Anda di halaman 1dari 23

Permasalahan pada anak usia dini adalah sesuatu hal yang akan mengganggu

kehidupan anak, yang timbul karena ketidaksesuaian pada perkembangannya.


Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu masalah internal dan masalah eksternal.masalah internal terdiri dari masalah
fisik (kesehatan) dan psikis merupakan masalah yang timbul dari dalam diri anak,
sedangkan masalah eksternal adalah masalah yang terdiri dari masalah sosial
merupakan masalah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

A. Permasalahan Internal Anak Usia Dini


1. Fisik (Kesehatan)
Permasalahan Kesehatan adalah permasalahan yang sangat berpengaruh besar
terhadap aspek perkembangan lainnya, ketika kesehatan anak bermasalah maka
perkembangan anak akan tehambat. Perkembangan aspek fisik terkait dengan
keutuhan dan kemampuan fungsi panca indera anak, kemampuan melakukan
gerakan-gerakan sesuai perkembangan usianya serta kemampuan mengontrol
pembuangan Anak yang mengalami hambatan dalam hal-hal tersebut dapat
dikatakan mengalami masalah secara fisik. Lebih lanjut permasalahan-
permasalahan fisik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gangguan fungsi pancaindera
1. Masalah Penglihatan
Merupakan keterampilan untuk mampu melihat persamaan dan perbedaan bentuk
benda. Warna sebagai dasar untuk mpengembangan kognitif. Masalah penglihatan
yang bisa terjadi pada anak usia dini adalah sulitnya mengelompokkan benda
berdasarkan warna, bentuk dan ukurannya.
Selain itu, mereka juga sulit mengamati benda secara jelas. Permasalahan yang
ditimbulkan dari gangguan penglihatan juga bisa menyebabkan gangguan
ingatan.gangguan ungatan tersebut antara lain :
• Tidak mampu menyebutkan benda tanpa ada bendanya
• Tidak mampu menguraikan benda dari beberapa aspek bentuk, warna, fungsi dan
lain-lain )
• Tidak mampu mencari bagian yang gilang dari suatu bentuk
• Tidak mampu mengurutkakn kembali satu seri gambar yang diacak
• Tidak mampu melihat apa yang ditulis pleh guru dipapan tulis
2. Masalah Pendengaran
Merupakan keterampilan untuk mampu mendengar perbedaan dan persamaan
suara. Gangguan suara pada anak usia dini bukan berarti anak-anak mengalami tuli
tetapi, anak tidak mampu menyebutkan suara yang ada disekelilingnya. Seperti
suara alam, bisikkan arah suara dan lain – lain. Anak menjadi tidak peka terhadap
suara yang ada disekitarnya. Kemudian tidak mampu menirukan berbagai suara
tertentu, tidak mampu menyanyikan lagu sederhana, tidak mampu menceritakan
kembali sebuah kejadian, tidak mampu mengulangi kembali urutan cerita, dan tidak
mampu mendengarkan persamaan-persamaan dalam kata-kata yang bersajak, dan
lain-lain.
Sebagian besar orangtua menganggap permasalahan pendengaran anak
merupakan hal sepele, sehingga yang awalnya hanya ganguan kecil menjadai
gangguan yang sulit disembuhkan. Hal tersebut bisa diminimalisir jika orangtua
sedini mungkin sering melatih anak mendengarkan berbagai suara baik
mendengarkan kaset lagu ataupun orang tuanya sendiri yang bernyanyi saat
bermain pada anaknya, orang tua harus memberikan stimulasi-stmulasi sejak dini
misalnya seperti, sering mengajak bicara anak sehingga terjadi kontak mata pada
anak, sering menmanggil namanya untuk melatih kepekaan pendengarannya.

