Anda di halaman 1dari 6

Wanita 59 tahun dengan Perdarahan Saluran Cerna Berulang yang Tidak Lazim

Sebagai Manifestasi Awal Tumor Stromal Gastrointestinal

Achmad Zainudin Arif1, Syifa Mustika2


1. Peserta Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2. Supervisor Divisi Gastroenterohepatology Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya

Abstrak

Pendahuluan Gastrointestinal stromal tumor (GIST) adalah istilah yang muncul dari
reklasifikasi leiomyoma dan Leiomyosarcoma dari saluran pencernaan. Kami
mempresentasikan kasus GIST lambung stadium lanjut dengan perdarahan
berulang. Laporan kasus Seorang wanita berusia 59 tahun datang dengan keluhan
perdarahan gastrointestinal akut dan tumor perut yang sebelumnya didiagnosis
sebagai tumor jinak dari leiomioma setelah USG abdomen, CT scan dan laparotomi.
reseksi lengkap tidak dapat dilakukan karena proses metastasis ke organ sekitar.
Pasien diberi imatinib mesylate dan dilakukan tindak lanjut evaluasi menggunakan
CT scan abdomen 1 bulan kemudian. Ada perbaikan pada temuan klinis dan
radiografi. Kesimpulan Neoplasma berasal dari sel mesenchymal harus differensial
didiagnosis dengan GIST dan tes pewarnaan imunohistokimia CD117. Pilihan terapi
pada GIST stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi adalah tyrosin kinase inhibitor
imatinib mesylate.

1. Pendahuluan Kemajuan pemeriksaan histopatologi,


genetika molekuler dan karakterisasi
GIST adalah tumor mesenchymal paling immunophenotypic telah menghasilkan
umum dari saluran pencernaan dengan pemahaman yang lebih baik dan sub
prevalensi 0,1-3 % dari semua keganasan klasifikasi penyakit ini.
gastrointestinal.. Lesi dapat terjadi di mana Imunohistokimia biasanya menunjukkan
saja sepanjang saluran pencernaan, sebagian ekspresi gen reseptor tyrosinekinase (c-Kit
besar timbul di lambung (60 %) dan usus halus atau CD117, tampak pada 95% kasus) dengan
(30 %).1 Meskipun sebagian besar pasien pewarnaan difus di hecytoplasm, dan dengan
memiliki gejala atau ditemukan tumor pada penguatan membran atau akumulasi peri-
pemeriksaan fisik, 25 % dari GIST ditemukan golgi.
secara kebetulan saat pencitraan atau Problem diagnostik pada pasien
pembedahan untuk gangguan lainnya. Tanda merupakan permasalahan utama, karena
dan gejala yang paling sering adalah sakit tidak mungkin untuk mengklasifikasikan
perut, perdarahan pencernaan dan anemia. penyakit ini hanya berdasarkan pencitraan
Tanda dan gejala yang lebih jarang antara lain saja karena hasil pencitraan yang tidak
dispepsia, mual atau muntah, sembelit atau spesifik.3
diare, sering buang air kecil, dan mudah
lelah.2

