Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RATNA PUSPITA S.

NIM : 857904799

KELAS : PGSD BI SEM 3 / B

1. Alasan pembelajaran kelas rangkap perlu diadakan antara lain:


a. Berkaitan dengan alasan geografis dimana sulitnya lokasi, terbatasnya sarana
transportasi, permukiman yang berpindah-pindah dan adanya mata pencaharian
khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan sebagainya.
b. Berkaitan dengan alasan demografis dimana mengajar murid yang jumlahnya sedikit
pada suatu daerah dirasa lebih efektif dengan pendekatan PKR. Kondisi ini berlaku
untuk daerah pedesaan dan juga perkotaan. Jika murid yang ada pada suatu sekolah
memang sedikit maka PKR merupakan cara yang lebih praktis dan ekonomis.
c. Alasan selanjutnya yaitu berkaitan dengan masih kurangnya kesediaan dan kemauan
guru untuk mengajar di daerah –daerah pelosok. Meskipun jumlah tenaga itu banyak
dan memenuhi tetapi tidak banyak guru yang mau mengajar di daerah karena alasan
sulitnya sarana transportasi, lokasi yang sulit ditempuh, kurang lengkapnya sarana dan
prasarana dalam mengajar. Selain itu, di daerah terpencil biasanya harga keperluan
sehari-hari lebih mahal sedangkan gaji yang guru terima lebih sedikit dibandingkan
dengan yang didapat di daerah perkotaan.
d. Masih kurangnya ruangan kelas yang tersedia untuk melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar sehingga pendekatan PKR ini diterapkan. Jumlah siswa yang banyak
sedangkan ruangan kelas sedikit mengharuskan untuk menggabungkan 2 kelas
menjadi satu kelas.
e. Adanya guru yang tidak hadir saat proses kegiatan belajar mengajar. Baik di daerah
terpencil maupun di perkotaan, jika ada guru yang berhalangan tidak berangkat
biasanya ada teman guru lain yang akan membantu mengajar di kelas yang kosong.
f. Adanya kemampuan dan kemajuan belajar dari peserta didik yang berbeda pada satu
kelas sehingga pendekatan PKR perlu dilakukan. Selain itu, banyaknya jumlah siswa
pada satu kelas akan lebih efektif jika dipilah menjadi dua atau lebih subkelas dan
pembelajaran bisa dibantu dengan metode tutor sebaya atau kakak kelas.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PKR dan cara mengatasinya.
a. Kendala yang saya hadapi dalam melaksanakan PKR adalah saya mengalami
kesulitan dalam mengatur waktu agar pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Sulitnya membagi waktu dalam pembelajaran kelas rangkap karena dalam satu waktu
harus bisa mengajar 2 kelas atau kadang lebih dari dua kelas. Karena pada dasarnya
saya lebih ke mengajar secara bergiliran. Saya mengajar dua kelas yang berbeda
dengan ruangan kelas yang berbeda jadi saya harus bolak balik menuju kedua kelas
tersebut.
b. Siswa menjadi gaduh atau ramai dan keadaan kelas menjadi tidak kondusif.
Bahkan ada beberapa anak yang tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan dan
malah mengganggu teman lainnya yang sedang mengerjakan tugas.

Solusinya adalah saya harus pintar-pintar mengatur waktu agar terjadi pembelajaran
yang efektif pada kelas rangkap yang saya ampu supaya tidak banyak waktu yang
terbuang sia-sia dan kegiatan pembelajaran berlajalan dengan lancar dan semaksimal
mungkin. Terutama jika saya harus mengajar kelas rendah dan kelas tinggi. Untuk
mengatasinya, saya akan memberi tugas membaca materi terlebih dahulu untuk kelas
yang lebih tinggi sehingga ketika saya pindah mengajar kelas yang lebih rendah
mereka sudah memiliki kegiatan yang harus dikerjakan sembari menunggu guru.
Selain itu saya meminta siswa membuat laporan kegiatan yang dilakukan ketika saya
kembali ke kelas.