3. Indra Penciuman
Anak usia dini sering menderita sinus dan mimisan yang menyebabkan ketidak
pekaan terhadap penciuman mereka hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh anak
yang sangat lemah.
2. Cacat tubuh
Cacat tubuh yang dialami anak usia dini merupakan faktor bawaan yang sudah
dialami sejak ia lahir. Cacat tubuh yang terjadi antara lain, tidak memiliki jari yang
sempurna, tuli, anggota tubuh yang tidak sempurna, namun ada juga anak yang
terlahir dalam keadaan normal akan tetapi ketika berusia 8 bulan ia mengalami
panas yang sangat tinggi dan sejak itu anak tersebut mengalami kecacatan
selamanya. Dalam hal ini, orang tua sebaiknya menerima anak apa adanya,
mensyukuri apa yang diberikan tuhan, menghargai anak akan tetapi pada
kenyataannya banyak orang tua yang malu dan tidak mau mengakui sebagai
anaknya hal itu terjadi karena kurangnya pendidikan dan pemahaman orang tua
yang berasumsi bahwa anak adalah amanah yang harus kita jaga maka dari itu
perlu sekali penyuluhan-penyuluhan, seminar atau pun parenting untuk
meningkatkan pemahaman orang tua tentang hakikat anak.
3. Kegemukkan (Obesitas)
Anak yang mengalami obesitas menjadi sangat terbatas ruang gerak yang ia
miliki.karena ia harus menopang berat beban paada tubuhnya.biasanya hal ini
disebabkan karena gizi yang berlebihan. Dalam hal ini, sebaiknya orangtua
memperhatikan asupan makanan dengan kadar yang sesuai dan tidak berlebihan
dan sering mengajaknya berolahraga.
4. Gangguan gerak peniruan
Anak yang mengalami gangguan gerak peniruan adalah anak yang tidak bisa
menirukan gerakan-gerakkan yang dicontohkan oleh gurunya, ia akan merasa
cemas ketika gurunya memerintahkan untuk menirukan gerakkannya. Anggota
tubuh anak akan kaku saat melakukan gerakkan sederhana. Permasalahn yang
sering terjadi pada anak usia dini adalah anak masih kesulitan dalam menggerakkan
bagian tubuh tertentu seperti :
• Berguling
• Menangkap
• Melempar
• Berlari
• Senam
Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan
sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus.
Selain itu, belum sempurnanya koordinasi dalam mengontrol motorik kasar. Ketika
ditugaskan berjalan tanpa menyentuh temannya. Kemampuan motorik lainnya yang
harus dikuasai anak usia dini adalah kemampuan motorik halus. Kemampuan
motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu antara motorik halus dengan
panca indera. Kesiapan mengkoordinasikan keseluruhan ini diperlukan untuk
kesiapan menulis, membaca, dan lain-lain. Permasalahan yang sering terjadi adalah
anak-anak masih sulit menjiplak membentuk lingkaran, segitiga dan persegi serta
masih sulit menggenggam pensil. Dalam hal ini, sebaiknya orang tua menstimulasi
sejak dini dengan mengarahkan anak untuk meremas-remas kertas dan sebagainya.
5. Gangguan Berbahasa
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengar, berbicara, membaca dan
menulis. Dalam hal keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan
berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia dini berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-
orang sekelilingnya. Anak yang bermasalah dalam perkembangan bahasanya pada
umumnya anak tersebut mengalami beberapa gangguan, misalnya :
• Speech delay
Keterlambatan bicara adalah salah satu gangguan perkembangan yang paling
sering ditemukan pada anak.deteksi dini gangguan bicara dan bahasa ini harus
dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini mulai dari
orang tua, keluarga, dan dokter. Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan
bahasa juga perlu stimulasi kemampuan bicara dan bahsa sejak lahir, bahkan bisa
juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi dini diharapkan
kemampuan anak dalam berbahsa, khususnya berbicara akan berjalan optimal.
Speech delay bisa disebabkan karena pemberian makan dengan tekstur yang tidak
sesuai. Penanganan keterlambatan berbicara dilakukan dengan pendekatan medis
sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Biasanya anak yang mengalami speech
delay ia juga bermasalah pada gangguan pendengarannya.
• Gagap (stuttering)
Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini
mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat-sendat. Gejala yang
sering diperhatikan dengan gagap adalah sering mengulang atau memperpanjang
suara suku kata atau kata-kata dan sering terjadi keraguan dan penghentian bicara
sehungga mengganggu arus irama bicara. Penyebab gagap biasanya terjadi karena
anak sering dibentak, dimarahi dan sering membiasakan anak menjawab pertayaan
dengan potongan-potongan kata.
• Cadel
Anak yang menderita cadel tidak dapat menyebut huruf tertentu dengan jelas
misalnya “R” “L “S” dan lain-lain. Penyebab cadel biasanya terjadi karena orang
disekitarnya telah membiasakan berbicara yang tidak sesuai dengan kata
sebenarnya, contoh : sayang jadi “tayang” atau makan jadi mamam.
6. Kidal
Kidal seringkali dikategorikan sebagai ketidakmampuan anak dalam menggunakan
tangan kanan.tetapi kidal juga muncul karena kebiasaan anak dalam menggunakan
tangan kirinya. Beberapa factor penyebab kidal pada anak diantaranya karena
hemisphere kanan dalam otak lebih unggul daripada kiri bisa juga disebabkan
karena pembiasaan yang salah, Namun bisa saja tidak terjadi apabila sejak dini kita
arahkan. Pada umumnya anak yang mengalami kidal akan memiliki suatu kelebihan
yang tak dimiliki oleh anak lainnya.
7. Hiperaktif
Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari attention deficit disorder (ADD)
dikategorikan pada gangguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan
yang berlebihan.anak hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam
memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu,jangka waktu perhatiannya
sangat pendek,mudah terganggu perhatian, pikirannya tidak tenang dan tidak bisa
mengontrol diri, banyak bicara serta tindakkannya tidak bertujuan, tidak
berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu. ADD biasanya muncul pada anak
sebelum usia 7 tahun. Lama gangguan sedikitnya 6 bulan. ADD terjadi karena terjadi
kerusakan otak minimal atau otak tidak dapat berfungsi penuh, melainkan hanya
sebagian saja. Penyebab lainnya karena lingkungan yang tercemar racun, bahan
tambahan pada makanan, sinar X atau radiasi lainnya, minuman alkohol keturunan
dan lingkungan.
8. Ngompol (Enuresis) dan Buang air besar di sembarang tempat
(Encopresis)
Ngompol dianggap gangguan jika anak sudah berusia lebih dari 3 tahun. Biasanya
terjadi pada malam hari (Nocturnal), tetapi tidak menutup kemungkinan terjadai pada
siang hari. Faktor penyebab ngompol dan buang air besar di sembarang tempat
adalah penggunan diapers, ketika anak dibiasakan mengunakan diapers dan tidak
dibiasakan toilet trainee maka anak akan merasa aman untuk melakukan buang air
dimana pun ia berada,namun ketika usia anak bertambah dan mencoba untuk
melepaskan pampers ia akan terbiasa untuk buang air dimana pun ia berada karena
pembiasaan penggunaan diapers itu sendiri.
9. Gangguan kesehatan (penyakit)
Gangguan kesehatan yang dimaksud disini adalah penyakit yang sering terjadi
misalnya, batuk, pilek, demam, diare, radang, cacar, campak, dan lain-lain. Penyakit
– penyakit tersebut disebabkan oleh kuman dan bekteri yang dipengaruhi dari
makanan dan kebersihan lingkungan sekitar.
10. Kekurangan gizi
Kekurangn gizi adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktifitas berfikir dan
semua hal yang berhubungan dengan kehidupan yang dapat menghambat
perkembangan anak. Anak yang kekurangan gizi sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembnagannya, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur
dan fungsi otak dan perilaku. Maka dari itu, anak usia dini membutuhkan asupan
makanan dengan gizi seimbang. Salah satu faktor kekurangan gizi pada anak usia
dini adalah perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk memenuhi gizi sang
anak. Padahal menu makanan dengan gizi seimbang tak harus mahal.
Misalnya daging sebagai protein bisa diganti dengan telur atau tahu dan tempe,
brokoli sebagai sayur bisa diganti dengan bayam, dan masih banyak susu yang
dijual dengan harga terjangkau. Namun pada kenyataannya di kota besar seperti
Jakarta banyak orang yang mampu bahkan orang kaya tetapi anak-anak dari
mereka mengalami kekurangan gizi karena kurangnya perhatian orang tua yang
terlalu sibuk akan pekerjaannya masing-masing, sehingga anak mereka terlantar.
Mereka hanya memberikan makanan instan (cepat saji) untuk anak – ankanya.
11. Permasalahan Psikis (Mental)
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang dimilikinya
atau ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalam kondisi yang tidak normal.
Beberapa permasalahan psikis yang seringkali dialami anak adalah sebagai berikut.
a. Gangguan konsentrasi
 Disleksia
Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya
terjadi pada anak, yang ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar
dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Ada tiga
aspek kognitif penderita dysleksia yaitu, pendengaran,penglihatan dan perhatian.
Disleksia dapat mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang. Penderita