1
2. Laporan Kasus ulkus di corpus, serta tampak penekanan
lumen duodenum dari ekstra lumen.
Wanita 59 tahun datang ke IGD dengan
keluhan cepat lelah yang dirasakan pada saat
mengerjakan perkerjaan rumah sehari-hari,
pasien juga mengeluh buang air besar
berwarna kehitaman seperti petis beberapa
hari sebelumnya. Keluhan seperti ini dirasakan
berulang dengan episode pertama kali lima
bulan yang lalu disertai juga benjolan di perut.
Keluhan benjolan pada perut sebelah kanan
atas dirasakan sejak satu tahun yang lalu.
Benjolan bertambah besar perlahan,
menyebabkan perut terasa penuh dan
perasaan cepat kenyang saat makan.
Riwayat sebelumnya pasien pernah Gambar 1. Pemeriksaan endoskopi
menjalani pemeriksaan USG dan CT scan
abdomen dengan kontras pada tanggal 26 Sedangkan pada pemeriksaan colonoscopy
januari 2015 dan didapatkan hasil massa hanya didapatkan kolitis non spesifik pada
heterogen pada hemiabdomen kanan atas rektosigmoid. Dengan pertimbangan keluhan
sugestif benign dan hepatomegali. Operasi pasien yang memberat dilakukan pemeriksaan
laparotomi eksplorasi telah dilakukan tanggal CT scan abdomen dengan kontras ulang
24 Februari 2015 namun didapatkan (gambar 2) tanggal 27 Juli 2015 dan
perlengketan ke organ sekitar sehingga tidak didapatkan massa heterogen intraperitoneal
dapat dilakukan reseksi tumor dan hanya pada hemiabdomen kanan atas dengan
dilakukan biopsi yang selanjutnya kecurigaan GIST dd kista dermoid dengan
memberikan hasil patologi anatomi proliferasi ukuran massa yang bertambah.
sel berbentuk spindel. Pasien tidak rutin Pasien juga menjalani pemeriksaan
kontrol dan setelah lima bulan pasien kembali enteroskopi single baloon pada tanggal 13
mengalami keluhan yang sama dan berobat ke Agustus 2015 dan didapatkan ulkus yang
rumah sakit. diduga akibat infiltrasi tumor di duodenum
Pada pemeriksaan fisik tampak konjungtiva terminalis (gambar 3).
yang anemis dan teraba massa pada perut
sebelah kanan atas, bentuk bulat, diameter
sekitar 15 cm, tepi tumpul dan rata, terasa
nyeri bila ditekan, pemeriksaan rektal touche
menunjukkan adanya melena. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 9 Agustus 2015
menunjukkan nilai hemoglobin yang rendah
5.4 gr/dL.
Pemeriksaan endoskopi (gambar 1) tanggal
24 Juli 2015 menunjukkan adanya esofagitis
dengan gastritis erosiva yang masih di
diagnosis banding dengan gastritis dengan Gambar 2. CT scan kontras abdomen

2
Dilakukan pemeriksaan histologi patologi ukuran tumor relatif tetap namun didapatkan
anatomi dan pengecatan imunohistokimia penurunan densitas dari massa tumor..
CD117 (gambar 4) pada hasil biopsi awal dan
didapatkan hasil sel berbentuk spindle dan 3. Diskusi
memberikan hasil imunohistokimia yang
positif kuat untuk CD 117. Pasien didiagnosis GIST merupakan keganasan yang jarang,
sebagai GIST dengan selanjutnya terhitung hanya 1-2% dari semua keganasan
mendapatkan terapi imatinib mesyate gastrointestinal. Tumor ini dapat terjadi pada
(Gleevec) 1x400mg. semua usia, namun lebih dari 80% kejadian
yang dilaporkan didapatkan pada pasien yang
lebih tua dari 50 tahun dan lebih sering
didapatkan pada laki-laki.3 GIST kebanyakan
terjadi di gaster (50-60%), lokasi GI lainnya
termasuk kandung empedu, retroperitoneum,
mesenterium dan omentum. Proses
metastasis ke hati dan peritoneum juga
pernah dilaporkan.1 Pada Laporan kasus ini,
faktor resiko terjadinya gist yaitu pasien
berusia 59 tahun, pada saat tindakan
laparotomi didapatkan perlengketan di
daerah sekitar tumor yang kemungkinan
suatu metastasis ke omentum atau
peritoneum.
Gambar 3. Single baloon enteroscopy Ukuran Tumor dapat bervariasi dari kecil
sampai sangat besar. Pada lesi yang lebih
kecil, dapat berukuran hanya beberapa
milimeter, biasanya tanpa gejala dan
didiagnosis secara kebetulan atau ditemukan
pada saat otopsi. Massa yang besar dapat
tumbuh hingga ukuran 35 cm, dengan ukuran
rata-rata pada diagnosis awal adalah 5 cm dan
dapat menyebabkan ulkus dan dapat
memberikan gejala perdarahan
gastrointestinal.3 Gejala umum yang muncul
antara lain cepat lelah, perdarahan saluran
cerna, massa yang teraba, anemia dan
malaise. Gambaran pencitraan mirip dengan
Gambar 4. Pengecatan CD117 Leiomyosarcoma.1 Hal ini sesuai dengan
gambaran klinis pada pasien kami antara lain
Pada pasien dilakukan pemeriksaan follow anemia, perdarahan gastrointestinal dan
up 1 bulan setelah pemberian terapi imatinib tumor abdomen.
mesylate. Secara klinis didapatkan perbaikan Gambaran USG GIST yang hipoechoic
berupa berkurangnya ukuran tumor. dengan perubahan ke arah kistik/nekrotik
Dilakukan pemeriksaan CT scan abdomen sulit untuk dibedakan dari limfoma,
dengan kontras ulang, didapatkan hasil metastasis dan adenokarsinoma. Massa