c. Kendala selanjutnya yaitu kesulitan dalam menemukan metode yang tepat untuk
mengajar dua kelas yang berbeda. Perbedaan materi dengan tingkat berpikir yang
berbeda tentunya menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menentukan metode yang
sesuai dalam pembelajaran.
Solusinya adalah guru harus bisa menyesuaikan metode yang sesuai dengan masing-
masing materi pada kedua kelas tersebut. Untuk kelas yang lebih rendah, saya
mengurangi penggunaan metode ceramah dan lebih banyak menggunakan media
sederhana yang ada di sekitar kehidupan mereka, atau memberikan tugas
keterampilan atau SBdP, karena biasanya anak kelas bawah akan lebih senang jika
diberi tugas membuat hasta karya atau keterampilan tangan, kelas akan menjadi lebih
menyenangkan. Sedangkan untuk mengajar kelas yang lebih tinggi, saya cenderung
memilih metode tanya jawab, diskusi kelompok atau demonstrasi sehingga siswa
memperoleh pengetahuan yang konkret dan tidak hanya abstrak saja.

3. Cara memelihara dan menciptakan kelas yang tenang dan kondusif pada PKR :
a. Adanya keserempakan kegiatan pembelajaran. Walaupun guru itu mengajar dua kelas
atau lebih pada waktu yang bersamaan atau serempak, tetapi pembelajaran harus
bermutu dan bermakna bagi anak. Artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar
dan bukan hanya sebagai waktu untuk mengisi kekosongan anak.
b. Dalam PKR, semua murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang
bermakna, baik yang berkaitan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan
tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berpikir kritis,
mandiri, bertanggungjawab dan bekerjasama. Pengelolaan kelas yang baik dan
lamanya kegiatan berlangsung akan menentukan tinggi rendahnya waktu keaktifan
akademik siswa.
c. Adanya kontaks psikologis guru dan siswa yang berkelanjutan. Guru harus selalu
berusaha agar setiap dan seluruh siswa mendapat perhatian dari guru secara terus
menerus. Guru harus mampu menguasai berbagai teknik dan mampu melakukan
tindakan instruksional dan tindakan pengolalan yang tepat.
d. Penggunaan sarana prasarana dan waktu yang maksimal dan efisien dapat
meningkatkan waktu keaktifan siswa (WKA). Misalnya dengan memanfaatkan
lingkungan, barang-barang bekas dan segala peralatan yang ada di sekolah . Murid
yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor
serta guru harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien agar waktu tidak
terbuang dengan sia-sia.
e. Guru harus membiasakan murid untuk selalu mandiri. Kemampuan murid untuk
belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih
baik sehingga kadar waktu keaktifan siswa menjadi lebih tinggi.