disleksia secara fisik tidak terlihat sebagai penderita.disleksia tidak hanya terbatas
pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam
urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan termasuk dari atas
kebawah dan dari kiri ke kanan serta sulit menerima perintah yang seharusnya
dilanjutkan ke otak. Hal ini yang sebenarnya dianggap penderita dysleksia tidak
konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam mengatasi disleksia biasanya dilakukan
terapi Binaural Beats Dysleksia.
Dyscalculia
Dyscalculia adalah kesulitan dalam belajar atau memahami matematika (termasuk
tentang symbol-simbol dan bentuk matematika), diskalkulia bisa terjadi akibat dari
cidera otak. anak yang mengalami dyscalculia akan kesulitan dalam menghafal
bentuk angka dan bangun geometri sederhana seperti(lingkaran,persegi dan
segitiga), ia juga kesulitan dalam menghitung bilangan sederhana misalnya ( 1+2)
dan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.dyscalculia
dapat terdeteksi pada usia dini dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan memahami cara bermatematika yang
diajarkan kepada anak-anak dan tentunya dilakukan sambil bermain dan
menyenangkan.
b. Inteligency (baik tinggi maupun rendah)
Pada umumnya anak usia dini ada yang memiliki tingkat intelegensi yang tinngi dan
ada juga yang rendah,biasanya anak yang memiliki inteligensi tinggi ia selalu cepat
dalam mengerjakan tugas-tugasnya, memiliki daya tangkap dan daya ingatan yang
sangat bagus dan ia pun sering mengganggu teman-temannya ketika ia telah
selesai mengerjakan tugasnya. Begitu juga sebaliknya anka yang memiliki
intelegensi yang rendah ia akan lama untuk mengingat dan menangkap suatu
pelajaran dan informasi yang diterimanya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada
asupan nutrisi yang diberikan sang ibu sejak dalam rahim, karena pada saat itulah
pembentukkan otak akan berkembang sejak dalam kandungan.
c. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para
pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan dari
orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya
untuk berbohong,karena ingin dipuji juga karena imajinasinya.
Tidak menuduh anak berbohong bila tidak mempunyai bukti.Setiap orang butuh
diberi kepercayaan, begitu pula anak-anakkita. Dahulukan prasangka baik dengan
mendengarkan alasan-alasan yang dikemukakan. Jika tidak mendapatkan
kepercayaan ia akan menolak untuk berkomunikasi.Menjadi pendengar yang baik,
untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada anak.Jika mengetahui anak
berbohong, langsung jelaskan faktanya tidak perlu menunggu sampai dia mengaku,
apalagi memaksa ia untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tindakan ini hanya
akan mendidiknya lebih canggih untuk berbohong.
Kontrol emosisaat mengetahui anak berbohong.Emosi yang berlebihan dan
memenggil anak sebagai pembohong tidak akan menyelesaikan masalah, malah
makin membuat anak takut dan berbohong lagi. Berikan jaminan bahwa jika ia
bereterus terang kita akan mema’afkan dan tidak menghukumnya.Mengevaluasi diri,
apakah kita terlalu keras kepada anak, sehingga tersumbat jalur komunikasi
dengan anak.Jika anak berbohong karena imajinasi maka ajari anak untuk
membedakan antara hal realistik dan imajinasi tanpa menyalahkan sikap bohongnya
tersebut.
d. Emosi (takut, cemas, mudah menangis, marah,sering
membangkang, mau menang sendiri dan lain-lain)
Penakut
Ketakutan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adanya cerita seram
dan menakutkan.takut pada gelap karena membayangkan hal-hal yang
seram,peniruan dari orang dewasa misalnya takut pada ulat, dan kesalahan
mendidik orang tua.dan ada juga ketakutan – ketakutan lainnya yang dialami anak,
misalnya takut pada orang tua, rasa takut kepada orang tua karena orang tua yang
sering membentak, memarahi dan menghukum, dan sering juga terjadi takut
ditinggal ibu dan pengantar hal ini terjadi karena anak tidak dibiasakan bersosialisasi
dengan lingkungan.
Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi
interprestasi subyektif dan rangsangan fisiologis,misalnya bernafas lebih
cepat,jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pada umumnya kecemasan
pad anak usia dini secara bertahap akan berkurang seiring bertambahnya usia anak.
e. Mencuri
Penyebab anak mencuri adalah tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil, rasa
kepemilikkan yang tinggi terhadap barang orang lain,karena tidak mengerti,karena
kebutuhan identitas diri,karena mencontoh yng salah,karena adanya tekanan
ingin memiliki.cara menangani anak yang suka mencuri adalah mencukupi
kebutuhan anak dan memberikan pengertian untuk bersabar,mengenali pergaulan
anak,memberi perhatian yang cukup menyelidikki motivasinya dan memasukkan
konsep nilai yang benar dan mendidiknya dalam kebenaran.
B. Permasalahan Eksternal Anak Usia Dini
1. Permasalahan Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang
lebih luas. Dengan demikian, permasalahan anak dalam bidang sosial juga berkaitan
dengan pergaulan atau hubungan sosial, yang meliputi perilaku-perilaku sebagai
berikut.
a. Tingkah laku agresif
Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa
ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak
agresif diantarnya karena terkekang, reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang
melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena, pada
keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua juga merupakan model
yang paling efektif bagi anak. Dengan kata lain, anak menjadi agresif karena
mencontoh orang tuanya.sejak dini anak sudah bisa menangkap acara di tv. Acara
televisipun memberinya ide untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan
yang ditontonnya, katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan,
perlu dijelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu
merupakan perilaku yang tidak bisa diterima umum, ucapkan pesan tersebut secara
berulang-ulang.
b. Daya saing kurang (cenderung menarik diri dari lingkungan)
Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul dan beradaptasi
dengan lingkungannya. Daya suai kurang diakibatkan oleh ruang lingkup anak yang
masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah. Apalagi sebelum anak masuk
sekolah orang tua kurang memberi kesempatan pada anak untuk mengenal
lingkungan luar.
Ciri anak yang memiliki daya suai kurang adalah pemalu, sulit bergaul, minder,
cenderung pasif dan rendah diri. Daya suai kurang dapat diatasi dengan cara
membiarkan anak bereksplorasi,perkenalkan lingkungan luar kepada anak termasuk
teman sebaya.
c. Pemalu
Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan menghambat
kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan, harga diri belajar dan
penyesuian diri.umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitive,ragu-ragu,murung
dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya
yang menuntut anaknya untuk bagus dari sang anak dan kurangnya sosialisasi
sehingga anak tidak percaya diri.
d. Manja
Anak yang manja biasanya merupakan cerminan dari didikan
orang tuanya.anak yang selalu dilayani semua kebutuhannya maka ia akan
berubah menjadi anak yang manja dikemudian hari.dalam hal ini seharusnya orang
tua melatih anak untuk melakukan aktifitas sendiri,memberikan kesempatan dan
penghargaan atas apa yang ia Lakukan.
e. Negativisme (pembangkangan)
Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada umumnya
setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa pembangkangan
anak ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan yang diberikan orang
tuanya.ketika orang tua bisa menangani anak denga benar maka masa
pembangkangan pada anak tersebut akan cepat berlalu.cara efektif untuk
mengatasi naka yang membangkang adalah bukan dengan memberikan kemarahan
kepada anak ataupun tidakkan galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan
masalah barubdan bisa menghambat perkembangan anak.
f. Perilaku berkuasa
Wujudnya anak suka meminta,memerintah,mengancam,dan memaksa teman
sebayanya.penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia anak
tunggal,orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya.
g. Perilaku merusak
Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting dan
melemparkan barang-barang yang ada disekitarnya disaat keinginannya
tidak terpenuhi.hal ini disebabkan oleh perilaku kasar dari lingkungan
rumah.berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin tahu anak sangat
tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.
C. Factor Penyebab Permasalahan Anak
Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik yang bersifat
intrinsik (berasal dari diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal dari luar diri
anak). Secara umum, faktor-faktor tersebut adalah
• pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang ada pada dirinya;
• lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua,kasih sayang,stimulasi,
keadaan social ekonomi keluarga, dan lain-lain;
• lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru,
prosesbelajarmengajar,kurikulum,fasilitas/media,suasana belajar, metode
pembelajaran,dan lain – lain.
• masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.

