Anda di halaman 1dari 6

DOSEN ; AKHSAN S.

Pt

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK SAPI


POTONG

Oleh :

NAMA : KHAERUL JAMHIR

NIM : 1722100027

KELAS :B

ANGKATAN : 2017

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PETERNAKAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
TAHUN 2020
Memanfaatkan Peluang Beternak Pembibitan Sapi Potong
 

Daging sapi potong merupakan salah satu sumber protein hewani yang

kebutuhannya terus meningkat setiap tahun. Peningkatan kebutuhan tersebut

dipengaruhi oleh meningkatnya kesejahteraan penduduk, kesadaran kebutuhan

gizi masyarakat, serta meningkatnya permintaan daging untuk industri

pengolahan daging. Prediksi tingkat kebutuhan daging sapi di Indonesia tahun

2018 masih cenderung sangat tinggi yaitu 663.290 ton. Sedangkan peternakan

sapi Indonesia masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Produksi daging sapi lokal pada tahun ini sebesar 403.668 ton. Dengan

demikian, kebutuhan daging sapi di Indonesia baru terpenuhi 60,9% (Direktur

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018). Selain sebagai sumber

protein hewani, sapi potong juga bermanfaat sebagai tabungan yang sewaktu-

waktu dapat dijual dan hasil sampingnya dapat digunakan untuk pupuk.

Pemeliharaan sapi juga dapat memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian sebagai

pakan sapi. Dengan melihat kondisi tersebut, peluang menekuni bisnis ternak

sapi potong cukup besar.


 
Jenis Usaha Sapi Potong
Usaha sapi potong yang dijalankan di sinjai kususnya kec.sinjai tengah
masih terkendala dengan kurangnya pengetahuan masyarakat akan baik itu cara
memilih bibit yang baik dan segala aspek lainya. Oleh karena itu kita sebagai
lulusan peternakan nantinya dituntut bagaimana bisa menjadi sebuah agen
perubahan bagi masyarakat. Dan oleh sebab itu jika bisa Tujuan pemeliharaan
sapi potong oleh peternakan rakyat adalah untuk pembibitan (reproduksi) dan
penggemukan (Prasetyo, 1994). Usaha pembibitan adalah pemeliharaan sapi
untuk menghasilkan pedet/ bakalan sedangkan usaha penggemukan adalah
pemeliharaan ternak untuk meningkatkan pertambahan bobot badan harian
dalam kurun waktu tertentu yang menghasilkan ternak siap potong dengan
kalitas baik. Sebagian besar usaha peternakan sapi potong di Indonesia adalah
penggemukan. Untuk memulai usaha sapi potong penggemukan peternak
memerlukan sapi bakalan. Yang dimaksud sapi bakalan adalah sapi berumur 1-
2 tahun untuk tujuan produksi. Namun untuk usaha penggemukan, jenis
bakalan yang dibutuhkan adalah jantan sesuai dengan peraturan pemerintah
bahwa syarat bakalan untuk usaha penggemukan adalah jantan sedangkan
betina produktif tidak boleh dipotong.

Sumber utama sapi bakalan untuk usaha penggemukan yaitu dari hasil

kegiatan pembibitan sapi potong di dalam negeri oleh peternak kecil, sedangkan

produksi sapi bakalan sangat dipengaruhi oleh problem dan prospek usaha

pembibitan itu sendiri. Skala usaha peternak pembibitan di Indonesia rata-rata

peternak kecil (1−5 ekor) dengan teknologi budi daya sederhana.

Pengembangan usaha pembibitan di dalam negeri sangatlah diperlukan.

Semakin tinggi ketersediaan bakalan sapi potong, maka agribisnis peternakan

sapi potong akan semakin berkembang pesat. Tingginya permintaan bibit

merupakan peluang besar untuk pengembangan agribisnis pembibitan sapi

potong.