4. Sumber belajar dalam PKR dan cara pemanfaatannya.


Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data peralatan/sarana narasumber
(orang), waktu yang dapat digunakan peserta didik dalam belajar baik secara terpisah
maupun terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik mencapai tujuan.
Yang termasuk sumber belajar adalah :
a. Buku paket/ buku teks/ buku pelajaran
Buku pelajaran memiliki peranan yang penting dalam kelancaran proses belajar
karena di dalamnya terdapat materi-materi yang akan dipelajari oleh siswa. Dengan
adanya buku pelajaran siswa dapat memperoleh informasi dan menambah
pengetahuan. Siswa bisa membaca materi yang ada di buku atau mereka bisa
mengerjakan tugas yang sudah disediakan di dalam buku tersebut.
b. Sekolah dan guru
Guru merupakan integral dalam pembelajaran. Dalam PKR peranan guru memiliki
kedudukan yang penting karena berhasil tidaknya pembelajaran selain dikarenakan
keaktifan siswa, juga disebabkan oleh guru. Guru harus berperan sebagai manajer
pembelajaran, pelatih, konselor, fasilitator dan pencipta proses belajar yang
menyenangkan. Guru harus mampu mengenali dan memanfaatkan berbagai sumber di
sekitar siswa, diantaranya yaitu sesama guru di satu sekolah atau guru dari sekolah
lain. Dalam pembelajaran kelas rangkap, kemitraan antar guru baik di lingkungan
sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting, terutama guru
yang bertugas di SD dengan sumber belajar yang terbatas. Membiasakan diri
bekerjasa sama sesama guru dapat saling mengisi kekuarangan. Misalnya, guru yang
lebih menguasai matematika dapat membantu guru lain yang menguasainya.
Kekurangan dan kelemahan yang ada dapat diatasi bersama.
c. Lingkungan sekitar
Salah satu upaya yang dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan sekitar dapat
mencakup lingkungan alam dan pengalaman di lingkungan sekitar siswa sehari-hari.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan guru
mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan
dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Belajar di lingkungan
dapat menjadi sarana memupuk kreatifitas, inisiatif, kerjasama atau gotongroyong dan
meningkatkan minat pada pelajaran. Pemilihan lingkungan di luar sekolah sebagai
sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan materi pelajaran, misalnya lingkungan
pasar untuk pelajaran IPS dan Matematika dan tidak menutup kemungkinan untuk
pelajaran IPA. Lingkungan pantai dapat menjadi sumber belajar IPA, IPS dan juga
seni rupa. Dalam kegiatan ini, guru berperan sebagai motivator, artinya guru sebagai
pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.
d. Masyarakat sebagai sumber belajar
Sekolah bukanlah merupakan bagian terpisah dari masyarakat karena PKR merupakan
pendekatan pembelajaran yang memerlukan sumber belajar yang tidak terbatas pada
buku yang ada di sekolah. Sesungguhnya masyarakat merupakan sumber belajar
asalkan guru tahu dan mampu merancang dan memprogramkan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Misalnya tokoh masyarakat
dan para ahli seperti ulama, budayawan, pengrajin, seniman, aparat dapat bertindak
sebagai narasumber untuk informasi tertentu. Contohnya, guru mengundang seorang
polisi ke sekolah untuk memberikan materi tentang tertib lalulintas, atau seorang
ulama untuk memberikan materi pada perayaan hari-hari besar keagamaan, dan
sebagainya.

5. Saya pernah melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, waktu itu saya menggantikan
tugas guru yang sedang ijin karena bersamaan dengan mengikuti diklat, jadi saya
yang menggantikannya. Saya lebih ke pembelajaran yang bergilir dimana saya harus
mengajar dua kelas yang berbeda secara bergantian. Waktu itu kelas yang saya ajar
adalah kelas 2 dan kelas 5. Hasil pembelajaran dengan pendekatan seperti ini tentunya
berbeda dengan guru hanya fokus mengajar pada satu kelas saja. Pembelajaran yang
dilakukan secara bergilir hasilnya tentu kurang maksimal dibandingkan dengan guru
yang mengajar satu kelas saja. Terutama jika guru tersebut harus secara bergiliran
mengajar dua kelas rendah sekaligus. Kelas rendah lebih membutuhkan perhatian
sehingga guru harus selalu mendampingi mereka dalam proses pembelajaran. Jika
guru dalam waktu bergantian harus meningggalkan ruangan kelas untuk mengajar
kelas lain, kebanyakan siswa kelas sebelumnya akan keluar ruangan dan cenderung
ramai. Tetapi berbeda untuk kelas tinggi yang cara berpikirnya sudah lebih matang
dan tingkat kedewasaannya juga sudah lebih berkembang. Kelas tinggi lebih memiliki
rasa tanggungjawab dibandingkan dengan kelas rendah. Sehingga jika guru harus
mengajar kedua kelas secara bergantian, mereka lebih bisa kondusif dan tidak gaduh.
Saya memberikan pesan sebelum meninggalkan kelas untuk mengajar ke kelas yang
lain yaitu ketika saya masuk kembali ke kelas harus ada laporan perkembangan
kegiatan belajar mengerjakan tugas selama saya tinggal.

Anda mungkin juga menyukai