr. Yusri Muhammad Arsyad LC. MA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2018
BAB I

PEMBUKA

1.1 Latar Belakang

Syiah adalah madzhab yang pertama lahir dalam Islam. Madzhab Syiah memiliki visi
politiknya sendiri, sebagian dekat dan sebagian lain jauh dari agama. Madzhab ini tampil
pada  akhir masa pemerintahan Utsman, kemudian tumbuh dan berkembang pada masa Ali.
Setiap kali Ali berhubungan dengan masyarakat, mereka semakin mengagumi bakat-bakat,
kekuatan beragama, dan ilmunya. Karena itu para propagandis Syiah mengeksploitasi
kekaguman mereka terhadap Ali untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka tentang
dirinya.

Di antara pemikiran itu ada yang menyimpang, dan ada pula yang lurus. Ketika keturunan Ali
yang sekaligus keturunan Rasulullah mendapat perlakuan zalim yang semakin hebat dan
banyak mengalami penyiksaan pada masa bani Umayyah, rasa cinta mereka terhadap
keturunan Ali semakin mendalam. Mereka memandang Ahlulbait ini sebagai Syuhada dan
korban kedzaliman. Dengan demikian, semakin meluaslah daerah madzhab Syiah dan
pendukungnya semakin banyak. Golongan Syiah beranggapan bahwa Sayyidina Ali bin Abi
Thalib dan anak keturunannya lebih berhak menjadi khalifahdaripada orang lain, berdasarkan
wasiat Nabi. Masalah khalifah ini adalah soal politik yang dalam perkembangan selanjutnya
mewarnai pandangan mereka di bidang agama.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:

1. Bagaimana sejarah munculnya aliran Syi’ah?


2. Apa saja sekte-sekte aliran Syi’ah?
3. Bagaimana perkembangan dan ajaran Syiah?
4.

1.3  Tujuan Masalah


Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk

1. Mengetahui sejarah munculnya aliran Syi’ah


2. Mengetahui sekte-sekte  aliran Syi’ah
3. Mengetahui perkembangan dan ajaran Syiah?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Munculnya Syiah

Setelah terjadi perang saudara antara Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah, maka mulailah
muncul nama Syiah sebagai nama sebuah aliran atau golongan, yang saat itu kelompok Syiah
adalah suatu kelompok yang sangat gigih membela Khalifah Ali bin Abu Thalib, sekalipun
kelompok Muawiyah juga disebut Syiah dalam arti pembela atau pendukung Muawiyah dan
bukan nama sebuah kelompok atau aliran resmi. Hal itu terbukti bahwa dalam pelaksanaan
perjanjian "Tahkim" di mana di dalam perjanjian itu disebutkan bahwa apabila orang yang
ditentukan itu berhalangan, maka diisi oleh orang-orang dari Syiah masing-masing, namun
kedua kelompok itu, baik Syiah Ali atau Muawiyah sama-sama Ahli Sunnah wal-Jamaah,
mereka mengikuti ajaran Nabi saw. secara utuh tanpa membuat-buat ajaran sendiri, seperti
yang terjadi pada aliran-aliran Syiah saat ini, yang ajarannya merupakan racikan sendiri,
sekalipun ada sekelompok Syiah yang masih berpegang teguh dengan ajaran Allah dan rasul-
Nya secara utuh.

2.2 Sekte-Sekte Syiah

Secara umum kelompok Syiah dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar. Sebab
firqah-firqah Syiah yang jumlahnya mencapai ratusan dan sebagian riwayat menyebutkan
sampai 300 aliran itu semua bermuara dari empat kelompok besar tersebut. Sekte-Sekte
2.2.1 Syiah Al-Mukhlashin