Peluang Usaha Pembibitan Sapi Potong


Pembibitan sapi potong merupakan sumber utama pemasok sapi bakalan
bagi usaha penggemukan sapi potong di Indonesia. Selain itu, sapi impor dari
Australia juga merupakan sumber sapi bakalan yang penting bagi usaha
penggemukan, walaupun perannya masih relatif kecil (Hadi et al., 1999a).
Sumber utama daging sapi bagi konsumsi nasional masih tergantung pada
usaha pembibitan di dalam negeri yang berupa peternakan rakyat.
Tersendatnya produktivitas sapi dalam negeri salah satunya disebabkan oleh
minimnya para pelaku usaha di sektor pembibitan. Usaha pembibitan sapi
masih dianggap belum menjanjikan keuntungan karena dianggap sebagai usaha
dengan hasil yang lama. Sampai saat ini, usaha pembibitan sapi potong belum
ditangani secara baik karena sebagian besar lebih tertarik pada usaha
penggemukannya. Padahal, usaha pembibitan sapi potong sangat prospektif
karena tidak akan mungkin usaha sapi potong dapat berjalan tanpa adanya
ketersediaan bibit/ bakalan. Dengan demikian, kebutuhan bakalan sapi potong
akan terus-menerus selalu ada. Sebenarnya jika dibandingkan antara usaha
penggemukan dan pembibitan, usaha penggemukan memberikan keuntungan
jauh lebih besar namun membutuhkan modal jauh lebih besar pula yang sulit
dipenuhi peternak sehingga usaha pembibitan masih merupakan lahan usaha
yang dipilih peternak.
Kebutuhan bibit/ bakalan sapi selalu meningkat setiap tahunnya. Hal itu
disebabkan oleh meningkatnya permintaan daging sapi sehingga dibutuhkan
bakalan berkualitas yang siap dibesarkan untuk diambil dagingnya. Hal ini
menjadikan investasi usaha peternakan khususnya pembibitan sapi di Indonesia
akan sangat menguntungkan. Inilah mengapa, negara lain mulai melirik
investasi peternakan di Indonesia. Salah satunya, Australia yang bersedia
bekerja sama dalam bidang pembibitan sapi di Indonesia bagian timur.
Peluang usaha pembibitan juga didukung oleh kondisi stabilnya harga
daging sapi dan cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang cukup
signifikan di pasaran lokal. Ini akibat dari kenaikan permintaan pasar yang
cukup tinggi sedangkan kemampuan pasokannya masih kurang. Selama ini
pasokan daging sapi sebagian besar berasal dari petani atau peternak yang
memelihara sapi lokal dan feedloter (pengusaha penggemukan sapi potong)
yang memelihara bakalan sapi impor.
 

Kecenderungan kenaikan harga daging sapi selama ini diakibatkan naiknya


harga bibit atau bakalan sapi, baik lokal maupun impor. Permintaan bibit sapi
sangat tinggi akibat belum adanya lembaga atau badan usaha yang khusus
menangani pembibitan, sehingga pasokan bibit sapi lokal hanya mengandalkan
petani atau peternak kecil yang hanya memiliki indukan kurang dari lima ekor.
Selama ini sebagian kebutuhan bakalan untuk pengemukan feedloter tergantung
pada pasokan bakalan sapi impor dari Australia, sehingga setiap tahunnya
pemerintah mengatur jumlah kuota sapi yang bisa di impor. Pembibitan yang
dihasilkan oleh feedloter relatif sedikit jika dibandingkan dengan permintaan
yang ada, karena bisnis pembibitan memerlukan waktu sekitar dua tahun untuk
menghasilkan bakalan sapi, berbeda dengan pengemukan yang hanya
memerlukan waktu empat bulan.
Bagi pelaku usaha peternakan sapi, prospek untuk pembibitan sapi ini
cukup bagus. Hal ini terkait dengan pengadaan bakalan indukan harganya lebih
murah dibandingkan sapi jantan sebagai penggemukan. Sedangkan untuk biaya
kebutuhan pakan indukan setiap harinya lebih murah jika dibandingkan biaya
pakan untuk pejantan penggemukan bahkan bisa sampai setengahnya. Demikian
juga hasil bibit anakan yang baru lahir dari indukan bila dipelihara selama enam
bulan sejak bibit lahir yang hanya memerlukan biaya pakan yang sedikit.
 
Faktor-faktor yang Perlu diperhatikan Dalam Pemeliharaan Pembibitan
Sapi Potong
 
Dalam usaha pembibitan sapi potong, sapi perlu dibudidayakan dan
dipelihara dengan baik agar memperoleh hasil yang maksimal. Berikut faktor-
faktor yang harus diperhatikan:
A. Pemilihan bibit
Dalam memilih bibit calon indukan sapi potong harus dilakukan secara tepat
karena nantinya bibit tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas
induk. Seleksi bibit dilakukan berdasarkan performa anak dan individu calon
bibit, dengan mempergunakan kriteria seleksi sebagai berikut:
1. Sapi calon induk betina
 Postur tubuh baik, kaki kuat dan lurus
 Ambing/ puting susu normal, halus, kenyal dan tidak ada infeksi/
pembengkakan
 Bulu halus, mata bersinar
 Nafsu makan baik
 Alat kelamin normal, tanda-tanda birahi teratur
 Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat
 Target bobot badan sapi dara umur. 8-14 bulan adalah 200-300 kg
2. Sapi pejantan
 Postur tubuh tinggi besar, dada lebar dan dalam
 Kaki kuat, lurus, dan mata bersinar
 Bulu halus
 Testis simetris dan normal
 Agresif
 Memberikan respon yang baik pada induk yang sedang birahi
 Sehat dan tidak cacat
 Umur dewasa tubuh (lebih dari 2 tahun)
 Bobot umur 1 tahun di atas rata-rata, dan pertambahan bobot badan
umur 2 tahun di atas rata-rata
 Kualitas sperma baik
 

Anda mungkin juga menyukai