Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH HUKUM KESEHATAN, ASAS ASAS,

PERMASALAHAN MORAL ETIKA DAN HUKUM


DALAM PELAYANAN MASYARAKAT

TUGAS PENGGANTI KEHADIRAN

Nama : RIJAL
No Stambuk : 17.023.74.201.046
Dosen : FITRIANUR, S.H., MH
Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan

dimulai sejak :
 Masa Priestly Medicine
- penyakit yang dihubungkan dengan kekuatan supranatural
- profesi kedokteran menjadi monopoli kaum pendeta
- dokter yang terkenal adalah : Imhotep, selain sebagai ahli kedokteran Imhotep juga dikenal sebagai ahli hukum
dan pendeta dan juga disebut sebagai Bapak Kedokteran Mesir, karena keberhasilannya dalam peletakan
landasan moral bagi pelaksanaan profesi kedokteran.
 Babylonia (Irak)
- sewaktu kepemimpinan Raja Hammurabi (2200 SM)
- sudah dikembangkan praktik pembedahan
- jasa dokter sudah diatur berdasarkan hasil: pengobatan , status sosial dan kemampuan ekonomi pasien.
- banyak kalangan ahli berpendapat bahwa sesungguhnya hukum kesehatan yang pertama berasal dari
Babylonia (Irak) bukan dari Mesir.
- dalam kode Hammurabi dapat dilihat jelas tentang beberapa ketentuan yang mengatur kelalaian dokter dan
daftar sanksinya,mulai dari hukuman denda hingga hukuman fisik( Ns.

 Era Yunani
- Hippocrates menjadi salah satu filsuf yang berhasil meletakkan landasan bagi sumpah dokter dan etika
kedokteran.
- dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran Modern.
- ada empat buah hasil pemikiran- pemikiran Hippocrates yang menjadi rujukan bagi dunia kesehatan hingga saat
ini :
1. melindungi masyarakat dari penipuan dan praktik kedokteran yang bersifat coba - coba
2. keharusan dokter untuk berusaha semak simal mungkin bagi kesembuhan pasien dan larangan untuk
melakukan ha1 yang dapat merugikannya.
3. penghormatan terhadap makhluk insaui melalui larangan terhadap euthanasia dan aborsi.
4. keharusan memegang teguh rahasia kedokteran (Ns. Ta'adi, S. Kep, M. HKes ).

 980-1037 ( SM )
- Ibnu Sina kelahiran Persia ( bagian Uzbekistan ) seorang filsuf,ilmuwan dan kedokteran.
- penulis tentang filosofi dan pengobatan produktif sehingga dikenal sebagai Bapak Pengobatan Modren.
- karyanya yang terkenal adalah:The Book Of Healing dan The Canon Of Medicine atau di kenal dengan judul
lengkap " Qonun Fit At Thib " , yang menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad .
- beberapa tindakan dan pemikiran Ibnu Sina yang menjadi landasan bagi dunia kesehatan yaitu:
1. penerapan penggunaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini dikenal dengan istilah "
Evidence-based practice ".
2. menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya.
3. mengenal dunia kedokteran dengan ilmu patologi dan farmasi

 Perkembangan Dimulai Tahun (1967 )


Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai dan diselenggaralcannya " World Congress on Medical Law " di
Belgia 1967 ( Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo ).
 Indonesia (1982 )
- kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI dan Rumah Sakit Ciptomangunlnasumo di Jakarta tahun 1982.
- kelompok studi hukum kedokteran ini berkembang tahun 1983 menjadi "Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia ( PERHUKI ) ".
- pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April 1987, Hukum Kesehatan mencakup :
1. Hukum Kedokteran
2. Hukum Kedokteran Gigi
3. Hukum Keperawatan
4. Hukum Farmasi
5. Hukum Rumah Sakit
6. Hukum Kesehatan Masyarakat

Dalam ilmu kesehatan dikenal beberapa asas:

1. Sa science et sa conscience / ilmunya dan hati nuraninya

2. Agroti Salus Lex suprema / keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi
3. Deminimis noncurat lex / hukum tidak mencampuri hal-hal yang sepele
4. Res ipsa liquitar / faktanya telah berbicara