D. Cara Mengidentifikasi Masalah Anak


Mengidentifikasi permasalahan anak diartikan sebagai upaya menemukan gejala-
gejala yang tampak pada penampilan dan perilaku anak dalam memperkirakan
penyebab masalah hingga bentuk bantuan yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya.
Berbagai cara dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mengetahui apakah anak
mengalami permasalahan atau tidak. Cara-cara tersebut secara umum dibagi dua,
yakni melalui tes dan non tes.

1. Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar/ baku. Bentuk tes ini
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas –tugas yang harus dijawab atau
dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes yang banyak
dipergunakan, di antaranya adalah :
a. tes bakat
b. inteligensi
c. prestasi
d. diagnostik
2. Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan anak
dengan cara mengamati penampilan serta perilaku anak dalam aktivitas
kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel bila dibandingkan dengan teknik
tes. Di samping itu, dipergunakan pula kumpulan hasil karya dan pekerjaan anak
selama periode waktu tertentu.Beberapa macam teknik non-tes yang populer, di
antaranya adalah:
a. observasi
b. wawancara
c. Angket
d. Portofolio
e. catatan anekdot
f. daftar cek
g. skala penilaian
h. sosiometri
i. angket
j. Tugas kelompok
E. Langkah-langkah dan Tekhnik Penanganan Masalah
1. Langkah-langkah Penanganan Masalah
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Identifikasi kasus
yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang diperkirakan mengalami
masalah.dengan mendeteksi permasalahan anak.
b. Identifikasi masalah
yakni upaya mengetahui inti permasalahan yang dihadapi anak.
c. Diagnosis
merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor penyebab
masalah yang dialami anak.
d. Prognosis
merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya bantuan sesuai dengan
karakteristik permasalahan yang dialami.menentukan jalan apa yang akan dilakukan
orang tua untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada anaknya.
e. Treatment
merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.melakukan perawatan atau terapi
sesuai masalah anak demi penyembuhannya.terapi bisa berbentuk medis ataupun
non medis, bisanya permasalahan yang menggunakan treatment adalah
permasalahan fisik dan psikis yang membutuhkan dokter dan psikiater atau psikolog.
f. Tindak lanjut
Dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya pemberian bantuan yang telah
dilakukan serta kemungkinan penggunaan langkah-langkah berikutnya.