Yaitu kelompok Syiah yang pada saat Ali bin Abu Thalib menjadi khalifah telah ada, mereka
ini terdiri dari kalangan muhajirin dan anshar yang mendukung Ali bin Abu Thalib sebagai
khalifah, mereka tidak mengafirkan, mencaci, menghina, dan membenci s-ahabat, mereka
juga berpegang teguh dengan ajaran Allah dan rasulNya secara utuh dan tidak membuat
ajaran sendiri, tidak menambah, mengurangi, mengubah, atau memalsukan ajaran Islam.
2.2.2 Syiah Tafdliliyah

Yaitu kelompok Syiah yang sepenuhnya mendukung Khalifah Ali bin Abu Thalib sebagai
khalifah, melebihi sahabat Nabi saw. lainnya, namun mereka juga tidak mengafirkan,
mencaci, menghina, atau membenci para sahabat Nabi saw., seperti Abu Bakar, Umar, dan
Utsman.
2.2.3 Syiah As-Sab'iyah

Kelompok Syiah ini juga disebut Syiah At-Tabri'iyah. Kelompok Syiah inilah yang
mengafirkan, mencaci, dan menghina sahabat Nabi saw., seperti Abu Bakar, Umar, dan
Utsman. Mereka berlebihan dalam memuji sahabat Ali dan membelanya dan bahkan ada
yang menganggap bahwa Ali bin Abu Thalib adalah nabi, ada pula yang mengatakan bahwa
Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan.
Syarat – syarat imam dalam pandangan Syi’ah Sab’iyah adalah sebagai berikut :

1. Imam harus berasal dari keturunan Ali melalui perkawinannya dengan Fatimah yang
kemudian dikenal dengan Ahlul bait.
2. Berbeda dengan aliran Kasaniah, pengikut Mukhtar Ats-tsaqafi, mempropagandakan
bahwa keimanan harus dari keturunan Ali melalui pernikahannya dengan seorang
wanita dari bani hanifah dan mempunyai anak yang bernama Muhammad bin Al-
hHanafiiyah.
3. Imam harus berdasrkan penunjukan atau nas. Syi’ah sab’iyah meyakini bahwa setelah
Nabi wafat, Ali menjadi Imam berdasarkan penunjukan khusus dari Nabi sebelum
beliau wafat. Suksesi keimanan menurut doktrin dan tradisi syi’ah harus berdasarkan
nas oleh imam terdahulu.
4. Keimanan jatuh pada anak tertua .Syi’ah sab’iyah menggariskan bahwa seorang
beriman memperoleh keimanan dengan jalan wiratsah (heredity). Jadi, ayahnya yang
menjadi iman menunjuk anak nya yang paling tua.
5. Imam harus maksum (immunity fromm sin an error). Sebagaimana sekte Syi’ah
lainnya, Syi’ah sab’iyah menggariskan bahwa seorang iman harus terjaga dari salah
satu dosa. Bahkan lebih dari itu, Syi’ah Sab’iyah berpendapat bahwa meskipun iman
berbuat salah, perbuatannyatidak salah.
6. Imam harus dijabat oleh seorang yang paling baik (best of man). Berbeda dengan
Zaidah, Syi’ah Sab’iyah dan Syi’ah Dua belas tidak membolehkan imam mafdul,
dalam pandangan Syi’ah Sab’iyah,perbuatan dan ucapan iman tidak boleh
bartentangan dengan syari’at. Sifat dan kekuasaan seorang sama dengan nabi,
perbedaan nya terletak pada kenyataan nya bahwa nabi mendapatkan wahyu,
sedangkan imam tidak mendapatkannya.