PERMASALAHAM MORAL

Sebagai contoh adalah aborsi, di dalam keadaan medis tertentu seorang dokter terpaksa melakukan
aborsi untuk menyelamatkan salah satu nyawa. Namun moralitas tidak dapat membenarkan tindakan tersebut,
karena seorang dokter tidak punya hak atau wewenang untuk memilih mana yang harus diselamatkan si ibu atau
si anak. Atas pertimbangan apa seorang dokter berlaku sebagai Tuhan yang menentukan siapa berhak hidup
dan siapa harus mati? Hal tersebut sampai hari ini masih menjadi polemik diantara kelompok pro choice dan pro
life. Moralitas terkadang menjadi tidak fleksibel di dalam menghadapi berbagai kasus yang menuntut keputusan
yang cepat dan benar. Moral merupakan aturan dimana manusia harus bertindak baik secara lisan maupun
tulisan secara batin maupun lahiriah. Fungsi moral adalah memberi pedoman pada tindakan manusia agar selalu
dalam koridor kebenaran. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di
antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.
ETIKA DAN HUKUM DALAM PELAYANAN MASYARAKAT

CDC (2011) mendefinisikan etika kesehatan masyarakat sebai sebuah proses menentukan
tindakan. Menurut CDC, “public health ethics is a systematics process to clarify, priotitize, and justify
possible courses of public health action based on ethical principles, values and beliefs of
stakeholders, and scientific and other
information”.
Dengan demikian etika kesehatan masyarakat berfungsi dalam mengklarifikasi,

menentukan prioritas, dan mempertimbangkan tindakan-tindakan kesehatan masyarakat


berdasarkan prinsip-prinsip etik, nilai-nilai dan kepercayaan

dari masyarakat, serta berdasarkan ilmu pengetahuan dan informasi lainnya. Sementara Barrett
dkk (2016) mendefinisikan etika kesehatan masyarakat bukan sebagai proses saja melainkan
sebagai aplikasi etik, “public health ethics can be seen both as the application of principles and
norms to guide the practice of public

health and as a process for identifying, analyzing, and resolving ethical issues inherent, dilihat dalam
dua hal yaitu pertama sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip dan norma - norma yang mengatur
pekerjaan ahli kesehatan masyarakat, atau sebagai proses untuk mengidentifikasi, menganalisis,
dan memecahkan masalah atau isu-isu etik yang berkaitan dengan pekerjaan ahli kesehatan
masyarakat). Dengan demikian etika kesehatan masyarakat bisa dianggap sebagai aplikasi norma-
norma dan proses penyelesaian masalah etik kesehatan masyarakat.

Seperti juga Barrett dkk di atas, Powers dan Faden (2006) mendefinisikan Etika

Kesehatan Masyarakat dalam dua perspektif berbeda, yaitu sebagai bidang studi (teoritis) dan
sebagai bidang praktis (aplikasi).
a. Sebagai bidang studi, dinyatakan “understand and clarify principles and values memahami dan
menjelaskan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur tindakan atau kegiatan dalam
kesehatan masyarakat.
b. Sementara sebagai bidang praktis, dinyatakan “apply the relevant principles
mengimplementasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang relevan dalam rangka pengambilan
keputusan.

Dari definisi tersebut, etika kesehatan masyarakat juga berupaya mengidentifikasi dan
Kemudian berupaya menganalisis tindakan-tindakan alternatif dan berbagai konsekuensi yang
didapat untuk memecahkan dilema tersebut.
Lebih lanjut Callahan & Jennings dalam Gostin (2002) melihat etika kesehatan masyarakat bukan
hanya dari sudut pandang teori dan praktis, namun juga advokasi.
Dikatakan bahwa etika kesehatan masyarakat dapat dilihat dalam tiga
perspektif, yaitu :
1. Professional ethis;
2. Applied ethics; dan
3. Advocacy ethics.

Anda mungkin juga menyukai