2. Teknik Penanganan Masalah


Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk menangani
permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatu teknik akan bergantung
kepada karakteristik anak, jenis permasalahan,kemampuan serta keterampilan
pemberi bantuan, serta faktor feasibilitasnya. Di antara berbagai teknik yang dapat
dilakukan orang tua dan guru untuk membantu menangani permasalahan anak
adalah sebagai berikut :

a. Latihan
Dengan latihan kita dapat mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kemampuan
anak,juga dapat mengetahui dimana kelemahan anak.Latihan diberikan kepada
anak untuk melatih konsentrasi atau aspek kognitif anak.
b. Permainan
Permainan dan bermain merupakan kebutuhan bagi anak.melalui permainan anak
dapat mengembangkan berbagai aspek.termasuk aspek social emosional yang
dapat membantu pengembangan karakter anak usia dini.permainan merupakan
sumber media untuk menstimulasi anak.
c. Saran dan nasihat
Dalam menangani masalah anak saran dan nasihat sangat diperlukan untuk
mengarahkan anak dan menjelaskan nilai baik buruk kepada anak.ketika kita
memberikan nasihat akan mudah diterima ketika anak masih berada pada usia dini.

d. Pengkondisian (conditioning)
Ketika kita akan mengatasi masalah yang sedang dihaadapi anak hendaknya kita
harus melihat kondisi dan keadaan yang memungkinkan untuk melakukannya

e. Model dan peniruan (modeling and imitation)


Anak adalah peniru ulung, anak hanya melakukan apa yang ia lihat, ia dengar dan ia
rasakan maka dari itu kita sebagai orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi
anak.
f. Konseling
Merupakan proses yang terjadi antara anak dan seorang konselor yang membantu
anak-anak untuk sembuh dan kembali rasa percaya dirinya.selama
konseling,seorang anak didorong untuk dapat menyatakan perasaan mereka.

F. Syarat Menangani Permasalahan Anak


Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat membantu
menangani permasalahan anak dengan tepat, orang tua dan guru diharapkan
memiliki beberapa karakteristik sebagai persyaratannya.Beberapa karakteristik di
bawah ini setidaknya dapat membantu mempermudah orang tua dan guru dalam
menangani permasalahan yang dihadapi anak.
1. Kesabaran
2. Penuh kasih sayang
3. Penuh perhatian
4. Ramah
5. Toleransi terhadap anak
6. Empati
7. Penuh kehangatan
8. Menerima anak apa adanya
9. Adil
10. Dapat memahami perasaan anak
11. Pemaaf terhadap anak
12. Menghargai anak
13. Memberi kebebasan terhadap anak
14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak

F. Hubungan Permasalahan Anak Usia Dini Dan Pengembangan Karakter

Permasalahan anak usia dini dan pengembangan karakter memiliki katerkaitan yang
sangat erat,hal itu merupakan dua hal yang saling berkesinambungan.usia dini
adalah sebuah masa dimana semua aspek perkembangan akan berkembang di
masa ini, termasuk karakter. pengembangan karakter harus terjadi di usia dini.
Pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan.
Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti
dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri
(hafalan, atau hanya sekedar “tahu”). Ketika permasalaan fisik khususnya kesehatan
tidak teratasi sejak dini, secara otomatis perkembangan otak tidak berjalan optimal.
Dan perlu kita tahu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk
mengembangkan karakter anak usia dini diperlukan penyeimbangan antara otak
kanan dan otak kiri.

Pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan


yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan
karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder
(binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus
agar menjadi kokoh dan kuat.
Pendidikan karakter ini hendaknya dilakukan sejak usia dini, karena usia dini
merupakan masa emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat
menentukan kualitas anak di masa dewasanya. Montessori menyebutnya dengan
periode kepekaan (sensitive period). Penggunaan istilah ini bukan tanpa alasan,
mengingat pada masa ini, seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini,
memang memasuki tahap atau periode yang sangat peka. Artinya, jika tahap ini
mampu dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang produktif, maka
perkembangan anak di masa dewasa, juga akan berlangsung secara produktif.

Ketika kita gagal dalam penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan
membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Untuk mencapai
kesuksesan dalam membimbing anaknya untuk mengembangkan karakter kita harus
dapat mengatasi permasalahan-permasalahan di usia dini hingga tuntas, karena
konflik yang ada hanya menghambat perkembangan ketika kita dapat mengatasi
masalah-masalah tersebut dengan penanganan dan waktu yang tepat disinilah yang
menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.
1. Peran keluarga dalam Pembentukan karakter Anak
Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan
perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai
semenjak masih dalam kandungan. Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa
menangkap dan merespons apa-apa yangdikerjakan oleh orang tuanya, terutama
kaum ibu.
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh
pada lingkungan yang berkarakter,maksdunya kita sebagai pendidik tidak boleh
sembarangan mendidik anak harus dengan ilmu.Mengingat lingkungan anak bukan
saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak – keluarga,
sekolah, masyarakat, media, fasilitas dan sebagainya turut andil dalam
perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus
bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal
ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa
pendidikan karakter merupakan ”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera.
Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta
kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah (spontan) tumbuh menjadi manusia
yang berkarakter baik.

a. Keluarga sebagai Tempat Pertama Pendidikan Karakter Anak


Bagi seorang anak, keluarga merupakan lingkungan primer dan utama bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. fungsi utama keluarga adalah sebagai tempat
untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, agar dapat menjalankan
fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan
yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pengembangan karakter
anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya
sejak dini, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk
sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter
anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter.

b. Pola Asuh dalam Pendidikan Karakter Anak di Keluarga


Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya sangat menentukan
keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan
berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.
c. Nilai Karakter yang Penting Harus Ditanamkan pada anak usia
dini
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah mendidik anak dengan tiga dasar
kebutuhan anak(asih,asah,asuh) yaitu asih mengasihi dengan penuh kasih
sayang ,asah yaitu dengan menstimulasi anak sesuai usia dan kebutuhannya,dan
asuh adala mengasuh anak dengan pola asuh yang benar sesuai ketentuan yang
ada.tujuan dari hal tersebut adalah untuk membentuk karakter anak agar anak
menjadi seseorang yang diharapkan dan berkepribadian yang utuh (religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, peduli lingkungan, dan lain – lain).
Menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang
lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan
pada anak usia dini adalah sebagai berikut:
a. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
f. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komuniktif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung – jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
(Balitbang Kemendiknas, 2010: 8)
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Anak usia dini sangat rentan dengan berbagai masalah yang biasanya berkaitan
dengan gangguan pada proses perkembangannya. Permasalahan -permasalahan
anak dapat dicegah jika orang tua memberikan tiga kebutuhan dasar anak sejak dini
yakni asah (dengan memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak sesuai usianya),
asih (dengan memberikan kasih sayang, cinta dan perhatian), asuh (mendidik dan
menerapkan pola asuh yang tepat kepada anaknya). Permasalahan anak usia dini
harus segera ditangani. Jika tidak ditangani diusia dini hingga tuntas maka akan
mempengaruhi perkembangan moral dan pembentukkan karakter kelak ia dewasa.