2.2.4 Syiah Ghulat

Yaitu kelompok Syiah yang mengatakan secara terang-terangan bahwa Ali bin Abu Thalib
adalah Tuhan, bahkan Al-Jahd mengatakan bahwa roh Allah adalah roh Ali bin Abu Thalib.
Kelompok Syiah ini pecah menjadi 24 golongan.
Perpecahan di Tubuh Syiah

Berpangkal dari empat kelompok besar tersebut, Syiah pecah menjadi puluhan bahkan
ratusan golongan, dan tiap-tiap golongan mempunyai ajaran yang kadang-kadang berbeda
akidah dan syariatnya antara satu dengan yang lainnya. Ada yang jauh dari ajaran Islam dan
ada yang masih berpegang teguh dengan ajaran Islam secara utuh, ada pula yang
mencampuradukkan antara ajaran Islam dengan ajaran para imam mereka. Lain dari itu, tidak
semua kelompok Syiah dapat berkembang sampai saat ini, hanya ada beberapa kelompok
Syiah yang sampai saat ini masih eksis, seperti Syiah Imamiyah yang saat ini berkembang di
berbagai negara Islam di dunia ini. Sebagai contoh adanya perpecahan di tubuh Syiah adalah
perpecahan yang terjadi di tubuh Syiah Saba'iyah dan Syiah Ghulat.
 Syiah Ghulat

Syiah Ghulat adalah kelompok Syiah yang berlebihan dalam memuja Sayidina Ali bin Abu
Thalib, bahkan menganggapnya sebagai Tuhan dan roh Allah adalah roh Ali. Kelompok
Syiah ini pecah menjadi 24 golongan.

 Syiah Saba'iyah

Adalah kelompok Syiah yang dinahkodai oleh Abdullah bin Saba', salah seorang Yahudi
tulen yang mengaku dan pura-pura masuk Islam. Mereka menganggap bahwa Ali bin Abu
Thalib adalah Tuhan, bahkan pada saat Ali r.a. wafat ia mengatakan bahwa Ali bin Abu
Thalib belum meninggal dan tidak akan meninggal.

 Syiah Al-Mufadliliyah

Yaitu kelompok Syiah yang dipimpin oleh Mufadlal as-Saifary. Mereka bekeyakinan bahwa
amir atau imam atau khalifah derajatnya sama dengan derajat nabi, mereka mempunyai
otoritas ketuhanan.

 Syiah As-Sarighiyah

Yaitu kelompok Syiah yang sepaham dengan Syiah Al-Mufadliliyah.

 Syiah Al-Bazi'iyah

Yaitu kelompok Syiah di bawah kepemimpinan Bazi' bin Yunus, mereka meyakini bahwa
Imam Ja'far ash-Shadiq adalah Tuhan.

 Syiah Al-Kamiliyah

Yaitu kelompok Syiah yang dipelopori oleh Abu Kamil. Mereka meyakini bahwa orang yang
telah meninggal dunia rohnya dapat berpindah-pindah kepada orang lain.

 Syiah Mughayiriyah

Yaitu kelompok Syiah pimpinan Mughirah bin Sa'id al-Ajaly. Mereka berkeyakinan bahwa
Allah berjasad dan berwujud sebagai seorang laki-laki.

 Syiah Jinahiyah

Syiah kelompok ini dipimpin oleh Abdullah bin Mu'awiyah bin Abdullah bin Ja'far Dzil
Janahaini. Mereka berkeyakinan bahwa roh manusia dapat berpindah-pindah dan pada
mulanya roh Allah adalah Nabi Adam.

 Syiah Al-Bayaniyah

Yaitu kelompok Syiah pimpinan Bayan bin Sam'an at-Tamimi. Mereka berkeyakinan bahwa
Allah berwujud seperti manusia.
 Syiah Al-Manshuriyah

Yaitu kelompok Syiah piminan Abu Manshur al-Ajaly. Mereka berkeyakinan bahwa
kenabian dan kerasulan tidak terputus selamanya.

 Syiah Al-Ghamamiyah

Syiah Al-Ghamamiyah juga disebut Syiah Ar-Rabi'iyah. Mereka berkeyakinan bahwa Allah
setiap musim semi turun ke tiga bumi dalam keadaan terhalang oleh awan dan berputar-putar
mengelilingi dunia kemudian naik ke langit lagi.