3
berbentuk bel exophytic dengan sedikit membranous dan perinuclear lebih jarang
kontak ke usus adalah gambaran sugestif dari didapatkan. Intensitas pewarnaan KIT dapat
GIST. Limfadenopati seringkali tidak menjadi tidak konsisten. Penggunaan titer
didapatkan. Pada CT scan dan MRI, tumor ini antibodi KIT/CD117 yang tepat diperlukan
muncul sebagai massa yang heterogen untuk menghindari pewarnaan yang
dengan nekrosis sentral dan komponen ekstra berlebihan dan dapat menggambarkan
luminal yang besar. Perdarahan berat di neoplasma lain sebagai GIST. Intensitas
dalam massa terkait dengan stroma tumor pewarnaan tidak memiliki nilai prediktif dari
yang hypervascular. Kalsifikasi kadang-kadang respon tumor terhadap terapi. Pewarnaan KIT
juga didapatkan. Nekrosis berbentuk bulan yang positif juga dapat ditemukan pada tumor
sabit pada lesi ekstraluminal juga sugestif lainnya termasuk melanoma, angiosarcoma
untuk tumor stroma. Sesuai dengan gambaran dan neuroblastoma, dan karena itu tidak
pada pasien, terdapat massa yang berbatas cukup untuk membuat diagnosis GIST.
tegas terhadap hepar berbentuk seperti ginjal Diagnosis yang lebih meyakinkan dapat dibuat
tanpa adanya limfadenopati. MRI berguna dengan hubungan yang selaras antara
dalam menggambarkan tumor, morfologi tumor dan imunofenotipe. Penanda
mendefinisikan hubungannya dengan organ tambahan yang juga diekspresikan pada
sekitar dan dalam mendeteksi perdarahan tumor gastrointestinal antara lain CD34
dan nekrosis. antigen (70 %), aktin otot polos (30-40%),
Saat ini telah diketahui bahwa GIST timbul desmin (<5%) dan protein S100 (~5%).
dari pertumbuhan stem sel pluripotential Imunofenotipe bervariasi menurut lokasi
mesenchymal yang diprogram untuk anatomis.1
berdiferensiasi menjadi sel-sel cajal interstitial Temuan CT scan yang mendukung tumor
di pleksus myenteric.2 Sel Cajal adalah sel alat stroma ganas antara lain ukuran >5cm,
pacu saluran pencernaan membentuk lobulasi, heterogenesitas dengan nekrosis
hubungan antara ujung saraf otonom dan otot sentral, infiltrasi mesenterika, limfadenopati
polos. Mereka memiliki fitur ultra struktural regional dan pertumbuhan exophytic.
dan immunophenotypic seperti otot polos dan Metastasis terjadi melalui infiltrasi langsung,
neuron.1 Perkembangan menjadi tumor rute hematogen atau penyebaran secara
diduga disebabkan oleh mutasi dari gen c-kit langsung ke intraperitoneal.1 Sebagian besar
yang berhubungan dengan aktifasi dari gen ini penyebaran dari GISTs pada awal ditemukan
oleh reseptor tyrosin kinase tanpa rangsangan adalah metastase ke intra-abdominal, dengan
dari ligan. metastasis ke hati, omentum, atau rongga
Autofosforilasi dari reseptor KIT (CD117) peritoneum Jarang didapatkan metastase ke
atau platelet-derived growth factor receptor kelenjar getah bening dan daerah lain.
alpha (PDGFRA) menyebabkan terjadinya Pada pasien didapatkan ukuran tumor
aktivasi dari resepptor dan pertumbuhan yang besar dengan perlengketan ke organ
tumor.2 Sel otot polos yang normal dan sekitar, CT scan menunjukkan ukuran yang
neoplasma dari sel schwann tidak memiliki membesar dari 72.8x81.8x74.2mm menjadi
mutasi dari gen KIT dan tidak mengekpresikan 118x105x86mm. Pemeriksaan indeks mitosis
protein KIT. 3 tidak dilakukan. Dari ukuran tumor yang lebih
Hampir 95% pengecatan tumor dari 10cm maka dapat disimpulkan bahwa
memberikan hasil positif untuk KIT (CD117). pasien memiliki resiko tinggi.
Bahkan kadang dapat memberikan gambaran Pada kondisi pasien dengan metastatik
difus hingga sitoplasma sel. Gambaran dan penyebaran lokal yang berat, imatinib