Perlu kita ketahui tujuan pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang akan
membentuk karakter seorang anak agar anak memiliki kepribadian yang utuh
kelak,yakni dengan stimulasi dan memberika tiga kebutuhan dasar anak. Dengan
demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami permasalahan-
permasalahan anak agar dapat meminimalkan kemunculan dan dampak
permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang tepat.
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Untuk memahami
bagaimana perkembangan anak , juga perlu dipahami permasalahan-permasalahan apa yang
dialami anak selama perkembangannya. Hal ini perlu di lakukan agar kita benar-benar dapat
mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada diri anak. Apakah anda pernah
memperhatikan perilaku anak ? Mungkin anda menemukan ada anak yang sulit berbicara,
sulit menggerakkan anggota badan, ketakutan bertemu orang asing, atau sering menganis bila
ditinggal ibunya pergi. Nah, itu adalah beberapa masalah yang dihadapi anak.

Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku yang ditunjukkan anak
maupun keluhan-keluhan yang dismapaikan oleh orang-orang sekitar anak. Sekarang, marilah
kita bicarakan masalah permasalahan perkembangan yang dihadapi anak sesuai dengan
masing-masing aspek pekembangan.

1.  Permaslahan dalam perkembangan Fisik-Motorik

Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak menyebabkan pertumbuhan fisik
anak-anak tampak berbeda satu sama lain. Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan
mempengaruhi proses perkembangan  motoriknya. Perkembangan motoric berarti
perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot-
otot yang terkoordinasi. Sebagian waktu anak dihabiskan dengan bergerak  dan kegiatan
bergerak ini akan sangat menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya.

Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati (1994) dalam perkembangannya, mungkin ditemukan
beberapa hambatan antara lain sebagai berikut :

a. Gangguan fungsi panca indra

b. Cacat Tubuh

c. Kegemukan (oesitas)

d. Ganggguan gerak peniruan (stereotipik)

2.  Permasalahan dalam perkembangan kognitif

Kemampuan kogtnif anak harus dikembangkan secara optimal karena menyangkut


kemampuan memcahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari anak

3.  Permasalahan dalam perkembangan Bahasa

Kemampuan perkembangan bahas merupakan aspek penting yang perlu dikuasai anak, tetapi
tidak semua anak mampu menguasai kemampuan ini. Selain itu masalah perkembangan
Bahasa terkait dengan terbatasanya pembendaharaan kata anak atau adanya gangguan
artikulasi seperti sulit mengucap huruf r, sy, l, f z, atau c.

4.  Permasalahan dalam perkembanganssial

Beberapa masalah social yangs sering dialami anak adalah ingin menag sendiri, dan tidak
bisa menyesuakaikan diri dengan lingkungan baru.

5.  Permasalahan dalam perkembangan emosi

Ekspresi emosi pada anak mudah berubah dengan cepat . rangsangan yang sering
membangkitkan emosi anak adalah keinnan yang tidak terpenuhi dengan cara
mengungkapkan ekspresi yang tidak terkendali.

Sumber :Erwulan,
Syaodih.2008.BimbinganKonselingUntukAnakUsiaDini.Jakarta.UniversitasTerbuka(hal2.27
:2.30)
JENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK DAN PENANGANAN
 

A.  ASPEK EMOSIONAL

        Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut
anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan,
sekolah, angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar anak bebas dari rasa
takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan
keberanian
        Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai
pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit,
mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Cara menanganinya dengan melalui :
 Bermain peran
 Belajar mengenal perasaan
 Belajar berteman melalui permainan beregu
 Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
 Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
        Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya
penilaian negatif terhadap dirinya.
Cara menanganinya dengan melalui :
 Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan
 Belajar bergabung melalui permainan
 Mengajar cara mulai berteman
 Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
B. ASPEK BAHASA
        Berbohong
  melakukan kebohongan
  melakukan kecurangan,
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan melalui cerita pendek yang dapat
dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda. Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong
anak Anda terhadap dirinya dan orang lain. Jelaskan pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda
mengetahui dengan pasti ketika Ia berbohong, sehingga anak Anda akan sadar atas perbuatannya dan
berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Cari tahu penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia
sedang ingin mendapatkan perhatian orang lain, untuk menghindari rasa malu atau menghindari hukuman,
dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya perilaku berbohong anak di kemudian hari.
        Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya
        Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman.

Cara menanganinya dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan. Sedangkan sikap
galak hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dilakukan dengan nada bicara yang tidak
menekan dan jelas, sehingga anak dapat memahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti
“Jangan” atau “Tidak boleh”. Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu
tindakan yang yang dilarang oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa.
C.   ASPEK BAHASA
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan
berbicara.

        Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di
sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di
sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal
itu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-
anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.

Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa ibu,pada masa
fase bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana anak dapat mendengar
dan mudah memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa mengenal dan paham arti
bahasa ibunya, maka perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi sedikit,agar anak
tidak kacau dalam berbahasa.

        kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap.
Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak
pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi
hubungan sosial mereka dengan orang lain.

Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara posisi kita sejajar
dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu
memperhatikan kegagapannya, Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk
melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara
walaupun bicaranya terputus-putus, Melakukan terapi bicara.

        Kuarang mengerti perkataan orang tua dan guru


Cara menangani : Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang,Memahami anak sebagai pribadi yang
berkembang yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam
berkembang. Sudah tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara berpikir dan memahami
segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak bisa memaksakan kehendak terhadap
anaknya agar mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu sebagaimana orangtuanya. Jika memang
orangtuanya menghendaki sang anak melakukan apa yang menjadi harapannya hendaknya disesuaikan
dengan tahapan perkembangan sang anak.
D.  ASPEK FISIK MOTORIK
        Malnutrisi (Kurang gizi)

Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan
fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta
kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak.
Dengan pemberian program “4 sehat 5 sempurna”.