 Syiah Al-Imamiyah

Yaitu kelompok Syiah yang menganggap bahwa kedudukan imam atau amir atau khalifah
sama dengan nabi, mereka berhak untuk membuat ajaran atau syariat. Syiah jenis inilah yang
saat ini berkembang biak dan maju pesat yang dewasa ini telah tersebar ke berbagai negara-
negara di belahan dunia ini, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan lain-lain, lebih-
lebih di Timur Tengah dan khususnya di Iran yang merupakan basis perkembangan Syiah
Imamiyah.

 Syiah At-Tafwidliyah

Yaitu krlompok Syiah yang beranggapan bahwa Allah menciptakan Nabi Muhammad saw
kemudian memerintahkan-Nya menciptakan isinya.

 Syiah Khattabiyah

Yaitu kelompok Syiah pimpinan Abu Khattab al-Asady. Mereka berkeyakinan bahwa para
imam atau amir mereka adalah nabi.

 Syiah Al-Ma'damariyah

Yaitu Syiah kelompok Al-Ma'mar. Mereka berkeyakinan bahwa Imam Ja'af ash-Shadiq
adalah nabi.

 Syiah Al-Ghurabiyah

Yaitu kelompok Syiah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. sama wajah dan postur
tubuhnya seperti Ali bin Abu Thalib, laksana burung gagak dengan burung gagak. Dan, pada
saat Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Ali bin Abu Thalib
salah alamat kepada Muhammad saw. karena raut wajahnya yang sama, sehingga Jibril tidak
dapat membedakannya, maka jadilah Nabi Muhammad saw. sebagai nabi yang seharusnya
adalah Ali yang menjadi nabi.

 Syiah Zubabiyah

Adalah kelompok Syiah yang termasuk bagian dari Syiah Al-Ghurabiyah, hanya saja mereka
mengatakan dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan kenabiannya bukan
karena Jibril pada saat memberikan wahyu salah alamat, memang Nabi Muhammadlah yang
diutus oleh Allah sebagai nabi dan bukan Ali.
 Syiah Adz-Dzammiyah

Yaitu kelompok Syiah yang selalu mencaci-maki dan menghina Nabi Muhammad saw.,
karena menurut mereka yang berhak menjadi nabi adalah Ali bin Abu Thalib dan bukan
Muhammad.

 Syiah Al-Itsniyaniyah

Kelompok Syiah ini termasuk Syiah Adz-Dzammiyah, hanya bedanya Syiah ini menganggap
bahwa Nabi Muhammad saw. adalah Tuhan dan bukan nabi.

 Syiah Al-Khamsiyah

Yaitu kelompok Syiah yang juga termasuk bagian dari Syiah Dzammiyah, mereka
menganggap bahwa Nabi Muhammad saw., Ali bin Abu Thalib, Fatimah, Hasan, dan Husein
adalah Tuhan.

 Syiah An-Nusairiyah

Yaitu kelompok Syiah yang berkeyakinan bahwa Allah menitis kepada Ali bin Abu Thalib
dan anak-anaknya.

 Syiah Al-Ishaqiyah

Yaitu kelompok Syiah yang berkeyakinan bahwa roh Tuhan menitis kepada Ali bin Abu
Thalib, namun mereka berselisih paham, setelah Ali meninggal dunia roh Tuhan tersebut
menitis kepada siapa saja.

 Syiah Al-Albaiyah

Yaitu kelompok Syiah pimpinan Al-Ba' bin Arwa' al-Asady. Mereka berkeyakinan bahwa
amir atau imam mereka adalah Tuhan dan derajatnya sama dengan Tuhan dan bahkan lebih
tinggi daripada nabi.

 Syiah Ar-Razamiyah

Yaitu kelompok Syiah yang dipimpin oleh Muhammad bin Al-Hanafiyah dan setelah
meninggal digantikan oleh putranya, kemudian diganti oleh Ali bin Abdullah bin Al-Abbas,
kemudian diganti oleh putranya Abu Al-Manshur. Mereka berkeyakinan bahwa Allah menitis
kepada Abu Muslim, dan meyakini bahwa Abu Muslim tidak akan meninggal dunia selama-
lamanya.