4
adalah pengobatan standar. Hal ini berlaku sediaan biopsi menunjukkan hasil positif
juga untuk pasien metastatik yang telah untuk CD117. Pasien selanjutnya diberikan
benar-benar dibebaskan dari semua lesi terapi imatinib mesylate (Gleevec). Follow up
dengan pembedahan. Dosis standar imatinib dijadwalkan 1 bulan setelah terapi, dilakukan
adalah 400 mg per hari. Telah disampaikan evaluasi secara klinis dan pemeriksaan
bahwa pasien dengan mutasi ekson 9 KIT penunjang dengan CT scan abdomen.
lebih baik dalam hal harapan hidup bebas dari Didapatkan perbaikan secara klinis berupa
progresi tumor pada tingkat dosis yang lebih penurunan kekenyalan dari tumor dan
tinggi, yaitu 800 mg setiap hari. Sehingga perbaikan secara radiologis berupa
ditetapkan pengobatan itu menjadi standar penurunan densitas massa tumor dari CT scan
dalam subkelompok ini . Pengobatan harus abdomen tanpa peningkatan ukuran massa
dilanjutkan tanpa batas waktu, karena tumor.
penghentian pengobatan umumnya diikuti
oleh perkembangan yang relatif cepat dari Daftar Pustaka
tumor di hampir semua kasus, bahkan ketika
lesi sebelumnya telah diterapi dengan 1. Sjorgen PP, Banerji, N, Batts KP, Graczyk MJ,
pembedahan. Pendekatan standar dalam Dunn DH, Rare presentation of a
kasus progresi tumor pada pemberian dosis gastrointestinal stromal tumor with
400 mg adalah untuk meningkatkan dosis spontaneous esophageal perforation : A case
imatinib menjadi 800 mg setiap hari. Apabila report; International Journal of Surgery Case
tetap terjadi progresi tumor atau terdapat Reports 4 2013; 636– 639
intoleransi pada imatinib, pengobatan standar
lini kedua adalah sunitinib.5,6 2. Vinagreiro M, Valverde JN, Guerreiro E,
Initial presentation of a giant gastrointestinal
Faktor-faktor prognostik angka harapan
hidup pada pasien GIST adalah ukuran tumor, stromal tumour of the stomach with recurrent
spontaneous intra-peritoneal haemorrhage,
lokasi (lambung vs usus halus), dan indeks
mitosis dinyatakan sebagai mitosis per lapang International Journal of Surgery Case Reports
9 2015; 1–4
pandang besar.7,8
Pada pasien didapatkan perbaikan secara 3. Khanna V, Lakhtakia R, Maurya MV, Kapur
klinis dengan penurunan kekenyalan tumor, BN, Gastrointestinal Stromal Tumour (GIST)
sedangkan dari pemeriksaan radiologis tidak From an Imaging Perspective; MJAFI 2005;
didapatkan pembesaran massa tumor dalam 1 61 : 381-384
bulan pengobatan, didapatkan juga
penurunan densitas tumor yang ditunjukkan 4. Casali PG, Blay JY, Gastrointestinal stromal
dari CT scan evaluasi yang dibandingkan tumours: ESMO Clinical Practice Guidelines for
dengan CT scan abdomen awal. diagnosis, treatment and follow-up, Annals of
Oncology 2010; 21 (Supplement 5): v98–v10
4. Kesimpulan
5. Lai ECH, Lau SHY, Lau WY, Current
management of gastrointestinal stromal
Telah dilaporkan pasien wanita usia 59
tumors - A comprehensive review,
tahun dengan keluhan perdarahan saluran
International Journal of Surgery 10 2012; 334
cerna bagian atas berulang, cepat lelah dan
– 340
tumor abdomen. Dilakukan CT scan abdomen
dan biopsi. Pasien didiagnosis sebagai GIST 6. Gonzales JT, Gastrointestinal stromal tumor
setelah hasil pengecatan imunohistokimia (GIST) presenting as a groin mass mimicking

5
an incarcerated hernia, International Journal
of Surgery Case Reports 6 2015; 166–168

7. Gastrointestinal Stromal Tumors Jill K.


Onesti l Laurence E. McCahill

8. Rubin BP, GIST and EGIST, Enzinger and


Weiss’s Soft Tissue Tumors 2012; Chapter 18 :
569-590

Anda mungkin juga menyukai