        Obesitas (Kelebihan Berat Badan)

Cara menanganinya : Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah
faktor keturunan, Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat
tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang
cenderung malas bergerak, olah raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak
yang mengalami obesitas umumnya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor
kesehatan, obesitas juga memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara
terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan anak dan rajin mengajak
anak untuk berolahraga

        Ketidakmampuan mengatur keseimbangan

Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya
juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu
dan tampak canggung. Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular
atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan
dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal
membaca dan menulis.

         Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik

Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah
kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta
kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi
gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya.
Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih
dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir ini
orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.

         Belum bisa mewarnai dengan rapi

Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik
untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai
macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang
menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu
diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu
pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.
E.      ASPEK KOGNITIF
        Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), seperti ketika menggambar
anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.

Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena anak masih berfikir secara
abstrak.

        Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak tidak mampu
menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll.

Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak dini agar mereka mampu menjalani
segalanya secara benar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap
berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki
dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang
selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan
pernah bisa berfikir kritis. Karena pada dasarnya berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk memberdayakan
ketrampilan atau strategi kognitif dalam mencapai tujuan tertentu.maka dari itu para guru dan orang tua
memberikan pejelasan,manfaat maupun tujuan pada anak mengenai obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak
lebih mudah paham tentang obyek yang dibuatnya.

        Anak sulit berimajinasi

Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada
saat menggambar. Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak
untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak
untuk bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
Anak merupakan masa dimana manusia baru saja mempelajari banyak hal dan
mengembangkan diri. Usia anak tentu bisa dikatakan usia yang belum tahu
apapun sehingga mereka harus mempelajarinya dan mengembangkan diri, tentu
dengan proses yang tidak sebentar dan tidak mudah. Lantas siapa gurunya ? jelas
orang tua dan keluarga yang menjadi orang disekitarnya dan mengajarkan
berbagai hal.

ads

Sayangnya beberapa anak mengalami masalah yang biasanya sulit dihadapi,


salah satu yang ditakuti adalah gangguan perkembangan bahasa pada anak.

Jika tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada cara anak berbicara,
kosakata yang mereka miliki dan juga mempengaruhi masalah lain seperti indera
pendengaran dan juga mata sebagai indera penglihatan.

Penyebab Gangguan Perkembangan Bahasa


Sebelum mengenal apa saja dan bagaimana mengatasi gangguan perkembangan
yang anak-anak alami, berikut ini beberapa faktor atau alasan menurut dokter
yang menyebabkan gangguan perkembangan bahasa bisa terjadi :

 Adanya kebiasaan buruk yang dilakukan orang tua atau anak. Dimana anak
dibiarkan untuk tidak berbicara dan bisa memberikan petunjuk tanpa harus
mengeluarkan suara. Hal ini membiasakan anak untuk tidak melatih cara
bicaranya dan akhirnya bermasalah seperti mengalami gangguan perkembangan
bahasa.
 Adanya masalah pada bagian fisiknya, hal ini tidak bisa dihindari terutama
jika sudah timbul sejak masih didalam kandungan.jika memang faktornya seperti
ini maka anda bisa menguranginya dengan beberapa cara saja, namun akan sulit
menghilangkannya.
 Tidak adanya interaksi antara orang tua dan anak. Biasanya orang tua
menjadi sosok yang dipercaya oleh anak-anak untuk belajar maupun untuk
berbicara, jika orang tua saja tidak pernah berinteraksi atau berkomunikasi maka
dari mana anak akan mulai berbahasa.

Selain itu bahasa juga menjad salah satu alat komunikasi yang penting bagi
manusia, lewat bahasa anak dapat memberitahukan keinginan, pengalaman, rasa
yang sedang mereka alami dan hal lainnya. Bagi anak-anak hal seperti itu menjadi
bimbingan tersendiri. Dalam artikel berikut ini akan kita bahas apa itu gangguan
bahasa dan bagaimana menanganinya ?

1. Ajak berbicara

Seringkali beberapa orang merasa bahwa mengajak ngobrol atau berbicara anak
tidak akan ada gunanya, terutama untuk mereka yang mengalami perkembangan
bahasa pada anak. Padahal mengajak anak berbicara jelas menjadi salah satu
terapi yang mudah digunakan untuk menghilangkan gangguan perkembangan
bahasa.
Biasanya ibu dan ayah menjadi panutan ketika mereka berbicara. Usahakan
setiap berbicara dengan mereka gunakan bahasa yang baik dan tentu saja benar,
selain itu gunakan pengucapan yang jelas agar mereka bisa memahami dan
mengerti pembicaraan apa yang sudah dilakukan.

Jangan anggap anak sebagai objek yang tidak mengerti apapun, bisa jadi memori
mereka ingat dengan jelas tentang obrolan anda namun pelafalannya saja yang
tidak bisa.

2. Bernyanyi

Anak-anak lebih senang jika mereka mendengar musik meskipun mereka belum
bisa berbicara. Untuk itu bernyanyi bisa jadi cara yang paling mudah untuk
dilakukan dan juga disenangi anak-anak. Bernyanyi tidak terasa memaksa pada
anak yang mengalami perkembangan khususnya pada bahasa, semua orang tua
pasti senang menyanyikan berbagai lagu untuk anaknya.

Usahakan untuk bernyanyi lagu anak-anak, kemudian jangan lelah mengajak anak
untuk ikut mengucapkan meskipun bahasanya belum benar dan masih kesulitan.

Hal tersebut bisa menjadi stimulan dan bisa dilakukan dimana saja, nyanyikan
secara ceria agar mereka terus mengingat. Bahkan anda bisa
mengkombinasikannya dengan film anak-anak.

3. Ulang kata yang anak pelajari

Mengulang kata bisa menjadi alternatif mengatasi gangguan bahasa pada anak.
Misalnya anak baru bisa mengakan makan atau minum, maka ulangi sekali lagi
bahasa yang mereka ucapkan untuk memastikan mengenai usaha mereka. secara
tidak langsung hal seperti ini menjadi Metode Assesmen Dalam Psikologi
Anak untuk bisa belajar dan terbiasa di uji.