 Syiah Al-Muqannaiyah

Yaitu kelompok Syiah yang dipimpin oleh Al-Muqanna'. Para pengikutnya meyakini bahwa
Al-Muqanna' adalah Tuhan, setelah meninggalnya Al-Husain.

2.3 Kesesatan-kesesatan Syiah

Di kalangan Syiah, terkenal klaim 12 Imam atau sering pula disebut “Ahlul Bait” Rasulullah
Muhammad saw; penganutnya mendakwa hanya dirinya atau golongannya yang mencintai
dan mengikuti Ahlul Bait. Klaim ini tentu saja ampuh dalam mengelabui kaum Ahli Sunnah,
yang dalam ajaran agamanya, diperintahkan untuk mencintai dan menjungjung tinggi Ahlul
Bait. Padahal para imam Ahlul Bait berlepas diri dari tuduhan dan anggapan mereka. Tokoh-
tokoh Ahlul Bait (Alawiyyin) bahkan sangat gigih dalam memerangi faham Syi’ah, seperti
mantan Mufti Kerajaan Johor Bahru, Sayyid Alwi bin Thahir Al-Haddad, dalam bukunya
“Uqud-Al-Almas.”

Adapun beberapa kesesatan Syiah yang telah nyata adalah:

1. Keyakinan bahwa Imam sesudah Rasulullah saw. Adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai
dengan sabda Nabi saw. Karena itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan
dari tangan Ali bin Abi Thalib r.a.
2. Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
3. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup
kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu
Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll.
4. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik
yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan
Imam.
5. Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para
pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi
Thalib sendiri karena keyakinan tersebut.
6. Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khatab.
Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang
meyakini kebohongan tersebut.
7. Keyakinan mencaci maki ara sahabat atau sebagian sahabat seperti Utsman bin Affan
(lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dr. Nashir
bin Abd. Karim Al Aql, hal.237).
8. Pada abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi
sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus
berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyyah
di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaeni dan
dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.

2.4 Peringatan dari para ulama tentang kedustaan syiah

Sifat dasar pembohong yang menjadi prinsip hidup aliran syiah menjadikan para ulama selalu
mengingatkan kaum muslimin akan bahaya dari kedustaan tersebut. Para ulama dapat
mengenali aliran tersebut dari ciri khas yang mereka miliki, yaitu gemar berbohong dan
berdusta. Di dalam karyanya yang berjudul Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa An-Nihal,
seorang tokoh bernama Ibnu Hazm menyatakan bahwa “Rafidhah (syiah) adalah kelompok
yang pertama kali muncul 25 tahun setelah meninggalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam… dan itulah kelompok yang sangat persis dengan Yahudi dan Nasrani dalam hal
berdusta dan melakukan kekufuran.”

Semasa hidupnya, aliran syiah telah mengklaim bahwa dirinya adalah pengikut ahlul bait,
akan tetapi pada dasarnya mereka hanyalah golongan para pendusta. Berikut ini beberapa
perbuatan atau tindakan yang dalam ajaran islam tidak diperbolehkan, akan tetapi bagi
pengikut syiah, perbuatan tersebut boleh dilakukan, seperti :
1. Diperbolehkannya kawin kontrak (nikah Mut’ah) di mana perbuatan ini sebenarnya
adalah sama dengan perbuatan zina.
2. Melaknat sahabat, istri, serta beberapa orang terdekat Nabi Muhammad Sholallahu
Alaihi Wassalam seperti Abu Bakar Ash- Shiddiq, Umar Bin Khattab, Aisyah, dan
beberapa istri Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam lainnya.
3. Pernyataan yang menyebutkan bahwa Al- Qur’an telah mengalami banyak perubahan.
Artinya bahwa kitab suci Al- Qur’an yang selama ini menjadi pegangan hidup bagi
umat muslim bukanlah kitab suci yang asli yang telah diwahyukan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam.
4. Adanya ajaran yang mengandung makna bahwa para Imam dan orang-orang yang
sholeh memiliki posisi yang tinggi, layaknya Tuhan.
5. Aliran Syiah selalu mengajarkan pengikutnya untuk berbuat dusta atau menyebarkan
kebohongan.

2.5 Ciri-ciri pengikut Syi’ah

Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam Internasional Qiblati, ciri-ciri
pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita dapat memperhatikan sejumlah cirri-ciri berikut:

1. Mengenakan songkok hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang
dikenal umumnya masyarakat Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab
hanya saja warnanya hitam.

2. Tidak shalat jum’at. Meskipun shalat jum’at bersama jama’ah, tetapi dia langsung
berdiri setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang akan mengira dia
mengerjakan shalat sunnah, padahal dia menyempurnakan shalat Zhuhur empat
raka’at, karena pengikut Syi’ah tidak meyakini keabsahan shalat jum’at kecuali
bersama Imam yang ma’shum atau wakilnya.

3. Pengikut Syi’ah juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam
yang dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali.

4. Pengikut Syi’ah jarang shalat jama’ah karena mereka tidak mengakui shalat lima
waktu, tapi yang mereka yakini hanya tiga waktu saja.

5. Mayoritas pengikut Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu


batu/tanah (dari Karbala – redaksi) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud
bila mereka shalat tidak didekat orang lain.

6. Jika Anda perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan dapati bahwa wudhunya
sangat aneh, tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.

7. Anda tidak akan mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus
Sunnah.

8. Anda juga akan melihat penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat Ahlul Bait; Ali,
Fathimah, Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.

9. Mereka juga tidak akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar,
Utsman, mayoritas sahabat dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.
10. Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung berbuka puasa setelah Adzan
maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi yaitu berbuka puasa jika
bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan kata lain mereka berbuka bila benar-
benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga tidak shalat tarwih bersama kaum
Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah)

11. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan fitnah antara
jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka mengklaim tidak ada
perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu tidak benar.

12. Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan membaca Al-
Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase), karena Al-
Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an yang berada di tangan al-Mahdi
yang ditunggu kedatangannya.

13. Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya menampilkan kesedihan di
hari tersebut.

14. Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya para mahasiswi
di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai langkah awal untuk memenuhi
keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita tersebut bila nantinya mereka
menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda akan dapati;

15. Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang memiliki anak putri,
dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah sehingga dengan leluasa dia
bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut baik dengan sepengetahuan
ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada seorang yang ayah yang menerima
agama Syi’ah, maka para pengikut Syi’ah yang lain otomatis telah mendapatkan anak
gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah mereka berhasil meyakinkan bolehnya
mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan kesenangan terhadap syahwat ini ada
dalam diri para pemuda, sehingga dengan mudah para pengikut Syi’ah menjerat
mereka bergabung dengan agama Syi’ah.

BAB III

PENUTUP

3.1  Simpulan

Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan umat Islam. Aliran ini
dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap menginginkan pengganti Nabi adalah
dari ahlul bait sendiri yaitu Ali bin Abi Thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam
alirannya, salah satunya tentang Imamah. Mereka berpendapat bahwa pengganti Nabi yang
pantas menjadi pemimpin adalah seseorang yang ma’shum(terhindar dari dosa). Bahkan
dalam sekte yang ekstrim yaitu Syi’ah Ghulat, mereka telah menuhankan Ali. Mereka
menganggap bahwa Ali lebih tinggi daripada Nabi Muhammad SAW.
Dalam perkembangannya, Syi’ah dianggap aliran sesat. Banyak yang menganggap bahwa
Syi’ah adalah Islam. Hal ini sangat berbeda sekali, karena antara Islam dan Syi’ah sangat
jauh sekali tentang ajaran aqidahnya.

Anda mungkin juga menyukai