Hal seperti ini melatih anak untuk mengatakan bahasa dan kosakata yang benar.
Jika rajin maka semakin hari akan semakin banyak meskipun harus melewati
proses yang panjang.

Biasanya dengan mengulangi kata atau bahasa yang anak pelajari maka anak
akan merasa dihargai dan merasa diperhatikan usahanya. Terutama jika maksud
yang ia sampaikan bisa anda mengerti dan benar.

4. Permainan

Hal yang paling disukai anak-anak adalah bermain, bagaimanapun jiwa mereka
adalah bermain. Terutama anak yang baru belajar mengembangkan bahasa
mereka akan memaksa jika anda mmeberikan pelajaran, Pengaruh Permainan
Terhadap Perkembangan Jiwa Anak juga besar. Lantas bagaimana dengan
perkembangan bahasa dan komunikasi mereka ?

Nah jalan satu-satunya yakni dengan mengajak mereka melakukan permainan


yang mengasah kata atau benda. Seperti halnya tebak benda, dimana tunjuk
benda atau gambar benda dan minta anak untuk menyebutkan nama benda
tersebut. pilih benda yang mereka sukai terlebih dahulu kemudian menyebar ke
berbagai bentuk atau benda.

5. Main Seruling

Siapa yang sangka dengan main seruling anak akan terasah perkembangan
bahasanya. Khusus untuk mereka yang mengalami masalah di bagian organ dan
mulut atau langit, hal ini akan berpengaruh juga pada perkembangan bahasa anak
dan juga cara bicara mereka. Sehingga jika terjadi masalah maka akan terhambat
juga.

Nah cara ampuh yang jarang diketahui adalah menyuruh mereka meniupkan
benda atau bisa juga seruling ataupun balon. Beberapa orang tua juga
memberikan peluit ketika dirumah sehingga anak bisa terapi sendiri. Tidak
disangka memang, namun tiupan bisa melatih anak untuk mengembangkan
rahang dan mulut mereka untuk bisa berbicara lancar.

6. Hindari Tunjuk Benda

Seringkali seorang anak yang bermasalah atau mengalami gangguan


perkembangan hanya mengandalkan tunjuk untuk bisa mendapatkan barang atau
keinginan mereka. Hindari hal seperti ini meskipun nantinya anak akan menangis.
Beberapa masalah terkadang diciptakan oleh orang tua sendiri yang memanjakan
anaknya padahal Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak sangat
besar.

Karena ada beberapa anak yang malas berbicara dan mengandalkan keinginan
dengan menunjuk bendanya atau menangis. Akhirnya mereka harus mengalami
gangguan perkembangan bicara. Usahakan untuk membiarkan anak berbicara apa
yang mereka inginkan, jangan menggunakan tangisan atau hanya menunjuk
belaka.

7. Berteriak dengan A,I,U, E dan O

Latihan vokal A, I, U, E dan O mungkin terasa sederhana namun hal ini nyatanya
bisa mengurangi gangguan perkembangan bahasa pada anak-anak. Berteriak
huruf vokal melatih rahang dan mulut mereka untuk terbuka dan bergerak.

Sehingga dengan terapi ini gugur faktor fisik yang menghambat perkembangan
bahasa anak. Sisanya anda tinggal melatih atau memberikan terapi secara
mental. Tidak mudah memang namun anda pasti bisa melakukan hal tersebut dan
juga dilakukan dimana saja dengan rutin.

8. Terapi

Jika memang masalah perkembangan bahasa anak sudah diketahui maka tidak
ada hal yang bisa dipertahankan selain memberikan terapi yang tepat untuk anak.

Seringkali beberapa orang menghindari terapi karena mereka gengsi dan tidak
menginginkan anaknya seperti bermasalah atau mengalami gangguan.
Padahal jika ditunda atau diperlambat yang ada hanya menimbulkan masalah
untuk anak-anak dan semakin lama bisa semakin parah. Jika sudah sepert ini
siapa yang akan tanggung jawab ataupun menanggungnya ? jelas anak anda
sendiri yang harus mengalami keburukannya. Hindari gengsi dan periksakan ke
dokter, jika memang harus terapi jalani agar perkembangan anak semakin baik.

9. Pemeriksaan Rutin

Gangguan perkembangan bahasa pada anak merupakan hal yang terjadi pada
beberapa anak, dimana perkembangan mereka tidak terlalu baik dan terkendala
karena banyak faktor. Untuk itu anda bisa melakukan pemeriksaan rutin, tujuan
utamanya bukan karena orang tua merasa panik jika ada kejadian seperti itu.

Sebagian masalah gangguan perkembangan bahasa didasarkan pada alasan yang


tidak terlalu menakutkan dan anak-anak mulai bisa belajar bicara. Namun sebagai
orang awam ada beberapa hal yang tidak bisa dideteksi dan mengharuskan
pemeriksaan lengkap agar bisa mendeteksi masalahnya.

10. Berikan Tontonan / Film

Film merupakan pilihan terakhir untuk memperkaya kosakata mereka. Dimana


gangguan perkembangan bahasa terjadi karena tidak ada interaksi, pasalnya
televisi atau tontonan sebenarnya hanya komunikasi satu arah saja. sehingga
jangan gunakan cara ini sebagai terapi satu-satunya untuk mengembangkan
bahasa.

Nantinya justru anak tidak ingin berbicara dan lebih senang memperhatikan atau
mendengarkan saja. Namun dari film dan tontonan anak akan mengikuti bahasa
yang menarik. Hal ini menyebabkan anak dilarang menonton film atau sinetron
yang memberikan bahasa buruk, karena anak mudah mencerna dan
menirukannya.

Itulah beberapa cara mengatasi gangguan perkembangan pada anak khususnya


bahasa dan komunikasi. Tidak mudah memang namun hal yang perlu anda tahu
bahwa proses masing-masing anak memang tidak sama.

Jangan bandingkan anak anda dengan orang lain, fokus saja membantu mereka
berkembang dan jika terjadi masalah tanyakan pada ahlinya.

Anda mungkin juga menyukai